Makalah PDB Kel. 5
Makalah PDB Kel. 5
Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Persamaan Differensial Biasa
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “Aplikasi Persamaan Differensial Biasa Orde 2
Homogen dan Tak Homogen” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Persamaan Differensial Biasa.
Tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu dan
pengetahuan tentang Aplikasi Persamaan Differensial Biasa Orde 2 Homogen dan Tak
Homogen. Terimakasih kami haturkan kepada Dosen pengampu mata Persamaan
Differensial Biasa dan teman-teman yang telah membantu untuk menyelesaikan
makalah ini, terutama kepada Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
Dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
ii
Daftar Isi
COVER………………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….......………………ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...…1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….4
2.5 Aplikasi PDB Orde 2 Homogen Pada Masalah Konsentrasi Zat Gula Dalam Produk Sirup..14
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………….16
3.2. Saran………………………………………………………………………………………...16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan 𝑁(𝑡) menotasikan besar populasi pada waktu 𝑡 dan 𝜇 merupakan laju
pertumbuhan atau penyusutan.
Model (1.1.1) merupakan salah satu bentuk paling sederhana persamaan diferensial.
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat derivatif-derivatif dari sebuah
fungsi yang tak diketahui. Dengan memperhatikan variabel bebas yang terlibat, terdapat
dua bentuk persamaan diferensial yaitu persamaan diferensial biasa dan persamaan
diferensial parsial. Persamaan diferensial biasa adalah persamaan diferensial yang
melibatkan hanya satu variabel bebas. Sedangkan persamaan diferensial parsial adalah
persamaan diferensial yang melibatkan lebih dari satu variabel bebas.
Persamaan diferensial dikatakan mempunyai orde 𝑛 jika orde derivatif tertinggi yang
terlibat adalah 𝑛. Jika orde derivatif tertinggi yang terlibat adalah dua, maka persamaan
diferensial tersebut dikatakan persamaan diferensial orde dua. Persamaan diferensial
dikatakan linear jika tidak terdapat perkalian antara variabel bebas dan variabel terikat
dalam satu suku.
1
merupakan persamaan differensial linier orde dua dengan koefisien variabel. Jika 𝑟(𝑥 ) = 0
maka persamaan (1.1.2) dinamakan homogen sedangkan jika 𝑟(𝑥 ) ≠ 0 maka persamaan
(1.1.2) dikatakan tak homogen.
Setelah mendapatkan model matematika yang berbentuk persamaan diferensial,
misalkan persamaan diferensial biasa linear orde dua homogen dengan koefisien variabel,
langkah selanjutnya adalah mencari penyelesaian persamaan diferensial tersebut.
Penyelesaian adalah sebuah fungsi 𝑓(𝑥) yang memenuhi persamaan diferensial, yaitu jika
𝑓(𝑥) disubstitusikan untuk 𝑦 dalam persamaan diferensial maka akan menghasilkan suatu
pernyataan yang benar.
Penyelesaian persamaan diferensial dapat diperoleh menggunakan beberapa metode.
Antara lain metode pemisahan variabel, metode Euler Cauchy, metode variasi parameter,
metode deret pangkat, dan lain sebagainya. Metode pemisahan variabel adalah metode
penyelesaian yang dapat diterapkan pada persamaan diferensial linear orde pertama.
Metode Euler Cauchy dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear
orde dua homogen dengan koefisien variabel. Metode variasi parameter dapat digunakan
untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear orde dua tak homogen.
Metode deret pangkat dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial
linear orde dua homogen dengan koefisian variable. Dalam bidang penerapan persamaan
diferensial yang sering muncul adalah persamaan diferensial linear orde dua homogen
dengan koefisien variabel. Oleh karena itu metode yang tepat digunakan adalah metode deret
pangkat dan lain sebagainya. Metode pemisahan variabel adalah metode penyelesaian
yang dapat diterapkan pada persamaan diferensial linear orde pertama. Metode Euler
Cauchy dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear orde dua
homogen dengan koefisien variabel. Metode variasi parameter dapat digunakan untuk
menyelesaikan persamaan diferensial linear orde dua tak homogen.
Metode deret pangkat dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan
diferensial linear orde dua homogen dengan koefisian variabel.Dalam bidang penerapan
persamaan diferensial yang sering muncul adalah persamaan diferensial linear orde dua
homogen dengan koefisien variabel. Oleh karena itu metode yang tepat digunakan adalah
metode deret pangkat.Metode deret pangkat ini dapat diterapkan di sekitar titik biasa
dan di sekitar titik singular. Suatu titik 𝑥0 dikatakan titik biasa jika 𝑎2 (𝑥0 ) ≠ 0 Tetapi jika
2
𝑎2 (𝑥0 ) = 0 maka titik tersebut disebut titik singular. Titik singular pada persamaan
diferensial orde dua adalah titik-titik dimana suatu interval tertutup tidak mempunyai
derivative kedua.
Persamaan diferensial linear orde dua dengan koefisien variabel yang akan
dibahasadalah persamaan diferensial Legendre, persamaan diferensial Hermite dan
persamaan diferensial Bessel. Ketiga persamaan diferensial ini biasa disebut persamaan
diferensial khusus. Persamaan diferensial khusus tersebutakan diselesaikan dengan
metode deret pangkat di sekitar titik biasa dan di sekitar titik singular yang regular.
Persamaan diferensial khusus yang dapat diselesaikan dengan metode deret pangkat disekitar
titik biasa adalah persamaan Legendredan persamaan Hermite.
Persamaan diferensial khusus yang dapat diselesaikan dengan metode deret pangkat
di sekitar titik singular yang regular adalah persamaan Bessel. Dari kondisi diatas, bagaimana
langkah-langkah penyelesaian persamaan diferensial linear orde dua homogen dengan
koefisien variabel menggunakan metode deret pangkat di sekitar titik biasa dan di
sekitar titik singular regular. Bagaimana penyelesaian persamaan diferensial khusus yang
diperoleh dari metode deret pangkat disekitar titik biasa maupun di sekitar titik singular yang
regular
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai Aplikasi atau Penerapan
Persamaan Differensial Biasa Orde 2 Homogen dan Tak Homogen dalam Fisika.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membentuk dan menyelesaikan pemodelan dalam
bentuk Aplikasi Persamaan Differensial Biasa Orde 2 Homogen dan Tak Homogen dalam
Fisika.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Konstan
𝑥̈ + 𝑎1 𝑥̇ + 𝑎2 𝑥 = 0 (6)
Solusi umum dari PD di atas berbentuk 𝑥 (𝑡) = 𝐴𝑥1 (𝑡) + 𝐵𝑥2 (𝑡), dengan 𝑥1 (𝑡)
dan 𝑥2 (𝑡) adalah solusi-solusi PD bebas linier.
Akan diberi solusi 𝑥(𝑡) yang berbentuk 𝑥 (𝑡) = 𝑒 𝑟𝑡 (guessing method):
Solusi PDLH orde-1 𝑥̇ = 𝑟𝑥 juga berbentuk 𝑒 𝑟𝑡
𝑑
𝑒 𝑟𝑡 = 𝑘𝑒 𝑟𝑡 (turunannya merupakan kelipatan dari dirinya sendiri).
𝑑𝑡
Solusi umum:
𝑥 (𝑡) = 𝐴𝑥1 (𝑡) + 𝐵𝑥2 (𝑡) = 𝐴𝑒 𝑟1𝑡 + 𝐵𝑒 𝑟2𝑡
Solusi PD sangat bergantung pada nilai-nilai akar karakteristik 𝒓𝟏 dan 𝒓𝟐 dan hal
tersebut di bedakan atas tiga kasus, yaitu:
Dua akar (real) berbeda 𝒓𝟏 ≠ 𝒓𝟐
Dua akar (real) kembar 𝒓𝟏 = 𝒓𝟐 = 𝒓
Dua akar kompleks (konjugat)
4
Metode lain: reduksi ordo d’Alembert
Dua akar (real) berbeda 𝒓𝟏 ≠ 𝒓𝟐 (yang terjadi apabila 𝒂𝟐𝟏 − 𝟒𝒂𝟐 > 𝟎):
𝑥 (𝑡) = 𝐴𝑒 𝑟1𝑡 + 𝐵𝑒 𝑟2𝑡
Dua akar (real) kembar: 𝒓𝟏 = 𝒓𝟐 = 𝒓 (yang terjadi apabila 𝒂𝟐𝟏 − 𝟒𝒂𝟐 = 𝟎) maka
hanya diperoleh satu solusi, yaitu 𝑥1 = 𝐴𝑒 𝑟𝑡 . Namun demikian masih dimungkinkan
untuk mendapat satu solusi lain yang berbeda yang berbentuk 𝑥2 = 𝐵𝑡𝑒 𝑟𝑡 , sehingga
𝑥 (𝑡) = 𝐴𝑒 𝑟𝑡 + 𝐵𝑡𝑒 𝑟𝑡
Dua akar kompleks konjugat 𝑟1,2 = ℎ ± 𝑖𝑣 (yang terjadi apabila 𝒂𝟐𝟏 − 𝟒𝒂𝟐 < 𝟎):
𝑥 (𝑡) = 𝑒 ℎ𝑡 (𝐴 cos 𝑣𝑡 + 𝐵 sin 𝑣𝑡)
2.2 Pengertian Persamaan Differensial Biasa Orde 2 Tak Homogen Dengan Koefisien
Konstan
Bentuk baku PDL tak homogen orde 2 dengan koefisien konstan diberikan oleh:
2.3 Pengertian Persamaan Differensial Biasa Orde 2 Dengan Koefisien Tak- Konstan
𝑥̈ + 𝑎1 𝑥̇ +𝑎2 𝑥 = 𝑏(𝑡)
Disebut juga PD linier orde-2 dengan suku variabel (differential equation with a
variable term).
Metode koefisien tak tentu (undetermined coefficients method):
5
Didasarkan pada “tebakan” terhadap bentuk solusi partikular dengan
koefisien-koefisien belum ditentukan.
Mudah diterapkan
Hanya dapat menjangkau bentuk-bentuk fungsi yang terbatas, seperti
polynomial,eksponensial, sinus dan kosinus.
6
mengalikannya dengan 𝑡 𝑘 , dimana 𝑘 adalah kegandaan dari akar persamaan
karakteristik.
1) 𝑥̈ +3𝑥̇ −4𝑥 = 𝑡 2
2) 𝑥̈ +3𝑥̇ −4𝑥 = 2𝑒 −4𝑡
3) 𝑥̈ +3𝑥̇ −4𝑥 = 2 sin 𝑡
Pada rangkain arus searah yang di gambarkan pada diagram di bawah, berlaku:
𝑑𝑙
𝐸𝐿 = 𝐿 I′ = 𝐿 (drop pada inductor)
𝑑𝑡
Jumlah dari tiga besaran diatas sama dengan besar dari gaya elektromotif 𝐸(𝑡).
Mengingat 𝐸 (𝑡) = 𝐸0 sin 𝜔 t didapat persamaan:
𝐸𝐿 + 𝐸𝑅 + 𝐸𝐶 = 𝐸(𝑡)
𝑑𝑙 1
𝐿 + 𝑅 I + ∫ 𝐼 (𝑡)𝑑𝑡 = 𝐸0 sin 𝜔 𝑡
𝑑𝑡 𝑐
𝑑2 𝐼 𝑑𝑙 1
𝐿 𝑑𝑡 2 + 𝑅 𝑑𝑡 + I = E0 𝜔 cos 𝜔 𝑡 yang akan menghasilkan solusi arus dalam keadaan-
𝑐
7
2.4.1 Pemodelan Matematika
𝑑2 𝐼 𝑅 𝑑𝑙 1 𝐸0𝜔
+ + I= cos 𝜔 𝑡 (PD orde-2 Non Homogen),
𝑑𝑡 2 𝐿 𝑑𝑡 𝐶𝐿 L
𝑅 1 E0 𝜔
D2 𝐼 + 𝐷𝐼 + I = cos 𝜔𝑡 ,
𝐿 𝐶𝐿 L
𝑅 1 E0 𝜔
(D2 + 𝐷 + )I = cos 𝜔𝑡 , dimana D2 = −𝜔2 .
𝐿 𝐶𝐿 L
E0 𝜔
cos 𝜔𝑡
L
𝐼𝑃 = 𝑅 1 ,
−𝜔2 + 𝐷 +
𝐿 𝐶𝐿
E0 𝜔
cos 𝜔𝑡 𝐶𝐿
L
𝐼𝑃 = 2 𝑅 1 . 𝐶𝐿
−𝜔 + 𝐷 +
𝐿 𝐶𝐿
E0 𝜔 C cos 𝜔 𝑡
𝐼𝑃 = ,
−𝜔2 +𝐶𝐿 +𝑅𝐶𝐷++1
8
E0 𝜔 C cos 𝜔 𝑡 𝑅𝐶𝐷 +(𝜔2 𝐶𝐿−1)
𝐼𝑃 = . 𝑅𝐶𝐷+(𝜔2 𝐶𝐿−1) ,
𝑅𝐶𝐷 −(𝜔2 𝐶𝐿−1)
𝜔2 𝐶𝐿−1
E0 R sin 𝜔𝑡 −E0( ) cos 𝜔𝑡
𝜔𝐶
𝐼𝑃 = 2 ,
𝜔2 𝐶𝐿−1
𝑅2 +( )
𝜔𝐶
1
E0 R sin 𝜔𝑡 −E0(𝜔𝐿 − ) cos 𝜔𝑡
𝜔𝐶
𝐼𝑃 = 1 2 .
𝑅2 +(𝜔𝐿 − )
𝜔𝐶
E0 R 𝑆
𝐼𝑃 = [𝑅 (− cos 𝜔𝑡) + sin 𝜔𝑡] , (2)
𝑅2 + 𝑆 2
𝑆
Ambil 𝑅 = 𝑡𝑔𝜃 (3)
9
Substitusi (3) pada (2):
E0 R
𝐼𝑃 = [𝑡𝑔𝜃 . (− cos 𝜔𝑡) + sin 𝜔𝑡] ,
𝑅2 + 𝑆 2
E0 R sin 𝜃
𝐼𝑃 = [cos 𝜃 . (− cos 𝜔𝑡) + sin 𝜔𝑡] ,
𝑅2 + 𝑆 2
E0 R − cos 𝜔𝑡 sin 𝜃 +sin 𝜔𝑡 cos 𝜃
𝐼𝑃 = [ ],
𝑅2 + 𝑆 2 cos 𝜃
E0 R 1
𝐼𝑃 = . cos 𝜃 . [sin 𝜔𝑡 cos 𝜃 − cos 𝜔𝑡 sin 𝜃] ,
𝑅2 + 𝑆 2
E0 R
𝐼𝑃 = . sec 𝜃 . sin(𝜔𝑡 − 𝜃) , (4)
𝑅2 + 𝑆 2
𝑆2
𝑠𝑒𝑐 2𝜃 = 1 + 𝑅2 ,
𝑅2 + 𝑆 2
𝑠𝑒𝑐 2𝜃 = ,
𝑅2
𝑅2 + 𝑆 2 √𝑅2 + 𝑆 2
𝑠𝑒𝑐 2𝜃 = √ = . (5)
𝑅2 𝑅
E0 R √𝑅2 + 𝑆 2
𝐼𝑃 = . . sin(𝜔𝑡 − 𝜃) ,
(√𝑅2 + 𝑆 2 )2 𝑅
E0
𝐼𝑃 = . sin(𝜔𝑡 − 𝜃) , (6)
√𝑅 + 𝑆 2
2
E0
Dimana = 𝐼0 ,
√𝑅2 + 𝑆 2
10
2.4.2 Contoh aplikasi pada Rangkaian Arus Searah
𝑑2 1 𝑑𝑙 1
25 + 50 + 0,01 = ( 500)(3) cos 3t
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
𝑑2 1 𝑑𝑙
25 + 50 +100 1 = 1500 cos 3t
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
𝑑2 1 𝑑𝑙
+2 + 41 = 60 cos 3t ( PD linier orde 2 non homogen)
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
D2 I+ 2 DI + 4I = 60 COS 3T.
(D2 +2D +4 ) I = 60 COS 3T, dimana D2= -(3)2 = -9
11
360 5
𝐼𝑃 = [ (− cos 3𝑡) + sin 3𝑡]
61 6
5
Ambil 6 = tg 𝜃
360
Maka 𝐼𝑃 = [𝑡𝑔 𝜃 . (− cos 3𝑡) + sin 3𝑡 ]
61
360 sin 𝜃
𝐼𝑃 = [ . (cos 3𝑡 ) + sin 3𝑡]
61 cos 𝜃
61 61
sec2 𝜃 = √36 = √ 6
360 61
𝐼𝑃 = . √ 6 . sin (3t- 𝜃 )
61
60 61
𝐼𝑃 = . 6
. sin (3t- 𝜃)
(√61)2
60
𝐼𝑃 = . Sin (3t- 𝜃) merupakan arus keadaan mantap di rangkaian arus searah.
√61
Solusi :
𝟏
S = 𝝎 𝑳 - 𝝎𝑪 .
1
S = 3(25) - 3(0,01) .
12
100 225−100 125
S = 75 - = =
3 3 3
𝐸0
𝐼0 =
√𝑅 2 + 𝑆 2
Dengan program Maple dapat diperoleh hasilnya dalam waktu yang singkat.
𝑑2 𝐼 𝑑𝐼
+2 + 41 = 60 cos 3t (PD orde-2 non homogen),
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
Restart :
ode (1) : = diff ( y (t),t),t)= -2* diff ( y(t),t)-4*y(t)+60*cos (3*t);
𝑑1 𝑑1
Orde1 : 𝑑2 y (t) = -2 [ 𝑑2 𝑦(𝑡)]-4 y(t) + 60 cos(3 t)
Dimana :
Solusi umum PD Linier orde 2 Homogen :
360 360
I p = sin 3t - cos 3t (arus keadaan-mantap di Rangkaian Arus Searah yang
61 61
13
2.5 Aplikasi Persamaan Differensial Biasa Orde 2 Homogen Pada Masalah Konsentrasi
Zat Gula Dalam Produk Sirup
2.5.1 Contoh Aplikasi
Sebuah bejana berisi 50 liter air garam yang mengandung 1 kilogram garam.
Air garam yang mengandung 2 kilogram garam tiap liter mengalir ke dalam
bejana dengan laju 5 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 . Larutan dalam bejana diaduk agar homogeny
dan larutan ini dialurkan keluar bejana dengan laju 3𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 . Berapa jumlah
garam didalam bejana dalam setiap waktu?
Penyelesaian:
Untuk memperoleh model persamaan differensial pada masalah ini, sebagai langkah
awal adalah mengidentifikasi semua besaran yang terlibat dalam masalah konsentrasi,
memberi lambang pada semua besaran yang terlibat, dan menentukan satuan untuk semua
besaran. Sebagai peubah bebas adalah waktu t dan peubah tak bebas adalah jumlah garam
dalam bejana pada setiap saat, misalkan x.
Laju perubahan rata-rata jumlah garam didalam bejana dalam sedang waktu ∆𝑡 adalah
𝑥(𝑡+∆𝑡)−𝑥(𝑡)
∆𝑡
𝑑𝑥
Laju perubahan jumlah garam didalam bejana pada setiap saat adalah =
𝑑𝑡
𝑥(𝑡+∆𝑡)−𝑥(𝑡) 𝑑𝑥
lim ↔ = laju jumlah garam masuk – laju jumlah garam keluar.
𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡
𝑥 𝑘𝑖𝑙𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚
Konsentrasi garam dalam bejana =50+2𝑡 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑥 𝑘𝑖𝑙𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Laju jumlah garam keluar=50+2𝑡 𝑥3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
3𝑥 𝑘𝑖𝑙𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚
= 50+2𝑡 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑑𝑥 3𝑥
Jadi 𝑑𝑡 = 10 − 50+2𝑡
14
𝑑𝑥 500 + 20𝑡 − 3𝑥
↔ = , 𝑥 (0) = 10 (2.9)
𝑑𝑡 50 + 2𝑡
Persamaan (2.9) dapat diselesaikan dengan mendefinisikan variabel baru 𝑢 = 500 + 20𝑡 −
1 1
3𝑥, 𝑣 = 50 + 2𝑡, 𝑑𝑥 = 3 (10𝑑𝑣 − 𝑑𝑢), 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑡 = 2 𝑑𝑣 serta mensubstisukannya ke
𝑢 10𝑣 𝑣
Diperoleh [2 − ] 𝑑𝑣 + 𝑑𝑢 = 0 (2.10)
3 3
𝑢
Substitusikan 𝑟 = 𝑣 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑢 = 𝑟 𝑑𝑣 + 𝑣 𝑑𝑟 kedalam persamaan differensial (2.10) sehingga
𝑑𝑣 𝑑𝑟
diperoleh persamaan differensial peubah terpisah + 5𝑟−20 = 0. Dengan mengintegralkan
2𝑣
𝑑𝑣 𝑑𝑟
masing-masing ruas maka ∫ +∫ =lnC
2𝑣 5𝑟−20
→ ln 2𝑣 + ln 5𝑟 = 𝑙𝑛𝐶 (2.11)
makin banyak jika volume bejana diketahui, dapat diketahui pula jumlah garam didalam
bejana pada saat bejana penuh berisi air. (Santosa, 1997:61-63).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
𝑑2 1 𝑑1 1
Penerapan PD Linier orde-2 pada Rangkaian Arus Searah dari L + R 𝑑2 + 𝐶 I = E0 𝝎
𝑑𝑡 2
𝐸0 𝑠
𝐼𝑃 = 𝐼 0 . sin(𝝎𝒕- 𝜃) dimana 𝐼 0 = dan 𝜃 = arc tg . Penyelesaian masalah rangkaian
√𝑅 2 + 𝑆 2 𝑅
Pada model persamaan differensial biasa orde 2 pada Masalah Konsentrasi Zat Gula
𝑑𝑣 𝑑𝑟
Dalam Produk Sirup + 5𝑟−20 = 0. Dengan mengintegralkan masing-masing ruas maka
2𝑣
𝑑𝑣 𝑑𝑟
∫ 2𝑣 + ∫ 5𝑟−20=lnC
→ ln 2𝑣 + ln 5𝑟 = 𝑙𝑛𝐶
22500√2
Jadi jumlah garam dalam bejana pada setiap saat adalah 𝑥 = 4𝑡 + 100 3 . Jadi jumlah
(50+2𝑡)2
garam didalam bejana makin banyak jika volume bejana diketahui, dapat diketahui pula
jumlah garam didalam bejana pada saat bejana penuh berisi air. (Santosa, 1997:61-63).
3.2 Saran
Makalah ini kami sadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami sebagai penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah Persamaan Differensial Biasa yang sudah memberi kami
kesempatan untuk dapat menuliskan makalah Aplikasi Persamaan Differensial Biasa Orde 2
Homogen dan Tak Homogen.
16
DAFTAR PUSTAKA
17