Anda di halaman 1dari 14

NAMA : YOU VENSIUS PANDIANGAN

NIM : 1021911061
KELAS : V EKT 2
PERCOBAAN 2
VEKTOR DAN MATRIKS
2.1. Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa mampu menjalankan operasi-operasi vektor dan
matriks dengan menggunakan MATLAB.

2.2. Teori Dasar


2.2.1 Skalar
Di dalam MATLAB, skalar adalah sebuah data dengan satu baris dan satu kolom. Variabel–
variabel yang memuat data skalar tersebut dapat mengalami operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian.
Contoh : Skalar dan operasinya
>> x = 1;
>> y = 2;
>> z = x + y
z=3

2.2.2. Vektor
Pada MATLAB, vektor merupakan susunan data yang membentuk hanya satu baris atau
satu kolom. Penulisan elemen dilakukan di dalam kurung siku [ ] yang dipisahkan dengan
spasi atau titik koma. Pengecualian berlaku hanya untuk penulisan data yang berbentuk
deret dengan pola tertentu. Vektor dapat mengalami operasi dengan skalar dan juga dengan
vektor lain asalkan mempunyai dimensi yang sama.[1]

(i) Bentuk deret sederhana


Bentuk umum penulisan data dengan pola tertentu atau deret yang sederhana.
variabel = n : m
dengan n = nilai awal, m = nilai akhir
>> a = 1:3
a=
123
>> b = 2 * a
b=
246
>> c = [1:3]
c=
123
>> d = 2 * c
d=
246
Terdapat pesan kesalahan bila penulisan vektor yang tidak berbentuk deret ditulis tanpa
kurung siku:
>> e = 1 3 4
??? e = 1 3 4
Error: Missing operator, comma, or semicolon.

(ii) Penggunaan increment


Bentuk umum penulisan data dengan pola tertentu atau deret:
variabel = n : i : m
dengan n = nilai awal, m = nilai akhir dan i = increment/langkah; bila i tidak didefinisikan,
maka MATLAB akan menggunakan default yaitu 1, seperti yang ditunjukkan pada butir (i)
di atas.
>> A = 1:10
A=
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
>> B = 0:2:10
B=
0 2 4 6 8 10
>> C = 10:-1:1
C=
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
>> D = 3:3:14
D=
3 6 9 12

(iii) Penggunaan kurung siku


>> x = [1 2 3] % vektor baris
x=
123
>> x = [1:3] % mengikuti pola penulisan seperti deret
x=
123
>> y = x' % transpose vektor
y=
1
2
3
>> z = [4; 5; 6] % cara lain penulisan vektor kolom
z=
4
5
6
>> a = y+z % penjumlahan 2 vektor berorde 3
a=
5
7
9
>> b= x*y % perkalian vektor baris dengan vektor kolom berorde 3
b=
14
>> c=y*z % perkalian 2 vektor kolom
??? Error using ==> *
Inner matrix dimensions must agree.

Vektor dapat mengalami operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.


Operasi penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan bila vektor-vektor yang akan
dijumlahkan atau dikurangkan mempunyai orde (dimensi) yang sama. Perkalian 2 buah
vektor x dan y mempunyai bentuk:
Σ xi * yi
Kedua vektor harus berorde sama tetapi 1 vektor kolom dan yang lainnya vektor baris.

2.2.3. Matriks
Matriks merupakan salah satu formula Matematika yang di dalamnya memiliki
cabang ilmu aljabar linear yang menjadi pembahasan penting di bidang matematika dan
solusi dalam pemecahan masalah dalam bentuk skalar dan vektor. Matriks ditemukan
pertama kali oleh seorang ilmuwan yang bernama Arthur Cayley (1821-1895).[2] Matriks
adalah suatu susunan yang membentuk suatu pola yang terdiri dari bilangan-bilangan atau
fungsi,dan pola yang tersusun itu dinamakan elemen atau entri dalam matriks.[3] Adapun
operasi-operasi pada matriks menggunakan matlab seperti di bawah ini:

(i) Operasi Matriks


Matriks merupakan himpunan data yang membentuk beberapa baris dan kolom. Matriks
dapat terbentuk dari gabungan 2 vektor atau lebih yang berdimensi sama. Dengan
demikian, aturan operasi penjumlahan dan pengurangan yang berlaku pada vektor juga
berlaku untuk matriks. Perkalian antara 2 buah matriks harus memenuhi aturan banyaknya
kolom pada matriks pertama harus sama dengan banyaknya baris pada matriks kedua.
Contoh : Matriks dan Operasinya
>> r = [1 2 3; 2 3 4];
>> s = [3 4 5; 4 5 6];
>> t = r + s
t=
468
6 8 10
>> u = s - r
u=
222
222
>> a = 2*r
a=
246
468
>> b = s/4
b=
0.7500 1.0000 1.2500
1.0000 1.2500 1.5000
>> c = r*s
??? Error using ==> *
Inner matrix dimensions must agree.

>> c = r*s' % jumlah baris r harus sama dengan jumlah kolom s


c=
26 32
38 47
>> d = a^2
??? Error using ==> ^ Matrix must be square.
>> d = a.^2
d=
4 16 36
16 36 64
Khusus untuk pemangkatan, operasi hanya dapat berlangsung secara elementer artinya
masing-masing elemen dari matriks tersebut dipangkatkan.

(ii) Pengalamatan
Merupakan cara penulisan yang digunakan untuk menampilkan atau mendefinisikan ulang
suatu data atau sekumpulan data pada vektor atau matriks, ditulis dalam bentuk umum:
variabel(i,j)
dengan i menunjukkan baris dan j menunjukkan kolom vektor dan matriks. Contoh
pengalamatan vektor atau matriks:
x(2) menunjukkan elemen kedua vektor x
y(3) menunjukkan elemen ketiga vektor y
r(2,1) menunjukkan elemen matriks r pada baris kedua kolom pertama
t(3,2) menunjukkan elemen matriks t pada baris ketiga kolom kedua
s(:,2) menunjukkan semua elemen matriks s pada kolom kedua
u(1,:) menunjukkan semua elemen matriks u pada baris pertama

(iii) Bentuk-bentuk Khusus Matriks


Beberapa fungsi seperti ones, zeros, linspace, logspace, dan sebagainya dapat digunakan
untuk menciptakan matriks dengan ukuran tertentu.
Contoh :
>> x = ones(3) % menciptakan matriks 3x3, semua elemennya 1
x=
111
111
111
>> y = ones(1,3) % matriks dengan 1 baris 3 kolom, semua elemennya 1
y=
111
>> z = zeros(2,3) % matriks dengan 2 baris dan 3 kolom, semua elemennya 0
z=
000
000

>> a = linspace(1,10,5) % linearly spaced, dari 1 sampai 10 sebanyak 5 data


a=
1.0000 3.2500 5.5000 7.7500 10.0000
>> b = logspace(1,4,4) % logarithmically spaced sebanyak 4 data
b=
10 100 1000 10000

Pendefinisian ulang dapat dilakukan dengan menggunakan pengalamatan yang sesuai:


>> a(3) = 6
a=
1.0 3.2500 6.0000 7.7500 10.0000

Bentuk-bentuk khusus yang lain diantaranya: eye, rand, magic. Ada pula manipulasi
matriks untuk mengubah susunan matriks untuk rotasi (rot), mengubah letak dari kiri ke
kanan (fliplr), mengubah letak dari atas ke bawah (flipud), dan lain sebagainya.

(iv) Operasi Elementer


Sebelumnya telah disinggung sedikit tentang operasi elementer (elemen per elemen), yaitu
dalam hal operasi pangkat. Operasi elementer yang lain adalah untuk perkalian dan
pembagian sedangkan operasi penjumlahan dan pengurangan memang berlangsung secara
elementer. Dalam penulisannya, cukup ditambahkan dot (.) sebelum tanda operasi
diberikan.
Contoh :
>> r % pemanggilan ulang matriks r
r=
123
234
>> s
s=
345
456
>> r+s % operasi penjumlahan
ans =
468
6 8 10
>> 2*r-s
ans =
-1 0 1
012
>> r*s' % operasi perkalian biasa
ans =
26 32
38 47
>> r.*s % operasi perkalian elementer
ans =
3 8 15
8 15 24
>> r./s
ans =
0.3333 0.5000 0.6000
0.5000 0.6000 0.6667
>> r.^s
ans =
1 16 243
16 243 4096

Contoh: Tinjau kembali contoh fungsi yang digunakan untuk menghitung l u a s persegi p
anjang
function A = luas (p,l)
% menghitung luas persegi panjang A = p.*l;

Pada command window :


>> luas([4 2 7], [3 5 6])
ans = 12 10 42

2.3. Peralatan dan Bahan


Software yang digunakan pada praktikum percobaan kali ini adalah MATLAB
untuk menyelesaikan operasi- operasi vektor dan matriks.

2.4. Langkah Percobaan


1. Buka MATLAB
2. Buatlah dua matriks A dan B berordo 2x3 (gunakan 3 angka terakhir NIM sebagai
elemen baris kedua matriks A dan B), kemudian lakukan operasi (biasa atau
elementer) berikut:
a. Penjumlahan c. Perkalian
b. Pembagian d. Penguadratan
3. Buka M-file (function), buatlah fungsi untuk menghitung luas 3 buah segitiga
berikut secara bersamaan :
Segitiga 1: alas = 12, tinggi = 5
Segitiga 2: alas = 9, tinggi = 4
Segitiga 3: alas = 10, tinggi = 6
2.5. Hasil dan Pembahasan
2.5.1 Untuk menghitung dua buah matriks berordo 2x3 yang elemen baris kedua matriks
tersebut menggunakan 3 digit angka terakhir nim praktikan (061 dan 026) pada
operasi penjumlahan, pembagian, perkalian, dan penguadratan sebagai berikut.

a. Penjumlahan
Buka aplikasi MATLAB pada PC, lalu pilih new script untuk membuka lembar
baru pada m-file dimana kita memasukkan fungsi yang akan kita buat. Setelah itu
lalu masukkan fungsi untuk mendapatkan hasil dari penjumlahan, pembagian,
perkalian, pengkuadratan dari dua buah matriks berordo 2x3 dengan elemen baris
pertama angka bebas dan elemen baris kedua menggunakan 3 digit angka terakhir
pada nim kita seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.5.1.1 fungsi pada m-file matriks berordo 2x3 pada MATLAB.

Pada gambar diatas, fungsi untuk menjumlahan matriks A dan B, saya


menggunakan huruf C sebagai fungsi yang akan dipanggil pada command window
untuk menampilkan hasil dari penjumlahan dua buah matriks. Hasil penjumlahan
didapatkan dengan menjumlahkan elemen yang sama pada kedua matriks, seperti
gambar di bawah ini:
Gambar 2.5.1.2 Screenshot penjumlahan matriks A dan B dengan fungsi
pemanggil C pada command window.

b. Pembagian

Pada pengoperasian pembagian dua buah matriks yaitu matriks A dan B dilakukan
dengan cara memasukkan fungi pengoperasian pembagian pada m-file yang
dimana fungsi tersebut akan dipanggil pada command window. Pada gambar 2.5.1
saya memasukkan fungsi pembagian matriks A dan B pada m-file dengan huruf D
sebagai fungsi yang akan dipanggil pada command window, seperti gambar di
bawahh ini:

Gambar 2.5.1.3 Screenshot hasil dari pembagian biasa matriks A dan B dengan
fungsi pemanggil D pada command window.

Pada gambar command window diatas merupakan pengoperasian pembagian biasa


(/) dari matriks A dan B. Pada operasi pembagian matriks A dan B pada matlab, ada
yang namanya operasi pembagian elementer yang dimana fungsi pada m-file diberi
(./), misalnya “A./B”. Pada gambar 2.5.1. fungsi operasi pembagian elementer
matriks A dan B, saya menggunakan huruf E sebagai fungsi yang akan dipanggil
pada command window, hasil dari fungsi E pada m-file dipanggil pada command
window seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.5.1.4 Screenshot operasi pembagian elementer matriks A dan B


dengan fungsi pemanggil E pada command window.
c. Perkalian

Untuk pengoperasian perkalian dua buah matriks A dan B berordo 2x3 dilakukan
dengan operasi perkalian elementer karena ada aturan khusus dalam perkalian
matriks. Apabila jumlah kolom pertama dengan baris kedua pada matriks tidak
sama maka perintah yang diberikan pada m-file adalah perkalian elementer (.*).
Pada gambar 2.5.1. pada m-file saya memberikan fungsi perkalian elementer
matriks A dan matriks B dengan huruf F sebagai pemanggil fungsi pada command
window seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.5.1.5 Screenshot perkalian elementer matriks A dan B dengan F


sebagai fungsi pemanggil pada command window.

d. Penguadratan

Dalam operasi penguadratan pada matriks dibagi menjadi dua pengoperasian yaitu
penguadratan biasa dan penguadratan elementer. Pada operasi penguadratan,
matriks A maupun matriks B itu dikalikan dengan bilangannya sendiri, misalnya
untuk menguadratkan matriks A dengan cara (A^2) dan matriks B dikalikan dengan
matriks itu sendiri, contohnya (B^2), namun pada peristiwa kali ini ada
pengecualian dalam penggunaan penguadratan biasa yaitu matriks yang bisa
dikuadratkan yaitu matriks yang mempunyai jumlah baris dan kolom yang sama
sehingga pada peristiwa kali ini operasi yang dapat dilakukan yaitu operasi
penguadratan elementer (.^2). Seperti pada gambar 2.5.1, m-file untuk
penguadratan matriks A dan B saya berikan fungsi dengan huruf G untuk fungsi
penguadratan matriks A dan huruf H untuk fungsi pengudratan matriks B. Fungsi
tersebut akan dipanggil pada command window seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.5.1.6 screenshot penguadratan matriks A dengan fungsi huruf G
sebagai pemanggil fungsi pada command window.

Gambar 2.5.1.7 screenshot penguadratan matriks B dengan fungsi huruf H


sebagai pemanggil fungsi pada command window.

2.5.2 Untuk menghitung luas 3 buah segitiga yang disusun berdasarkan alas dari ke tiga
segitiga sebagai baris pertama dan tinggi dari ke tiga segitiga sebagai baris kedua
pada matriks, sehingga membentuk matriks berordo 2x3. Untuk fungsi yang
diberikan pada m-file yaitu rumus segitiga dengan fungsi seperti gambar di bawah
ini:
Gambar 2.5.2.1 Screenshot function luas segitiga menggunakan matriks dengan
luassegitiga sebagai pemanggil function di command window.

Pada m-file diatas, saya mencantumkan A = [12 9 10;5 4 6] dimana alas ketiga
segitiga yaitu (12, 9, 10) sebagai susunan baris pertama pada matriks dan tinggi
dari ketiga segitiga yaitu (5, 4, 6) sebagai susunan baris kedua yang akan dirubah
pada command window dengan memasukkan pemanggil fungsi “luassegitiga”
pada command window yang dimana alas dan tinggi segitiga akan dirubah ke
dalam bentuk matriks serta menampilkan hasil dari 3 buah luas segitiga dalam
bentuk matriks. Berikut adalah hasil yang ditunjukkan pada command window.

Gambar 2.5.2.2 screenshot alas dan tinggi pada 3 buah segitiga yang telah
diubah menjadi matriks beserta hasil dari luas 3 buah segitiga.
2.6. Kesimpulan
Pada praktikum pengoperasian vektor dan matriks pada software matlab yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada saat membuat fungsi pada m-file sering
terjadi kesalahan seperti penggunaan tanda kurung siku [], dan tanda kurung
biasa(). Untuk operasi perkalian pada saat menghitung matriks berordo 2x3 harus
menggunakan opersi perkalian elementer dikarenakan pada matlab, perkalian biasa
hanya bisa dilakukan apabila jumlah baris dan jumlah kolom sama. Pada peristiwa
ini, matriks yang ditemukan berordo 2x3 sehingga operasi perkalian yang
digunakan ialah operasi perkalian elementer. Untuk penjumlahan menggunakan
operasi penjumlahan biasa, untuk pembagian bisa menggunakan pembagian biasa
dan juga pembagian elementer namun untuk penguadratan sama halnya dengan
perkalian, karena matriks yang dikuadratkan ialah matriks itu sendiri, bukan
penggabungan matriks A dan matriks B lalu dikuadratkan. Perlu diperhatikan juga
pada command window, untuk pemanggilan fungsi sering terjadi data yang
dikeluarkan tidak benar dikarenakan praktikan menemukan suatu keeroran pada
saat mencari 3 buah luas segitiga dalam bentuk matriks. Pada percobaan ini, rumus
yang saya masukkan pada function m-file adalah ½ x a x t, namun hasil dari rumus
tersebut salah, namun setelah memasukkan 0,5 sebagai pengganti ½ hasil yang
dikeluarkan benar, namun kesalahan tersebut berada pada matlab. Sebaiknya perlu
diperhatikan saat memasukkan function ke dalam m-file tanda baca harus tepat,
dan juga ada baiknya memberi comment pada setiap function yang telah kita buat
di dalam m-file supaya lebih mudah dimengerti.
Daftar Pustaka
[1] E. L. Frannita, “Komputasi Numerik,” p. 267, 2017.
[2] T. Andani, F. H. Badruzzaman, and E. Harahap, “Operasi Matriks Sebagai Media
Pembelajaran Menggunakan MATLAB Matrix Operations as Learning Media
Using MATLAB,” J. Pendidik. Mat., vol. 19, no. 2, pp. 33–45, 2020.
[3] M. Fatwa, R. Ristu, S. Pandiangan, and E. Supriyadi, “Pengaplikasian matlab pada
perhitungan matriks,” Papanda J. Math. Sci. Res., vol. 1, no. 2, pp. 81–93, 2022,
[Online]. Available: https://ejournal.papanda.org/index.php/pjmsr/article/view/260
[4] Chapra, S.C., Canale, R.P., Metode Numerik Untuk Teknik. Jakarta: UI Press, 2007.
[5] Hanselman, D.,Littlefield, B., 2000, "Matlab : Bahasa Komputasi Teknis", Penerbit
Andi, Yogyakarta.
[6] Kosasih, P.B., 2006, "Komputasi Numerik: Teori dan Aplikasi", Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai