Anda di halaman 1dari 55

Array dan Matriks

Outline

1. Pengertian Array di MATLAB dan Cara Membuat Array


2. Cara Membuat Matriks dengan Menggunakan MATLAB
3. Array Addressing Untuk Membuat dan Merubah Matriks di MATLAB
4. String dan Variabel String Pada MATLAB
5. Operasi Matriks Menggunakan MATLAB
6. Sistem Persamaan Linier Multivariabel di MATLAB
7. Operasi Element-by-Element Matriks Pada MATLAB
8. Fungsi Statistika Pada MATLAB
9. Pembangkitan Bilangan Acak Pada MATLAB
1. Pengertian Array di MATLAB dan Cara Membuat Array

Array di MATLAB adalah sekumpulan angka atau dapat juga berupa karakter,
diurutkan dalam baris dan kolom yang menyimpan data dan informasi dalam
tabel. Secara fundamental MATLAB menggunakan Array untuk menyimpan data
serta manipulasi data sehingga dapat dilakukan eksekusi untuk melakukan suatu
pekerjaan.

Array yang paling sederhana pada MATLAB merupakan Array yang hanya terdiri
dari satu baris dan satu kolom. Array jenis ini dapat membentuk vektor yaitu
Array yang hanya terdiri dari satu baris namun terdiri lebih dari satu kolom atau
sebaliknya. Array yang lebih komplek secara konsep sama dengan matriks di
dalam ilmu matematika.

Berbeda dengan bahasa pemrograman lainnya anda tidak perlu mendefinisikan


tipe data dari array yang akan anda buat. Cukup mendefinisikan Array dengan
tanda kurung siku (square bracket) menggunakan MATLAB
nama_variabel = [nilai numerik]

1
1. Cara Membuat Array Berdimensi Satu atau Vektor
Array berdimensi satu adalah Array yang terdiri dari satu kolom dengan
beberapa baris atau terdiri dari satu baris dengan beberapa kolom.
Contoh Array berdimensi satu adalah vektor pada sumbu 3 dimensi.
Misalkan anda akan membuat array vektor
rA = 3i+7j+2k
Anda dapat membuat Array ini menggunakan 2 cara dari definisi vektor
diatas.

Array dengan 1 baris dan beberapa kolom


» A = [3 7 2]

A =

3 7 2

Array dengan 1 kolom dan beberapa baris


» A = [3; 7; 2;]

A =

3
7
2

Array dengan interval tertentu


Anda juga dapat membuat Array urut dengan interval tertentu. Misalkan
anda ingin membuat himpunan bilangan ganjil x ≤ 10 di mana x ∈
bilangan genap positif. Dari soal dapat kita lihat beda bilangan genap
adalah 2 sehingga kode yang anda butuhkan adalah sebagai berikut
» x = [2 : 2 : 10]

x =

2 4 6 8 10
Anda dapat membuat himpunan bilangan dengan interval diskret dengan
mudah menggunakan MATLAB. Misalkan y memenuhi -3 ≤ y ≤ 3.
Sehingga kode yang anda butuhkan,

2
» y = [-3:3]

y =

-3 -2 -1 0 1 2 3
Anda juga dapat membuat Array urut dari besar ke kecil. misalkan z
merupakan bilangan bulat 1 sampai dengan 10 yang diurutkan dari
besar ke kecil. Sehingga kode yang anda butuhkan adalah
» z = [10:-1:1]

z =

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Fungsi linspace untuk membuat Array


Membuat himpunan bulat dengan interval yang dapat membagi secara
rata banyaknya bilangan dari nilai minimum ke nilai maksimum. Anda
dapat membuatnya dengan perintah “linspace” secara fundamental
dapat dirumuskan sebagai berikut
a = linspace ( a1, a2, a3)
a = nama variabel, a1 = nilai angka sisi kiri, a2 = nilai angka sisi kanan
dan a3 = jumlah angka yang dihasilkan. Misalkan anda ingin membagi
dari 3 sampai 1 menjadi 4 bilangan maka kode yang anda perlukan
adalah sebagai berikut
» a = linspace(3,1,4)

a =

3.0000 2.3333 1.6667 1.0000

2. Cara Membuat Array Berdimensi Dua atau Matriks


Array Berdimensi Dua disebut dengan dengan matriks karena Array
berdimensi dua mempunyai ukuran yang dapat direpresentasikan
dengan panjang dan lebar. Secara fundamental untuk membuat matriks
dengan menggunakan MATLAB anda dapat menggunakan syntax
sebagai berikut
nama_variabel = [a11 a12 a13; a21 a22 a23; a31 a32 a33]

3
Pada a11 a12 a13 merupakan baris 1 matriks dan a11 a21 a31
merupakan kolom 1 dari matriks. Banyaknya baris dan kolom disebut
ukuran matriks yang dapat didefinisikan dengan mxn dimana m
banyaknya baris dan n banyak kolom.
Misalkan anda membuat matriks berukuran 3×3 dengan

Sehingga syntax MATLAB yang anda perlukan adalah sebagai berikut


» A = [1 2 3; 4 5 6; 7 8 9]

A =

1 2 3
4 5 6
7 8 9

4
2. Cara Membuat Matriks dengan Menggunakan MATLAB

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, setiap data pada MATLAB menggunakan


dasar matriks. Matriks adalah kumpulan bilangan, simbol atau persamaan
matematika berbentuk persegi panjang yang disusun menurut baris dan kolom.
Matriks memberikan suatu konsep dalam pemrograman komputer pada MATLAB
untuk mempermudah menyelesaikan suatu permasalahan matematis dalam
berbagai aplikasi. Berikut Cara membuat matriks dengan Menggunakan MATLAB.

A. Cara Mendefinisikan Matriks


Matriks juga disebut dengan array berdimensi dua dalam MATLAB. Secara
fundamental untuk membuat matriks dengan MATLAB anda dapat menggunakan
sistematika berikut

1. Diapit oleh tanda kurung siku []


2. Pembatas kolom masing-masing entri adalah spasi
3. Pembatas baris masing-masing entri adalah semicolon
Misalkan anda membuat matriks berukuran 3×2 sebagai berikut

5
Sehingga syntax MATLAB yang dibutuhkan adalah
» A =[1 2; 3 4; 5 6]

A =

1 2
3 4
5 6
Dari syntax diatas dapat dilihat untuk mendefinisikan matriks menggunakan
tanda kurung siku (square bracket) dan setiap elemen matriks pada kolom
dipisahkan dengan spasi antar kolom dan dipisahkan dengan semicolon (;) antar
baris.

B. Melakukan Operasi Matematika Pada Elemen Matriks


Anda dapat menggunakan operasi matematika sebagai anggota elemen matriks
yang akan didefinisikan.
Misalkan diketahui a = 1 , b = 2 , c = 3
Berapakah nilai matriks

Sehingga syntax yang anda perlukan untuk menyelesaikan perhitungan di atas


adalah
» a = 1; b = 2; c = 3;

» A = [a+b 2; 3 b+c; c+a 6]

A =

6
3 2
3 5
4 6

C. Membuat Matriks Nol, Matriks Satu dan Matriks Diagonal


Anda dapat mendefinisikan matriks-matriks dengan nilai khusus
menggunakan Syntax berikut

1. Membuat Matriks Nol


Untuk membuat matriks nol anda dapat menggunakan syntax zeros
(m,n). Dengan m merupakan banyaknya baris dan n merupakan
banyaknya kolom. Misalkan anda ingin membuat matriks nol berukuran
6×4

Anda dapat melakukannya dengan cepat dengan syntax berikut


» B = zeros (6,4)

B =

0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0

7
2. Membuat Matriks Satu
Untuk membuat matriks satu dengan cepat anda dapat menggunakan
syntax ones(m,n). Dengan m merupakan banyaknya baris dan n
merupakan banyaknya kolom. Misalkan anda ingin membuat matriks
satu berukuran 2×3

Anda dapat melakukannya dengan cepat menggunakan syntax berikut


» C = ones (2,3)

C =

1 1 1
1 1 1

3. Membuat Matriks Diagonal


Matriks diagonal adalah matriks yang semua elemen diagonal utamanya
bernilai satu dan elemen lainnya adalah nol. Matriks Diagonal
merupakan matriks persegi berukuran n. Anda dapat menggunakan
syntax eye(n) untuk membuat matriks diagonal dengan cepat.
Misalkan anda ingin membuat matriks diagonal berukuran 3×3

Anda dapat melakukannya dengan cepat menggunakan syntax berikut


» D = eye(3)

D =

1 0 0
0 1 0
0 0 1

8
D. Menentukan Transpose Matriks dengan MATLAB
Berdasarkan definisi Transpose matriks A berukuran m x n dapat disimbolkan
dengan , yang didefinisikan dengan matriks berukuran n x m yang didapatkan
dengan menukar baris-baris dan kolom-kolom dari A. Sehingga baris pertama
merupakan kolom pertama dari matriks A, kolom pertama merupakan baris
pertama dari A dan seterusnya.
Anda dapat menentukan transpose suatu matriks yang sudah didefinisikan
dengan menggunakan MATLAB. Misalkan anda ingin menentukan transpose
matriks A yang didefinisikan sebagai berikut

Dapat diselesaikan secara manual sebagai berikut

Dengan menggunakan MATLAB anda dapat menggunakan syntax berikut


» A = [1 2; 3 4; 5 6]

A =

1 2
3 4
5 6

» A'

ans =

1 3 5
2 4 6
Dari contoh di atas kita cukup menambah tanda (‘) pada matriks yang ingin
ditentukan transpose.

9
3. Array Addressing Untuk Membuat dan Mengubah
Matriks di MATLAB

Pada tutorial sebelumnya sudah dijelaskan mengenai cara membuat matriks


menggunakan MATLAB. Seperti bahasa pemrograman lainnya setiap elemen
matriks pada MATLAB bersifat dinamis. Ini berarti data yang tersimpan dalam
memory sewaktu-waktu dapat berubah baik karena eksekusi tertentu maupun
Array Addressing yang dilakukan pengguna. Pada tutorial kali ini akan dijelaskan
mengenai Array Addressing untuk membuat dan mengubah matriks di MATLAB.
Array Addressing adalah cara melakukan identifikasi setiap elemen matriks
menggunakan MATLAB. Array Addressing dapat didefinisikan untuk satu elemen
maupun untuk beberapa elemen dalam suatu eksekusi. Array addressing secara
manual diperlukan ketika anda akan mendefinisikan nilai suatu elemen pada
matriks yang telah ada dalam memory.

A. Dasar Array Addressing Pada Vektor dan Matriks


Misalkan didefinisikan suatu matriks 3 x 4 sebagai berikut,

10
Cara melakukan Array Addressing untuk mencari nilai suatu elemen matriks
dengan menggunakan Syntax A(m,n). Misalkan anda akan mencari elemen
matriks dengan index a(1,1) dan a(3,2).
» A = [1 1 2 3; 2 2 4 8; 3 7 7 8]

A =

1 1 2 3
2 2 4 8
3 7 7 8

» A(1,1)

ans =

» A(3,2)

ans =

7
Anda juga dapat mengubah nilai elemen matriks dengan mendefinisikan elemen
matriks menggunakan Array Addressing melalui command window. Misalkan
anda akan mengubah nilai elemen matriks a(1,1) menjadi 8. Sebagai berikut
>> A(1,1)= 8

A =

8 1 2 3
2 2 4 8
3 7 7 8

11
B. Array Addressing Menggunakan Colon (:)
Fundamental menggunakan colon dalam Array Addressing adalah indexing atau
memberi index elemen-elemen pada suatu matriks atau vektor yang ada dalam
memory.
Menggunakan Colon(:) pada Vektor
Misalkan diketahui suatu vektor B sebagai berikut

Untuk membuat vektor baru dari elemen b(1,2) sampai b(1,5) dapat dilakukan
dengan menggunakan syntax Array Addressing menggunakan colon (:) sebagai
berikut.
» B = [1 3 8 9 4 3]

B =

1 3 8 9 4 3

» b = B (2:5)

b =

3 8 9 4
Sehingga untuk membuat vektor baru dari vektor B anda dapat menggunakan
syntax nama_vektor = vektor_utama(a:b) dengan a,b merupakan rentang
index suatu vektor.
Menggunakan Colon(:) pada Matriks
Misalkan dari matriks A di bawah anda dapat menggunakan colon (:) untuk
membuat matriks atau vektor baru dengan elemen-elemen dari A.

12
• Membuat Vektor dari suatu matriks
Anda dapat membuat vektor baru dari suatu matriks dengan melakukan
array addressing di bagian kolom maupun baris sesuai jenis vektor yang
ingin anda buat . Misalkan akan dibuat vektor A1 yaitu vektor kolom
kedua A dan vektor A2 yaitu vektor baris ketiga A.
• » A

• A =

• 8 1 2 3
• 2 2 4 8
• 3 7 7 8

• » A1 = A(:,2)

• A1 =

• 1
• 2
• 7

• » A2 = A(3,:)

• A2 =

3 7 7 8

• Membuat Vektor dari matriks dengan index tertentu


Misalkan anda akan membuat suatu vektor A3 dari baris ke-3 matriks A
dengan index kolom 2 sampai 4. Serta vektor A4 dari kolom ke-2 matriks
A dengan index 2 sampai 3. Berikut Syntax Array Addressing yang dapat
memecahkan hal persoalan tersebut.
» A

13
A =

8 1 2 3
2 2 4 8
3 7 7 8

» A3 = A(3,2:4)

A3 =

7 7 8

» A4 = A(2:3,2)

A4 =

2
7

• Membuat Vektor dengan beberapa elemen yang telah didefinisikan


Misalkan anda akan membuat vektor baru dengan elemen-elemen di
awali dengan 0 dan dilanjutkan dengan elemen baris pertama matriks
A. Anda dapat menggunakan Syntax berikut
» A

A =

8 1 2 3
2 2 4 8
3 7 7 8

» X = [0 A(1,:)]

14
X =

0 8 1 2 3

• Membuat matriks baru dari suatu matriks


Misalkan anda akan membuat Matriks B yang elemen-elemen dari
matriks A yaitu dari a(1,2) sampai dengan a(3,4). Anda dapat
menggunakan syntax array addressing berikut,
» A

A =

8 1 2 3
2 2 4 8
3 7 7 8

» B = A(1:3,2:4)

B =

1 2 3
2 4 8
7 7 8
Sehingga dapat diketahui untuk membuat suatu vektor atau matriks dari
suatu matriks dapat dilakukan dengan rumusan Syntax

variabel_baru = A (a:b,c:d) dengan a,b rentang minimum dan maksimum


baris A dan c,d adalah rentang minimum dan maksimum kolom A.

C. Menambah Elemen Pada Matriks


Anda dapat menambahkan elemen baru pada matriks baik berupa matriks
maupun vektor pada suatu matriks. Jika elemen yang ditambahkan sudah ada

15
maka elemen tersebut akan digantikan dengan elemen yang baru. Berikut
beberapa cara untuk menambahkan elemen pada matriks.

• Menambah elemen suatu vektor


Misalkan suatu vektor didefinisikan dengan C = [1 2 3 4 5 6]. Misalkan
anda akan menambahkan elemen vektor dengan index 7 sampai 12
dengan isi 6, 5, 4, 3, 2, 1. Anda dapat menggunakan syntax berikut
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
» C = [1:1:6]

C =

1 2 3 4 5 6

» C (7:12)=[6:-1:1]

C =

1 2 3 4 5 6 6 5 4 3 2 1

• Menambah elemen pada suatu matriks


Misalkan suatu matriks C didefinisikan sebagai matriks berukuran 3 x
3 sebagai berikut

Misalkan anda akan menambah baris ke-4 pada matriks C dengan


elemen [0 1 3]. Anda dapat menggunakan syntax berikut
» C = [1 2 3; 4 5 6; 7 8 9]

C =

1 2 3

16
4 5 6
7 8 9

» C(4,:)= [0 1 3]

C =

1 2 3
4 5 6
7 8 9
0 1 3

• Menambah elemen yang tidak sesuai dengan ukuran matriks


Dalam MATLAB anda dapat menambahkan elemen tanpa
memperhitungkan ukuran baris dan kolom matriks yang akan
ditambahkan. Ketika ini terjadi elemen-elemen lainnya yang tidak ada
akan didefinisikan menjadi elemen 0. Misalkan Pada Matriks C dengan
ukuran 3 x 3 akan menambahkan elemen matriks dengan
index C(4,4).
» C = [1 2 3; 4 5 6; 7 8 9]

C =

1 2 3
4 5 6
7 8 9

» C(4,4)= 7

C =

1 2 3 0
4 5 6 0

17
7 8 9 0
0 0 0 7

• Menghapus elemen vektor dan matriks


Dalam dimensi satu atau vektor anda dapat menghapus elemen dengan
index tertentu maupun dalam range tertentu. Sedangkan dalam dimensi
2 atau matriks anda dapat menghapus semua elemen dalam baris atau
kolom sehingga ukuran matriks menjadi lebih kecil.Misalkan
didefinisikan suatu vektor

Kemudian anda akan menghapus beberapa elemen dari vektor T. Anda


dapat menggunakan syntax berikut
» T = [1:1:8]

T =

1 2 3 4 5 6 7 8

» T(1)=[]

T =

2 3 4 5 6 7 8

» T(2:3)=[]

T =

2 5 6 7 8
Misalkan suatu matriks A dengan ukuran 3 x 3.

18
Anda akan mengubah ukuran matriks menjadi 2 x 3 dengan menghapus
baris ketiga. Anda dapat menggunakan syntax berikut.
» A = [1 2 3; 4 5 6; 7 8 9]

A =

1 2 3
4 5 6
7 8 9

» A(3,:)=[]

A =

1 2 3
4 5 6

D. Fungsi lain terkait Array Addressing pada MATLAB


Terdapat banyak fungsi di MATLAB untuk melakukan eksekusi Array. Berikut
fungsi-fungsi yang sering digunakan dalam komputasi matriks menggunakan
MATLAB.
Syntax Deskripsi
length(A) Menampilkan panjang vektor A

» A

A =

1 2 3

» length(A)

ans =

19
3
size (A) Menampilkan ukuran matriks A

» A = [1 2 3; 4 5 6]

A =

1 2 3
4 5 6

» size(A)

ans =

2 3
Membuat matriks baru dengan ukuran m,n dengan syarat jumlah elemen yang dihasilkan harus
reshape(A,m,n)
sama

» A = [1 2 3; 4 5 6]

A =

1 2 3
4 5 6

» reshape (A,1,6)

ans =

1 4 2 5 3 6
diag(vektor) Melakukan transformasi vektor ke matriks diagonal

» A = [1 2 3]

20
A =

1 2 3

» diag(A)

ans =

1 0 0
0 2 0
0 0 3
diag(matriks) Membuat vektor dari elemen diagonal matriks

» A = [1 2 3; 4 5 6; 7 8 9]

A =

1 2 3
4 5 6
7 8 9

» diag(A)

ans =

1
5
9

21
4. String dan Variabel String Pada MATLAB

String pada MATLAB merupakan jenis array yang terdiri dari satu atau lebih
karakter. Sama dengan nilai numerik, string juga dapat didefinisikan dengan
variabel. Berikut tutorial String dan Variabel String Pada MATLAB.

A. Apa itu String Pada MATLAB?


String adalah array yang elemen-elemen berupa karakter yang dapat memuat
huruf, angka, simbol dan spasi. String pada MATLAB dapat didefinisikan diantara
tanda petik tunggal (‘). Saat anda membuat tanda petik tunggal yang pertama
warna font berubah menjadi merah dan ketika anda menutup string warna font
menjadi ungu. Contoh string adalah ‘a’, ‘ab cd’, ‘3#1*’, ‘{x|x>0}’. String pada
MATLAB biasanya digunakan untuk menampilkan tulisan sehingga output yang
ditampilkan lebih mudah untuk dibaca. Untuk melakukan hal ini string
digabungkan dengan syntax untuk menampilkan output hasil eksekusi.

B. Apa Itu Variabel String?


Variabel String adalah variabel MATLAB yang berupa array dengan elemen
matriks berupa string. Variabel String dapat digunakan untuk melakukan

22
eksekusi yang mendukung eksekusi operasi matematika maupun menjelaskan
output dalam suatu eksekusi baik dalam toolbox, command window maupun plot.

C. Bagaimana Cara Membuat Variabel String?


Untuk membuat variabel string anda menggunakan tanda petik tunggal (‘) baik
melalui command window maupun script file yang anda buat. Misalkan anda akan
membuat variabel string A sebagai berikut
» A = 'Hello World!'

A =

Hello World!
Anda dapat membuat Variabel string dalam bentuk matriks. Misalkan anda akan
membuat Variabel string yang berisi nama-nama hari. Untuk melakukan hal ini
dapat menggunakan syntax char sebagai berikut
Nama_Variabel = char(‘String 1’, ‘String 2’, … ‘String N’)
» Hari = char('senin', 'selasa','rabu', 'kamis', 'jumat', 'sabtu', 'minggu')

Hari =

senin
selasa
rabu
kamis
jumat
sabtu
minggu
Array Addressing pada Variabel String sedikit berbeda dengan Variabel Numerik.
Variabel String melakukan index per karakter. Namun untuk format Addressing
sama dengan format Variabel Numerik.
Nama_variabel(a:b,c:d)

23
Misalkan anda akan menampilkan Array Addressing untuk menampilkan hari rabu
anda dapat melakukan address pada baris ketiga dan semua kolom, dapat
diilustrasikan sebagai berikut
» Hari(3,:)

ans =

rabu
Misalkan anda ingin menampilkan semua hari dengan alias 3 digits pertama. Anda
dapat melakukan Address di semua baris dan kolom 1 sampai 3, sebagai berikut
>> Hari(:,1:3)

ans =

sen
sel
rab
kam
jum
sab
min

D. Perbedaan Angka Numerik dengan Angka String


Angka pada variabel MATLAB secara umum bernilai numerik, namun anda dapat
mendefinisikan angka dengan nilai string dengan menggunakan tanda petik.
Bedanya anda tidak dapat melakukan perhitungan operasi matematika dengan
Angka String. Angka string mempunyai nilai identitas yang berbeda dengan
angka numerik. Dapat diilustrasikan sebagai berikut
» a = '123'

a =

123

24
» b = 321

b =

321

» c=a+b

c =

370 371 372

25
5. Operasi Matriks Menggunakan MATLAB

Seperti tutorial sebelumnya mengenai Operasi Aritmatika pada MATLAB yang


membahas skalar, pada tutorial ini membahas matriks sebagai objek utama.
Berbeda dengan skalar yang berukuran 1 x 1, pada Operasi Matriks
Menggunakan MATLAB sedikit berbeda. Anda juga perlu mengetahui dasar dari
Operasi Matriks dan Aljabar Linier serta cara melakukan Addressing Array untuk
mempermudah anda memahami lebih lanjut.

A. Penjumlahan (Addition) Matriks


Penjumlahan pada matriks dapat didefinisikan sebagai berikut,

Misalkan diketahui matriks A dan B, kemudian anda akan mencari nilai A+B

Anda dapat menggunakan syntax berikut


» A = [1 2; 3 4]; B = [5 6; 7 8];

26
» A+B

ans =

6 8
10 12

B. Pengurangan (Subtraction) Matriks


Pengurangan pada matriks dapat didefinisikan sebagai berikut

Misalkan diketahui matriks C dan D, kemudian anda akan mencari nilai C-D

Anda dapat menggunakan syntax berikut


» C = [7 29; 0 1]; D = [6 4; 11 9];
» C-D

ans =

1 25
-11 -8
ukuran matriks yang akan dioperasikan dengan penjumlahan dan pengurangan
harus sama.

C. Perkalian (Multiplication) Matriks


Matriks dapat dilakukan operasi perkalian baik dengan skalar maupun vektor

1. Perkalian matriks dengan skalar


Berdasarkan definisi perkalian matriks A dengan skalar c menghasilkan
(product) cA yang disebut kelipatan skalar (skalar
multiple) matriks A.

27
Misalkan diketahui suatu skalar dan matriks kemudian dihitung kelipatan
skalar matriks tersebut

Anda dapat menggunakan syntax berikut


» a = 7; B = [3 6; -3 8; 0 9];
» a*B

ans =

21 42
-21 56
0 63

2. Perkalian matriks dengan matriks


Berdasarkan definisi hasil perkalian matriks A berukuran m x r dengan
matriks B berukuran r x n adalah matriks AB berukuran m x n yang
entri-entri ditentukan dari hasil kali entri baris A dengan kolom B yang
bersesuaian lalu dijumlahkan. Dapat dirumuskan sebagai berikut

Misalkan diketahui matriks A dan B, yang kemudian dihitung hasil


kalinya

Anda dapat menggunakan syntax berikut untuk menghitungnya dengan


cepat

28
» A=[12 16 28; 43 78 45]; B=[72 67; 97 23; 12 45];
» A*B

ans =

2752 2432
11202 6700
Perlu diketahui untuk perkalian matriks A dengan B, ukuran baris A
harus sama dengan ukuran kolom B.

D. Pembagian Matriks (Array Division)


Pembagian Matriks pada MATLAB menggunakan fundamental dari aljabar linier.
Sebelum ke Array Division perlu diketahui tentang

1. Matriks Identitas
Matriks identitas adalah matriks persegi yang diagonal utamanya adalah
1 dan elemen lainnya adalah 0. Untuk membuat matriks diagonal pada
MATLAB dapat dilihat pada tutorial Cara Membuat Matriks dengan
Menggunakan MATLAB. Dalam konsep aljabar linier setiap matriks yang
dikalikan matriks identitas hasilnya matriks itu sendiri.

2. Invers Matriks
Invers matriks A dapat didefinisikan sebagai matriks bujur
sangkar B sedemikian hingga matriks A dioperasikan A x B = B x A =
I, dimana I adalah matriks Identitas. Sedemikian B disimbolkan
dengan

29
Anda dapat mencari invers suatu matriks menggunakan
syntax inv(variabel) menggunakan MATLAB. Misalkan anda akan
mencari invers matriks A yang didefinisikan sebagai berikut

» A=[3 5; 1 2]

A =

3 5
1 2

» B=inv(A)

B =

2.0000 -5.0000
-1.0000 3.0000

3. Determinan Matriks
Determinan matriks adalah fungsi khusus yang mengasosiasikan suatu
bilangan real dengan suatu matriks bujur sangkar. Determinan matriks
MATLAB menggunakan fundamental aljabar liner sebagai konsep
dasarnya. Untuk menghitung determinan suatu matriks berukuran mxn
anda dapat menggunakan syntax det(variabel). Misalkan anda akan
menghitung determinan matriks E yang berukuran 5 x 5
» E = [1 2 3 4 5; 6 7 8 9 1; 1 2 3 3 4; 1 2 6 7 8; 1 4 7 9 8]

30
E =

1 2 3 4 5
6 7 8 9 1
1 2 3 3 4
1 2 6 7 8
1 4 7 9 8

» det_E = det(E)

det_E =

114
MATLAB mempunyai 2 jenis pembagian yaitu right division (/) dan left division(\).

Right Division
Misalkan anda mempunyai matriks A dibagi dengan matriks B menghasilkan
matriks C dapat dirumuskan sebagai berikut

Misalkan diketahui

Sehingga nilai C dapat dihitung dengan syntax berikut


» A=[1 2; 3 4];B = [6 7; 8 9];
» A/B

ans =

3.5000 -2.5000

31
2.5000 -1.5000

Left Division
Misalkan anda mempunyai matriks D dibagi dengan matriks E menghasilkan
matriks F dapat dirumuskan sebagai berikut

Misalkan diketahui

Sehingga nilai F adalah


» D = [1 1; 3 2]; E=[4 5; 7 8];
» D\E

ans =

-1 -2
5 7

32
6. Penyelesaian Sistem Persamaan Linier dengan
MATLAB

Seperti pada tutorial sebelumnya mengenai menampilkan dan menyelesaikan


persamaan matematika di MATLAB. Pada tutorial ini digunakan konsep
matriks array division untuk menyelesaikan persamaan linier dengan MATLAB.
Sistem Persamaan Linier Multivariabel digunakan berbagai ilmu dan aplikasinya
sangat mudah untuk diterapkan. Seperti namanya sistem persamaan linier
multivariabel mempunyai lebih dari satu variabel. Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel (SPLDV) dan Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel merupakan contoh
dari sistem persamaan linier multivariabel.

33
A. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel
Diketahui sistem persamaan linier sebagai berikut

Hitunglah nilai x,y,z ?


Sebelum anda menyelesaikan persamaan linier dengan MATLAB anda perlu
merubah bentuk persamaan itu dalam bentuk matriks. Ini menggunakan konsep
aljabar linier, sebagai berikut

34
Dengan menggunakan konsep array division pada MATLAB diperoleh solusi
matriks X dengan entri x,y,z sebagai berikut
Menggunakan left division
» A = [3 2 1; 2 7 2; 8 2 -7]

A =

3 2 1
2 7 2
8 2 -7

» B = [12; 28; 4]

B =

12
28
4

» X=A\B

X =

1.3245
3.0993
1.8278
menggunakan right division
» A = [3 2 8; 2 7 2; 1 2 -7]

A =

3 2 8
2 7 2

35
1 2 -7

» B = [12 28 4]

B =

12 28 4

» X =B/A

X =

1.3245 3.0993 1.8278


Jadi, nilai x = 1,3245 ; y = 3,0993 dan z = 1,8278

B. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Empat Variabel


Diketahui sistem persamaan linier sebagai berikut

Hitunglah nilai a,b,c,d ?


Anda dapat menyelesaikan soal di atas dengan mudah sama dengan cara sistem
persamaan linier tiga variabel di atas.
Membentuk matriks sistem persamaan

36
Syntax yang diperlukan untuk menghitung soal di atas dengan solusi
penyelesaian X adalah sebagai berikut
» A = [1 2 3 1; 3 5 7 4; 4 1 1 3; 6 7 5 2]

A =

1 2 3 1
3 5 7 4
4 1 1 3
6 7 5 2

» B = [9; 12; 23; 0]

B =

9
12
23
0

» X = A\B

37
X =

11.8824
-17.5294
12.9412
-6.6471
Jadi, nilai a = 11,8824 ; b = -17,5294 ; c = 12,9412 dan d = -6,6471
Anda dapat menyelesaikan persamaan linier dengan MATLAB untuk jumlah
variabel yang lebih banyak, dengan membuat bentuk matriks persegi dari sistem
persamaan lalu menggunakan Array Division untuk menghitung solusinya.

38
7. Operasi Element-by-Element Matriks Pada MATLAB

Operasi Element-by-Element matriks merupakan sebuah rule operasi MATLAB


untuk menghasilkan nilai dari operasi setiap entri-entri yang bersesuaian. Operasi
Element-by-Element hampir sama dengan operasi penjumlahan dan
pengurangan aljabar linier matriks pada tutorial Operasi Matriks Menggunakan
MATLAB. Setiap entri dioperasikan seperti fungsi sehingga setiap entri
mempunyai pasangan untuk dioperasikan.
Operasi Element-by-Element pada MATLAB dapat digunakan untuk keperluan
tertentu seperti membuat grafik. Terdapat tiga jenis operasi Element-by-Element
pada MATLAB sebagai berikut

A. Perkalian Element-by-Element
Operasi perkalian Element-by-Element disimbolkan dengan tanda dot-star (.*)
dan dapat dirumuskan sebagai berikut

39
B. Pangkat Element-by-Element
Pangkat Element-by-Element disimbolkan dengan dot-caret (.^) dan operasi ini
digunakan untuk matriks dan skalar. Formulasi syntax dot-caret sebagai berikut

C. Pembagian Element-by-Element
Terdapat dua jenis Pembagian Element-by-Element yaitu right division dan left
division Element-by-Element dengan konsep yang hampir sama dengan
pembagian matriks pada umumnya.

• Left Division Element-by-Element


Operasi Left Division Element-by-Element disimbolkan dengan dot-
backslash (.\) dan dapat dirumuskan dengan

• Right Division Element-by-Element


Operasi Right Division Element-by-Element disimbolkan dengan dot-
slash (./) dan dapat dirumuskan sebagai berikut

Contoh Soal:
Tentukan daerah penyelesaian dari persamaan berikut untuk x = 1, 2, 3, 4, 5, 6

Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan soal diatas anda dapat menggunakan syntax Element-by-
Element sebagai berikut
» x = [1:6]

40
x =

1 2 3 4 5 6

» f_x = (x.^2+7)./(2*x.^3+3*x+6)

f_x =

Columns 1 through 4

0.7273 0.3929 0.2319 0.1575

Columns 5 through 6

0.1181 0.0943
Sehingga diperoleh range {0,7273; 0,3929; 0,2319; 0.1575; 0.1181; 0,0943}

41
8. Fungsi Statistika pada MATLAB dan Contoh
Penerapannya

Untuk menggunakan fungsi statistika pada MATLAB anda perlu mengetahui cara
menggunakan array dan matriks di MATLAB. Statistika deskriptif dengan MATLAB
tidak hanya digunakan untuk keperluan ilmu statistika saja. Namun juga dapat
digunakan untuk memenuhi disiplin ilmu lainnya dalam melakukan komputasi
matematika. Berikut beberapa fungsi statistik pada MATLAB khususnya ukuran
pemusatan data yang sering digunakan.

1. Menghitung Nilai Rata-Rata (mean)


Berdasarkan definisi suatu data dengan banyak data N
dapat dirumuskan nilai rata-rata data dengan simbol μ .

Misalkan diketahui nilai praktikum Biologi 10 mahasiswa Akbar, Agus,


Nary, Wikan, Sani, Nanda, Rosa, Emerald, Dian dan Hafiz adalah 60,
70, 86, 67, 54, 78, 77, 87, 70, 66. Hitunglah rataan hitung dari nilai
praktikum mahasiswa tersebut?

42
Untuk menyelesaikan soal diatas anda dapat menggunakan
syntax mean(variabel_matriks), sebagai berikut
» A = [60 70 86 67 54 78 77 87 70 66]

A =

60 70 86 67 54 78 77 87 70 66

» rataan = mean(A)

rataan =

71.5000
Jadi, nilai rata-rata praktikum biologi 10 mahasiswa tersebut adalah
71,5

2. Menghitung Nilai Maksimum Data (max)


Untuk menghitung nilai maksimum suatu data anda dapat menggunakan
syntax max(variabel), variabel yang anda definisikan dapat berupa
matriks ataupun vektor. Misalkan untuk persoalan diatas dapat kita
tentukan nilai maksimum menggunakan MATLAB sebagai berikut
» A = [60 70 86 67 54 78 77 87 70 66]

A =

60 70 86 67 54 78 77 87 70 66

» nilai_tertinggi = max(A)

nilai_tertinggi =

87

43
Sehingga dapat diketahui nilai tertinggi praktikum biologi adalah
87. Anda juga dapat mengetahui siapa yang memperoleh nilai tertinggi
dengan syarat data merupakan data urut. Anda dapat menggunakan
syntax [a,b]=max(variabel) dengan a nilai tertinggi dan b urutan
data. Sehingga untuk persoalan diatas diperoleh
>> A = [60 70 86 67 54 78 77 87 70 66]

A =

60 70 86 67 54 78 77 87 70 66

>> [nilai,urutan]=max(A)

nilai =

87

urutan =

8
Dari perhitungan diperoleh nilai tertinggi berada pada urutan ke-8 yaitu
Emerald. Jadi, Nilai tertinggi praktikum biologi diperoleh oleh
Emerald.

3. Menghitung Nilai Minimum Data (min)


Untuk menghitung nilai minimum format syntax yang digunakan sama
dengan syntax nilai maksimum. Syntax untuk mencari nilai minimum
pada MATLAB adalah min. Sehingga diperoleh nilai minimum pada
persoalan diatas adalah sebagai berikut
» A = [60 70 86 67 54 78 77 87 70 66]

A =

44
60 70 86 67 54 78 77 87 70 66

» nilai_minimum = min(A)

nilai_minimum =

54

» [nilai,urutan]=min(A)

nilai =

54

urutan =

5
Sehingga diperoleh nilai minimum praktikum biologi adalah 54 yang
diperoleh Sani (urutan ke-5)

4. Menghitung Jumlah Nilai (sum)


Untuk menghitung jumlah nilai data keseluruhan anda dapat
menggunakan syntax sum(variabel), untuk persoalan diatas diperoleh
» A = [60 70 86 67 54 78 77 87 70 66]

A =

60 70 86 67 54 78 77 87 70 66

» jumlah = sum(A)

jumlah =

45
715
Sehingga jumlah nilai keseluruhan 715.

5. Mengurutkan Data (sort)


Anda dapat mengurutkan data menggunakan syntax sort(variabel).
Untuk data diatas dapat diurutkan sebagai berikut
» A = [60 70 86 67 54 78 77 87 70 66]

A =

60 70 86 67 54 78 77 87 70 66

» urut = sort(A)

urut =

54 60 66 67 70 70 77 78 86 87

6. Menghitung Nilai Tengah Data (median)


Median data didefinisikan sebagai nilai tengah dari data yang telah urut
dari kecil ke besar. Dapat dirumuskan sebagai berikut

Untuk soal diatas dapat ditentukan nilai tengah data dengan


menggunakan syntax median(variabel) sebagai berikut
» A = [60 70 86 67 54 78 77 87 70 66]

A =

60 70 86 67 54 78 77 87 70 66

46
» nilai_tengah = median(A)

nilai_tengah =

70
Jadi, nilai tengah nilai praktikum biologi 10 mahasiswa tersebut adalah
70.

7. Menghitung Standar Deviasi Data (std)


Standar Deviasi atau Sebaran Baku Data adalah ukuran sebaran
statistika yang menghitung bagaimana nilai data tersebar. Pada MATLAB
dapat digunakan syntax std(variabel) untuk menghitung standar
deviasi dari entri-entri vektor pada variabel. Pada soal diatas dapat
anda tentukan standar deviasi adalah sebagai berikut
» A = [60 70 86 67 54 78 77 87 70 66]

A =

60 70 86 67 54 78 77 87 70 66

» standar_deviasi = std(A)

standar_deviasi =

10.6275
Jadi, standar deviasi nilai praktikum biologi 10 mahasiswa tersebut
adalah 10,6275.

8. Menghitung Dot Product Data (dot)


Dot product atau hasil kali titik dari 2 vektor u dan v didefinisikan
sebagai

Misalkan diketahui 2 vektor sebagai berikut

47
Untuk menghitung dot product dari kedua vektor tersebut anda dapat
menggunakan syntax dot(a,b) sebagai berikut
» a = [3 1 1]

a =

3 1 1

» b = [2 3 1]

b =

2 3 1

» dot_product = dot(a,b)

dot_product =

10
Jadi, dot product antara a dan b adalah 10.

9. Menghitung Cross Product Data (cross)


Berdasarkan definisi cross product atau hasil kali silang hanya berlaku
di Ruang Dimensi 3. Jika u dan v adalah vektor di dimensi 3 dapat
dirumuskan untuk cross product u x v adalah sebagai berikut

Dari vektor u dan v diatas dapat kita tentukan cross product dengan
syntax berikut
» a = [3 1 1]

a =

48
3 1 1

» b = [2 3 1]

b =

2 3 1

» hasil_kali_silang = cross(a,b)

hasil_kali_silang =

-2 -1 7

49
9. Bilangan Acak pada MATLAB (rand, randn, dan randi)

Cara membangkitkan bilangan acak pada MATLAB dapat menggunakan


syntax rand, randn dan randi. Berikut tutorial membangkitkan bilangan acak
dengan MATLAB.

Bilangan Acak atau bilangan random merupakan bilangan yang dibangkitkan


secara acak, namun sesungguhnya MATLAB menggunakan algoritma untuk
menampilkan hasil yang tetap independen maupun acak. Proses random
menggunakan fundamental pseudo-random dan pseudo-independent.

A. rand
Syntax rand digunakan untuk membangkitkan bilangan random yang tersebar
secara Uniform dengan rentang 0 sampai 1. Variabel random dapat berupa vektor
maupun matriks.

50
Berikut beberapa jenis penggunaan syntax rand:
Syntax Deskripsi Contoh
» rand
rand Untuk pembangkitan 1 variabel random ans =
0.8147
» A = rand (1,3)

Untuk pembangkitan bilangan random sebanyak n dalam A=


rand(1,n)
rentang 0 sampai 1 0.9058 0.1270
0.9134
» B = rand (2)
Untuk pembangkitan bilangan random dalam bentuk matriks B=
rand(n)
dengan ukuran nxn 0.6324 0.2785
0.0975 0.5469
» C = rand (2,3)
C=
Untuk pembangkitan bilangan random dalam bentuk matriks 0.9575 0.1576
rand(m,n)
dengan ukuran mxn 0.9572
0.9649 0.9706
0.4854
>> D = randperm(3)
Untuk pembangkitan n bilangan random yang entri-entri
randperm(n) D=
merupakan bilangan bulat dari 1 sampai n
231
» D = randperm(5,3)
Untuk pembangkitan bilangan random dengan entri a sampai
randperm(b,a) D=
b, dengan b > a
345

B. randi
Syntax randi digunakan untuk pembangkitan bilangan random dengan entri-
entri bilangan bulat dari 1 sampai n. Berikut cara pembangkitan bilangan random
menggunakan syntax randi
Syntax Deskripsi Contoh
Pembangkitan satu bilangan acak dengan nilai antara 1 » randi(9)
randi(imax)
sampai i max ans =

51
1
» randi(6,3)
ans =
Pembangkitan matriks persegi berukuran nxn dengan
randi(imax,n) 1 2 3
entri-entri bilangan acak 1 sampai imax
5 6 3
515
» randi(6,3,2)
ans =
Pembangkitan matriks berukuran mxn dengan entri-
randi(imax,m,n) 5 3
entri bilangan acak 1 sampai imax
2 4
35
» randi([6,12],3,2)
ans =
Pembangkitan matriks berukuran mxn dengan entri-
randi([imin,imax],m,n) 11 10
entri bilangan acak imin sampai imax
7 7
10 6

C. randn
Syntax randn digunakan untuk membangkitkan bilangan acak berdistribusi
normal dengan nilai rata-rata 0 dan standar deviasi 1. Dapat digunakan
syntax randn(m,n) dengan mxn adalah ukuran matriks yang akan dibangkitkan.
misalkan pembangkitan bilangan acak dalam matriks 4×3 adalah sebagai berikut
» A = randn(4,3)
A =
-1.4916 -0.6156 -0.7648
-0.7423 0.7481 -1.4023
-1.0616 -0.1924 -1.4224
2.3505 0.8886 0.4882
Anda dapat menentukan nilai rata-rata dan standar deviasi suatu data dengan
melakukan operasi matematika sebagai contoh akan dibuat 10 bilangan
acak dengan nilai rata-rata 78 dan standar deviasi 7 sebagai berikut
» A = 6*randn(1,10)+70
A =

52
70.6292 74.3335 85.5129 65.9987 71.1240 69.5050 58.4019 67.3662 59.2319
75.0423

» mean(A)
ans =
69.7146

» std(A)
ans =
7.8836

53

Anda mungkin juga menyukai