Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN: 2086-4280

Lisnani e-ISSN: 2527-8827

Pemahaman Konsep Awal Calon Guru Sekolah Dasar


Tentang Pecahan

Lisnani

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Katolik Musi Charitas


Jalan Bangau No. 60, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
lisnani@ukmc.ac.id

Artikel diterima: 24-10-2018, direvisi: 24-01-2019, diterbitkan: 31-01-2019

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran proses pembelajaran pecahan
menggunakan konteks puding dan bangun datar segitiga sama sisi dan mengetahui
pemahaman konsep awal calon guru sekolah dasar tentang pecahan. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualititatif-kuantitatif. Subjek dari penelitian
ini adalah calon guru SD Program Studi PGSD Semester III berjumlah 19 orang tahun akademik
2018/2019. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terkait dengan pemahaman
calon guru SD tentang pecahan dan tes. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
gambaran proses pembelajaran pecahan menggunakan konteks puding dan bangun datar
segitiga sama sisi menunjukkan perbedaan jawaban antara calon guru SD yang satu dengan
yang lain; 2) pemahaman konsep calon guru SD terhadap materi pecahan masih tergolong
rendah sebesar 33,82%; 3) hasil wawancara menunjukkan bahwa calon guru SD terbantu
(sebanyak 60%) melalui penggunaan konteks di dalam pembelajaran pecahan.
Kata Kunci: pecahan, PMRI, konteks, pemahaman konsep.

Understanding of the Basic Concept of the Basic School Teachers


about Fraction
Abstract
The purpose of this study was to find out the description of the fraction learning process using
the context of the pudding and to construct a flat equilateral triangle and to know the
understanding of the initial concept of the elementary school teacher about fractions. The type
of research used in this study is qualitative-quantitative research. The subjects of this study
were 19th semester students of the PGSD Study Program in the 2018/2019 academic year.
Data collection techniques used interviews related to the understanding of prospective
elementary school teachers about fractions and tests. The results of this study are as follows:
1) description of the fraction learning process using the context of pudding and the flat build of
equilateral triangles showing differences in answers between elementary school teacher
candidates with one another; 2) the understanding of students' concepts of fraction material is
still relatively low at 33.82%; 3) the results of interviews indicate that elementary school
teacher candidates are helped (as much as 60%) through the use of context in fraction
learning.
Keyword: fractions, PMRI, context, conceptual understanding.

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 61


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

I. PENDAHULUAN Padahal konsep pecahan sudah


Pembelajaran matematika di berbagai dipelajari sejak kelas III SD seharusnya
jenjang pendidikan mulai dari Taman menjadi pemahaman dasar yang harus
Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi dikuasai oleh siswa, karena sebagai bekal
telah banyak memberikan kontribusi yang prasyarat untuk mempelajari materi
mendasar bagi perkembangan dan operasi hitung pecahan pada tingkatan
kemajuan intelegensi siswa (Sipayung, selanjutnya. Konsep pecahan merupakan
2018: 402). Hal ini sejalan dengan tujuan topik yang lebih sulit dibandingkan dengan
pembelajaran matematika yang hendak bilangan bulat. mempelajari konsep
dicapai, kemampuan pemahaman konsep pecahan sangat Memungkinkan terjadinya
menjadi kompetensi yang esensial dan miskonsepsi pada diri siswa. Kesulitan
merupakan visi dari belajar matematika siswa dalam memahami konsep pecahan
(Gardenia, 2016: 110). diduga karena mereka sulit mencerna
Ruang lingkup matematika SD ada tiga secara real (Kania, 2018: 3).
yaitu bilangan (bilangan cacah, bulat, Maka dari itu, seorang calon guru SD
prima, pecahan, kelipatan dan faktor, perlu harus memahami konsep awal
pangkat dan akar sederhana), geometri tentang pecahan. Namun, pada kenyataan
dan pengukuran (bangun datar dan ada berbagai kesulitan yang dihadapi oleh
bangun ruang, hubungan antar garis, calon guru SD dalam memahami tentang
pengukuran (berat, panjang, luas, volume, pecahan. Hal ini sejalan dengan kurikulum
sudut, waktu, kecepatan, dan debit, letak di setiap Program Studi PGSD umumnya
dan koordinat suatu benda), serta terdapat mata kuliah Matematika yang
statistika (menyajikan dan menafsirkan harus ditempuh oleh calon guru SD.
data tunggal) dalam penyelesaian masalah Hal ini kembali dipertegas dalam
kehidupan sehari-hari. National Council of Teacher of
Kurangnya pemahaman terhadap Mathematics (NCTM, 2000) yang
konsep pecahan, desimal dan persen akan menyatakan bahwa peserta didik dalam
berpengaruh terhadap siswa dalam belajar matematika harus disertai dengan
mengembangkan pengetahuan penalaran pemahaman. Peneliti melakukan
proposional dan topik-topik aljabar pengambilan data awal dalam bentuk
maupun probabilitas (Behr, dkk., 2015). wawancara terkait dengan materi pecahan
Pecahan adalah salah satu topik penting kepada calon guru sekolah dasar.
bagi siswa sebagai dasar mempelajari Selanjutnya, peneliti memberikan tes awal
aljabar dan yang lainnya, namun pada terkait pemahaman konsep calon guru SD
kenyataanya masih banyak yang belum pada materi pecahan. Hasil yang diperoleh
memahaminya (Yulianingsih, Febrian, dan adalah pemahaman konsep calon guru SD
Dwinata, 2018). tergolong minim.

62 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Lisnani e-ISSN: 2527-8827

Permasalahan yang sama terkait representasi matematika; 5)


dengan pecahan juga dialami oleh calon mengembangkan syarat perlu atau syarat
guru SD baru 2015 di salah satu perguruan cukup suatu konsep; 6) menggunakan,
tinggi. Hal ini terbukti dari hasil tes memanfaatkan, dan memilih prosedur
kemampuan calon guru SD terkait dengan atau operasi tertentu; 7) mengaplikasikan
pecahan terlihat bahwa 83% calon guru SD konsep atau algoritma pemecahan
tidak mampu melakukan operasi masalah.
penjumlahan dan pengurangan pecahan Petit, Laird, dan Marsden (2010)
karena kesulitan menyamakan penyebut mengemukakan bahwa “pembelajaran
dengan menggunakan KPK (Edo, 2016). pecahan akan lebih baik menggunakan
Rendahnya pemahaman konsep calon model kontekstual”. Hal ini sejalan dengan
guru SD dikarenakan calon guru SD tidak pendapat Van de Walle (2008) yang
memahami konsep dasar pecahan dan mengatakan bahwa “Pendekatan untuk
kurangnya pendekatan yang memadai saat membantu siswa memahami pecahan
pembelajaran pecahan berlangsung. Maka adalah menyuruh mereka menggunakan
dari itu, calon guru SD harus konsep model atau benda konkrit untuk
pecahan dengan baik, memahami cara menemukan pecahan-pecahan yang
menyampaikan pecahan sebagai sesuatu berbeda”.
yang menarik, dengan menunjukan contoh Untuk meningkatkan pemahaman
konkrit, serta memiliki kesungguhan untuk konsep di dalam pembelajaran pecahan,
membantu siswa dalam memahami sebagian besar peneliti menggunakan
konsep dan aplikasi pecahan secara media pembelajaran berupa alat peraga.
mendalam (Suwarto, 2018: 328). Menurut Sugiarto (2010), satu hal yang
Pemahaman konsep adalah perlu mendapat perhatian adalah teknik
kemampuan untuk menangkap makna dan penggunaan alat peraga dalam
arti dari bahan yang dipelajari untuk pembelajaran matematika secara tepat.
menggolongkan sekumpulan objek. Selain penggunaan media, proses
(Asyhuri, 2016: 59). Seseorang dikatakan pembelajaran pecahan juga harus
memiliki pemahaman konsep matematika didukung dengan pendekatan
berdasarkan indikator pemahaman konsep pembelajaran yang sesuai. Maka dari itu,
yang diberikan. Menurut Pranata (2016), peneliti mencari solusi agar dapat
indikator pemahaman konsep matematika meningkatkan pemahaman konsep awal
yaitu: 1) menyatakan ulang sebuah calon guru SD. Solusi tersebut adalah
konsep; 2) mengklasifikasikan objek-objek menggunakan pendekatan untuk
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan menumbuhkan pemahaman konsep calon
konsepnya); 3) memberikan contoh dan guru SD tentang pecahan yaitu
noncontoh dari konsep; 4) menyajikan penggunaan pendekatan Pendidikan
konsep dalam berbagai bentuk Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 63
Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Tujuannya agar calon guru SD memahami Berdasarkan latar belakang tersebut,


konsep pecahan secara nyata. peneliti tertarik melakukan penelitian yang
Menurut Suryanto (2010: 38), PMRI berjudul “Pemahaman Konsep Awal Calon
merupakan suatu inovasi pendidikan Guru Sekolah Dasar Tentang Pecahan”
matematika atau inovasi pendekatan
pembelajaran matematika yang sejalan II. METODE
dengan teori konstruktivisme. PMRI telah Penelitian ini menggunakan metode
digunakan sejak 2001 sebagai upaya penelitian kualitatif-kuantitatif berupa
memperbaiki minat, sikap, dan hasil penelitian deskriptif. Penelitian ini
belajar siswa (Darmowijoyo, Kiki, dan dikatakan penelitian kualitatif karena
Zulkardi, 2017: 155). Sebuah prinsip memberikan gambaran pemahaman
penting PMRI adalah keterlibatan dalam konsep awal calon guru sekolah dasar
matematika untuk siswa harus dimulai tentang pecahan menggunakan konteks
dengan konteks bermakna (Sarbiyono, puding dan segitiga sama sisi. Pada hasil
2016). penelitian ini akan dikemukakan gambaran
Karakteristik PMRI menurut Sembiring, proses pembelajaran pecahan
Hoogland, dan Dolk (2010:160) menggunakan benda konkret di sekitar
diantaranya sebagai berikut: 1) calon guru SD Pada awal pembelajaran,
penggunaan konteks pada eksplorasi; 2) peneliti meminta calon guru SD membawa
penggunaan model; 3) Penggunaan kreasi puding untuk dijadikan konteks dalam
dan kontribusi siswa. 4) interaktifitas.; 5) penelitian ini. Sedangkan penelitian ini
keterkaitan; 6) menggunakan karakteristik dikatakan kuantitatif karena menggunakan
alam dan budaya Indonesia. Penelitian tes untuk mengukur pemahaman konsep
yang dilakukan oleh peneliti melalui calon guru SD. Data hasil tes akan
pendekatan PMRI dengan penggunaan dianalisis Teknik pengumpulan data
konteks yang ada di sekitar kita. Seperti menggunakan lembar wawancara dan tes.
penggunaan agar-agar (puding) dan Tes yang diberikan terdiri dari pretest dan
bangun datar untuk menggali pemahaman posttest. Teknik analisa data menggunakan
konsep calon guru SD tentang pecahan uji independent sample t-test untuk
secara utuh dan menyeluruh. menganalisa hasil pretest dan posttest
Yang menjadi rumusan masalah dalam calon guru sekolah dasar. Tujuan
penelitian ini adalah: 1) bagaimana pemberian tes adalah untuk mengetahui
gambaran proses pembelajaran pecahan bagaimana pemahaman konsep calon guru
menggunakan benda konkret di sekitar sekolah dasar.
calon guru SD?; 2) bagaimana pemahaman
konsep calon guru SD terhadap materi
pecahan?.

64 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Lisnani e-ISSN: 2527-8827

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Lalu, perwakilan salah satu kelompok


A. Gambaran Proses Pembelajaran yaitu kelompok 1 diminta maju ke depan
Pecahan kelas sambal membawa puding.
Pada hasil penelitian ini akan Selanjutnya, peneliti meminta calon guru
dikemukakan gambaran proses SD membagi puding menjadi ukuran yang
pembelajaran tentang pecahan sama besar sebanyak 32 potong. Namun,
menggunakan benda konkret di sekitar sebelumnya calon guru SD harus
calon guru SD. Pada tahap awal memikirkan cara membagi puding
pembelajaran, peneliti meminta calon tersebut menjadi beberapa ukuran yang
guru SD membawa puding untuk dijadikan sama besar seperti gambar 1 berikut.
konteks dalam penelitian ini.

Gambar 1. Calon guru SD menjelaskan ukuran puding.

Gambar 1 menunjukkan bahwa calon guru SD di kelompok lain


guru SD menjelaskan ukuran puding 21 cm mennggambarkan hasil dari setiap
x 21 cm. Selanjutnya, calon guru SD potongan puding sehingga diperoleh
memikirkan cara membagi puding dengan proses pemotongan seperti gambar 2.
ukuran yang sama rata. Sedangkan calon

Gambar 2. Sketsa potongan puding

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 65


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Gambar 2 menunjukkan sketsa dari


hasil pemotongan pudding dideskripsikan Gambar 4 menunjukkan bahwa sketsa
1 yang dibuat calon guru SD memiliki ukuran
, yang tidak sama sehingga sketsa tersebut
menjadi beberapa bagian mulai dari 2
tidak dapat dikatakan sebagai pecahan.
1
, Setelah selesai dengan puding, konteks
4 dan seterusnya. Pada akhirnya,
berikutnya yang digunakan adalah bangun
diperoleh hasil yang diinginkan oleh
datar berbentuk segitiga sama sisi dengan
peneliti seperti pada gambar 3.
ukuran 20 cm x 20 cm. Calon guru SD
diminta untuk membuat kemungkinan
banyaknya segitiga sama sisi yang
dihasilkan. Hasil kerja calon guru SD
disajikan seperti pada gambar 5, gambar 6,
dan gambar 7.

Gambar 3. Hasil akhir pemotongan puding.

Berdasarkan gambar 3 diperoleh hasil


pemotongan pudding sebanyak 32 buah.
Hal ini menunjukkan bahwa pecahan
mengandung makna membagi sesuatu
dengan ukuran yang sama. Namun, ada Gambar 5. Hasil kerja calon guru SD berinisial KS.

juga yang membuat ukuran yang tidak


sama seperti pada gambar 4 berikut. Gambar 5 menunjukkan hasil dari
segitiga sama sisi berukuran kecil sebanyak
64 buah.

Gambar 4. Kesalahan calon guru SD dalam


membagi ukuran sketsa puding.

66 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Lisnani e-ISSN: 2527-8827

Gambar 7 menunjukkan hasil dari


segitiga sama sisi berukuran kecil sebanyak
16 buah. Perbedaan jawaban calon guru
SD tersebut menunjukkan bahwa tingkat
pemahaman calon guru SD yang berbeda.
Di samping itu, penggunaan konteks
membantu calon guru SD menemukan
secara langsung konsep dari pecahan.

B. Pemahaman Konsep Calon Guru SD


terhadap Materi Pecahan
Setelah mendeskripsikan gambaran
Gambar 6. Hasil kerja calon guru SD berinisial MR.
proses pembelajaran pecahan
menggunakan benda konkret di sekitar
Gambar 6 menunjukkan hasil dari
calon guru SD, Selanjutnya, peneliti ingin
segitiga sama sisi berukuran kecil sebanyak
mengetahui pemahaman konsep calon
291 buah.
guru SD terhadap materi pecahan
menggunakan serangkaian soal pada tes
awal yang telah dijawab calon guru SD.
Hasil tes awal yang dilaksanakan oleh
peneliti pada calon guru SD semester III
Tahun Akademik 2018/2019 dengan soal
yang berbentuk uraian berjumlah sepuluh
soal pada materi pecahan ditunjukkan
hasil tes kemampuan pemahaman konsep
calon guru SD masih rendah masih banyak
yang calon guru SD yang kurang
memahami tentang pecahan. Hasil tes
Gambar 7. Hasil kerja calon guru SD berinisial AM. awal calon guru SD seperti pada tabel 1
berikut.

Tabel 1.
Hasil Tes Pemahaman Konsep
Nomor Pernyataan Tabel
1 Menyatakan ulang sebuah 52%
Konsep
2 Mengklasifikasikan objek 28,13%
menurut sifat sesuai dengan
konsepnya
3 Memberikan contoh dan noncontoh 31,12%

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 67


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

4 Menyajikan konsep dalam 37,22%


berbagai bentuk representasi
matematika
5 Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu 38,12%
Konsep
6 Menggunakan, memanfaatkan dan memilih 29,12%
prosedur tertentu
7 Mengaplikasikan konsep atau 21,05%
algoritma dalam pemecahan
masalah

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui diberikan tes akhir (posttest) dengan


bahwa calon guru SD mampu menyatakan jumlah soal yang sama. Hasil pretest dan
ulang sebuah konsep dalam kategori posttest dihitung dengan menggunakan
sedang sebesar 52%, mampu SPSS seperti tabel 2.
mengklasifikasikan objek menurut sifat
sesuai dengan konsepnya dalam kategori Tabel 2.
Hasil Pretest dan Posttest
rendah yakni sebesar 28,13%, mampu
Std. Std. Error
memberikan contoh dan non-contoh N Mean Deviation Mean
dalam kategori rendah sebesar 31,12%, pretest 19 53.06 7.709 1.285
posttest 19 78.56 17.313 2.885
mampu menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematika
Tabel 2 menunjukkan hasil nilai pretest
dalam kategori rendah sebesar 37,22%,
dan posttest calon guru sekolah dasar
mampu mengembangkan syarat perlu
mengalami peningkatan sebesar 25,50 dari
atau syarat cukup suatu konsep dalam
53,06 menjadi 78,56.
kategori rendah sebesar 38,12%, mampu
menggunakan, memanfaatkan dan IV. PENUTUP
memilih prosedur tertentu dalam kategori
Melalui penggunaan konteks berupa
rendah sebesar 29,12%, mampu
puding dan bangun datar berupa segitiga
mengaplikasikan konsep atau algoritma
sama sisi diperoleh gambaran proses
dalam pemecahan masalah dalam kategori
pembelajaran pecahan yang dialami calon
rendah sebesar 21,05%. Skor rata-rata
guru SD. Calon guru SD mempunya pola
yang diperoleh pada pemahaman konsep
pikir yang berbeda-beda dalam
hanya 33,82%.
menyelesaikan soal pecahan berkonteks
puding dan segitiga sama sisi.
C. Hasil Tes Calon Guru SD
Berdasarkan hasil tes awal dapat ditarik
Calon guru SD diberikan tes awal
kesimpulan bahwa hanya indikator
(pretest) untuk mengetahui pemahaman
menyatakan ulang sebuah konsep sudah
konsep awal tentang pecahan berupa soal
dikuasai oleh calon guru SD.
essai sebanyak 10 soal essai. Selanjutnya

68 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Lisnani e-ISSN: 2527-8827

Berdasarkan hasil tes awal terkait children’s understanding of fraction


dengan pemahaman konsep calon guru SD size. Journal for Research in
secara keseluruhan membuktikan bahwa Mathematics Education, 16 (2), 120–
131
kemampuan pemahaman konsep
Darmowijoyo, Kiki R.P., dan Zulkardi.
matematika calon guru SD di Program
(2017). Pembelajaran Pecahan dengan
Studi PGSD Universitas Katolik Musi
Menggunakan Manik Susun. JRPM,
Charitas tentang pecahan tergolong masih
2(2) 153-166.
rendah sebesar 33,82%.
Edo, S. I. (2016). Jenis kekeliruan akibat
Setelah menggunakan pendekatan
menghafal prosedur rutin dalam
PMRI menggunakan konteks puding dan
melakukan operasi penjumlahan dan
bangun datar segitiga sama sisi terjadi
pengurangan pecahan. Mosharafa:
peningkatan hasil belajar sebesar 25,50.
Jurnal Pendidikan Matematika, 5(3),
Peranan peneliti selaku dosen sangat
223-233.
dibutuhkan dalam memberikan
Gardenia, N. (2016). Peningkatan
pengetahuan kepada calon guru SD agar
Kemampuan Pemahaman dan
dapat meningkatkan pemahaman konsep
Komunikasi Matematis Siswa SMK
calon guru SD. Dengan kata lain, peneliti
Melalui Pembelajaran Konstruktivisme
harus menggunakan pendekatan yang
Model Needham. Jurnal Formatif, 6
tepat.
(2) 110-118.
Penelitian ini akan dijadikan menjadi
Kania, N. (2018). Alat Peraga untuk
tolak ukur awal untuk penelitian lanjutan
Memahami Konsep Pecahan. Jurnal
terkait dengan usaha yang dilakukan
THEOREMS (The Original Research of
peneliti dalam meningkatkan pemahaman
Mathematics), 2 (2) 1-12.
konsep calon guru SD terkait materi
National Council of Teachers of
pecahan.
Mathematics (2000). Principles and
Standars for School Mathematics.
UCAPAN TERIMA KASIH
Reston, VA: NCTM.
Peneliti mengucapkan kepada seluruh
Petit, M., Laird, R. E., and Marsden, E. L.
calon guru SD yang bersedia menjadi
(2010). A focus on fractions: Bringing
subjek penelitian di dalam penelitian ini. Di
research to the classroom. New York
samping itu, Peneliti juga mengucapkan
and London: Routledge Taylor &
terima kasih kepada Universitas Katolik
Tracis Group.
Musi Charitas yang telah mendukung
Pranata, E. (2016) Implementasi Model
Peneliti di dalam penelitian ini.
Pembelajaran Group Investigation (GI)
Berbantuan Alat Peraga Untuk
DAFTAR PUSTAKA Meningkatkan Kemampuan
Behr, M., Wachsmuth, I., dan Post, T. Pemahaman Konsep Matematika.
(2015). Construct a sum: A measure of
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 69
Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Jurnal Pendidikan Matematika RIWAYAT HIDUP PENULIS


Indonesia, 1(1) 34-38. Lisnani, S.Pd., M.Pd.
Sarbiyono, S. (2016). Penerapan
Pendekatan Matematika Realistik Lahir di Palembang, 19
September 1987.
Terhadap Kemampuan Pemecahan
Sekretaris Program Studi
Masalah Matematis Siswa. JRPM PGSD di Universitas Katolik
(Jurnal Review Pembelajaran Musi Charitas. Studi: S1
Matematika), 1(2), 163–173. Pendidikan Fisika di
doi:10.15642/jrpm.2016.1.2. Universitas PGRI Palembang,
tahun 2006 dan lulus tahun
Sembiring, R.K., Hoogland, K. & Dolk, M.
2010; S2 Pendidikan Matematika di Universitas
(2010). A decade of PMRI in Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan. Pada
Indonesia. Bandung-Utrecht: APS tahun 2016 mengikuti SEMIRATA 2016 BIDANG
International. MIPA BKS – PTN BARAT Peran MIPA Dalam
Sipayung, A. (2018) Peningkatan Meningkatkan Daya Saing Bangsa Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN; menjadi pemakalah
Pemahaman Konsep Matematika
pada The 1st International Conference On Law,
Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang Economics, and Education “Building Mutually
Sederhana Melalui Contextual Beneficial Cooperation to Facing ASEAN Economic
Teaching and Learning. Mosharafa: Community”. Pada tahun 2017 menjadi
Jurnal Pendidikan Matematika, 7 (3) pemakalah pada International Conference on
Mathematic and Natural Science. Pada bulan Mei
401-412.
2017, Peneliti juga menulis di Suska: Journal of
Sugiarto (2010). Bahan Ajar Workshop Mathematics dengan judul “Desain Materi
Pendidikan Matematika I. Semarang: Bangun Datar Menggunakan Origami Berkonteks
Jurusan matematika UNNES. Tangram Di SD Kelas II”. Pada bulan April 2018,
Suryanto. (2010). Pendidikan Matematika Peneliti juga mendapatkan Hibah Penelitian
Dosen Pemula (PDP) dari Ristekdikti dengan
realitik Indonesia (PMRI). Jakarta: IP-
Judul “Desain Buku Ajar Matematika Bilingual
PMRI. Materi Bangun Datar Menggunakan Pendekatan
Suwarto. (2018). Konsep Operasi Bilangan PMRI” dan hasil penelitian itu diterbitkan pada
Pecahan Melalui Garis Bilangan. Jurnal Mosharafa; Jurnal Pendidikan Matematika
Mosharafa: Jurnal Pendidikan dengan judul “Desain Buku Ajar Matematika
Bilingual Materi Bangun Datar Menggunakan
Matematika, 7 (3) 327-336.
Pendekatan PMRI Berkonteks Kebudayaan
Van de Walle, J. A. (2008). Sekolah Dasar Lokal”. Pada tanggal 5 Mei 2018 menjadi
dan Menengah Matematika pemakalah pada International Conference on
Pengembangan Pengajaran Jilid 2 (6 Mathematics and Sciences Education; Pada bulan
ed.). Jakarta: Erlangga. Juni 2018, hasil artikel peneliti tembus Scopus
pada Jurnal IOP Conference Series dengan judul
Yulianingsih, A., Febrian, Dwinata, A.
“Design Research on Plane Figure by Using Picture
(2018). Analisis Kesalhan konsep Story and Pairing Game to Improve Mathematical
pecahan pada siswa kelas VII A SMP Communication Skills of Second Grade of Primary
School Students”.
Negeri 13 Satu Atap Tanjungpinang.
Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 7 (2), 199-206.

70 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 8, Nomor 1, Januari 2019
Copyright © 2019 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika

Anda mungkin juga menyukai