DOI: 10.20527/edumat.v9i1.10208
Kata kunci: contextual teaching and learning, pemecahan masalah, faktorial desain
69
70, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 9, Nomor 1, April 2021, hlm. 69 – 79
litian Aprillia et al. (2020); Femisha & Madio Kemampuan pemecahan masalah mate-
(2021), CTL mampu meningkatkan disposisi matis siswa diukur menggunakan tes. Tes
matematis siswa. terdiri 6 buah soal uraian. Sebelum diguna-
Berbeda dari penelitian-penelitian kan, tes telah teruji validitas dan reabili-
tersebut, tujuan penelitian ini bukanlah untuk tasnya, dengan daya pembeda yang baik
meningkatkan disposisi matematis siswa. dan tingkat kesukaran beragam, mulai dari
Pada penelitian ini, disposisi matematis mudah hingga sukar.
dipandang sebagai variabel moderator yang Angket berfungsi untuk mengetahui
mungkin memberikan pengaruh terhadap disposisi matematis siswa, kemudian
kemampuan pemecahan masalah matematis mengelompokkannya menjadi 3 kategori.
pada pembelajaran CTL. Masih sedikit Angket menggunakan skala Likert dengan 4
penelitian yang melihat pengaruh CTL pilihan jawaban. Angket terdiri atas 22 butir
terhadap kemampuan pemecahan masalah pernyataan berdasarkan indikator disposisi
dari sudut pandang disposisi matematis. matematis. Angket telah teruji kevalidannya
Pada penelitian ini, peneliti menganalisis dan memiliki tingkat reabilitas tinggi. Lembar
kemampuan pemecahan masalah dalam observasi digunakan untuk melihat keter-
pembelajaran CTL ditinjau dari disposisi laksanaan CTL dalam pembelajaran.
matematis siswa. Tujuan penelitian ini Untuk pengujian hipotesis diguna-
adalah: (1) mengetahui perbedaan kemam- kan uji anova dua jalur, dengan α=0,05.
puan pemecahan masalah matematis siswa Adapun hipotesis yang diuji adalah:
pada pembelajaran CTL dengan pembela- Hipotesis 1
jaran konvensional, (2) mengetahui perbe- Ho = Tidak terdapat perbedaan rata-rata
daan kemampuan pemecahan masalah kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang memiliki disposisi matematis siswa yang mengikuti
tinggi, sedang dan rendah dan (3) menge- pembelajaran CTL dengan siswa
tahui apakah terdapat interaksi model pem- yang belajar dengan pembelajaran
belajaran dan disposisi matematis terhadap konvesional
kemampuan pemecahan masalah. Ha = Terdapat perbedaan rata-rata
kemampuan pemecahan masalah
METODE matematis siswa yang mengikuti
Penelitian ini menguji pengaruh pembelajaran CTL dengan siswa
CTL terhadap kemampuan pemecahan yang belajar dengan pembelajaran
masalah, dengan memperhatikan kemung- konvesional
kinan pengaruh disposisi matematis. Pene- Hipotesis 2
litian ini termasuk eksperimen dengan desain Ho = Tidak terdapat perbedaan rata-rata
factorial (Sugiyono, 2013). Populasi dalam kemampuan pemecahan masalah
penelitian ini adalah 197 siswa SMPN 3 matematis siswa yang memiliki
Tambang. Sampel penelitian dipilih dengan disposisi matematis tinggi, sedang,
teknik cluster random sampling. Kelompok dan rendah
kontrol adalah siswa kelas VII-1 dan kelas Ha = Terdapat perbedaan rata-rata
VII-3 sebagai kelompok eksperimen yang kemampuan pemecahan masalah
masing-masing berjumlah 28 orang. matematis siswa yang memiliki
Pengumpulan data penelitian menggunakan disposisi matematis tinggi, sedang,
tes, angket dan lembar observasi. dan rendah
72, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 9, Nomor 1, April 2021, hlm. 69 – 79
Hipotesis 3
Ho = Tidak terdapat interaksi antara HASIL DAN PEMBAHASAN
model pembelajaran dengan Hasil
disposisi matematis terhadap Gambar 1 di bawah ini memperli-
kemampuan pemecahan masalah hatkan aktivitas guru dan siswa dalam
matematis siswa pembelajaran semakin meningkat tiap
Ha = Terdapat interaksi antara model pertemuannya. Pada pertemuan pertama,
pembelajaran dengan disposisi persentase keterlaksanaan pembelajaran
matematis terhadap kemampuan CTL adalah 68,75%. Hal ini disebabkan
pemecahan masalah matematis karena peneliti dan siswa baru melakukan
siswaetode penelitian berisi: 1) jenis adaptasi, sehingga masih terdapat beberapa
penelitian; 2) subjek penelitian atau langkah yang belum terlaksana dengan baik.
populasi dan sampel (sasaran Misalnya, pada langkah menyelesaikan
penelitian); 3) teknik pengumpulan persoalan kontekstual. Siswa masih harus
data; 4) dan teknik analisis data. dibiasakan untuk membangun pengetahuan-
nya melalui persoalan kontekstual.
Terlihat pada Tabel 3 bahwa thitung < Sebelum melakukan uji hipotesis, berikut
ttabel , sehingga Ho diterima. Artinya, kedua disajikan statistik deskriptif kemampuan
kelompok memiliki kemampuan pemecahan pemecahan masalah siswa.
masalah yang sama sebelum perlakuan.
Tabel 4 Statistik Deskriptif Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Kelompok N Rata-rata SD Xmax Xmin Skor Ideal
Eksperimen 28 38,89 11,69 53 2 60
Kontrol 28 23,96 14,25 46 0 60
Tabel 5 Hasil Uji Anova Dua Jalur Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Sumber Jumlah
df Varians Fhitung Ftabel Keputusan
Data Kuadrat
Baris 4430,63 1 4430,63 27,68 4,03 Ho ditolak
Kolom 706,91 2 353,45 2,20 3,18 Ho diterima
Interaksi -8242,78 2 -4121,39 -25,75 3,18 Ho diterima
Galat 8002,40 50 160,05 - -
74, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 9, Nomor 1, April 2021, hlm. 69 – 79
Dari Tabel 5 diperoleh informasi yang dilakukan oleh Dayani & Hasanuddin
bahwa: (1) Hipotesis 1 (lihat baris pertama) (2020); Khotimah & Masduki (2016); Yulinda
disimpulkan Ho ditolak, artinya terdapat et al. (2016). Dalam pembelajaran CTL
perbedaan yang signifikan rata-rata kemam- siswa terlibat aktif untuk menemukan
puan pemecahan masalah matematis siswa konsep, kaitan dan aplikasi konsep di
yang melaksanakan pembelajaran CTL kehidupan nyata (Yulinda et al., 2016).
dengan pembelajaran konvensional. (2) Selama pembelajaran, tercipta diskusi yang
Hipotesis 2 (lihat baris kedua) menunjukkan dinamis, pertukaran ide diantara siswa
bahwa Ho diterima, artinya siswa dengan (Khotimah & Masduki, 2016).
disposisi tinggi, sedang dan rendah tidak Masalah matematis yang brorientasi
memiliki kemampuan pemecahan masalah pada dunia nyata yang disajikan dalam CTL
matematis yang berbeda secara signifikan. mampu merangsang kemampuan berpikir
(3) Hipotesis 3 (lihat baris 3) menunjukkan tingkat tinggi siswa (Mawaddah & Yulianti,
tidak adanya pengaruh interaksi antara 2014). Pemilihan maslaah kontekstual yang
model pembelajaran dengan disposisi baik akan mendukung pemahaman konsep
matematis terhadap kemampuan peme- yang mendalam (Sumirattana et al., 2017)
cahan masalah. Proses pembelajaran CTL melalui
penemuan (inkuiri), sehingga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
Pembahasan menemukan, menerapkan dan
Dari tabel 2 dapat diperoleh menyelesaikan masalah yang berkaitan
informasi bahwa siswa di SMPN 3 Tambang dengan konsep yang ditemukan (Mayasari &
belum terampil dalam memcahkan maslaah Danaryanti, 2018). Inkuiri membantu siswa
matematis. Hal ini dapat disebabkan oleh memperdalam pemahamannya mengenai
kurangnya kaitan pembelajaran matematika suatu konsep (Newton & Jr, 2020). Siswa
di kelas dengan kehidupan nyata siswa juga diajak untuk merefleksikan dan
(Surya et al., 2013). Guru sebagai salah mengevaluasi temuan ataupun jawaban
faktor utama yang mempengaruhi prestasi yang diperoleh, membandingan dengan hasil
belajar siswa (Sumaryanta et al., 2019), kerja teman-temannya. Selama
maka guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran mereka bekerjasama, saling
pembelajaran yang mendorong siswa bertanya dan berdiskusi, berbagi ide dan
meningkatkan kemampuan berpikir dan mempertahankan pendapat dalam
keterampilan matematisnya (Kamaliyah, masyarakat belajar yang aktif. Guru menjadi
2016). Salah satunya dengan menerapkan penengah dan mengkonfirmasi temuan
contextual teaching and learning (CTL). ataupun jawaban yang diberikan siswa.
Hasil penelitian (lihat Tabel 4) Komunikasi dalam lingkungan belajar seperti
menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan ini dapat memberikan pengalaman bagi
pemecahan masalah matematis siswa yang siswa dalam menjelaskan dan mengkla-
belajar dengan CTL lebih tinggi dibanding- rifikasi pemikiran mereka, menyediakan
kan pembelajaran konvensional. Uji anova kesempatan untuk berpikir dan bernalar
dua jalur membuktikan bahwa perbedaan ini mengenai apa yang mereka kerjakan
signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil (Zulkarnain et al., 2021). Interaksi antar
penelitian ini mendukung hasil penelitian siswa dan antara siswa dengan guru
Rines Noferina, Erdawati Nurdin, Noviarni, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa....... 75