Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Anita¹, Mustofa², Nawang Wulandari3


1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
2
Dosen Program Studi PGSD, FKIP Universitas Terbuka
3
Dosen Program Studi PGSD, FKIP Universitas Terbuka
*
Email : ahmad24anita@gmail.com
mustofa12@gmail.com
nawangtaufiq@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media benda konkret
dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada materi keliling bangun datar siswa kelas
III SDN 7 Sumber Marga Telang Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023. Penelitian ini
berjenis Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dengan membandingkan hasil belajar siswa pada
siklus I dan siklus II. Metode yang digunakan penelitian tindakan kemmis dengan tehnik
pengumpulan data menggunakan tehnik wawancara, observasi, dan tes. Subjek penelitian ini
15 orang siswa kelas III SDN 7 Sumber Marga Telang. Waktu penelitian pembelajaran bulan
Mei sampai dengan Juni 2023. Hasil analisa dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
media benda konkret dapat meningkatkan pembelajaran Matematika siswa. Hal ini dibuktikan
dengan peningkatkan hasil belajar siswa yang semula nilai rata-rata siswa hanya mencapai
57,33 pada pra siklus lalu meningkat pada siklus I menjadi 67,33 kemudian pada siklus II
meningkat lagi menjadi 82,67. Begitu pula dengan ketuntasan belajar pada pra siklus hanya
26,67% siswa mendapat nilai KKM lalu meningkat pada siklus I sebesar 60,00% dan pada
siklus II menjadi 100%.

Kata kunci: hasil belajar, matematika,media benda konkret

PENDAHULUAN
Benda konkret, juga dikenal sebagai manipulatif, termasuk benda fisik seperti
kubus, batang, koin, dan pola yang digunakan untuk mengajarkan konsep matematika
abstrak di taman kanak-kanak dan kelas awal. Penelitian menunjukkan bahwa benda
konkret dapat mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman
konsep matematika siswa. Selain itu, menggunakan manipulatif dapat membantu siswa
membangun hubungan konkret antara simbol matematika dan objek fisik. Selain
manfaat pendidikannya, benda konkret juga membuat kelas matematika menjadi lebih
menarik dan interaktif (Sudarma, 2021).
Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting di setiap jenjang
pendidikan, dan menjadi dasar bagi mata pelajaran lainnya. Secara khusus, pendidikan

1
matematika di sekolah dasar sangat penting untuk memulai pemahaman anak terhadap
konsep matematika dan penerapannya (Rusiyanti et al., 2022). Namun, banyak siswa di
sekolah dasar yang bergelut dengan matematika dan merasa sulit untuk memahaminya.
Hal ini dapat menjadi masalah karena perkembangan matematika yang buruk di sekolah
dasar akan mempengaruhi pemahaman mereka tentang matematika di tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa siswa memiliki
pemahaman konsep matematika yang baik sejak usia dini (Gasong, 2018).
Meningkatkan pendidikan matematika di sekolah dasar sangat penting untuk mengatasi
masalah ini. Masalah ini perlu ditangani karena matematika memainkan peran penting
dalam kehidupan sehari-hari individu. Konsep dan aplikasi matematika sangat penting
dalam bidang-bidang seperti keuangan, sains, teknik, dan teknologi. Selain itu, siswa
yang berjuang dengan matematika pada usia dini dapat mengembangkan sikap negatif
terhadap mata pelajaran tersebut, yang dapat berdampak signifikan terhadap seluruh
karir pendidikan mereka (Sadiman, 2014).
Proses pembelajaran merupakan fenomena yang kompleks dan multifaset yang
melibatkan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Mahmoudi dan
Mahmoudi, faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi faktor internal dan
eksternal. Faktor internal terdiri dari beberapa unsur, antara lain motivasi, ketekunan,
kecerdasan, sikap dan kelas sosial. Faktor-faktor ini telah ditemukan untuk memainkan
peran penting dalam keberhasilan penguasaan keterampilan bahasa Inggris. Selain
faktor internal, faktor eksternal juga berkontribusi terhadap keberhasilan pembelajaran
bahasa baru. Faktor eksternal tersebut dapat berupa ketersediaan media pengajaran,
teknik pembelajaran, dan keseluruhan lingkungan tempat seseorang belajar (Dwiyogo,
2022).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Program Asesmen Nasional Indonesia tahun 2016, hanya sekitar
2,29% siswa sekolah dasar yang dikategorikan memiliki kompetensi matematika yang
baik, sedangkan 20,58% hanya memiliki kompetensi cukup, danmengejutkan sebesar
77,13% memiliki kompetensi matematika rendah. Data tersebut menunjukkan bahwa
kualitas pembelajaran matematika di sekolah dasar belum sesuai dengan yang

2
diharapkan. Studi lain lebih lanjut menggaris bawahi beratnya masalah ini (Sumantri,
2015).
Refleksi awal yang dilakukan peneliti terhadap hasil belajar matematika kelas III
SD Negeri 7 Sumber Marga Telang pokok bahasan keliling bangun datar memang
bermasalah. Berdasarkan data Analisa yang dilakukan rata-rata nilai siswa masih di
bawah KKM (70), dari 15 anak julah anak baru 26,67% yang mencapai nilai KKM
selebihnya masih di bawah standar. Isu rendahnya hasil belajar matematika di kalangan
siswa sekolah dasar telah menjadi perhatian di banyak negara. Di Indonesia, persoalan
ini juga marak dimana banyak siswa menganggap matematika sebagai mata pelajaran
yang sulit (Trimurtini et al., 2019). Matematika juga sebagai mata pelajaran krusial
yang menjadi dasar dari semua ilmu pengetahuan, sayangnya sebagian besar siswa
mengalami kesulitan dalam memahami matematika (Trimurtini et al., 2019).
Untuk mengatasi masalah di atas, diperlukan media pembelajaran yang baik
untuk meningkatkan hasil belajar matematika, salah satunya dengan media benda
konkret. Dalam bidang pendidikan matematika, penggunaan media pembelajaran yang
tepat sangat penting dalam meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar matematika
siswa. Salah satu pendekatan yang efektif adalah penggunaan benda-benda konkret atau
materi berwujud sebagai media pembelajaran. Pendekatan ini melibatkan penggunaan
objek fisik, seperti balok, kubus, penghitung, atau manipulatif, untuk merepresentasikan
konsep dan operasi matematika. Penggunaan benda konkret dalam pendidikan
matematika membantu membuat konsep abstrak lebih nyata dan dapat diakses oleh
siswa (Slameto, 2018).
Penelitian terdahulu sudah pernah dilakukan, diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Indhirawati & Fajrie (2023) mengungkapkan bahwa penggunaan media
benda konkret berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Matematika di kelas III
Sekolah Dasar, dalam jurnal yang berjudul Penggunaan Media Benda Konkret terhadap
Hasil Belajar Matematika Tema Kegemaran pada Kelas III SDN Pangkemiri I Tulangan
Sidoarjo. Persamaan penelitian ini sama-sama dilakukan di kelas III dengan
menggunakan benda konkret, perbedaannya penelitian ini di gunakan di dalam
pembelajaran bangun datar sedangkan penelitian Indhirawati & Fajrie digunakan dalam
Pembelajaran matematika buku tema kegemaran. Begitupun penelitian yang dilakukan
Menurut Auliyah et al. (2023) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pemanfaatan

3
benda konkret dapat meningkatkan hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar.
Persamaan penelitian ini sama-sama menggunakan benda konkret sebagai media
pembelajarannya, perbedaan penelitian ini dengan penelitian milik Auliya, penelitian
Auliya dilakukan pada anak kelas l sedangkan penelitian ini dilakukan pada kelas III.
Selanjutnya penelitian Lathifah & Rahmadina (2023) berjudul Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Melalui Benda Konkret Kelas IV A di Mosa Mojorejo 01 Kota Batu
menyimpulkan bahwa benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar Matematika.
Persamaan penelitian Lathifah & Rahmadina dengan penelitian ini adalah sama-sama
menerapkan media benda konkret dalam pembelajaran Matematika, sedangkan
perbedaannya adalah penelitian Lathifah & Rahmadina mengambil objek kelas IV
sedangkan penelitian ini mengambil objek siswa kelas III.
Berdasarkan penelitian di atas maka penelitian ini merupakan penelitian lanjutan
dari penelitian yang sudah ada sebelumnya untuk melengkapi kerumpangan dan
kekurangan yang ada serta untuk semakin menguatkan hasil penelitian sebelumnya,
maka penelitian ini layak untuk dilakukan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika tentang keliling bangun datar melalui Pengunaan Media Benda-benda
Konkret pada Siswa kelas III SD Negeri 7 Sumber Marga Telang Semester Genap
Tahun Pelajaran 2022/2023.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode Penelitian
yang digunakan adalah tindakan Kemmis. Tindakan Kemmis juga dikenal sebagai
model penelitian tindakan Siklus atau Spiral, dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan
rekan-rekannya pada tahun 1980-an sebagai pendekatan kolaboratif berbasis komunitas
untuk penelitian yang mengutamakan kepemilikan bersama atas proyek penelitian,
berbasis komunitas. analisis masalah sosial, dan orientasi terhadap tindakan masyarakat
(Rosyada, 2020).
Metode penelitian tindakan Kemmis adalah alat yang berharga bagi para
pendidik yang ingin meningkatkan praktik pengajaran mereka dengan cara yang
menggabungkan perspektif dan pengetahuan guru dan siswa mereka. Hal ini melibatkan
proses perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang fleksibel dan iteratif
dalam siklus yang memungkinkan pendidik mengidentifikasi masalah atau area untuk

4
perbaikan dalam praktik mereka, mengembangkan intervensi atau tindakan untuk
mengatasi masalah ini, menerapkan intervensi ini, mengamati dan mendokumentasikan
hasilnya. tindakan mereka, merefleksikan hasil tindakan mereka, dan kemudian
merevisi atau menyempurnakan rencana mereka berdasarkan refleksi ini (Aqib &
Chotibuddin, 2018).
Subyek perbaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa Kelas III
(tiga) yang berjumlah 15 siswa. Kelas III (tiga) dipilih sebagai tempat penelitian
perbaikan disebabkan karena sebagian besar siswanya mengalami permasalahan hasil
belajar khususnya pada mata pelajaran Matematika. Tempat penelitian perbaikan
pembelajaran di SD Negeri 7 Sumber Marga Telang yang beralamat di Jalan Angkatan
45 Dusun II, Desa Terusan Dalam, Kecamatan Sumber Marga Telang, Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Waktu penelitian perbaikan pembelajaran
berlangsung selama bulan Mei sampai dengan Juni 2023.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pra Siklus
Pembelajaran dimulai dengan seperti biasa nya kemudian guru menjelaskan
pembelajaran menggunakan media ceramah tanpa menggunakan alat peraga hanya
dengan menggunakan media papan tulis. Matematika merupakan salah satu mata
pelajaran penting yang membekali siswa dengan keterampilan penting yang diperlukan
untuk kehidupan sehari-hari. Namun, setelah diamati siswa di kelas tiga cenderung
kurang aktif dalam pelajaran matematika. Maka itu, upaya harus dilakukan untuk
meningkatkan tingkat keterlibatan siswa kelas tiga selama pelajaran matematika.Pada
hasil belajar pra siklus diketahui nilai tertinggi siswa sebesar 80 dan terendah sebesar 40
dengan nilai rata-rata siswa hanya 57,33. Ketuntasan belajar baru mencapai 26,67% atau
sebanyak 4 anak dari jumlah siswa keseluruhan 15 anak sedangkan 11 anak lainnya
atau 73,33% belum mencapai nilai KKM. Rekapitulasi nilai siswa dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Tuntas Belum Tuntas
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
4 26,67% 11 73,33%

5
Sumber : olah data, 2023
Berdasarkan hasil refleksi awal pada pra siklus di atas, penelitian perbaikan
pembelajaran dilakukan pada Kelas III SD Negeri 7 Sumber Marga Telang pada mata
pelajaran Matematika materi keliling bangun datar melalui media benda konkret pada
tahun pelajaran 2022/2023.
Deskripsi Hasil Perbaikan Siklus I
Perencanaan
Untuk perencanaan peneliti berdiskusi dengan guru kelas III sebagai supervisor 2,
Untuk perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dengan menggunakan dokumen
perencanaan Siklus 1 yang telah disusun. Hal ini merupakan alat penting bagi pendidik
untuk merencanakan pelajaran mereka secara efektif dan memastikan pencapaian tujuan
pembelajaran.
Dokumen perencanaan ini mencakup persiapan rencana pelajaran benda konkret
yang membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis di kalangan siswa. Selain
RPP Benda konkret, dokumen perencanaan Siklus I juga menyertakan lembar observasi
terperinci bagi guru untuk memantau kemajuan siswa dan mengevaluasi efektivitas dan
aktivitas pembelajaran mereka. Selain itu, perencanan perbaikan pembelajaran siklus I
juga menyertakan materi pembelajaran yang relevan dengan fokus perbaikan. Dokumen
lain adalah alat penilaian yang relevan untuk mengukur hasil belajar siswa. Guru
menyiapkan contoh benda konkret, berupa bangun datar yang terbuat dari kardus bekas
dengan berbagai bentuk dan ukuran serta penggaris berbentuk bangun datar segitiga.

Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran Siklus I dilakukan pada Selasa, 09 Mei 2023 sesuai
dengan jadwal pembelajaran. Pembelajaran dimulai dengan salam dan doa, mengabsen
kehadiran siswan dan selanjutnya guru memberikan apersepsi berupa motivasi kepada
siswa untuk menarik dan meningkatkan semangat belajar siswa, kemudian guru
memulai pembelajaran dengan melibatkan siswa secara berkelompok menggunakan
benda konkret berupa bangun datar yang dibuat dari kardus bekas dengan berbagai
bentuk dan ukuran serta penggaris berbentuk segitiga yang dibawa oleh guru.
Selanjutnya di akhir pembelajaran untuk evaluasi guru memberikan tugas kepada
siswa berupa tes tertulis sebanyak 5 soal mengenai bangun datar dan tes lisan berupa
pertanyaan langsung kepada setiap siswa untuk mengidentifikasi bentuk bangunan datar

6
dan menjelaskan cara menghitungnya, hal ini bertujuan untuk menguji sejauh mana
kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran yang telah disampaikan guru, di
penghujung pembelajaran guru memberikan penguatan dengan memberikan kesimpulan
pembelajaran. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa siswa
berdoa dan memberikan salam.
Pengamatan
Temuan dari laporan ini menunjukkan bahwa siswa secara aktif terlibat dalam
kegiatan belajar selama Siklus 1, dengan peringkat keseluruhan dalam kategori "baik"
(80%). Sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan komunikasi dan presentasi mereka sambil
menyampaikan ide-ide materi pembelajaran. Berdasarkan hasil tabel belajar di atas
diperoleh nilai tertinggi siswa sebesar 80 dan terendah sebesar 50 dengan nilai rata-rata
siswa hanya mencapai 67,33. Ketuntasan belajar baru mencapai 60,00% atau sebanyak
9 anak dari jumlah siswa keseluruhan 15 anak sedangkan 6 anak lainnya atau 40,00%
belum mencapai nilai KKM. Rekapitulasi nilai siswa dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tuntas Belum Tuntas
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
9 60,00% 6 40,00%
Sumber : olah data, 2023
Refleksi
Pada siklus 1 Pembelajaran sudah berlangsung cukup baik. Siklus I merupakan
perbaikan pembelajaran yang berfokus pada partisipasi dan keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran interaktif. Meskipun ada beberapa keuntungan menggunakan
metode perbaikan, seperti peningkatan keterlibatan dan motivasi siswa, penelitian
perbaikan siklus I juga memiliki beberapa keterbatasan. Salah satu keunggulan utama
perbaikan Siklus I adalah secara signifikan meningkatkan tingkat partisipasi siswa di
kelas. Perbaikan Siklus I dapat merangsang aktivitas siswa dan mendorong
pembelajaran aktif. Selain itu, pembelajaran siklus I menggunakan media benda konkret
yang memungkinkan siswa membangun pengetahuan berdasarkan pemikirannya sendiri.
Ini mempromosikan pemahaman konsep yang lebih dalam dan mendorong siswa untuk
menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran.
Beberapa kelemahan pada pembelajaran Siklus I adalah dapat memakan waktu
dan membutuhkan banyak perencanaan dan persiapan dari guru. Selain itu, mengelola

7
diskusi dan interaksi siswa selama kelas dapat menjadi tantangan tersendiri bagi guru
yang tidak berpengalaman dalam jenis metode pengajaran. Keterbatasan lain dari
perbaikan Siklus I adalah mungkin tidak cocok untuk semua jenis pelajar. Namun, guru
juga harus mempertimbangkan keterbatasannya yang meliputi waktu dan upaya yang
diperlukan untuk persiapan dan perencanaan serta potensi kesulitan dalam mengatur
siswa. Beberapa siswa masih memiliki nilai rata-rata di bawah KKM sehingga
penelitian perbaikan akan dilanjutkan pada siklus ke II (dua).
Didalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terdapat banyak peningkatan,
tetapi beberapa siswa masih ada yang belum tampak aktif saat Pembelajaran
berlangsung. Dari hasil tes tertulis dan lisan juga terlihat beberapa siswa yang hasil
nilainya masih rendah. Dari situ dapat disimpulkan perlu nya untuk melangsungkan
siklus II sebagai perbaikan lanjutan siklus I.

Deskripsi Hasil Perbaikan Siklus II


Perencanaan
Untuk perencanaan siklus II guru berdiskusi kembali dengan guru kelas III sebagai
supervisor 2 untuk melakukan perbaikan pembelajaran yang kedua.Mengacu pada
refleksi siklus sebelumnya, dokumen perencanaan Siklus II merupakan alat penting bagi
pendidik untuk merencanakan pelajaran mereka secara efektif dan memastikan
pencapaian tujuan pembelajaran dapat meningkatkan lagi dibandingkan siklus 1.
Dokumen perencanaan ini mencakup persiapan rencana pelajaran benda konkret yang
membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis di kalangan siswa. Selain RPP
Benda konkret, dokumen perencanaan Siklus II juga menyertakan lembar observasi
terperinci bagi guru untuk memantau kemajuan siswa dan mengevaluasi efektivitas dan
aktivitas pembelajaran mereka. Selain itu, perencanan perbaikan pembelajaran siklus II
juga menyertakan materi pembelajaran yang relevan dengan fokus perbaikan. Dokumen
lain adalah alat penilaian yang relevan untuk mengukur hasil belajar siswa.agar siswa
dapat lebih mudah memahami untuk penggunaan media konkret guru dan supervisor 2
berinisiatif menyuruh siswa membawa contoh bangun datar sebagai contoh benda
konkret yang di bawah dari rumah mereka masing-masing.

8
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran Siklus I dilakukan pada Selasa, 16 Mei 2023 sesuai
dengan jadwal pembelajaran. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan
berupa guru memberikan salam, mengabsen kehadiran siswa,dan memberikan apersepsi
kepada siswa berupa motivasi agar siswa dapat lebih bersemangat lagi.
Memasuki kegiatan inti guru mengingatkan Kembali pembelajaran yang sudah
pernah dipelajari dan memberikan kaitannya dengan pembelajaran yang akan dipelajari,
guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kemudian meminta siswa
menunjukan contoh-contoh benda konkret bangun datar yang mereka bawah berupa
bangun datar persegi panjang dari kardus, papan catur dan lain sebagainya kemudian
guru mengajak siswa mengamati dan mengajarkan siswa cara menghitung contoh
bangun datar yang mereka bawah masing-masing.
Kemudian setelah selesai perwakilan kelompok membacakan hasil nya didepan
kelas, guru memberikan penguatan dan kesimpulan serta memberikan tugas individu
kepada siswa berupa tes tertulis sebanyak 5 soal dan tes lisan 5 soal berupa pertanyaan
langsung kepada siswa, siswa ditunjuk satu persatu untuk maju kedepan kelas dan
mengidentifikasi berbagai bentuk bangun datar yang mereka bawah serta memintak
mereka menjelaskan cara menghitung bangun datar tersebut, untuk kegiatan penutup
guru memberikan motivasi dan pujian kepada siswa kemudian guru mengajak siswa
berdoa dan memberikan salam.
Pengamatan
Pada kegiatan siklus II nampak jelas terlihat perbedaannya dari siklus 1 siswa
nampak lebih bersemangat dan lebih terpacu untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran
bisa dikatakan seluruh siswa aktif terlibat dalam pembelajaran. Hasil terbaru tentang
kinerja siswa dalam Matematika selama Siklus II menunjukkan hasil yang sangat
positif, dengan 90% masuk dalam kategori "Sangat Baik". Hal ini menunjukkan bahwa
siswa yang berpartisipasi telah menunjukkan kemahiran yang luar biasa dalam
pemahaman Matematika dan kemampuan representasi mereka sebagai komponen benda
konkret. Hasil ini membuktikan pembelajaran media benda konkret menunjukkan
peningkatan hasil belajar yang signifikan selama dua siklus. Dokumentasi pengamat
digunakan untuk perbaikan siklus dan tindakan di masa depan. Laporan observasi siklus
II merupakan komponen penting dari proyek penelitian di mana data hasil belajar siswa

9
dikumpulkan. Laporan tersebut mendokumentasikan pengamatan yang dilakukan
selama Siklus II proyek penelitian tindakan perbaikan, dan memberikan wawasan
terperinci tentang proses pembelajaran siswa. Berdasarkan hasil siklus II diperoleh nilai
tertinggi siswa sebesar 100 dan terendah sebesar 70 dengan nilai rata-rata siswa sudah
mencapai 82,67. Ketuntasan belajar mencapai 100% atau sebanyak 15 anak dari jumlah
siswa keseluruhan 15 anak sudah mencapai nilai KKM. Rekapitulasi nilai siswa dapat
dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II


Tuntas Belum Tuntas
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
15 100% 0 0,00%
Sumber : olah data, 2023

Refleksi
Pada Siklus II, guru dapat mengevaluasi seberapa baik siswa telah memahami
konsep-konsep dasar yang diajarkan pada Siklus I. Kemampuan untuk menilai di mana
siswa berada dalam perjalanan belajarnya dan memberikan umpan balik yang tepat
sangat penting untuk meningkatkan prestasi siswa dan meningkatkan kualitas
pendidikan. Penting untuk diperhatikan bahwa pada siklus kedua pembelajaran, hasil
belajar yang dimaksud sudah tercapai dan dinilai sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, keberhasilan pembelajaran siklus II telah diukur dengan
menilai hasil belajar yang dimaksud telah tercapai sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan.
Pembahasan
Aktivitas Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran dengan
pemanfaatan benda konkret dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata
pelajaran Matematika materi keliling bangun datar pada siswa Kelas III di SD Negeri 7
Sumber Marga Telang Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan tingkat kategori Baik (80%)
pada siklus I dan kategori amat baik (90%) pada siklus II. Siswa Kelas III Sekolah
Dasar membutuhkan pendekatan pembelajaran yang tepat agar dapat mengembangkan
pemahaman Matematika secara efektif. Salah satu pendekatan pembelajaran yang
efektif adalah benda konkret.

10
Hasil penelitian ini sepadan dengan penelitian Saputro, Sari & Winarsi (2021)
bahwa alat peraga benda konkret dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya
dalam mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Penggunaan benda-benda konkret
dalam kegiatan pembelajaran telah menjadi perhatian para pendidik, karena berpotensi
meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. Telah dilakukan penelitian tentang
penelitian benda konkret dan dampaknya terhadap kegiatan belajar di kalangan siswa
sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media
benda konkret dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penelitian lain yaitu
Lathifah & Rahmadina (2023) juga mengungkapkan bahwa benda konkret secara efektif
meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas IV dalam pembelajaran
Matematika. Penggunaan manipulatif dan kontekstualisasi nyata, serta aktivitas fisik
yang terlibat dalam pengajaran mata pelajaran seperti matematika dan sains telah
diadopsi dalam pendidikan sekolah dasar, dengan banyak guru percaya bahwa fisik itu
sendiri bermanfaat untuk belajar. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa
pemanfaatan benda konkret dalam kegiatan pembelajaran memberikan dampak yang
signifikan terhadap peningkatan keterlibatan dan pemahaman siswa terhadap konsep
yang diajarkan, sehingga hasil dan prestasi belajar siswa meningkat. Oleh karena itu,
penelitian ini merekomendasikan penggunaan benda-benda konkret sebagai media
dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya pada jenjang sekolah dasar.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori teori kognitif Piaget, bahwa
penggunaan benda konkret dalam kegiatan pembelajaran cocok dilakukan oleh siswa
pada tahap sekolah dasar, karena proses berpikirnya dilakukan pada benda dan kejadian
nyata atau konkret, sehingga pembelajarannya lebih bermakna (Lindawati et al., 2020).
Selain itu, melibatkan siswa dengan aktivitas langsung, mata, dan pikiran memberi
mereka pengalaman belajar yang nyata dan nyata yang mengaktifkan banyak indra
untuk belajar (Ukoh, 2022).
Peningkatan Hasil Belajar
Berdasarkan hasil analisa hasil penelitian diperoleh bahwa metode pembelajaran
dengan memanfaatkan benda konkret dapat meningkatkan pemahaman Matematika
tentang keliling bangun datar pada siswa Kelas III SD Negeri 7 Sumber Marga Telang
Semester genap Tahun Pelajaran 2022/2023. Hal ini dibuktikan dengan peningkatkan
hasil belajar siswa yang semula nilai rata-rata siswa hanya mencapai 60,00 pada pra

11
siklus lalu meningkat pada siklus I menjadi 69,13 kemudian pada siklus II meningkat
lagi menjadi 84,35. Begitu pula dengan ketuntasan belajar pada pra siklus hanya 39,3%
siswa mendapat nilai KKM lalu meningkat pada siklus I sebesar 69,57% dan pada siklus
II menjadi 95,65%, seperti yang nampak pada tabel dan grafik berikut ini.

Tabel 3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa


Pra Siklus Siklus I Siklus II
Rata-rata Nilai 57,33 67,33 82,67
Ketuntasan Belajar 26,67% 60,00% 100%
Sumber: olah data, 2023
120
100.00%
100
82.67
80
67.33
57.33 60.00%
60

40
26.67%
20

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Rata-rata Nilai Ketuntasan Belajar


Gambar 1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Hasil penelitian ini sepadan dengan penelitian Indhirawati & Fajrie (2023)
bahwa penggunaan media benda konkret berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar
Matematika di kelas III. Media benda konkret membantu membuat pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa, karena aktivitas mental mereka dilakukan pada objek dan
peristiwa nyata atau konkret. Selain itu, transfer dari tahap operasional konkret ke
abstrak sangat penting selama tahun-tahun sekolah dasar. Oleh karena itu, penggunaan
konkretisasi dalam persiapan pelajaran dianggap sebagai faktor mendasar dalam
memfasilitasi keterampilan penalaran dan pemecahan masalah siswa. Penelitian lain
yaitu Auliyah, Indrawati & Chotimah (2023) dalam penelitiannya mengungkapkan
bahwa benda-benda konkret dapat meningkatkan hasil belaja matematika tentang
pegukuran waktu panjang engan satuan tidak baku pada siswa kelas I (satu). Sumber
daya teknologi, seperti mainan dan permainan elektronik, juga dapat memberikan
bantuan yang berharga bagi perkembangan intelektual siswa dengan memikat minat

12
mereka dalam proses pembelajaran. Di pendidikan dasar, sudah ada praktik yang
meluas menggunakan manipulatif konkret sebagai alat bantu belajar untuk anak kecil
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Piaget, bahwa anak pada tahap
perkembangan ini akan memahami konsep dan ide dengan lebih baik jika diajarkan
menggunakan benda-benda konkret atau dunia nyata. Dengan demikian, penggunaan
media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dapat meningkatkan
pemahaman dan meningkatkan prestasi akademik (Nugraha & Widiana, 2021). Salah
satu bentuk media pembelajaran yang cukup menjanjikan dalam hal ini adalah media
video grafis. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa memanfaatkan benda konkret
atau benda manipulatif meningkatkan pengalaman belajar siswa dengan melibatkan
indra penglihatan mereka (Lindawati et al., 2020).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisa hasil penelitian perbaikan pembelajaran serta
pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Aktivitas
pembelajaran Matematika di Kelas III pada materi keliling bangun datar melalui media
benda konkret mengalami peningkatkan, mulai dari siklus I dalam kategori Baik dan
pada siklus II pada kategori Amat Baik; 2) Pembelajaran dengan memanfaatkan benda
konkret dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pokok bahasan keliling bangun
datar pada siswa Kelas III SD Negeri 7 Sumber Marga Telang Semester genap Tahun
Pelajaran 2022/2023. Hal ini dibuktikan dengan peningkatkan hasil belajar siswa yang
semula nilai rata-rata siswa hanya mencapai 57,33 pada pra siklus lalu meningkat pada
siklus I menjadi 67,33 kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 82,67. Begitu
pula dengan ketuntasan belajar pada pra siklus hanya 26,67% siswa mendapat nilai
KKM lalu meningkat pada siklus I sebesar 60,00% dan pada siklus II menjadi 100%.
Saran
Penggunaan benda-benda konkret dalam pengajaran telah direkomendasikan
sebagai cara untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan hasil belajar. Menurut teori
kognitif Piaget, anak usia sekolah dasar berada pada tahap dimana aktivitas mental
dilakukan terhadap objek dan kejadian nyata atau konkret. Oleh karena itu,
memasukkan benda-benda manipulatif yang konkret di dalam kelas, seperti video grafis
dan mainan elektronik, dapat membantu siswa memahami materi abstrak dan

13
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mereka. Di rumah, anak-anak sering
terpikat oleh mainan dan permainan elektronik. Selain itu, konkretisasi merupakan
faktor mendasar dalam persiapan pelajaran untuk siswa sekolah dasar karena
memfasilitasi transfer dari tahap operasional konkret ke abstrak pembelajaran. Dalam
pendidikan matematika dan sains, penggunaan manipulatif konkret sudah menjadi
praktik umum.

DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman, dkk. (2014). Media pendidikan : pengertian, pengembangan


danpemanfaatannya. Depok: PT. Raja Grafindo Persada

Auliyah, F. R., Indrawati, D., & Chotimah, S. E. (2023). Pemanfaatan Benda-Benda


Kongkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika tentang Pengukuran
Panjang dengan Satuan Tidak Baku pada Siswa Kelas 1B Sekolah Dasar Negeri
Sambibulu Kecamatan Taman. Journal on Education, 6(1), 1152-1161.

Dwiyogo, W. D. (2022). Pembelajaran visioner. Jakarta: Bumi Aksara.

Gasong, D. (2018). Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.

Indhirawati, R., & Fajrie, N. (2023). Penggunaan Media Benda Konkret terhadap Hasil
Belajar Matematika Tema Kegemaran pada Kelas III SDN Pangkemiri I
Tulangan Sidoarjo. Journal on Education, 5(2), 3426-3430.

Kharis, M., Ebner, M., Wijayati, P., Hidayat, E., & Afifah, L. (2020). Microblogging
with Padlet: Students' new writing experience on A2-B1 Common European
Framework of Reference for Languages (CEFR). International Journal of
Emerging Technologies in Learning (iJET), 15(1), 176-187.
https://doi.org/10.3991/ijet.v15i01.11804

Lathifah, H., & Rahmadina, P. (2023). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Benda
Konkret Kelas IV A Di Mosa (SD Mojorejo 01 Kota Batu). Pendas: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1), 2327-2337.

Lindawati, L., Murdiyah, S., & Sutansi, S. (2020). Development of Rubita Media Based
on QR Code with Strengthening the Character of Hard Work of Class IV
Elementary School. JED (Jurnal Etika Demokrasi), 5(2), 144-154.
https://doi.org/10.26618/jed.v5i2.3118

Nugraha, A. P. P. Y., & Widiana, I. W. (2021). Learning Alternative Energy Using


Graphic Video Media. International Journal of Elementary Education, 5(2), 224-
230. https://doi.org/10.23887/ijee.v5i2.35154

14
Rosyada, D. (2020). Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Pendidikan. Surabaya: Prenada
Media.

Saputro, K. A., Sari, C. K., & Winarsi, S. W. (2021). Pemanfaatan Alat Peraga Benda
Konkret Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Di
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 1735-1742.

Slameto. (2018). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta

Sudarma, M. (2021). Belajar Merdeka Belajar: Menjadi Manusia. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Ukoh, E. E. (2022). Teaching electromagnetism using interactive-invention


instructional strategy and the learning outcome of secondary school students.
Momentum: Physics Education Journal, 6(1), 10-18.
https://doi.org/10.21067/mpej.v6i1.5463

Zainal Aqib & M. Chotibuddin. (2018). Teori Dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas:
(PTK). Yogyakarta: Deepublish.

15

Anda mungkin juga menyukai