LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR SISTEM KONTROL
1.MUALIM (191010100276)
2.TULARNO (191010100232)
3.WAWAN ADI SAPUTRA (191010100228)
4.RIZKI B ISKANDAR (191010100223)
5.GREGORIUS KABA (191010100264)
MODUL 1
PENGENALAN MATLAB
1. Tujuan Percobaan
a. Mampu memahami dan menggunakan program Matlab
b. Mampu menggunakan fasilitas dan fungsi matematik yang terdapat dalam
Matlab
c. Mampu mengolah data dalam bentuk Matriks
d. Mampu membuat grafik
e. Mampu menganalisa pengolahan data dalam bentuk matriks pada Matlab
2. Teori Dasar
MATLAB dapat diartikan sebagai MATrix LABoratory, sarana yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah di Laboratoriom, dalam hal ini
melakukan percobaan menggunakan komputer dengan menerapkan
perhitungan matriks. MATLAB memiliki 5 bagian utama, yaitu :
a. Bahasa Pemrograman MATLAB, dengan memanfaatkan script
MATLAB, program dapat dibuat untuk menyelesaikan masalah-masalah
teknik.
b. MATLAB Working Environments, MATLAB menyediakan sarana
yang siap digunakan untuk mengolah data, termasuk pengaturan variabel
yang digunakan.
c. Sistem Grafik MATLAB, MATLAB menyediakan fungsi grafik yang
dapat dibuat dengan cara yang sederhana.
d. Pustaka fungsi matematis, MATLAB menyediakan fungsi-fungsi
matematis yang siap pakai.
e. MATLAB API's, MATLAB dapat diintegrasikan bersama bahasa
pemrograman yang lain.
MATLAB dapat menyelesaikan bilangan dalam bentuk skalar, vektor dan
matriks. Suatu bilangan skalar sebenarnya juga merupakan matriks 1x1, suatu
vektor tidak lain dari suatu bentuk skalar yang panjang, sementara matriks
Prosedur Pemrograman
Jalankan program MATLAB sampai tampak MATLAB Command
Window dilayar monitor. MATLAB Command Window adalah tempat yang
digunakan untuk menuliskan segala perintah yang ada di MATLAB. Perintah-
perintah MATLAB dapat diketik setelah Prompt MATLAB yang berbentuk
simbol ">>".
a. Perintah sederhana
i. Buatlah sebuah variabel numerik dengan nilai 15 dengan nama "x".
Diketik dengan :
>> x = 15 {Enter}
Perhatikan hasilnya yang tampak di MATLAB Command Window.
ii. Buatlah sebuah vektor sederhana dengan 8 elemen dengan nama "a".
Diketik dengan :
>> a = [ 1 7 0 8 1 9 4 5 ] {Enter}
perhatikan hasilnya yang tampak di MATLAB Command Window.
Tambahkan 2 ke setiap elemen pada vektor "a" tersebut dan simpan hasilnya
ke vektor yang baru. Diketik dengan :
>> b = a + 2 {Enter}
Perhatikan hasilnya. Perhatikan juga bahwa MATLAB tidak memerlukan
penanganan khusus dalam melakukan kalkulasi tersebut.
iii. Buat grafik dari hasil penjumlahan vektor tersebut diatas dengan garis- garis
grid. Didalam MATLAB, cara membuat grafik cukup dengan mengetikkan
perintah baris yang begitu sederhana.
>> plot(b) {Enter}
>> grid off {Enter}
Perhatikan hasilnya di Figure Window.
iv. MATLAB juga dapat membentuk grafik jenis lain dengan menambahkan
nama setiap sumbunya.
>> bar(b) {Enter}
>> xlabel('Contoh #') {Enter}
>> ylabel('Kilo Gram') {Enter} Lihat hasilnya di Figure Window.
v. MATLAB juga bisa menggunakan simbol didalam grafiknya. MATLAB
memberikan berbagai jenis simbol dan garis yang dapat ditempatkan pada
grafik. Perintah dibawah ini sebuah contoh yang digunakan untuk
memberikan tanda * pada nilai-nilainya. Perlu diperhatikan ada atau tidaknya
spasi pada parameter axis.
>> plot(b,'*') {Enter}
>> axis([0 10 0 10]) {Enter}
Lihat hasilnya di Figure Window.
Pengolahan Matriks
Manipulasi Grafik
MATLAB memiliki beberapa bentuk grafik yang dapat dibuat dengan mudah
dan cara penggunaannya-pun sederhana. Berikut ini akan diberikan contoh-
contoh untuk menampilkan berbagai grafik berdasarkan kategori :
i. Grafik 2D :
Grafik garis, mencetak grafik chirp.
>> x=0:0.05:5; {Enter}
>> y=sin(x.^2); {Enter}
>> plot(x,y); {Enter} Lihat hasilnya.
Grafik Batang (Bar), mencetak kurva BELL.
>> x=-2.9:0.2:2.9; {Enter}
>> bar(x,exp(-x.*x)); {Enter} Lihat hasilnya.
Grafik Tangga, mencetak Gelombang sinus dalam grafik tangga.
>> x=0:0.25:10; {Enter}
>> stairs(x,sin(x)); {Enter} Lihat hasilnya.
Grafik ErrorBar, mencetak Grafik ErrorBar pada fungsi dengan
kesalahan secara acak.
>> x=-2:0.1:2; {Enter}
>> y=erf(x); {Enter}
>> e=rand(size(x))/10; {Enter}
>> errorbar(x,y,e); {Enter} Lihat hasilnya.
Grafik Polar, mencetak fungsi perkalina sin dan cos dalam bentuk polar.
>> t=0:.01:2*pi; {Enter}
>> polar(t,abs(sin(2*t).*cos(2*t))); {Enter}
Lihat hasilnya.
Grafik Stem, mencetak perkalian fungsi sin dengan eksponensial.
>> x=0:0.1:4; {Enter}
>> y=sin(x.^2).*exp(-x); {Enter}
>> stem(x,y) {Enter} Lihat hasilnya.
ii. Grafik 3D :
Grafik Mesh, mencetak bentuk grafik mesh dari fungsi "peaks" yang
telah disiapkan didalam MATLAB.
>> z=peaks(25); {Enter}
>>figure(2);surf(z);{Enter} Lihat pada figure window 1.
Grafik Surface, mencetak grafik permukaan dari fungsi "peaks"
dengan pola warna "jet" yang telah didefinisikan didalam MATLAB.
>> z=peaks(25); {Enter}
>> surf(z); {Enter}
>> colormap(jet); {Enter}
Lihat hasilnya pada figure window 2.
Perhatikan bahwa figure window 1 masih tetap ada, tidak berubah.
Grafik Contour, mencetak kontur dari fungsi "peaks".
>> z=peaks(25); {Enter}
>> contour(z,16); {Enter} Lihat hasilnya.
Perhatikan semua figure window, ternyata figure yang terakhir yang
aktif digantikan oleh gambar grafik contour.
Grafik Quiver, mencetak pola arah gerakan suatu nilai.
>> x = -2:.2:2; y = -1:.2:1; {Enter}
>> [xx,yy] = meshgrid(x,y); {Enter}
>> zz = xx.*exp(-xx.^2-yy.^2); {Enter}
>> [px,py] = gradient(zz,.2,.2); {Enter}
>> quiver(x,y,px,py,2); {Enter} Lihat hasilnya.
iii. MATLAB mempunyai beberapa bentuk Skala dan GRID untuk tampilan
grafiknya.
Skala Linier, mencetak fungsi contoh berikut dengan bentuk Grid
yang diaktifkan, baik sumbu X (horizontal) maupun sumbu Y
(vertikal).
>> x=logspace(-2,0,500); {Enter}
>> plot(x,((sin(1./x)).^2)./x); {Enter}
>> set(gca,'XGrid','on','YGrid','on'); {Enter}
Kita dapat menghilangkan Grid dengan mengubah "on" menjadi "off".
Lihat hasilnya.
Skala Semilog-X, mencetak fungsi tersebut dengan
Logaritmik sumbu X. bentuk skala
>> x=logspace(-2,0,500); {Enter}
>> plot(x,((sin(1./x)).^2)./x); {Enter}
>> set(gca,'XScale','log','YScale','linear'); {Enter}
>> set(gca,'XGrid','on','YGrid','on'); {Enter}
Lihat hasilnya.
Skala Semilog-Y, mencetak fungsi tersebut dengan bentuk
skala Logaritmik sumbu Y.
>> x=logspace(-2,0,500); {Enter}
>> plot(x,((sin(1./x)).^2)./x); {Enter}
>> set(gca,'XScale','linear','YScale','log'); {Enter}
>> set(gca,'XGrid','on','YGrid','on'); {Enter}
Lihat hasilnya.
Skala Semilog-XY, mencetak fungsi tersebut dengan bentuk skala
Logaritmik sumbu X dan sumbu Y.
>> x=logspace(-2,0,500); {Enter}
>> plot(x,((sin(1./x)).^2)./x); {Enter}
>> set(gca,'XScale','log','YScale','log'); {Enter}
>> set(gca,'XGrid','on','YGrid','on'); {Enter} Lihat hasilnya.
No 1
No 2
No 3
NO 2
NO 2
No 3
PRAKTIKUM DASAR SISTEM KONTROL
ELEKTRO
MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM
KONTROL
MODUL 2
MODEL MATEMATIK DAN RESPON SISTEM
1. Tujuan Percobaan
a. Mampu membuat bentuk model matematik dari beberapa system fisik
b. Mampu membuat fungsi alih dari model matematik system fisik
c. Mampu menganalisa respon dari beberapa system fisik jika diberikan sinyal uji
sebagai inputnya melalui pemrograman Matlab.
2. Teori Dasar
Beberapa sistem dinamik seperti mekanik, listrik, termal dan sebagainya
dapat dikarakteristikan dengan persamaan diffrensial dalam bentuk model
matematik. Model system fisis dengan menggunakan persamaan matematika sangat
diperlukan dalam perancangan system control atau system kendali. System yang
ditinjau biasanya adalah system mekanik, system elektrik, fluida, dan
thermodinamika. Dalam pemodelan system sebagai representasi sifat internal
digunakan model matematika. Model matematika ini diturunkan berdasarkan hukum-
hukum yang berlaku pada system mekanika, elektrika, fluida, dan thermodinamika
dalam bentuk persamaan diferensial Hukum yang digunakan dalam pemodelan
adalah hukum kekekalan energi dan massa.
Model matematis dari sistem fisik ini dapat dianalisis karakteristiknya dengan
memberikan signal uji, dan melihat bentuk output atau responnya seperti pada
gambar 1.
Persamaan model matematika dari system fisis juga dapat dibentuk dalam fungsi
transfer (fungsi alih). Dari fungsi transfer system fisis tersebut selanjutnya dapat
diberikan signal uji tersebut sebagai inputnya dan hal ini dapat dilakukan dengan
sangat mudah dengan menggunakan program MATLAB.
Percobaan ke-2
Model system translasi mekanik seperti yang diperlihatkan dalam gambar berikut:
Percobaan ke-3
Rangkaian RLC yang disusun secara seri terlihat seperti gambar dibawah ini:
Rangkaian RLC tersebut terdiri suatu induktansi L (Hendry), tahanan R (Ohm), dan
Kapasitor C (Farad). Rangkaian diberi masukan berupa tegangan Vs = 1 Volt (t =0 ).
Mula-mula arus di indikator nol, dan tegangan di capasitor 0,5 Volt.
a. Tentukan Fungsi alih (fungsi transfer) dari rangkaian system.
b. Tentukan Tanggapan system bila arus mengalir i(t) dan tegangan capasitor
Vc (t)
MODUL 3 DIAGRAM
BLOK SISTEM
1. Tujuan Percobaan
a. Mampu memahami dan membuat blok diagram dari system fisik
b. Mampu merancang blok diagram dalam Matlab
c. Mampu membuat grafik / kurva dari blok diagram yang dirancang
d. Mampu menganalisa kurva respon yang dihasilkan dari blok diagram
2. Teori Dasar
Pengertian Diagram Blok Sistem
Diagram blok system merupakan suatu penyajian bergambar dari fungsi yang
dilakukan oleh tiap komponen dan aliran sinyal.
Dalam suatu diagram blok, semua variable system saling dihubungkan
dengan menggunakan blok fungsional.
Diagram blok mengandung informasi perilaku dinamik tetapi tidak
mengandung informasi mengenai konstruksi fisik dari system.
Oleh karena itu, beberapa system yang berbeda dan tidak mempunyai relasi
satu sama lain dapat dinyatakan dalam diagram blok yang sama.
Diagram blok suatu system adalah tidak unik. Suatu system dapat
digambarkan dengan diagram yang berbeda bergantung pada titik pandang
analisisnya
Diagram diperlihatkan dalam gambar dibawah ini:
Diagram blok:
Bentuk Seri
Fungsi Transfer
Bentuk Paralel
Fungsi Transfer
Bentuk Feedback
Fungsi transfer
Prosedur Pembuatan Blok Diagram Sistem
a. Tulis persamaan dinamis setiap komponen system
b. Nyatakan persamaan dinamis setiap komponen tersebut dalam bentuk
transformasi Laplace (dengan syarat kondisi mula-mula=0).
c. Gambarkan masing-masing komponen dalam bentuk blok-blok fungsional
d. Gabungkan blok-blok fungsional masing-masing komponen tersebut
sehingga membentuk diagram blok total system dengan memperhatikan
aliran sinyalnya.
Contoh:
Perhatikan system elektrik RC seri pada gambar. Tentukan Blok diagram hubungan
antara input dan output system.
4. Percobaan
Percobaan ke-2 :
Buatlah script Matlab untuk beberapa blok diagram dibawah ini dan tentukan
tanggapan waktu system dari masing-masing blok diagram.
a.
b.
c.
d.
MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM
KONTROL
MODUL 4
KARAKTERISTIK TANGGAPAN WAKTU SISTEM
1. Tujuan Percobaan
a. Mampu memahami tanggapan waktu sistem
b. Mampu membuat time respon system orde satu , orde dua, dan orde
lebih tinggi dengan Matlab
c. Mampu menganalisa kurva respon yang dihasilkan dari percobaan.
2. Teori Dasar
Respon waktu system (time response) menunjukkan karakteristik output
terhadap input dalam time domain. Karakteristik suatu sistem kendali
biasanya dilihat dari transient response -nya. Kondisi transisi
menunjukkan karakteristik output terhadap input dalam domain waktu
yang mana parameter waktu masih mempengaruhi tanggapan sistem.
Sedangkan kondisi tunak menunjukkan karakteristik output terhadap input
dalam domain waktu yang mana parameter waktu tidak lagi
mempengaruhi kondisi tersebut. Karakteristik suatu sistem kendali
biasanya dilihat dari konsisi transisi dan kondisi tunak yang dimilikinya.
Hal ini karena sistem dengan penyimpanan energi tidak bisa merespon
seketika itu juga dan akan selalu menunjukkan transient response ketika
sistem itu diberi input atau gangguan. Untuk menganalisa sistem kendali
biasanya digunakan standar input seperti fungsi impulse, step, ramp, atau
sinusoidal. Input yang paling sering digunakan adalah unit step, karena
input ini menyediakan informasi tentang karakteristik transient respons
dan steady state respons dari suatu sistem. Secara umum setiap kita
mengaktifkan suatu sistem, kita mengaktifkan fungsi step.
Dalam mendesain dan menganalisis sistem kontrol, 3 hal yang
menjadi fokus utama yaitu :
Dimana :
K = Gain Overall
τ = Konstanta Waktu
Ketika diberi masukan unit step, keluaran sistem c(t) mula-mula adalah nol
dan terus naik hingga mencapai nilai K. salah satu karakteristik sistem orde
satu adalah ketika nilai t = τ, yaitu ketika nilai keluaran mencapai 63,2% dari
nilai akhirnya.
4. Overshoot maksimum, Mp
Nilai reltif yang menyatakan perbandingan antara nilai maksimum respon
(overshoot) yang melampaui nilai steady state dibanding dengan nilai
steady state. Besarnya persen overshoot dinyatakan dalam persamaan
berikut:
i). ii G(s)
).
G(s) 5 2
10s 100
0 720
0
s s 2 12s 144
Percobaan ke-2
Untuk sistem dibawah ini,
Dimana ς = 0.65 dan nω = 10 rad det. Tentukan Tr, Tp, Mp, dan Ts jika
sistem dikenai masukan undak satuan (sinyal step).
MODUL 5
TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
1. Tujuan Percobaan
b. Mampu memahami prinsip tempat kedudukan akar (TKA) dan
menggambarkan kurva TKA dari suatu sistem.
c. Mampu menganalisa kestabilan suatu sistem berdasarkan analisis TKA
2. Teori Dasar
Pengertian Tempat Kedudukan Akar (Root Locus).
Karakteristik dasar tanggapan peralihan suatu sistem lingkar tertutup
ditentukan oleh pole-pole lingkar tertutup. Jadi dalam persoalan analisis,
perlu ditentukan letak pole-pole lingkar tertutup pada bidang s. Dalam
disain sistem lingkar tertutup, akan diatur pole dan zero lingkar terbuka
sedemikian rupa sehingga pole dan zero lingkar tertutup pada posisi yang
diinginkan. Pole-pole lingkar tertutup adalah akar-akar persamaan
karakteristik. Untuk mencarinya diperlukan penguraian persamaan
polinomila karakteristik atas faktor-faktornya. Pada umumnya ini sulit jika
derajat polinomial karakteristiknya tiga atau lebih tinggi. Teknik klasik
penguraian polinomial atas faktor-faktornya adalah kurang ampuh karena
penguatan fungsi alih lingkar terbuka berubah maka perhitungan arus
diulang
Root Locus (tempat kedudukan akar) merupakan suatu analisis yang
menggambarkan pergeseran letak pole-pole suatu sistem close loop dari
perubahan besarnya penguatan open loop dengan gain adjustment. Analisis
ini digunakan sebagai salah satu dasar untuk mendesain suatu sistem
kendali sesuai dengan karakteristik dan spesifikasi yang diinginkan.
Analisis root locus ini dapat menentukan apakah suatu system stabil atau
tidak. Selain itu dapat menentukan besarnya rentang penguatan open loop,
agar suatu system masih dapat dikatakan stabil (tetapi tidak bisa
menstabilkan suatu system tidak stabil secara utuh menjadi system yang
stabil). Plot kurva root locus berada pada bidang-s (domain frekuensi).
Tempat Kedudukan Akar
sebuah sistem merupakan kurva atau tempat kedudukan dari akar-akar
persamaan karakteristik (pole–pole dari fungsi alih lingkar tertutup)
dengan parameter gain (K) yang berubah – ubah.
Keterangan: Garis tebal menunjukan umpan balik negative dan garis putus-
putus menunjukan unpam balik positif.
Percobaan ke 2
Sistem motor servo yang dinyatakan dengan fungsi alih loop terbuka
berikut:
MODUL 6
TANGGAPAN FREKUENSI DALAM DIAGRAM NYQUIST DAN
DIAGRAM BODE
1. Tujuan Percobaan
a. Mampu memahami konsep diagram Nyquist dari suatu system
b. Mampu memahami dan menentukan kestabilan system dengan
menggunakan diagram Nyquist
c. Memahami konsep diagram Bode pada suatu system
d. Memahami dan menentukan kestabilan sistem dengan
menggunakan diagram Bode.
e. Memahami konsep analisa tanggapan frekuensi dengan menggunakan
diagram Bode.
f. Mampu memahami dan merancang pengendali Lag, Lead dan Lag-Lead
menggunakan metode Diagram Bode
2. Teori Dasar
DIAGRAM NYQUIST
Nyquist plot adalah penggambaran magnitude vs sudut dari fungsi alih
sinusoidal pada koordinat polar, dimana ω divariasi dari nol hingga tak
terhingga.
Fungsi Alih sinusoidal suatu system diberikan oleh persamaan:
DIAGRAM BODE
Jika suatu sistem memiliki fungsi alih G(s)H(s), maka tanggapan
frekuensi dapat diperoleh dengan mensubstitusi s j . Sehingga diperoleh
responnya adalah G(j)H(jω). Karena G(j)H(jω) adalah suatu bilangan
kompleks, maka untuk menggambarkannya dibutuhkan dua buah grafik yang
merupakan fungsi dari , yaitu:
a. Grafik magnitude terhadap frekuensi
b. Grafik fasa terhadap frekuensi
Diagram Bode merupakan salah satu metode analisa dalam perancangan
sistem kendali yang memperhatikan tanggapan frekuensi sistem yang diplot
secara logaritmik.
Dari kedua buah grafik yang diplot tersebut, yang perlu diperhatikan
adalah nilai dari Gain Margin (GM) dan Phase Margin (PM). Nilai GM
besarnya adalah 1 , dengan G adalah gain saat kurva grafik fasa memotong
nilai –180o. Nilai GM umumnya dinyatakan dalam dB, yang dihitung dengan
20 log10 (GM) . Sementara PM adalah nilai fasa dalam derajat saat kurva
grafik magnitude dengan frekuensi memotong nilai 0 dB.
Dari Dari metode analisa Tempat Kedudukan Akar (TKA) diketahui
bahwa suatu sistem lingkar tertutup dinyatakan stabil apabila letak
akarnya memotong sumbu j, atau 1 KG( j)H ( j) 0 . Dalam nilai
magnitude, ini dinyatakan sebagai nilai mutlak |𝐾𝐺(𝑗𝜔)𝐻(𝑗𝜔)| = 1
dan nilai fasanya adalah Keuntungan
dari
metode ini dibandingkan dengan metode lainnya adalah pole dan zero nyata
dapat terlihat dengan mudah.
Tanggapan frekuensi dari suatu sistem, yang dapat disusun baik dengan
pendekatan perhitungan manual, maupun dengan software MATLAB,
dipengaruhi oleh beberapa komponen dalam sistem fungsi alih yang
berpengaruh s.b.b.:
1. Penguatan konstan
2. Pole dan zero yang terletak pada titik awal (origin)
3. Pole dan zero yang tidak terletak pada titil awal.
4. Pole dan zero kompleks
5. Waktu tunda ideal.
Percobaan ke-2
Dengan fungsi alih berikut:
1. Tujuan Percobaan
a. Mampu membuat perancangan control PID dengan script Matlab
b. Mampu membuat perancangan control PID menggunakan Simulink Matlab
c. Mampu menganalisa kurva respon keluaran yang dihasilkan.
2. Teori Dasar
Kontrol PID Controler
Simulasi matlab untuk sistem kontrol Proposional Integral Derivatif (PID). Kontrol
PID merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan adapun software
yang lainnya View Lab dll. Perancangan PID yang di bahas yaitu gambaran untuk
Feedback System, sesuai dengan gambar 1 sebagai berikut:
Perancangan untuk sistem kontrol, lebih awal melakukan flowchart atau diagram blok sistem
rancangan. Blok diagram yang mempunyai komponen transfer function, tranfer funnction
yang terdapat pada sistem perlu di analisa dengan menggunakan model pengontrolan yang
berbeda-beda. Respon yang diperoleh merupakan hasil, yang dipengaruhi perubahan sinyal
input sehingga perancang dapat melihat respon sistem jika mendapat input sinyal tertentu.
Kombinasi antara sinyal input dan jenis aksi pengontrolan ini akan menghasilkan respon
yang berbeda-beda dengan mengubah variabel perancangan dan juga kombinasi rancangan.
Hal ini dilakkan untuk mendapatkan kombinasi yang baik atau kombinasi yang mendapatkan
error yang minimal sesuai yang dirancang terlesebut. Perancang harus mencoba kombinasi
pengatur beserta konstantanya untuk memilih perancangan mana yang akan diterapkan,
diantara perancangan mana hasil terbaik yang paling sederhana dan memperoleh respon
kestabilan yang lebih baik.
Proses yang harus dpun prosedur yang harus lakukan sebagai berikut :
1. Mendapatkan transfer function sistem (dalam s-domain) dengan Laplace Transform.
2. Menentukan jenis aksi pengontrolan beserta dengan konstantanya.
3. Menggabungkan transfer function yang sudah didapatkan dengan jenis aksi
pengontrolan.
4. Menentukan sinyal input yang akan dimasukkan (biasanya fungsi step, fungsi ramp
dan pulse) dan menggabungannya ke dalam transfer function yang baru.
5. Melakukan perhitungan invers Laplace Transform untuk mendapatkan fungsi dalam
t-domain.
6. Menggambar respon berdasarkan fungsi dalam t-domain.
Kontrol Proportional
Kontrol proposional dapat mengurangi rise time, menambah overshoot, dan mengurangi
steady state error. Hal ini dapat dikombinasikan dengan melihat tabel1. Closed-loop
transfer function sistem di atas dengan menggunakan kontrool proposional (P Controller)
sebagai berikut :
Proportional-Integral Controller
Kontrol dengan loop tertutup (Closed-Loop) transfer function sistem di atas dengan PI
Controller adalah
Proportional-Derivative Controller
Kontrol dengan Proposional dengan Integral dalam sistem Closed-Loop transfer function
sistem di atas dengan PD Controller untuk persamaan :
𝐾𝑝
( )
𝐺𝑐 𝑠 = 𝐾𝑝 + 𝐾𝑑𝑆 = 𝐾𝑑(𝑆 )
𝐾𝑑
+
Proportional-Integral-Derivative Controller
Bagian akhir dari simulasi ini adalah PID Controller, yang memiliki transfer
function untuk sistem di atas adalah :
Berikut ini beberapa konsep yang dapat dilakukan untuk mendapatkan respon yang
diinginkan :
1. Dapatkan respon sistem terbuka sistem (open-loop) untuk menentukan bagian mana
yang harus tukar nilainya agar mendapatkan rise time, settling time, overshoot, steady
state error sesuai yang di kehendaki perancang.
2. Perlu menambahkan P Controller untuk memperbaiki rise time.
3. Menambahkan D Controller untuk memperbaiki overshoot.
4. Menambahkan I Controller untuk menghilangkan steady state error.
5. Kombinasikan konstanta dan variabel input yang ada untuk mendapatkan respon yang
diinginkan.