net/publication/340603610
CITATIONS READS
7 4,257
1 author:
Andri Anugrahana
Universitas Sanata Dharma
21 PUBLICATIONS 511 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Andri Anugrahana on 23 March 2022.
Andri Anugrahana
PGSD, Universitas Sanata Dharma
Email:andrianugrahana@gmail.com
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan
mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung
bilangan bulat serta mencari faktor mahasiswa melakukan kesalahan. Subjek dalam
penelitian ini adalah mahasiswa calon guru sekolah dasar PGSD Universitas Sanata
Dharma. Mahasiswa diberikan soal dan dianalisis kesalahan dari mahasiswa dan dicari
alasannya. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif sehingga data yang
ada dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif. Dari hasil analisis data dapat
disimpulkan bahwa: Kesalahan konseptual yang dilakukan mahasiswa : (1) operasi
hitung campuran perkalian, penjumlahan dan pengurangan, (2) operasi hitung perkalian
dan pengurangan, (3) operasi distribusi, (4) kurang memahami penjumlahan dan
pengurangan sama kuat. (5) operasi hitung dari sebelah kiri dan menyamakan semua
operasi hitung memiliki bentuk yang sama. Kesalahan prosedural yang dilakukan
mahasiswa: (1) tidak melihat perbedaan antara operasi hitung campuran, melakukan
kesalahan dengan operasi pengurangan terlebih dahulu, (2) mengumpulkan dengan
subtitusi terlebih dahulu lalu dioperasikan, (3) tidak dapat menjumlahkan operasi hitung
pengurangan dengan bilangan negatif. Faktor-faktor mahasiswa melakukan kesalahan:
(1) mahasiswa tidak teliti dalam mengoperasikan operasi bilangan bulat, (2) mahasiswa
buru-buru dalam mengerjakan soal, (3) mahasiswa binggung atau belum bisa
membedakan setiap tanda operasi yang diberikan dalam soal, (4) mahasiswa tidak
memahami aturan dalam operasi hitung bilangan bulat.
91
92|SIGMA, Volume 5, Nomor 2, Maret 2020, Hlm 91-99
ini juga didukung oleh kesalahan konsep menunjukkan bahwa mahasiswa masih ada
adalah kesalahan dalam menggunakan yang melakukan kesalahan- kesalahan
konsep-konsep yang terkait dengan materi. konsep matematika saat menjelaskan.
Kesalahan konsep dapat terjadi pada siswa Kesalahan dilakukan mahasiswa pada
di antaranya karena salah dalam memahami konsep dasar yang seharusnya sudah
makna soal dan salah dalam menggunakan dikuasi oleh mahasiswa. Ramlan (2017:
konsep variabel yang akan digunakan 182) menjelaskan bahwa matematika adalah
(Subaidah dalam Widodo 2013: 107). ilmu pengembangan daya pikir manusia.
Kesalahan konsep tidak hanya terjadi Maka penting bagi mahasiswa untuk
pada siswa sekolah dasar tetapi dapat juga menguasai konsep matematika sehingga
terjadi pada calon guru sekolah dasar. ketika menjadi guru mampu
Kesalahan yang dilakukan mahasiswa mengembangkan daya pikir siswa di
adalah kesalahan konsep yang sangat sekolah. Zayyadi dan Kurniati (2018)
mendasar sekali. Jika kesalahan ini menjelaskan aktivitas matematika
dibiarkan saja maka akan berdampak pada melibatkan dua jenis penalaran antara lain
kesalahan-kesalahan yang berikutnya. penalaran dihasilkan oleh dugaan, dan
Apalagi calon guru SD (mahasiswa penalaran melalui pengetahuan matematika
Pendidikan Guru Sekolah Dasar/PGSD) yang terbukti. Masalah dalam matematika
(Amini dan Munandar, 2010) yang nantinya adalah pertanyaan atau soal yang harus
akan menjadi Pendidik bagi anak-anak diselesaikan atau direspon (Aini, 2017;
sekolah dasar. Dan jika kesalahan sudah Zayyadi dan Subaidi, 2018). Artinya
terjadi pada gurunya maka akan berdampak mahasiswa sebagai calon guru di sekolah
kesalahan konsep pada siswa SD. Maka dasar yang juga akan mengajar matematika
LPTK yang merupakan lembaga yang perlu dapat menjelaskan konsep pada siswa.
menghasilkan tenaga pendidik (guru) dan Meskipun matematika masih diangap mata
tenaga kependidikan berusaha membekali kuliah yang sulit, hal ini sejalan dengan
berbagai pengetahuan bagi calon guru. hasil penelitian Primasatya yang
Guru tidak hanya lulus sebagai sarjana menjelaskan bahwa matematika sebagai
pendidikan saja tetapi menjadi guru yang salah satu bidang yang dianggap
berani dan siap mengajar. Salah satu syarat menakutkan, begitu juga bagi calon guru
menjadi guru guru SD wajib hukumnya sekolah dasar.
bermutu tinggi, berwawasan luas, dan Peran guru membantu siswa belajar
melek teknologi (Ibda dan Wijayanti,2014). matematika maka guru perlu tahu
Hal ini sejalan dengan UU Nomor 14 bagaimana sebenarnya jalan atau proses
Tahun 2005 guru dan dosen, guru wajib matematika itu bisa dipahami atau dikuasai
memiliki kompetensi pedagogik, oleh siswa. Dalam hal ini guru harus
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, memiliki pengetahuan pedagogik yang baik
dan kompetensi profesional. Ini (Zayyadi, dkk, 2020). Jika tidak demikian
menunjukkan bahwa tuntutan guru semakin tentu sulit bagi seorang guru untuk
sulit maka penting calon guru mendapatkan membantu siswanya belajar matematika
bekal yang banyak agar dapat memberikan (Sutawidjaja dan Dahlan, 2014). Kesalahan
yang baik dan benar. konsep misalnya -4 dikali dengan -4 dan
Kesalahan konsep terjadi pada hasilnya adalah 16, maka mahasiswa akan
mahasiswa khususnya pada mata kuliah mengatakan bahwa “ memang seperti ini
pembelajaran matematika. Pembelajaran negative ketemu negative hasilnya positif”,
Matematika dapat dipandang sebagai usaha saat ditanya lebih lanjut, ya memang seperti
dosen dalam membantu mahasiswa, itu yang mahasiswa pahami. Tidak hanya
memahami atau terampil matematika. Hal itu saja keprihatinan pada kesalahan konsep
ini nampak dari hasil observasi dosen pada mahasiswa adalah saat menggambar garis
mata kuliah pembelajaran matematika bilangan, mahasiswa mengalami kesalahan
dimana mahasiswa melakukan simulasi bahwa ke kanan possitif dan ke kiri negatif.
matematika dengan mengajar di depan Hal ini ternyata mempengaruhi mahasiswa
mahasiswa lainnya. Hasil observasi saat mengerjakan soal garis bilangan.
Anugrahana, Analisis Kesalahan Matematika | 93
terlebih dahulu lalu dioperasikan. Pada soal negatif 10 + (-5) = 10, ini artinya
yang berbeda, juga ditemukan beberapa mahasiswa masih kesulitan melakukan
kesalahan operasi yang dilakukan operasi penjumlahan dengan bilangan
mahasiswa. Soal yang disampaikan adalah negatif. Analisis kesalahan yang dilakukan
10 + (-5) – (-8). mahasiswa sebagai berikut:
(9) Gambar 11, gambar 12, dan gambar kesalahannya adalah tidak teliti. “saya
13 menunjukkan kesalahan dalam paham bu bahwa negatif ketemu dengan
mengoperasikan operasi hitung negatif hasilnya adalah positif” (transkrip
pengurangan dan penjumlahan dengan komunikasi pribadi, Desember 2019). (2)
bilangan negatif. mahasiswa buru-buru dalam mengerjakan
Sejalan dengan penjelasan ini, Van soal. Hal ini didukung dengan hasil
deWalle (dalam Utomo, 2012) wawancara “waktunya terlalu cepetbu, saya
mengemukakan bahwa pengetahuan butuh waktu” (transkrip komunikasi
konseptual memuat relasi-relasi (antar pribadi, Desember 2019), (3)mahasiswa
konsep matematika) dan keterkaitan relasi binggung atau belum bisa membedakan
tersebut dengan konsep matematika yang setiap tanda operasi yang diberikan dalam
lain. Apabila dilihat dari beberapa soal. Hal ini sudah nampak dari setiap
kesalahan : (1) kesalahan konsep hitung gambar kesalahan-kesalahan yang
campuran perkalian, penjumlahan dan dilakukan oleh mahasiswa. Hasil
pengurangan. (2) kesalahan konsep hitung wawancara lebih lanjut juga menyebutkan
perkalian dan pengurangan. Artinya bahwa “saya belum hafal bu”, (transkrip
mahasiswa masih mengoperasikan komunikasi pribadi, Desember 2019). Tidak
pengurangan dulu lalu dikalikan. (3) hanya itu saja (4) mahasiswa tidak
kesalahan konsep operasi distribusi, memahami aturan dalam operasi hitung
mahasiswa mengalami miskonsepsi antara campuran. Hal ini dapat dilihat dari gambar
operasi hitung campuran dengan langkah 6 dari jawaban siswa yang hanya asal saja
distribusi dalam matematika. (4) kesalahan dalam mengerjakan. Dan saat wawancara
konsep kurang memahami penjumlahan dan lebih lanjut alasannya juga sama bahwa
pengurangan sama kuat. (5) kesalahan “saya tidak hafal bu”, “saya tidak bisa
melakukan operasi hitung dari sebelah kiri bu”, “saya tidak suka di pgsdbu” (transkrip
dan menyamakan semua operasi hitung komunikasi pribadi, Desember 2019).
memiliki bentuk yang sama.
Hiebert&Lefevre (dalam Van DeWalle, Simpulan dan Saran
1990) mengemukakan bahwa pengetahuan Kesimpulan Kesalahan matematika
procedural adalah pengetahuan tentang konsep bilangan bulat dibagi menjadi dua
simbol untuk merepresentasikan idea yaitu kesalahan konseptual dan kesalahan
matematika serta aturan dan prosedur yang procedural. Kesalahan konseptual yang
digunakan untuk menyelesaikan tugas dilakukan mahasiswa : kesalahan konsep
matematika (dalam Utomo, 2012). (1) operasi hitung campuran perkalian,
Kesalahan prosedural yang dilakukan penjumlahan dan pengurangan, (2) operasi
mahasiswa sebagai berikut: (1) kesalahan hitung perkalian dan pengurangan, (3)
tidak melihat perbedaan antara operasi operasi distribusi, (4) kurang memahami
hitung campuran, melakukan kesalahan penjumlahan dan pengurangan sama kuat.
dengan operasi pengurangan terlebih (5) operasi hitung dari sebelah kiri dan
dahulu. (2) kesalahan mengumpulkan menyamakan semua operasi hitung
dengan subtitusi terlebih dahulu lalu memiliki bentuk yang sama. Kesalahan
dioperasikan. (3) kesalahan tidak dapat prosedural yang dilakukan mahasiswa: (1)
menjumlahkan operasi hitung pengurangan tidak melihat perbedaan antara operasi
dengan bilangan negatif. hitung campuran, melakukan kesalahan
Faktor-faktor siswa melakukan dengan operasi pengurangan terlebih
kesalahan antara lain: (1) mahasiswa tidak dahulu, (2) mengumpulkan dengan subtitusi
teliti dalam mengoperasikan operasi terlebih dahulu lalu dioperasikan, (3) tidak
bilangan bulat. Hal ini nampak dari gambar dapat menjumlahkan operasi hitung
11 dimana mahasiswa menuliskan angka pengurangan dengan bilangan negatif.
penjumlahan delapan menjadi negative Faktor-faktor mahasiswa melakukan
delapan. Hal ini juga didukung dari hasil kesalahan: (1) mahasiswa tidak teliti dalam
wawancara lebih lanjut bahwa mahasiswa mengoperasikan operasi bilangan bulat, (2)
juga mengatakan hal yang sama bahwa mahasiswa buru-buru dalam mengerjakan
98|SIGMA, Volume 5, Nomor 2, Maret 2020, Hlm 91-99
Zayyadi, M., & Subaidi, A. (2018). Engineering & Technology, 7(2), 15-
Berpikir Kritis Mahasiswa dalam 17.
Memecahkan Masalah Aljabar.
Zayyadi, M, Nusantara, T, Hidayanto, E ,
Paedagoria: Jurnal Kajian, Penelitian
Sulandra, I Made, Sa'dijah, C.
dan Pengembangan Kependidikan,
(2020). Content and Pedagogical
8(2), 10-15.
Knowledge of Prospective Teachers
Zayyadi, M., & Kurniati, D. (2018). in Mathematics Learning:
Mathematics reasoning and proving Commognitive Framework. Journal
of students in generalizing the for the Education of Gifted Young
pattern. International Journal of Scientists, 8 (1), 515-532