DETERMINAN
MATRIKS
OLEH :
MAGFIRAH
517023
201 9
i
MOTTO
(MAGFIRAH)
ii
KATA PENGANTAR
Magfirah
NIM: 517023
iii
DAFTAR ISI
MOTO..................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 1
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tugas ini dibuat dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas mandiri Mata
Kuliah Aljabar Linear. Tujuan berikutnya adalah untuk mengetahui Definisi
Determinan Matriks dan Sifat-Sifat Determinan Matriks sebagai sumber informasi
yang diharapkan bermanfaat dan dapat menambah wawasan teman-teman yang
membutuhkan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A= [ ac bd ]
Nilai determinan A disimbolkan dengan | A|, cara menghitung nilai determinan A
dengan cara :
det(A) = | A| = ad – bc
Contoh Soal:
Tentukan nilai determinan matriks
A= [ 32 15]
Pembahasan:
| A| = ad – bc
= 3.5 – 1.2
= 15 – 2
= 13
2
Determinan Matriks Ordo 3 x 3
Matriks Ordo 3 adalah matriks bujur sangkar dengan banyaknya kolom dan baris
sama dengan tiga. Bentuk umum matriks ordo 3 adalah sebagai berikut.
a b c
[ ]
A= d e f
g h i
Cara menghitung determinan pada matriks dengan ordo tiga biasa disebut
dengan Aturan Sarrus. Untuk lebih jelasnya, lihat penjelasan pada gambar di
bawah.
Contoh soal:
1 2 1
[ ]
A= 3 3 1
2 1 2
Pembahasan :
| A| = aei + bfg + cdh –ceg −afh−bdi
1 2 1 1 2
A
[ ][ ]
= 3 3 1 3 3
2 1 2 2 1
3
| A| = aei + bfg + cdh –ceg −afh−bdi
| A| = 1.3.2 + 2.1.2 + 1.3.1 −¿1.3.2 −1.1 .1−2.3 .2
| A| = 6 + 4 + 3 −6−1−12
| A| = -6
4
Perhitungan matriks dengan metode CHIO dapat di terapkan pada
semua matriks bujur sangkar. Asalkan elemen pada A11 tidak sama dengan
nol (a11 ≠ 0 ). Metode CHIO menghitung determinan matriks dengan cara
mendekomposisi determinan yang akan dicari menjadi sub-sub determinan
derajat dua ( 2x ) menggunakan elemen matriks baris ke-1 sebagai titik
tolaknya.
4. Metode eliminasi gauss
Determinan matriks segitiga bawah Eliminasi gauss merubah suatu
matriks menjadi segitiga bawah (L) melalui operasi baris elementer (OBE).
Adapun Sifat-sifat dari Determinan Matriks adalah (Derivat, Arifin, &
Muktyas, 2018) :
1. Jika A adalah sebarang matriks kuadrat yang mengandung sebaris
bilangan nol, maka det(A) = 0
Contoh:
1 2 3
[ ]
misal matriks A = 1 0 1 dengan menggunakan Aturan Kofaktor,
0 0 0
maka
1 2 3
[ ]
det(A) = 1 0 1
0 0 0
2. Jika A adalah matriks segitiga n x n, maka det(A) adalah hasil kali entri-
entri pada diagonal utama, yakni det(A) = a11a22 … ann
Contoh :
5
2 1 3
[ ]
det(A) = 0 3 1
0 0 3
[ ]
Missal k=2 dan A = 0 3 1 maka kA= 0 3 1
0 0 3 0 0 3 [ ]
4 2 6
[ ]
det(A) = 0 3 1
0 0 3
6
2 1 3 4 2 6
[ ]
misal A = 0 3 1 maka kA =
0 0 3 [ ]
0 3 1 dan baris 1 ditukar dengan
0 0 3
0 1 3
[ ]
baris 2 sehingga diperoleh matriks A’= 2 3 1
0 0 3
0 1 3
[ ]
det(A’) = 2 3 1
0 0 3
= a31M31 – a32M32 + a33M32
[ ]
misal A= 0 3 1 kemudian bilakukan Operasi Baris Elementer pada
0 0 3
2 1 3
baris kedua yaitu B2 + 2B1 sehingga diperoleh A’= 4 5 7
0 0 3 [ ]
2 1 3
[ ]
det(A’)= 4 5 7
0 0 3
7
= a31M31 – a32M32 + a33M33
[ ] [ ]
misal A = 0 3 1 maka At = 1 3 0
0 0 3 3 1 3
8
A = |14 23|maka det(A) = (1.3 – 4.2) = -5
4 3
= |
1 2|
A’ maka det(A) = (4.2 – 1.3) = 5
8. Jika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukurannya sama, maka det(AB)
= det(A) det(B)
Contoh :
Dari contoh pada Sifat 7 dengan det(A) = -5 dan det(A’) = det(B) = 5
maka det(AB) = (-5)(5) = -25
9. Sebuah matriks kuadrat dapat dibalik jika dan hanya jika det(A) 0
Contoh :
9
1 3 −2
= [
−5 −4 1 ]
2/5
[−3/5
=
4 /5 −1/5 ]
Karena det(A) 0. Jadi matriks A memilki invers yaitu A-1 =
2/5
[−3/5
4 /5 −1/5 ]
1
10. Jika A dapat dibalik, maka det(A-1) =
det A
Contoh :
2/5
A-1 [−3/5
=
4 /5 −1/5]maka
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang diatur dalam baris-baris
dan kolom-kolom berbentuk persegi panjang serta termuat diantara sepasang
tanda kurung. Jenis-jenis matriks dapat dibedakan berdasarkan susunan elemen
matriks dan berdasarkan sifat dari operasi matriks.operasi pada matriks dapat
dilakukan dengan cara penjumlahan,pengurangan dan perkalian langsung.
Dekomposisi matriks adalah transformasi atau modifikasi dari suatu matriks
menjadi matriks segitiga bawah (L) dan atau matriks segitiga atas (U).
11
DAFTAR PUSTAKA
12
BIOGRAFI
13