PERSAMAAN DIFERENSIAL
(METODE NUMERIK)
A. NURANNISA F.A
517022
SEMESTER 6
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Metode
Numerik yang berjudul Persamaan Diferensial ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa apa yang diperoleh tidak hanya merupakan hasil
dari jerih payah sendiri, tetapi hasil dari keterlibatan beberapa pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu A. Sri
Rahayu, S.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Numerik yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis.
Tidak lupa pula penulis sampaikan terima kasih kepada teman-teman serta
semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga
bantuan dan motivasi yang diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Sekian
dan terima kasih.
A. Nurannisa F.A
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Metode Euler
Metode Euler adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan persamaan diferensial dengan cara iterasi, yaitu
penggunaan hasil sebelumnya sebagai nilai masukan awal untuk penentuan nilai
berikutnya (Rahman, 2017:41). Metode Euler adalah metode yang paling sederhana
untuk mengintegrasikan PDB orde satu secara numerik. Kondisi/syarat atau nilai
awal (𝑥0 , 𝑦0 ) digunakan untuk menghitung besarnya slope (tangen arah) y(x) pada
𝑑𝑦
𝑥 = 𝑥0 adalah 𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥0 , 𝑦0 ).
𝑥=𝑥0
𝑑𝑦
Jika slope (𝑑𝑥 ) pada interval ∆𝑥 bernilai tetap, maka nilai 𝑦(𝑥0 + ∆𝑥) dapat
diperkirakan sebesar:
𝑦(𝑥0 + ∆𝑥) = 𝑦(𝑥0 ) + ∆𝑥𝑓(𝑥0 , 𝑦0 )
Selanjutnya, nilai x dan y ini (𝑥 = 𝑥0 + ∆𝑥 dan 𝑦 = 𝑦(𝑥0 + ∆𝑥)) digunakan
untuk memperkirakan besarnya slope pada titik yang baru. Nilai 𝑦(𝑥0 + 2∆𝑥) dapat
dihitung dengan:
𝑦(𝑥0 + 2∆𝑥) = 𝑦(𝑥0 + ∆𝑥) + ∆𝑥𝑓(𝑥0 + ∆𝑥, 𝑦0 (𝑥0 + ∆𝑥))
Pola perhitungan yang beruntun ini digambarkan sebagai metode Euler:
𝑦(𝑥𝑖 + ∆𝑥) = 𝑦(𝑥𝑖 ) + ∆𝑥. 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦(𝑥𝑖 ))
Atau 𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ∆𝑥. 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 )
Atau 𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ℎ. 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 )
Lebar langkah (step size) dapat dinyatakan dengan ∆𝑥 = ℎ
𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ) merupakan bentuk persamaan diferensial, sehingga:
𝑑𝑦 𝑑𝑦
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ∆𝑥 𝑑𝑥 atau 𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ℎ 𝑑𝑥
𝑥𝑖 ,𝑦𝑖 𝑥𝑖 ,𝑦𝑖
4
5
𝑑𝑦 1 𝑑2 𝑦 2
1 𝑑3𝑦
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + | ∆𝑥 + | ∆𝑥 + | ∆𝑥 3 + ⋯
𝑑𝑥 𝑥𝑖 2 𝑑𝑥 2 𝑥 6 𝑑𝑥 3 𝑥
𝑖 𝑖
Persamaan di atas digunakan untuk memperkirakan nilai slope pada titik tengah
interval:
𝑑𝑦 ′
| = 𝑦𝑖+ 1⁄ = 𝑓(𝑥𝑖+1⁄ , 𝑦𝑖+1⁄ )
𝑑𝑥 𝑥𝑖+1⁄ 𝑦 1 2 2 2
2, 𝑖+ ⁄2
yang dianggap dapat mewakili slope rata-rata pada keseluruhan interval ∆𝑥. Nilai
slope pada persamaan di atas selanjutnya digunakan untuk mengekstapolasi linear
dari 𝑦𝑖 ke 𝑦𝑖+1 :
Metode Runge Kutta merupakan metode yang paling banyak diterapkan untuk
integrasi numerik persamaan diferensial biasa dengan initial value pronlem, karena
menghasilkan pendekatan yang cukup baik (Puspitasari, Kamiran & Asiyah,
2019:60). Metode ini menggunakan pendekatan deret Taylor yang cukup akurat,
tanpa membutuhkan perhitungan turunan yang lebih tinggi (Sihombing & Dahlia,
2018:53). Bentuk umum metode-metode Runge Kutta adalah:
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ϕ ℎ
Φ disebut fungsi inkremen yang dianggap sebagai nilai slope pada keseluruhan
interval h atau ∆𝑥 yang ditinjau. Fungsi inkremen (ϕ) mempunyai bentuk umum:
ϕ = 𝑎1 𝑘1 + 𝑎2 𝑘2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑘𝑛
8
∆𝑥 2 ∆𝑥
𝑘3,1 = (𝑥𝑖 + ) (𝑦𝑖 + 𝑘 )
2 2 2,𝑖
𝑘4,𝑖 = (𝑥𝑖 + ∆𝑥)2 (𝑦𝑖 + ∆𝑥 𝑘3,𝑖 )
Jika diambil step size ∆𝑥 = 0,1, maka pada 𝑥0 = 0 dan 𝑦0 = 1 dapat dihitung:
𝑘1,0 = 𝑥0 2 𝑦0 = 02 . 1 = 0
0,1 2 0,1
𝑘2,0 = (𝑥0 + ) (𝑦0 + 𝑘 ) = 0,052 . 1 = 0,0025
2 2 1,0
0,1 2 0,1
𝑘3,0 = (𝑥0 + ) (𝑦0 + 𝑘 ) = 0,052 . 1,000125 = 0,0025
2 2 2,0
𝑘4,0 = (𝑥0 + 0,1)2 (𝑦0 + 0,1 𝑘3,0 ) = 0,12 . 1,000250 = 0,01000
0,1
Sehingga: 𝑦1 = 𝑦(0,1) = 1 + (0 + 2 . 0,0025 + 2 . 0,0025 + 0,01)
6
𝑦1 = 𝑦(0,1) = 1,000333
Demikian seterusnya hingga diperoleh y pada x = 1. Sebagai perbandingan, dapat
diambil nilai step size yang lain, misalnya ∆𝑥 = 0,2 dan ∆𝑥 = 0,05, sehingga
diperoleh hasil-hasil perhitungan sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis senantiasa menerima saran dan kritik dari pembaca
untuk perbaikan makalah selanjutnya. Namun, penulis berharap dengan adanya
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca terkait dengan
metode numerik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12
Persamaan Non Linier Metode Titik Tetap dengan Metode Newton Raphson
Menggunakan Matlab. Jurnal Informatika dan Sistem Informasi, 11(2), 51–
64.
Sholihat, N. A., Hidayat, W., & Rohaeti, E. E. (2018). Penghargaan Diri dan
Penalaran Matematis Siswa MTS. Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif,
1(3), 299–304. https://doi.org/10.22460/jpmi.v1i3.299-304
Sihombing, S. C., & Dahlia, A. (2018). Penyelesaian Persamaan Diferensial Linier
Orde Satu dan Dua disertai Nilai Awal dengan menggunakan Metode Runge
Kutta Orde Lima Butcher dan Felhberg (RKF45). Jurnal Matematika
Integratif, 14(1), 51–60. https://doi.org/10.24198/jmi.v14.n1.15953.51-60
Sulistyorini, Y. (2017). Analisis Kesalahan dan Scaffolding dalam Penyelesaian
Persamaan Diferensial. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 91–104.
Sunoto, T. D. (2018). Kontrol Stepsize pada Integrasi Numerik Ekivalen dengan
Prinsip Aksi Kontroler PID pada Sistem Kontrol. Jurnal Tesla, 20(2), 102–
108.
Susanti, N., & Erviana, R. (2019). Pengembangan Modul Metode Numerik
Mahasiswa Matematika STKIP Muhammadiyah Pagaralam. Jurnal MathEdu,
7(November), 27–33.