PERSAMAAN LINIER :

Sebuah persamaan yang semua variabelnya berpangkat satu.

Contoh :
2𝑥1 + 3𝑥2 = 12

SISTEM PERSAMAAN LINIER :

Lebih dari satu persamaan yang semua variabelnya berpangkat satu.
Contoh :
5𝑥 + 𝑦 = 3
2𝑥 − 𝑦 = 4

Metode-metode untuk menyelesaikan SPL dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

I.METODE LANGSUNG :
1.ELIMINASI GAUSS
2.ELIMINASI GAUSS-JORDAN
3.ATURAN CRAMER
4.INVERS MATRIKS
5.DEKOMPOSISI LU (LOWER-UPPER)

II.METODE TIDAK LANGSUNG (ITERASI) :

1.ITERASI JACOBI
2.ITERASI GAUSS-SEIDEL

CONTOH SEDERHANA PENGGUNAAN SPL (Sistem Persamaan Linier) :

PT. ”PINDAD” memproduksi tank dan panser menggunakan bahan baku baja dan lapisan khusus. Tabel
komposisi pemakaian bahan bakunya adalah sbb. :
Bahan baku Tank Harimau Hitam Panser Anoa Total persediaan bahan
baku (ton)
Baja 10 8 82
Lapisan khusus 6 8 62
Buatlah persamaan matematiknya !
Berapa jumlah tank dan panser yang bisa diproduksi ? Gunakan Eliminasi Gauss-Jordan.
Bagaimana jika ruas kanan = 0 ?

Jawab :
Misal : x = tank Harimau Hitam dan y = panser Anoa
Persamaan matematiknya :
10x + 8y = 82
6x + 8y = 62

Metode Gauss - Jordan :

10 8  x  82 
 6 8  y  = 62
    
10 8 82  b1 −b 2 4 0 20  b1 (1 / 4) 1 0 5  b 2 −6b1 1 0 5  b 2 (1 / 8)
  ⎯⎯⎯→  ⎯⎯⎯→  ⎯⎯⎯→  ⎯⎯⎯→
 6 8 62   6 8 62   6 8 62   0 8 32 
1 0 5
  → Yang bisa diproduksi adalah : x = 5 tank dan y = 4 panser
 0 1 4 

CATATAN :
Notasi pada OBE (Operasi Baris Elementer) :
𝑏𝑖𝑗 = 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 𝑖 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑘𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 𝑗.
𝑏𝑖 (𝑘) = 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 𝑖 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘, 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑝, 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑝, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝𝑒𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛.
𝑏𝑖 ± 𝑏𝑗 = 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 𝑖 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 𝑗.
𝑏𝑖 ± 𝑘 𝑏𝑗 = 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 𝑖 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑖 𝑘 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒 𝑗.

I.1.ELIMINASI GAUSS
Mengubah matriks lengkap menjadi matriks segitiga atas atau segitiga bawah.

Contoh soal :
Carilah solusi dari SPL berikut ini menggunaka n eliminasi Gauss :
2 x1 + x 2 + 4 x3 = 16
3x1 + 2 x 2 + x3 = 10
x1 + 3x 2 + 3x3 = 16
Jawab : notasi matriksnya : A X = B
2 1 4  x 1  16 
3 2 1  x  = 10 
   2  
1 3 3  x 3  16 
Karena sudah ada angka 1 pada baris 3 kolom 1, maka langsung digunakan untuk menolkan
angka diatasnya.
Matriks lengkapnya :
2 1 4 16  b − 2b  0 - 5 - 2 - 16  0 - 5 - 2 - 16  membuat angka1
  13 −3b33   b2 − 4b1   2 (1 / 13)
3 2 1 10  ⎯b⎯ ⎯→ 0 - 7 - 8 - 38 ⎯⎯⎯→ 0 13 0 26  ⎯b⎯ ⎯ ⎯⎯→
 1 3 3 16   1 3 3 16   1 3 3 16 
0 - 5 - 2 - 16  0 0 -2 -6  1 3 3 16 
  b1 +5b2   b13  
0 1 0 2  ⎯⎯⎯→ 0 1 0 2  ⎯⎯→0 1 0 2 
 1 3 3 16   1 3 3 16  0 0 - 2 - 6 
Jadi solusinya :
-2x3 = -6 → x3 = -6/-2 = 3
x2 = 2
x1 + 3(2) + 3(3) = 16 → x1 = 16 – 15 = 1

Contoh 2 :
Selesaikan SPL berikut ini menggunakan metode eliminasi Gauss.
2 x1 + x 2 + 2 x 4 = 12
− 2 x1 + x3 − x 4 = −3
x 2 + x3 − x 4 = 1
x1 + 2 x 4 = 9
Jawab : notasi matriksnya : A X = B
2 1 0 2   x1   12 
− 2
 0 1 − 1  x2  − 3
= → matriks lengkapnya :
0 1 1 − 1  x3   1 
    
1 0 0 2   x4   9 
Disini juga sudah ada angka 1 pada baris 4 kolom 1.
Namun sekarang kita tukar posisi angka 1 tersebut supaya berada pada baris 1 kolom 1.
Matriks lengkapnya :
2 1 0 2 12  1 0 0 2 9 1 0 0 2 9
  b41   b3 + 2b1  
− 2 0 1 − 1 − 3 b32  0
⎯⎯→
1 1 − 1 1  b4 −2b1 0
⎯⎯⎯→
1 1 − 1 1  b2 −b3
⎯⎯⎯→
0 1 1 −1 1  − 2 0 1 − 1 − 3 0 0 1 3 15 
     
 1 0 0 2 9   2 1 0 2 12  0 1 0 − 2 − 6
1 0 0 2 9  1 0 0 2 9  1 0 0 2 9 
      b1 −2b4
0 1 0 − 4 − 14 b4 −b2 0 1 0 − 4 − 14 b4 (1 / 2) 0 1 0 − 4 − 14 bb32 −+34bb44
⎯⎯⎯→ ⎯⎯⎯→ ⎯⎯⎯→
0 0 1 3 15  0 0 1 3 15  0 0 1 3 15 
     
0 1 0 − 2 − 6  0 0 0 2 8  0 0 0 1 4 
1 0 0 0 1
 
0 1 0 0 2
→ Jadi solusinya : x1 = 1 ; x2 = 2 ; x3 = 3 ; x4 = 4
0 0 1 0 3
 
0 0 0 1 4
Contoh 3 : SPL INKONSISTEN
Carilah solusi SPL berikut ini :
x1+2x 2 − 3x 3 = 2
6x 1 + 3x 2 - 9x 3 = 6
7x 1 + 14x 2 - 21x 3 = 13
Jawab : notasi matriks : AX = B
1 2 - 3   x 1   2 
6 3 - 9   x  =  6 
   2  
7 14 - 21  x 3  13
Matriks lengkapnya :
1 2 - 3 2  1 2 - 3 2  1 2 - 3 2 
  b2 −6b1   b3 −7b1  
6 3 - 9 6  ⎯⎯⎯→0 - 9 9 - 6 ⎯⎯⎯→0 − 9 9 − 6
7 14 - 21 13 7 14 - 21 13  0 0 0 − 1
Baris 3 ruas kiri nol semua, sedangkan ruas kanannya tidak nol, maka tidak mempunyai solusi
(inkonsisten).
Seandainya baris 3 seluruhnya nol, baik ruas kiri maupun ruas kanan, maka solusinya tidak tunggal.

Contoh 4 : SOLUSI TIDAK TUNGGAL

Misalkan diketahui SPL :
4𝑦 + 𝑧 = 2
2𝑥 + 6𝑦 − 2𝑧 = 3
4𝑥 + 8𝑦 − 5𝑧 = 4
 Tentukan solusinya.

Jawab :
Matriks lengkapnya :
0 4 1 2  2 6 -2 3  2 6 -2 3 
  b12   b3 − 2b1   3 +b2
2 6 - 2 3  ⎯⎯→ 0 4 1 2  ⎯⎯⎯→ 0 4 1 2  ⎯b⎯ ⎯→
4 8 - 5 4   4 8 - 5 4   0 - 4 - 1 - 2 
2 6 -2 3  2 6 -2 3  2 0 - 7/2 0 
  b2 (1 / 4)   b1 −6b2   1 (1 / 2)
0 4 1 2  ⎯⎯⎯→0 1 1 / 4 1 / 2  ⎯⎯⎯→0 1 1/4 1/2  ⎯b⎯ ⎯→
 0 0 0 0  0 0 0 0  0 0 0 0 
1 0 - 7/4 0 
 
0 1 1/4 1/2 
 0 0 0 0 

Jadi :
7 7
x− z=0→x= z
4 4
1 1 1 1
y+ z = → y= − z
4 2 2 4
Misal : z = t, maka solusinya :
7 1 1
x= t, y= − t, z = t
4 2 4
Karena nilai t bisa berapa saja, maka solusinya tidak tunggal.

I.3.DEKOMPOSISI LU
Adalah menguraikan matriks koefisien SPL menjadi matriks segitiga bawah dan segitiga atas.

MATRIKS SEGITIGA ATAS (U = Upper)

Adalah matriks bujur sangkar, dimana seluruh elemen di bawah diagonal utamanya harus nol,
sedangkan elemen yang lain boleh ada yang tidak nol.
 4 3 - 2 0 1 0

Contoh : A = 0 5 6
 ; B = 0 0 0
 
0 0 1  0 0 0

MATRIKS SEGITIGA BAWAH (L = Lower)

Adalah matriks bujur sangkar, dimana seluruh elemen di atas diagonal utamanya harus nol, sedangkan
elemen yang lain boleh ada yang tidak nol.
  2 0 0 0 0 0

Contoh : A = 0 0 0
 ; B = 0 0 0
 
3 0 1 0 - 5 0
CATATAN UNTUK DEKOMPOSISI LU :
1.Metode Doolittle : seluruh elemen diagonal utama matriks L berisi angka 1.
2.Metode Crout : seluruh elemen diagonal utama matriks U berisi angka 1.
3.Metode Cholesky : diagonal utama matriks L = diagonal utama matriks U, sebagai sumbu simetri.

SYARAT AGAR DAPAT DI DEKOMPOSISI

Determinan dari setiap sub matriksnya ≠ 0
Contohnya :
1 2 3 

Diketahui matriks koefisien dari suatu sistem persamaan linier (SPL) adalah : A = 2 4 5

 
1 3 4
Apakah dapat di dekomposisi ?
Kita hitung determinan dari setiap sub matriksnya sebagai berikut :
A1 = 1 = 1
1 2
A2 = = (1)( 4) − (2)( 2) = 0 → tidak dapat didekomposisi
2 4
1 2 3 1 2 3 1 2
A3 = 2 4 5 = 2 4 5 2 4 = merah − biru
1 3 4 1 3 4 1 3
= {(1)( 4)( 4) + (2)(5)(1) + (3)( 2)(3)} − {(3)( 4)(1) + (1)(5)(3) + (2)( 2)( 4)}
= {16 + 10 + 18} − {12 + 15 + 16} = 44 − 43 = 1
Karena A2 = 0, maka tidak dapat didekomposisi.

1 2 3 

Kita mencoba menukar baris 2 dengan baris 3 dari matriks A, sehingga diperoleh : A = 1 3 4

 
2 4 5
Kita hitung lagi determinan dari setiap sub matriksnya :
 A1 = 1 = 1
1 2
A2 = = (1)(3) − (2)(1) = 1
1 3
1 2 3
A3 = 1 3 4 = {(1)(3)(5) + (2)( 4)( 2) + (3)(1)( 4)} − {(3)(3)( 2) + (1)( 4)( 4) + (2)(1)(5)}
2 4 5
= {15 + 16 + 12} - {18 + 16 + 10} = 43 - 44 = -1
Karena semua determinan sub matriksnya tidak ada yang nol, maka dapat di dekomposisi.

Contoh Metode Doolitle:

Gunakan dekomposisi LU untuk mencari solusi SPL berikut ini :
3x 1 + 5x 2 + 2x 3 = 8
8x 2 + 2x 3 = -7
6x 1 + 2x 2 + 8x 3 = 26

Jawab :
SPL ditulis dalam bentuk notasi matriks : A X = B
3 5 2  x 1   8 
0 8 2   x  = - 7 
   2  
6 2 8  x 3  26 
3 5 2  1 0 0  U11 U12 U13 
Dekomposisi (metode Doolittle) : A = L U → 0 8 2 = L 21 1 0  0 U 22 U 23 
6 2 8 L 31 L 32 1  0 0 U 33 
 U11 U12 U13 
= L 21U11 L 21U12 + U 22 L 21U13 + U 23 

L 31U11 L 31U12 + L 32 U 22 L 31U13 + L 32 U 23 + U 33 

Hasil perkalian ruas kanan = nilai di ruas kiri :

U11 = 3
U12 = 5
U13 = 2
L21 U11 = 0 → L21 = 0
L21 U12 + U22 = 8 → U22 = 8
L21 U13 + U23 = 2 → U23 = 2
L31 U11 = 6 → L31 = 6/3 = 2
L31 U12 + L32 U22 = 2 → L32 = (2 – 10)/8 = -1
L31 U13 + L32 U23 + U33 = 8 → U33 = 8 – 4 – (-2) = 6
Sehingga matriks dekomposisinya menjadi :
3 5 2 1 0 0 3 5 2
0 8 2 = 0 1 0 0 8 2
    
6 2 8 2 - 1 1 0 0 6
Misalkan : L Y = B, maka :
1 0 0  y1   8   y1   8 
0 1 0  y  = - 7 → diperoleh : Y =  y  = - 7
   2    2  
2 - 1 1  y 3  26  y 3   3 

Misalkan : U X = Y, maka :
3 5 2  x 1   8   x1   4 
0 8 2 x  = − 7 → diperoleh : X = x  =  - 1 
   2    2  
0 0 6  x 3   3   x 3  1/2 
Jadi solusinya : x1 = 4 ; x2 = -1 ; x3 = ½

Contoh Metode Cholesky :

Carilah dekomposisi Cholesky dari matriks :

Jawab :
Matriksnya simetris, sehingga bisa menggunakan metode Cholesky :
A = L LT

Kita kalikan ruas kanannya sehingga diperoleh :

Samakan tiap elemen ruas kiri dengan tiap elemen ruas kanan, maka :

Dengan demikian :

Matriks Koefisien Simetris

Sebagai hasil dari eliminasi Gauss, matriks simetris A diubah menjadi bentuk segitiga atas :

Tentukan matriks A.
Pertama kita cari L dalam dekomposisi A = LU. Kemudian bagi setiap baris U dengan elemen diagonalnya
menghasilkan :

Oleh karena itu, A = LU, atau

II.2.ITERASI GAUSS-SEIDEL
Carilah penyelesaian SPL berikut ini menggunakan iterasi Gauss-Seidel , sampai erel < 6%.
Pembulatan 3 angka dibelakang koma. :
x + 4y + 2z = 15
5x + y – z = 4
x – 2y + 5z = 12
Dengan pendekatan awal : x = y = z = 0
Jawab :
Ubah susunan persamaan menjadi berbentuk ”diagonal dominan” :
4-y+z
5x + y - z = 4 ⎯koefisien
⎯⎯⎯ ⎯⎯→ x =
terbesar : 5x

5
15 - x - 2z
x + 4y + 2z = 15 ⎯koefisien
⎯⎯⎯ ⎯⎯→ y =
terbesar :4y

4
12 - x + 2y
x - 2y + 5z = 12 ⎯koefisien
⎯⎯⎯ ⎯⎯→ z =
terbesar :5z

5
Iterasi 1 :
4−0+0
x1 = = 0,8
5
15 − 0,8 − 2(0)
y1 = = 3,55
4
12 − 0,8 + 2(3,55)
z1 = = 3,66
5
Iterasi 2 :
4 − 3,55 + 3,66 0,82 − 0,8
x2 = = 0,822 → e x rel = x100% = 2,4%
5 0,82
15 − 0,822 − 2(3,66) 1,715 − 3,55
y2 = = 1,715 → e y rel = x100% = 106,9%
4 1,715
12 − 0,822 + 2(1,715) 2,922 − 3,66
z2 = = 2,922 → e z rel = x100% = 25,3%
5 2,922
Iterasi 3 :
4 − 1,715 + 2,922 1,041 − 0,822
x3 = = 1,041 → e x rel = x100% = 21%
5 1,041
15 − 1,041 − 2(2,922 ) 2,029 − 1,715
y3 = = 2,029 → e y rel = x100% = 18,6
4 2,029
12 − 1,041 + 2(2,029 ) 3,003 − 2,922
z3 = = 3,003 → e z rel = x100% = 2,7%
5 3,003

Iterasi 4 :
4 − 2,029 + 3,003 0,995 − 1,041
x4 = = 0,995 → e x rel = x100% = 4,6%
5 0,995
15 − 0,995 − 2(3,003) 1,999 − 2,029
y4 = = 1,999 → e y rel = x100% = 1,5%
4 1,999
Karena galat relatif x, y dan z masing-masing kurang dari 5%, maka STOP iterasi.
Jadi nilai pendekatannya : x = 0,995 ; y = 1,999 dan z = 3,001.

Bagaimana cara menghentikan iterasi ?

1.Menentukan persentasi batas galat relatif, seperti contoh di atas.
2.Membatasi jumlah desimal yg digunakan.
3.Menetapkan selisih dua iterasi berurutan ≤ bilangan tertentu (ε).
4.Dua iterasi yg berurutan menghasilkan bilangan yg sama.

SOAL UNTUK DICOBA SENDIRI :

1.Carilah penyelesaian dari sistem persamaan linier berikut ini menggunakan dekomposisi LU :
x1 + x2 + 2x3 = 6
x2 + 3x3 = 6
2x1 - x3 = 1
2.Gunakan metode Gauss-Seidel sampai erel < 0,1% dan pembulatan 4 angka dibelakang koma untuk
menyelesaikan SPL dibawah ini.
4x1 + x2 – 2x3 = 2
2x1 + 4x2 – 2x3 = 6
x1 – x2 + 5x3 = 0