net/publication/325403301
CITATIONS READS
2 3,437
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Analisis Kemampuan Berpikir Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematis View project
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI MTS AR RIDHA MEDAN View project
All content following this page was uploaded by Philips Pasca G Siagian on 28 May 2018.
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini berusaha
menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya dengan
tujuan menggambarkan secara sistematika fakta dan karakteristik objek yang
diteliti secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesalahan-kesalahan
siswa dalam mengerjakan soal materi perpangkatan. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas IX SMP Methodist-7 Medan. Data kesalahan siswa diperoleh dari
hasil tes tertulis materi perpangkatan, observasi, wawancara dan dokumentasi
kemudian diklasifikasikan dalam kesalahan prosedural dan kesalahan konseptual.
Dari hasil analisis tes dan wawancara, siswa mealukan kesalahan konseptual dan
kesalahan prosedural. Ini menunjukkan bahawa siswa kelas IX SMP Methodist-7
Medan belum memahami materi perpangkatan.
3
Kesalahan siswa dalam bekerja matematika perlu mendapatkan perhatian
karena, kalau tidak segera diatasi, kesalahan tersebut akan berdampak terhadap
pemahaman siswa pada konsep matematika berikutnya.
Seperti pada materi operasi aljabar pada bentuk pangkat dan akar tidak terlepas
dari fakta, konsep, prinsip dan keterampilan yang membutuhkan kemampuan
konseptual dan prosedural siswa. Pada materi operasi aljabar pada bentuk pangkat dan
akar menuntut berbagai materi prasyarat yang harus dikuasai siswa antara lain
menyamakan penyebut, perkalian silang, operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk
pangkat, operasi perkalian dan pembagian bentuk akar, serta materi prasyarat lainnya.
Berdasarkan hasil tes berbentuk uraian yang diberikan kepada siswa kelas IX
SMP Methodist-7 Medan menunjukkan bahwa siswa masih belum memahami materi
perpangkatan.
Gambar 1. Soal No 2
Berdasarkan jawaban siswa No. 2 seperti pada gambar di atas, terdapat
kesalahan dalam menyelesaiakan soal perpangkatan. Kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa antara lain: kesalahan menerapkan sifat atau aturan dalam bentuk
perpangkatan, kesalahan siswa dalam mengaitkan konsep bilangan pecahan dan bentuk
perpangkatan, dan siswa tidak dapat melakukan langkah penyelesaian. Ini
mengindikasikan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam materi perpangkatan.
Menurut Widodo (2013: 8), Kesalahan mahasiswa dapat dijadikan sebagai
pedoman untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa menguasai dan memahami materi
yang telah diberikan. Dengan mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah dari
Polya diperoleh bahwa kesalahan pada tahap pertama adalah kesalahan fakta, kesalahan
karena kebiasaan, dan kesalahan intepretasi bahasa. Kesalahan pada tahap kedua adalah
kesalahan konsep dan fakta. Kesalahan pada tahap ketiga adalah kesalahan prinsip dan
prosedur.
Dalam penelitian ini peneliti membatasi kesalahan yang mungkin dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal perpangkatan yaitu:
4
1. Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep adalah kesalahan yang dilakukan siswa dalam menafsirkan
istilah, konsep, dan prinsip atau salah dalam menggunakan istilah, konsep dan prinsip
Kastolan (dalam Sahriah, dkk 2010:3).
2. Kesalahan Prosedur
Gagne (dalam Ruseffendi, 1996: 166) menyatakan bahwa skill meliputi operasi
dan prosedur. Skill dalam matematika adalah prosedur atau operasi-operasi yang dapat
digunakan dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Berdasarkan paparan diatas maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal perpangkatan.
METODE
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dianggap deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
menggambarkan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal. Data penelitian ini berupa
jawaban tertulis peserta didik yang diperoleh dari tes tertulis (Nasution, Surya, Asmin,
Sinaga, 2017).
Dalam penelitian ini penulis deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang
berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya
dengan tujuan menggambarkan secara sistematika fakta dan karakteristik objek yang
diteliti secara tepat.
Sumber Data
Dalam suatu penelitian, sumber data sangat diperlukan untuk melengkapi
pendeskripsian penelitian, dimana keseluruhan data tersebut perlu penjelasan dari mana
asal sumber tersebut. Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data
diperoleh. Apabila menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya maka
sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan
observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu.
Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi
sumber datanya (Arikunto, 2002).
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Methodist-7
Medan yang diberi tes tertulis dengan materi perpangkatan. Yang menjadi informan
5
dalam penelitian ini adalah beberapa murid IX SMP Methodist-7 Medan untuk
diwawancarai dan menghasilkan data yang nantinya akan di bahas dalam penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan beberapa cara atau teknik
yaitu sebagai berikut: 1) Memberikan tes diagnostik untuk melihat pemahaman siswa
dalam materi perpangkatan; 2) Memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana dalam
mengumpulkan data, dengan mempelajari buku-buku sebagai bahan referensi; dan 3)
Melakukan penelitian secara langsung di lapangan untuk memperoleh data atau
informasi langsung dari responden dengan menggunakan beberapa teknik sebagai
berikut:
a. Observasi, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan langsung,
b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung
kepada seorang informan.
c. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data berdasarkan dokumendokumen, foto-
foto dan arsip yang relevan sebagai sumber data.
Analisis Data
Menurut Miles, Huberman dan Saldana (2014:31-33) di dalam analisis data
kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Aktivitas dalam
analisis data yaitu: Data Condensation, Data Display, dan Conclusion
Drawing/Verifications.
1. Kondensasi Data (Data Condensation)
Kondensasi data merujuk pada proses memilih, menyederhanakan,
mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan data yang mendekati keseluruhan bagian
dari catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara, dokumen-dokumen,
dan materi-materi empiris lainnya.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah sebuah pengorganisasian, penyatuan dari infomasi yang
memungkinkan penyimpulan dan aksi. Penyajian data membantu dalam memahami apa
yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu, termasuk analisis yang lebih mendalam atau
mengambil aksi berdasarkan pemahaman.
6
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusions Drawing)
Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari
permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-
benda, mencatat keteraturan penjelasan, konfigurasi-koritigurasi yang mungkin, alur
sebab-akibat, dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan “final” mungkin tidak muncul
sampai pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan
catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang
digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal pokok bahasan bilangan
berpangkat diperoleh kesalahan-kesalahan yang sangat bervariasi. Kesalahan-kesalahan
tersebut diklasifikasikan ke dalam jenis kesalahan prosedural dan konseptual.
1. Kesalahan Konseptual
7
Dari hasil analisis wawancara, diperoleh siswa mengalami kesalahan ini karena
siswa tidak tahu menjumlahkan bilangan pecahan berpangkat. Salah dalam konsep
perpangkatan. Kesalahan konsep perpangkatan ditemukan pada soal yang dikerjakan
siswa. Sedangkan dari hasil wawancara siswa benar – benar tidak paham dan tidak
menguasai perkalian dua bilangan berpangkat.
2. Kesalahan Prosedural
8
Dari hasil wawancara dengan siswa, diperoleh jawaban bahwa siswa kurang teliti
membaca dan salah menafsirkan, ada juga siswa berkata bahwa tidak tahu maksud soal.
Siswa tidak menjawab atau me-nyelesaikan soal. Dari hasil analisis soal ada siswa yang
hanya menuliskan kembali soal dan tidak menyelesaikannya. Ada juga siswa yang tidak
menjawab soal. Hal ini mungkin dikarenakan siswa tidak tahu menjawab soal.
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, diperoleh jawaban yang
bervariasi. Ada yang mengatakan tidak tahu menjawab, ada siswa yang mengatakan
sudah habis waktu dan tidak sempat menjawab.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: 1. Kesalahan konseptual yaitu: a) siswa tidak megetahui aturan dalam
menyamakan bilangan pecahan yang berbeda penyebut dan tidak perpenjumlahan
bilangan pecahan biasa dan tidak mengetahui aturan dalam penjumlahan bilangan
pecahan; b) siswa tidak megetahui aturan dalam menjumlahkan dan mengalikan
bilangan pecahan berpangkat. 2. Kesalahan prosedural yaitu: a) siswa tidak mengetahui
langkah-langkah dalam menyamakan penyebut bilangan pecahan biasa; b) siswa tidak
mengetahui langkah-langkah dalam menjumlahkan dua buah bilangan pecahan biasa,
langkah apa yang harus dilakukan sebelum melakukan penjumlahan; c) siswa tidak
dapat melakukan penjabaran bilangan pecahan berpangkat; d) siswa tidak mengetahui
langkah-langkah dalam menyelesaikan perkalian dua buah bilangan pecahan
berpangkat, langkah apa yang harus dilakukan sebelum melakukan perkalian.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IX SMP Methodist-7
Medan kurang memahami materi bilangan perpangkatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya.
Depdiknas. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Misna, A. Formulasi Kebijakan Alokasi Dana Desa Di Desa Kandolo Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Kutai Timur. eJournal Administrasi Negara. 2015. 3 (2) 2015:
521 – 533
9
Masroza, Fitria. 2013. Prevalensi Anak Berkesulitan Belajar Di
Sekolah Dasar Se Kecamatan Pauh Padang. Diakses: 5 November 2015.
Online: http://download.portalgaruda.org/article. php?article=24454&val=1496.
Sahriah, Siti, dkk. (2010). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 2
Malang. Malang: Universitas Negeri Malang.
Tarigan & Surya (2017). The Application Of Cooperative Learning Model Of Jigsaw
Type To Increase Activity And Student Learning Results In Learning
Phytagoras Theorem. Jurnal IJARIIE. Vol-3 Issue-3 2017.
Widodo, Sri Adi. 2013. Analisis Kesalahan Dalam Pemecahan Masalah Divergensi Tipe
Membuktikan Pada Mahasiswa Matematika. Jurnal Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.
10