Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita sering berhadapan dengan
persoalan yang apabila kita telusuri ternyata merupaksaan masalah
matematika. Dengan mengubahnya ke dalam bahasa atau persamaan
matematika maka persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi
terkadang suatu persoalan seringkali memuat lebih dari dua persamaan dan
beberapa variabel variabelnya. Bahkan di negara maju sering ditemukan
model ekonomi yang harus memecahkan suatu sistem persamaan dengan
puluhan atau ratusan variabel.
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang
cukup ampuh untuk memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakn
matriks memudahkan kita untuk membuat analisa analisa yang mencakup
hubungan variabel variabel dari suatu persoalan.
Matriks pertama kali dikenalkan oleh Arthur Clayley (1821
1895) pada tahun 1859 di Inggris dalam sebuah study sistem persamaan linear
dan transformasi linear. Namun pada awalnya, matriks hanya dianggap
permainan karena tidak bisa diaplikasikan. Baru pada tahun 1925, 30 tahun
setelah cayley meninggal, matriks digunakan pada mekanika kuantum.
Selanjutnya matriks mengalami pekembangan yang pesat dan digunakan
dalam berbagai bidang.

Ahli PEMROGRAMAN KOMPUTER
Ahli pemrograman komputer atau biasa disebut programer
komputer adalah seorang yang membuat atau mengembangkan software
(perangkat lunak) komputer. Programer komputer dapat disebut lebih khusus
lagi sebagai prograrmer diikuti dengan bahasa pemograman yang dikuasainya,
seperti programer java, programmer C++, programmer. Net, dan sebagainya.
Seorang programmer komputer menulis dan mensimulasikan suatu program
komputer sehingga komputer menjalankan fungsinya. Ia juga membuat,
2

mendesain, dan menguji struktur secara logis untuk memecahkan suatu
masalah dengan komputer. Pekerjaan seorang programmer bergantung
software yang dibutuhkan konsumen. Sebagai contoh, software yang
digunakan unruk membuat laporan keuangan dalam suatu perusahaan sangat
berbeda dengan software yang digunakan untuk menampilkan kondisi cuaca
pada simulator penerbangan. Meskipun software komputer dapat dibuat dalam
waktu yang relatif tidak lama, namun software tersebut dapat digunkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dalam suatu tim dibawah pengawasan
programmer senior.
Programmer komputer membuat software komputer berdasarkan
spesifikai yang ditentukan oleh programmer senior atau sistem analisa. Setelah
proses perancangan software selesai, kemudian, bahasa pemrograman yang
digunakan tergantung pada tujuan programnya. Misalkan, bahasa
pemrograman COBol digunakan untuk aplikasi bisnis. FORTRAN digunakan
pada aplikasi sains. J2EE dan PHP adalah dua dari bahasa pemrograman yang
digunakan dalam pemrograman WEB. Programmer biasanya mengetahui lebih
dari satu bahasa peemrograman karena beberapa bhasa pemrograman identik
sehingga mereka dapat mempelajarinya dengan mudah.
Salah satu software yang dapat dibuat programmer dalam bidang
sains adalah software komputer yang digunakan untuk menetukan struktur
molekul HIV dengan menghitung energi ikatan antar atomnya. Sebelum
membuat software tersebut, programmer harus menganalisa karakteristik
molekul HIV meliputi jumlah ataom energi ikatan antar atom, dan lain lain.
Algoritma software tersebut menggunakan matriks berukuran 20 x 20 untuk
menghitung energi ikatan antar atom yang digunakan untuk menampilkan
pengetahuan mengenai matriks operasinya.
Seorang programmer komputer dapat bekerja di departemen
teknologi dan inforrmasi, Perusahaan pembuat software dalam bidang
enginerring dan perusahaan konsultan.


3

B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini penulis berusaha menulis rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa Definisi determinan matriks ?
2. Bagaimana determinan matriks jika dilakukan dengan metode sarrus ?
3. Bagaimana determinan matriks jika dilakukan dengan metode minor-
kofaktor ?
4. Bagaimana determinan matriks jika dilakukan dengan metode CHIO ?
5. Bagaimana determinan matriks jika dilakukan dengan metode eliminasi
gauss ?
6. Bagaimana determinan matriks jika dilakukan dengan metode Cramer ?

C. Tujuan Penulisan
Tulisan ini di sajikan dengan tujuan agar para pembaca, khususnya
bagi mahasiswa pendidikan matematika, antara lain :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Aljabar Linear I.
2. Memahami konsep Determinan dalam Matriks, khususnya melalui
metode-motede determinan.
3. Memahami dasar-dasar masalah Determinan dengan penalaran logis dan
menggambarkannya dengan cermat.
4. Kompeten dalam mengembangkan pembelajaran Matriks pada siswanya.

D. Sumber Data
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengambil sumber data dari
media internet dan buku.







4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Determinan Matriks
Determinan matriks adalah bilangan tunggal yang diperoleh dari
semua permutasi n elemen matriks bujur sangkar. Jika subskrippermutasi
elemen matriks adalah genap (inversi genap) di beri tanda positif (+)
sebaliknya jika subskrip permutasi elemen matriks adalah ganjil (inversi
ganjil) di beri tanda negatif (-). Inversi terjadi jika bilangan yang lebih besar
mendahului bilangan yang lebih kecil dalam urutan subskrip permutasi elemen
matriks.
Determinan matriks hanya didefinisikan pada matriks bujur
sangkar (matriks kuadrat).
Notasi determinan matriks A :

Jika diketahui matriks A:
A =
[


Maka determinan matrika A :
det A= ||
|
|

|
|

det () = ||atau det A = ||
5

atau, ()
|
|

|
|

B. Metode Sarrus
Perhitungan determinan matriks dengan metode sarrus hanya dapat
diterapkan pada matriks ukuran 2x2 atau 3x3. Determinan matriks yang
ukurannya lebih besar dari 3x3 tidak bisa dihitung menggunakan metode
sarrus.
Metode sarrus disebut juga metode spaghetti) yaitu menggunakan
perkalian elemen matriks secara diagonal. Perkalian elemen matriks pada
diagonal turun (dari kiri atas ke kana bawah) diberi tanda positif (+)
sedangkan perkalian elemen matriks pada diagonal naik (dari kri bawah ke
kanan atas) diberi tanda negatif (-).
1. Determinan matriks ukuran 2x2 :

A = *

+

det (A) = || = |

| =



Atau jika diketahui matriks :
*


+

Det *


+ |


|

Contoh :
1. Tentukan determinan matriks dari : A = *


+




6

Solusi :
det () || |


| () ()
2. Tentukan determinan dari matriks : B = *


+
Solusi :
det () || |


| ()

2. Determinan matriks ukuran 3x3 :
A= [

]


det A = |


Atau jika diketahui :
[



]

det [



]= |



|





contoh :










7

A. Tentukan determinan dari matriks : [



]

Solusi :
det A = |



|




() ()
() ()
()
B. Tentukan determinan dari matriks : [



]
Solusi :
Det A = |



|




Det A = () () ()
() () ()
() () ()


C. Metode Minor Kofaktor
Perhitungan determinan matriks dengan menggunakan metode minor
kofaktor dapat diterapkan pada semua ukuran matriks bujur sangkar.
Determinan matriks dapat dihitung dari minor dan kofaktor pada salah satu
baris atau kolom matriks.
1. Penentuan Determinan Berbasis Baris Matriks
Menghitung determinan suatu matriks menggunakan salah satu baris
matriks.
Jika diketahui suatu matriks A berukuran nn:
8

A =


Maka determinan matriks A :
det (A) =

()


det (A) =

j = indek kolom
atau


contoh:
1. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan
kofaktor pada baris ke-1
A = [



]
Solusi:
Det A = ()()

()()

()()


= ()()

|


| ()()

|


|
()()

|


|
= (1 )(1)(0-2) + (5)( - 1)(0-0) + (0)(1)(-4 - 0)
= -2 + 0 + 0 = -2
2. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan
kofaktor pada baris ke-2
A = [



]

Solusi:
det A = ()()

()()

()()


=
()()

|


| ()()

|


| ()()

|


|
= (2 )(-1)(0-0) + (4)( 1)(0-0) + (-1)(-1)(-2 - 0)
= 0 + 0 - 2 = -2
det (A) =


k = salah satu baris matriks
9

3. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan
kofaktor pada baris ke3
A = [



]

Solusi:
Det A = ()()

()()

()()


=
()()

|


| ()()

|


| ()()

|


|
= (0 )(1)(-5-0) + (-2)( - 1)(-1-0) + (0)(1)(4 - 10)
= 0 +-2 + 0 = -2

2. Penentuan Determinan Berbasis Kolom Matriks
Menghitung determinan suatu matriks menggunakan salah satu kolom
matriks.
Jika diketahui suatu matriks A berukuran nn:
A =


Maka determinan matriks A :
det (A) =

()


det (A) =

i = indek kolom
atau
det (A) =


l = salah satu baris matriks
contoh:
A. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan
kofaktor pada kolom ke-1
A = [



]

10

Solusi:
Det A = ()()

()()

()()


=()()

|


| ()()

|


|
()()

|


|
= (1 )(1)(0-2) + (2)( - 1)(0-0) + (0)(1)(-5 - 0)
= -2 + 0 + 0 = -2
B. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan
kofaktor pada kolom ke-2
A = [



]

Solusi:
Det A = ()()

()()

()()


=()()

|


| ()()

|


| ()()

|


|
= (5 )(-1)(0-0) + (4)( 1)(0-0) + (-2)(-1)(-1 - 0)
= 0 + 0 - 2 = -2

C. Tentukan determinan matriks berikut menggunakan minor dan
kofaktor pada kolom ke-3
A = [



]


Solusi:
Det A = ()()

()()

()()


=()()

|


| ()()

|


| ()()

|


|
= (0 )(1)(-5-0) + (-2)( - 1)(-1-0) + (0)(1)(4 - 10)
= 0 + 0 - 2 = -2


D. Metode CHIO
Perhitungan determinan matriks dengan metode CHIO dapat diterapkan pada
semua matriks bujur sangkar asalkan elemen pada

tidak sama dengan nol


(

). Metode CHIO menghitung determinan matriks dengan cara


mendekomposisi determinan yang akan dicari menjadi sub sub determinan
derajat dua (2 x2) menggunakan elemen matriks baris ke-1 dan kolom ke-1
11

sebagai titik tolaknya. Dekomposisi tersebut dilakukan dengan menggunakan
matriks berukuran 2x2 berikut:
|

| , untuk n = 1, 2, 3, ..., dst.


Jika A merupakan matriks bujur sangkar A berukuran n x n :
A
|
|

|
|


||=


|
|
|
|

| |

| |

| |

|

|

| |

| |

| |

|

|

| |

| |

| |

|
|
|
|


||=

|
Setiap dekomposisi determinan awal akan turun satu derajat, dekomposisi
determinan dapat dihentikan sampai determinan tersebut menjadi berderajat
dua.
||=

|
Contoh:
1. Tentukan determinan matriks berikut:
A = [



]

12

Solusi:

|
|


| |


|
|


| |


|
| |


|
det A = 0 2 = -2

2. Hitung determinan matriks berikut:
A = [




]
Solusi:

|
|
|
|






|
|

|
|






|
|

|
|






|
|
|
|

|



|

det A

|



|
Solusi :
det A (

|
|


| |


|
|


| |


|
| = (

) (

) |


|

det A = (

) (

) |


|
det A = (

) ( ) (

) ()

E. Metode Eliminasi Gauss
Determinan matriks segitiga bawah (L) dan matriks segitiga atas (U) hasil
eliminasi Gauss adalah hasil perkalian elemen pada diagonal utamanya atau
(a
ii
).


13

b
13
(1)
b
23
(-1)

b14(-2)
b24(-1)
b34(-2)


1. Determinan Matriks Segitiga Bawah
Eliminasi Gauss merubah suatu matriks menjadi matriks segitiga bawah
(L) melalui operasi baris elementer (OBE).
A=[

] OBE [

]= L
Determinan matriks A :


Contoh :
1. Hitung determinan matriks berikut : A=[




]
Solusi :
[




] OBE [

]
[




] [




]
[




] b12(3) [




]
Jadi, det A =

= 3 x 2 x 1 x 1 = 6
2. Tentukan determinan matriks berikut : B=[




]

det A =

x x

, = indek baris, atau


det A =

x x

, = ordo matriks
14

b14(-1)
b24(-2)

b13(1)
b23(2)

b12(-2)

Solusi :
[




] OBE [

]

[




] [




]

[




] [




] = L
Jadi, det B =

= -8 x 2 x 4 x 2 = -128
2. Determinan Matriks Segitiga Atas
Eliminasi Gauss merubah matriks menjadi matriks segitiga atas (U)
menggunakan operasi baris elementer (OBE).
A=[

] OBE [

] = U

Determinan matriks A :


Contoh :
1. Tentukan determinan matriks berikut : A=[




]
Solusi :
det A =

x x

, = indek baris, atau


det A =

x x

, = ordo matriks
15

b21(1)
b31(-2)
b41(-3)

b32(3)
b42(2)

b43(-2/7)

b21(-2)
b31(-3)
b41(-2)

b32(-4/3)
b34

A=[




] OBE [

]=U

[




] [




]
[




] [




] = U
Jadi, det A =

= 1 x (-2) x 7 x 2 = -28
2. Tentukan determinan matriks berikut : B=[




]
Solusi :
[




] OBE [

]=U

[




] [




]

[




] [




]=U
Jadi, det B =

= 1 x (-3) x (-6) x (

) = - 96

3. Tentukan determinan matriks berikut : C= [




]
16

b1(1/3)
b2 (-1)
b3(-1)
b4 (-1/10)

b21(-1)
b31(-3)
b23
b42(2)
b43(-1)
b1(1/2)
b21(-3)
b31(-7)

b2(2)
b3(2)

b32(-3)
Solusi :
det C =|




| = 3|




|

=3|




| = -3|




|

= -3|




| =30|




|

=30|




|=30U
Jadi, det C = k(

) = 30 (1 x 1 x 1 x (-1) ) = -30

4. Tentukan determinan matriks berikut : D=[



]
Solusi :
det D=|



| = 2|



|
= 2|



| =

|



|
=

|



| =

U
Jadi, det D = k(

) =

(1 x 1 x 4) = 2


17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang
cukup ampuh untuk memecahkan persoalan. Dengan menggunakan matriks
memudahkan kita untuk membuat analisa analisa yang mencakup hubungan
variabel variabel dari suatu persoalan. Begitu pula dengan determinan
matriks baik untuk pengerjaan soal maupun yang lain, kita akan lebih
dipermudah. Apalagi dengan begitu banyaknya metode-metode penyelesaian
determinan matriks, tentu kita akan lebih mudah jika menghadapi berbagai
persoalan yang menyangkut determinan. Metode-metode tersebut adalah
metode Sarrus, metode Minor-Kofaktor, metode CHIO, dan metode eliminasi
Gauss. Dari sini juga kita dapat mengetahui bahwa untuk penyelesaian
persoalan determinan kita tidak hanya terpaku pada satu metode, melainkan
ada beberapa metode yang sangat mudah dalam memecahkan suatu kasus
determinan.

B. Saran
Ketika mencari bahan untuk menyusun makalah ini, semoga apa
yang penulis sampaikan dalam makalah menjadi acuan untuk menyelesaikan
soal-soal matematika yang berhubungan dengan determinan matriks dan
memberikan manfaat dan nilai tambah kepada pembaca.
Demikian uraian makalah yang dapat penulis sajikan, apabila
terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam pemaparan, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kesempurnaan hanya milik Allah dan
kekurangan pastilah milik manusia karena itu, tidak lupa kritik dan saran
selalu kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.




18

Daftar Pustaka

Ruminta.MATRIKS PERSAMAAN LINIER DAN PEMROGRAMAN
LINIER.Jakarta. REKAYASA SAINS
Kuntarti. Matematika SMA dan MA IPA 12 halaman 114 & 117. ESIS
ERLANGGA.07
SARTONO. MATEMATIKA SMA IPS 12 halaman 89. ERLANGGA.07

Anda mungkin juga menyukai