Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII

MTS MUHAMMADIYAH BATULIMAN INDAH DALAM


MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL HIMPUNAN
RATNAWATI
Universitas Muhammadiyah Lampung, Lampung
Email : Ratnawati199912@gmail.com

ABSTRAK
Koneksi matematika adalah kemampuan menghubungkan konsep-konsep matematika antara konsep matematika itu
sendiri dan mengaitkan konsep-konsep matematika dengan bidang lainnya (luar matematika). Masalah kontekstual
matematika dapat digunakan untuk melihat dan membangun kemampuan matematis siswa. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa MTS ketika memecahkan masalah
kontekstual pada materi yang ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Data penelitian diperoleh melalui tes koneksi matematika dan wawancara. Pendekatan pengumpulan data penelitian
ini dengan pemberian ujian tes sebanyak dua soal dalam bentuk cerita. Berdasarkan studi yang telah dilaksanakan
ada beberapa aspek kesulitan dalam belajar diantaranya meskipun sebagian besar siswa sudah paham mengenai
konsep himpunan, mereka masih mengalami beberapa kesulitan belajar, seperti tidak bisa memahami masalah, tidak
berhati-hati dalam mencatat anggota himpunan, dan mengalami kesulitan dalam membuat model matematika yang
diperlukan. koneksi representasi tidak dilakukan karena siswa jarang menggunakan diagram Venn. Siswa yang
mampu secara matematis tidak membuat koneksi pemodelan, koneksi konsep, koneksi representasi, dan koneksi
prosedural. Siswa yang berkemampuan matematika rendah tidak membuat koneksi pemodelan, koneksi konsep,
koneksi representasi dan koneksi prosedural.
Kata Kunci : Koneksi Matematika, Masalah Kontekstual

PENDAHULUAN
Matematika adalah ilmu penting yang dipelajari di seluruh tingkatan sekolah di Indonesia, dari
mulai taman kanak-kanak hingga univesitas. Dan faktanya ilmu matematika dapat diterapkan
pada banyak aspek kehidupan dan berperan penting dalam pola pikir manusia. Beberapa siswa
percaya bahwa menguasai matematika adalah tugas yang sulit. Matematika tidak disukai karena
beberapa alasan, salah satunya karena berkaitan dengan konsep-konep abstrak. Matematika
lebih dari sekedar menghafal rumus dan mengartikan simbol, Tetapi kita dituntut harus
mempelajari ilmu dasar matematika, dari yang sederhana hingga yang kompleks.

Berdasarkan yang saya teliti di MTs Muhammadiyah Batuliman Indah, khususnya kelas VII,
hasil belajar siswa pada materi himpunan masih kurang baik. Selain itu, pembelajaran
matematika lebih terpaku pada guru, sedangkan siswa umumnya tidak dilibatkan dan cenderung
pasif. Selain itu, sebagian besar siswa menunjukkan bahwa mereka mengalami kesulitan
memahami penjelasan materi dasar matematika. Beberapa siswa juga mengaku bahwa mereka
hanya menghafal rumus tanpa mengetahui alur rumus awal atau alur penyelesaian akhir yang
menjadi dasar suatu masalah. Selain itu, jikalau siswa diberi tes berupa soal yang sedikit berbeda
yang membutuhkan penalaran yang lebih tinggi, mereka akan kesulitan. Hanya beberapa siswa
yang dapat menyelesaikan tes soal dengan akurat dan benar dari seluruh kelas. Siswa ini
biasanya memang tergolong lebih pintar dari siswa lain. Kebanyakan siswa tidak mengingat inti
pelajaran yang telah dipahami dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya atau materi yang baru
dijelaskan oleh guru. Selain itu juga guru di MTs Muhammadiyah Batuliman indah bukan dari
lulusan sarjana pendidikan matematika melainkan dari sarjana ekonomi syariah jadi mungkin itu
salah satu hambatan untuk memahami materi yang sedang dijelaskan bagi siswa,kelas VII
tersebut. Menurut (Rahmi dkk., 2020). Matematika merupakan mata pelajaran dimana materi-
materi di dalamnya saling memiliki keterkaitan atau hubungan.

Koneksi matematis secara umum adalah hubungan secara internal (dalam matematika) dan
eksternal (luar matematika). Hubungan internal merupakan hubungan antara ide matematika
dengan matematika baik yang sedang dipelajari atau matematika yang lain. Hubungan eksternal
yaitu hubungan antar matematika dengan bidang keilmuan lain di luar matematika ataupun
dalam kehidupan sehari-hari. (Dewi, 2013, p. 284) mengungkapkan bahwa kemampuan koneksi
matematis adalah kemampuan menghubungkan konsep-konsep matematika antara konsep
matematika itu sendiri dan mengaitkan konsep-konsep matematika dengan bidang lainnya (luar
matematika). Menurut (Hendriana, 2017, p. 83) menjelaskan, “siswa sekolah menengah harus
memiliki dan mengembangkan kemampuan matematis salah satunya yaitu koneksi matematis”.
Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa koneksi matematis adalah kemampuan yang
dibangun sebagai pengaitan atau penghubung antar konsep matematika, antar matematika
dengan ilmu pengetahuan lain, serta antar matematika dengan masalah kehidupan nyata.

Salah satu cara untuk menguatkan koneksi matematis adalah dengan memberikan masalah yang
tidak rutin (Webb dkk., 2011). Salah satu masalah nonrutin adalah masalah kontekstual. Masalah
kontekstual biasanya diberikan pada siswa dalam bentuk soal cerita. Menurut Ahmad dkk
(2010), menyelesaikan soal cerita menjadi salah satu komponen penting dalam memecahkan
masalah matematika yang menghubungkan kehidupan nyata dan penerapannya. Oleh karena itu,
koneksi matematis berkaitan dengan penyelesaian masalah kontekstual berupa soal cerita.

Masalah yang sulit untuk diselesaikan oleh siswa salah satunya adalah masalah pada materi
himpunan. Dwidarti (2019) menyatakan bahwa materi himpunan sulit dipahami oleh siswa
karena operasi dan notasi yang digunakan dalam materi himpunan berbeda dengan yang
digunakan pada operasi dan notasi dalam bilangan. Menurut Eksan (dalam Natsir, dkk.,2016)
siswa mengalami kesulitan ketika menuliskan masalah kehidupan nyata menjadi bentuk
himpunan dan menuliskan anggota himpunannya, siswa juga kesulitan dalam menentukan
anggota yang merupakan himpunan dan bukan merupakan himpunan sehingga mengalami
kesalahan. Selain itu, guru mata pelajaran matematika di MTs Muhammadiyah Batuliman Indah
juga mengatakan bahwa siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal cerita materi
himpunan. Hal ini menunjukkan bahwa guru perlu mengetahui bagaimana siswa membuat
koneksi matematis ketika menyelesaikan masalah kontekstual materi himpunan.

Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya berdasarkan empat indikator koneksi
matematis yang digunakan, yaitu koneksi pemodelan, koneksi konsep, koneksi representasi, dan
koneksi prosedur. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana kemampuan
koneksi matematis siswa MTS dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika, yaitu
pada materi himpunan. Sehingga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh guru
untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa, terutama pada koneksi matematika
dengan masalah kontekstual. Hal ini dapat menjadi tolak ukur apakah strategi pembelajaran
matematika yang telah diterapkan perlu ditingkatkan atau perlu adanya perubahan, sehingga guru
dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.

METODE
Peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dimana data-data yang dianalisis
merupakan hasil pengerjaan soal tes koneksi matematis dan peneliti akan mendeskripsikan
proses koneksi matematis dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi himpunan.
Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII dengan tingkat kemampuan yang heterogen. Kelas
tersebut diberikan soal tes koneksi matematis, kemudian subjek penelitian dipilih berdasarkan
kemampuan matematis siswa yang dilihat dari hasil belajar semester ganjil dan saran dari guru
matematika. Terdapat tiga kategori kemampuan matematis siswa, diantaranya adalah
kemampuan matematis tinggi, kemampuan matematis sedang, dan kemampuan matematis
rendah. Pada masing-masing kategori akan dipilih satu siswa untuk dijadikan sebagai subjek
penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan digunakan sebanyak 3 subjek penelitian..
Instrumen-instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti, soal tes koneksi matematis, pedoman
wawancara, dan lembar validasi. Instrumen utama adalah peneliti karena peneliti merencanakan
penelitian, melaksanakan penelitian, menganalisis data, dan menyusun laporan hasil penelitian.
Soal tes koneksi matematis terdiri dari satu soal masalah kontekstual berupa soal cerita. Soal tes
koneksi matematis dapat dilihat pada Lampiran 1. Pedoman wawancara merupakan daftar
pertanyaan yang dimanfaatkan sebagai alat untuk mengetahui bagaimana strategi siswa dalam
menyelesaikan masalah kontekstual himpunan. Setelah peneliti menyusun instrumen soal tes dan
pedoman wawancara, instrumen-instrumen tersebut kemudian divalidasi oleh dosen validator.

Anda mungkin juga menyukai