Anda di halaman 1dari 6

A.

JUDUL SKRIPSI
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Program Linier
Berdasarkan Model Fong Schematic Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa.
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu cabang bidang studi pokok yang
dipelajari oleh anak dari bangku taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, dan
sampai saat ini masih menjadi bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa.
Matematika berperan penting dalam sarana berpikir untuk menumbuh kembangkan
berpikir logis, sistematis, dan kritis. Susanto (2013:183), Matematika merupakan ilmu
disiplin yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, beragumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah pada kehidupan sehari-hari, serta memberikan
dukungan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Belajar matematika
tidak cukup hanya menghafal rumus atau dibaca saja tetapi bisa memahami konsep
yang ada. Hudoyo (2005) hakikat matematika merupakan ide-ide, struktur-struktur
dan hubungan-hubungan yang diatur pada urutan yang logis. Jadi matematika
berhubungan dengan konsep yang abstrak dan merupakan ilmu pasti yang di
dalamnya terdapat operasi bilangan, konsep, ide, rumus, teorema yang bersifat logis
dan sistematis yang menghasilkan solusi suatu permasalahan matematika.
. Program linier merupakan salah satu cabang matematika yang di jumpai pada
pembelajaran matematika di tingkat SMA/SMK terutama pada kelas X1. Program
linier yaitu suatu metode untuk mencari nilai maksimum dan minimum dari bentuk
linier pada daerah yang dibatasi grafik-grafik fungsi linier. Mohamad Toyib,dkk
(2016:1) Program linier merupakan salah satu cabang dari matematika terapan yang
berhubungan dengan penyelesaian masalah optimasi. Dalam kehidupan nyata
berbagai macam permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan program linier
baik bidang ekonomi, bisnis, kesehatan, dan pertanian. Penyelesaian program linier
dapat diselesaikan dengan memformulakan terlebih dahulu ke dalam model
matematis yang dipresentasikan dengan fungsi tujuan dan batasan-batasan. Sebelum
mempelajari program linier siswa diharapkan terlebih dahulu mempelajari
pertidaksamaan linier dua variabel, dimana didalamnya terkait dengan garis, grafik,
subtitusi, eliminasi dan model matematika
Guru mempunyai cara untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman siswa
pada pokok bahasan tertentu dengan salah satu contoh guru mengadakan evaluasi
ulangan harian kepada siswa. Pada soal ulangan harian biasanya guru memberikan
soal terkait materi yang sudah diberikan sebelumnya dengan bentuk soal yang
beragam salah satunya soal cerita. Soal cerita berisi tentang permasalahan kehidupan
sehari-hari atau kehidupan nyata. Budiyono (2008) soal cerita merupakan soal yang
dianggap sulit sebagian peserta didik, karena untuk menyelesaikan permasalahannya
harus mengetahui benar isi soal sebelum mengerjakan. Jika peserta didik tidak
mengetahui isi permasalahan dalam soal cerita maka siswa akan mengalami
kesalahan dalam pengerjaan soal tersebut. Budiyono (2008:42) jenis-jenis kesalahan
yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika adalah kesalahan
konsep, kesalahan menggunakan data, kesalahan intepretasi bahasa, kesalahan teknis,
dan kesalahan penarikan kesimpulan. Sulitnya materi yang bersifat abstrak membuat
siswa sulit memahami konsep atau dalam materi pembelajaran matematika yang
disampaikan oleh guru sebelumnya kurang menguasai dan membuat siswa kurang
dalam mengikuti materi selanjutnya. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan yang
dilakukan siswa saat menyelesaikan soal matematika.
Faktor yang mendukung peserta didik melakukan kesalahan terdapat pada
kemampuan awal siswa. Karso,dkk. (1993: 217) faktor dalam proses belajar mengajar
matematika bergantung pada siswa atau murid sebagai peserta didik, seperti
kecerdasan, kesiapan dan bakat anak.Yusuf (2011) kemampuan awal siswa adalah
kemampuan yang telah dipunyai setiap siswa sebelum mengikuti pembelajaran yang
akan diberikan. Jika siswa tidak memiliki kemampuan awal siswa akan melakukan
atau mengalami kesalahan dalam proses pengerjaan. Untuk mengidentifikasi atau
menganalisis letak kesalahan siswa dibutuhkan analisis lanjut dengan metode atau
tahapan langkah-langkah analisis kesalahan dengan mengguanakan model fong
schematic error analysis.
Model Fong Schematic yang dikenalkan pertama kali oleh Ho Kheong Fong
merupakan model skema untuk menganalisis kesalahan dalam matematika. Model
Fong Schematic dilatarbelakangi oleh penelitian-penelitian yang menganalisis
kesalahan siswa dalam matematika sebelumnya dan juga dilatarbelakangi oleh teori
skematik. Dalam penelitian dilakukan oleh Jiang [1] yang sudah menggunakan Fong
Schematic menyatakan bahwa secara umum siswa Cina dan Singapura tidak dapat
menjawab permasalahan dengan benar dalam menyelesaikan masalah. Siswa
membuat skema tidak lengkap dengan kesalahan, menerapkan prosedur yang tidak
relavan, dan tidak ada solusi. Penelitian yang dilakukan oleh Jiang merupakan
penelitian kuantitatif. Penelitiannya tidak mencari tahu penyebab kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita namun hanya ingin mengetahui
persentase kesalahan skema yang dilakukan siswa Cina dan Singapura. Oleh karena
itu penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu penyebab kesalahan peserta didik
dalam menyelesaikan soal cerita
Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti bermaksud mendeskripsikan jenis
kesalahan dan kemampuan awal peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita pada
materi program linier menggunakan model Fong Schematic.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
a. Bagaimana kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita program linier
berdasarkan Fong Schematic.
b. Bagaimana kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita program linier dengan
kemampuan awal.
3. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
a. Mendiskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita program linier
berdasarkan Fong Shematic.
b. Mendiskripsikan kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita program linier
dengan kemampuan awal.
4. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian lain
yang sejenis dan dapat memberikan wawasan pengetahuan baru bagi guru, calon
guru dan pembaca lain untuk mengetahui kesalahan-kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita pada materi program linier.
b. Secara Praktis
1. Manfaat bagi saya yaitu mengetahui kesalahan peserta didik dalam
menyelesaikan soal cerita pada materi program linier berdasarkan fong
schematic dengan kemampuan awal peserta didik , sehingga berdampak
meningkatnya hasil belajar siswa.
2. Manfaat bagi guru yaitu dapat membantu guru dalam mengetahui letak
kesalahan siswa dan mengatasi kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan
soal cerita program linier.
3. Sebagai referensi bagi penelitian berikutnya yang memiliki keterkaitan objek
penelitian yang sejenis.

C. TINJAUAN PUSAKA
1. Landasan Teori
a. Kesalahan
Kesalahan dapat diartikan suatu kekeliruan atau penyimpagan lisan atau
perbuatan terlepas dari hal – hal yang benar. Sukirman (dalam Tulus Fajar
Pangesti, 2016) kesalahan suatu penyimpangan terkait hal-hal yang benar dengan
sifat sistematis, konsistens dan fungsidental pada daerah tertentu. Ika Rizki (2015)
menyakatakan bahwa kesalahan merupakan penyimpangan pada jawaban
terhadap soal yang benar bersifat sistematis dan konsisten disebabkan kompetensi
siswa. Dalam menyelesaikan permasalahan matematika kesalahan-kesalahan
dapat dilakukan pada jawaban penyelesaian siswa.
Terdapat jenis-jenis kesalahan peserta didik dalam mengerjakan soal matematika,
menurut Subanji dan Mulyoto dikutip oleh Malik (2011: 14-15) ( dalam Ika Rizki,
2015) antara lain ;
1. Kesalahan pada konsep
Kesalahan dalam menentukan teorema dan rumus dimana penggunaan
teorema dan rumus oleh siswa tidak sesuai dengan kondisi prasyarat yang ada.
2. Kesalahan dalam penggunaan data
Ketidaksesuaian data yang digunakan, kesalahan memasukkan data ke
variabel dan menambahkan data yang tidak digunakan dalam menyelesaikan
masalah.
3. Kesalahan interperensi data
Kesalahan dalam perhitungan dan memanipulasi operasi aljabar
4. Kesalahan teknis
Kesalahan dalam menyimpulkan masalah tidak dengan adanya alasan
pendukung yang relavan atau yang benar dan dalam menyimpulkan
pernyataan dengan penalaran logis yang tidak sah.
b. Kemampuan awal siswa
Kemampuan awal merupakan potensi terhadap pengetahuan yang dimiliki
seseorang sebelum menerima pengetahuan terkait berikutnya. Yusuf (2011)
berdasarkan kutipan dari Zakkina gais, dkk (2017) kemampuan awal siswa adalah
kemampuan yang telah dipunyai setiap siswa sebelum mengikuti pembelajaran
yang akan diberikan.
Kemampuan awal merupakan faktor penting yang harus dimiliki siswa untuk
dapat mengikuti pembelajaran berikutnya terkait materi yang akan diberikan oleh
siswa. Rosita Fitri (2015) kemampuan awal siswa merupakan salah satu faktor
utama yang dapat mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa karena dipandang
sebagai keterampilan yang relavan pada saat akan mengikuti kegiatan
pembelajaran. Kemampuan awal peserta didik dapat menggambarkan seberapa
jauh siswa dalam memahami suatu pembelajaran dan seberapa jauh kesiapan
siswa dalam menerima pengetahuan dalam pembelajaran selanjutnya yang
diberikan oleh guru. Siwi Puji (2015) menyatakan bahwa pentingnya kemampuan
awal siswa diketahui oleh guru sebelum pembelajaran dimulai karena dengan
begitu guru dapat mengetahui apakah siswa memiliki pengetahuan prasyarat
untuk materi pada pembelajaran selanjutnya.
c. Fong Schematic
Fong schematic merupakan model analisis dengan menggunakan langkah-langkah
skema untuk mempermudah dalam menganalisis suatu kesalahan terhadap
masalah tertentu,yang dikenalkan pertama kali oleh Ho Kheong Fong. Ho Kheong
Fong (1993) mengkonsepkan dengan dua tingkat kesalahan dalam penyelesaian
masalah antara lain ;
 Tingkat pertama dikatagorikan dalam skema strategi
Di identifikasikan dalam schema menjadi 5 kesalahan :
 No solution.
 Using irrelevant product.
 Icomplete schema with no error.
 Incomplete schema with error.
 Complete schema but with error.
 Tingkat kedua
Dikatagorikan ke dalam ketentuan pengetahuan untuk mengklasifikasikan
kesalahan :
 Language
 Operational
 Mathematical thematic
 Psychological
Jiang (2005) Fong mengklasifikasikan kesalahan menjadi dua tingkat atau level.
Tingkat kesalahan pertama dikatagorikan dalam pendekatan skematis menjadi lima
katagori: (E1) skema lengkap dengan kesalahan, (E2) skema tidak lengkap tanpa
kesalahan, (E3) skema tidak lengkap dengan kesalahan, (E4) menggunakan prosedur
yang tidak relavan, dan (E5) tidak ada solusi. Tingkat kesalahan kedua dikatagorikan
menjadi empat : a. bahasa,(termasuk membaca dan memahami), b. operasional
(termasuk pengkodean dan transformasi), c. tema matematika (termasuk fakta dasar,
algoritma, dan konsep), d. faktor psikologis.
Fong’s (1995) pada kutipan Jiang (2005) menekankan pentingnya pengetahuan
skematik untuk pemecahan masalah matematika, pada tingkat kesalahan kedua bisa
dimasukan dalam katagori E1, E2, dan E4 .

2. Peneliti Terdahulu yang Relavan


Fitri (2014) dalam penelitiannya tentang analisis kesalahan peserta didik dalam
menyelesaikan soal cerita pada materi volume prisma dengan fong schematic model
for error analysis ditinjau dari gaya kognitif siswa. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa kesalahan-kesalahan yang dialami siswa terdapat pada kesalahan bahasa,
kesalahan operasional, dan kesalahan tema matematika.

Muzayinatun (2018) dalam penelitiannya tentang deskripsi kemampuan


menyelesaikan masalah matematika siswa berdasarkan model skematik fong,
menyimpulkan kesalahan – kesalahan yang didapat pada jawaban soal siswa dengan
menggunakan model fong schematic pada tingkat pertama pada skema E3, yaitu
skema tidak lengkap dengan tidak ada kesalahan sebesar 42,26 % dan tingkat kedua
jenis kesalahan yang ditemukan pada penyelesaian siswa yang termasuk E2, E4,dan
E5 yaitu kesalahan bahasa, kesalahan operasional, kesalahan tema matematika dan
kesalahan psikologis.

Faiha (2015) dengan penelitannya Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal


cerita dengan Fong schematic model for error analysis pada materi volume prisma
dan limas ditinjau dari gender siswa. pada hasil penelitiannya menyimpulkan
kesalahan-kesalahan yang dialami siswa berdasarkan Fong schematic model, antara
lain kesalahan bahasa,kesalahan operasional, dan kesalahan tema matematika. Namun
kesalahan yang lebih dominan pada gender laki-laki adalah kesalahan operasional
berbeda dengan gender perempuan kesalahan yang dialami adalah kesalahan bahasa,
kesalahan operasional, dan kesalahan tema matematika .

Anda mungkin juga menyukai