OLEH:
TASYA SALSA BILA
062030701639
6CB
1.2. Pendahuluan
Matlab adalah kependekan dari matrix laboratory, dimana MATLAB
merupakan perangkat lunak untuk analisis dan komputasi numerik dan merupakan
suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan yang dibentuk dengan dasar
pemikiran menggunakan sifat dan bentuk matriks.
o Bilangan real
Contoh : 25.1, 0.001, 12.5
o Bilangan kompleks
Urutan operasi tersebut yang dikerjakan dalam suatu ekspresi yang
mengikuti aturan prioritas (hirarki). Aturan tersebut dapat diringkas sebagai
berikut:Ekspresi dikerjakan dari kiri ke kanan dengan pemangkatan mempunyai
prioritas tertinggi, diikuti dengan perkalian atau pembagian yang mempunyai
prioritas yang sama, diikuti dengan penambahan dan pengurangan yang juga
memiliki prioritas yang sama. Tanda kurung dapat digunakan untuk merubah
urutan pengerjaan yang biasa dimana bagian yang dikerjakan terlebih dahulu
adalah bagian yang yang ada di bagian kurung paling dalam kemudian keluar.
Contoh :
>> 2 + 3 * 6 / 2
ans =
11
Penjelasan :
2 + 3 * 6 / 2
1
2
3
>> 4^3+12/3
ans =
68
Penjelasan :
4 ^ 2 + 12 / 3
1 2
3
>> (10-2)/2^(3/6)
ans =
2
Penjelasan :
(10 - 2)/2^(3 / 6)
1 2
3
4
1.2.3. Fungsi matematis
Sebagai kalkulator, MATLAB mempunyai berbagai fungsi umum yang
penting untuk matematika, teknik, dan ilmu pengetahuan. Sebagai tambahan atas
fungsi-fungsi tersebut, MATLAB juga menyediakan ratusan fungsi yang berguna
untuk menyelesaikan permasalahan tertentu.
>> A = [ 1 2 ; 3 4] <enter>
A+B
A–B
A*B
A/B
B\A
A^B
2. Bilangan kompleks
A = 8 + 6i
real(A)
imag(A)
abs(A)
angle(A)
conj(A)
3. Fungsi matematis
x = pi/2
a = 0.5
acos(a)
asin(a)
atan(a)
cos(x)
exp(x)
log(x)
rem(4*a,2)
4. Variabel
Panjang = 10
Lebar = 5
X = linspace (0,pi,11)
M= logspace (0,2,11)
X(7)
Y(4)
Y(10:-1:2)
X(2:6)
Y(1:2:8)
X(1:3:10)
Y^2
X.^2
Y./2
A = [1 2 3; 4 5 6;7 8 9];
A(2,3)
A(1,:)
A(:,3)
c=a+5
d=a+b
e=b–2
f = b*3
g = a./b
h = a.\b
i = a*b
j = b*a
k = a.*b
2.2.4. Matriks
Cobalah perintah-perintah dibawah ini. Lalu amati hasilnya.
m_eye = eye (4)
m_rand = rand(3,4)
m_ones = ones(4,4)
m_zeros = zeros(3)
Jawab:
1 3 −2 4 𝑤 1
−2 3 4 −1 𝑥 1
[ ][ ] = [ ]
−4 −3 1 2 𝑦 1
2 3 −4 1 𝑧 1
Sehingga diperoleh:
𝑤 1 3 −2 4 −1 1
𝑥 −2 3 4 −1 1
[ ]=[ ] [ ]
𝑦 −4 −3 1 2 1
𝑧 2 3 −4 1 1
Jadi, nilai w = -0.5714, x = 0.3333, y = -0.2857, dan z = 0.0000
Notes: Karena tidak memiliki jumlah ordo yang sama, maka jika dieksekusi akan
muncul error. Untuk bisa dieksekusi harus disamakan ordonya.
S = size(A)
[r c] = size(A)
r = size(A,1)
c = size(A,2)
length(A)
PEMBUATAN PROGRAM
Simpan dan jalankan program. Apa yang muncul dilayar? Uji untuk masukan
berupa bilangan bulat dan bilangan pecahan.
Simpan dan jalankan program. Apa yang muncul dilayar? Jalankan program
sebanyak 3 kali dengan masukan yang berbeda.
1. Program berikut untuk menguji nilai positif atau negatif dari masukan.
Program mempunyai dua pilihan.
a=input('masukan=');
if(abs(a)==a)
disp('bilangan positif');
else
disp('bilangan negatif');
end;
Uji untuk bilangan positif dan negatif. Bagaimana dengan bilangan 0, positif
atau negatif ?
2. Program berikut untuk menguji nilai tegangan dalam suatu system digital.
Program terdiri dari tiga pilihan.
bb0 = 0; ba0 = 0.8; %batas bawah dan atas untuk logika 0
bb1 = 4.2;ba1= 5; %batas bawah dan atas untuk logika 1
s=input('tegangan = ');
if (s > bb1) & (s <= ba1)
disp('logika 1');
elseif (s>=bb0) & (s<ba0)
disp('logika 0');
else
disp('tak terdefinisi');
fprintf('tegangan harus antara %.1f - %.1f',bb0,ba0);
fprintf('atau %.1f - %.1f\n',bb1,ba1);
end;
Uji untuk beberapa bilangan. Apakah if dengan else if dapat diterapkan tanpa
menggunakan else? Buat program untuk mengujinya!
Apakah konstanta case dapat berupa bilangan pecahan ? Ubah program diatas
dengan menggunakan struktur if-elseif-end Buat program untuk mengujinya
24
Kemudian ketikan perintah fungsi berikut dan amati grafik. Apa saja perubahan –
perubahan yang terjadi pada grafik ?
plot (t, y, ’ro-’)
plot (t, y, ‘b^-‘)
plot (t, y, ‘b:’)
25
Lakukan fungsi berikut dan amati sumbu x (horizontal).
plot (t, y)
plot (y)
26
xlabel(‘Variabel bebas x’)
ylabel(‘Variabel tak bebas y dan z’)
title(‘Kurva sinus dan cosinus’)
grid on, box on
text(2.5,0.7,’Sin(x)’)
gtext(‘Cos(x)’)
legend(‘Sin(x)’,’Cos(x)’)
legend off
27
Pemberian keterangan diberikan per subplot.
28
POLINOMIAL
3. g = [1 6 20 48 69 72 44]
h = polyder (g)
i = polyint(g)
29
4. Buatlah program berikut pada m-file. Amati hasilnya
x = linspace (-1, 3)
p = [ 1 4 -7 -10] ;
v = polyval (p,x)
pp=poly (r)
plot (x,v), title (‘x^3 + 4x^2 – 7x –10’), xlabel (‘x’)
30
TOOLBOX SISTEM KONTROL
7.1.Langkah Praktikum
Dimana h1 dan h2 adalah state, v adalah input dan output adalah q. Persamaan
tersebut dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut :
31
2. Suatu sistem terdiri dari massa, pegas, peredam sebagaimana dapat dilihat pada
gambar berikut :
32
Buatlah dalam perintah matlab dengan menggunakan model state-space. Amati
hasilnya.
33
2. >> num2 = [ 1 -5]; den2 = [1 0 6 10];
>> H = tf (num2,den2)
Amati hasilnya.
7.1.3. Zero-pole-gain.
1. >> z1 = []; p1 = [3 -1]; k1 = [10];
>> H1 = zpk(z1,p1,k1)
Jika nilai z1 = [0] apa yang terjadi pada nilai H1.
34
2. >> [z p k] = tf2zp(num1,den1)
>> H2 = zpk(z,p,k)
3. >> [A B C D] = tf2ss(num2,den2)
>> H3 = ss(A,B,C,D)
35
4. >> [num den] = zp2tf(z2,p2,k2)
>> H4 = tf(num,den)
36
MODEL DIAGRAM BLOK
8.1.Langkah Praktikum
G1 = tf([1],[10,1]);
G2 = tf([1 2],[2 3 2]);
Gparalel = parallel (G1,G2)
37
8.1.3. Blok Umpan Balik
38
ng3 = [1 0 1]; dg3 = [1 4 4];
ng4 = [1 1]; dg4 = [[1 6];
nh1 = [1 1]; dh1= [1 2];
nh2 = [2]; dh2 = [1];
nh3 = [1]; dh3 = [1];
n1 = conv(nh2,dg4); d1 = conv(dh2,ng4);
[n2a,d2a] = series(ng3,dg3,ng4,dg4);
[n2,d2] = feedback(n2a,d2a,nh1,dh1,+1);
[n3a,d3a] = series(ng2,dg2,n2,d2);
[n3,d3] = feedback(n3a,d3a,n1,d1);
[n4,d4] = series(ng1,dg1,n3,d3);
[num,den] = cloop(n4,d4,-1);
FS = tf(num,den)
39
2. Suatu diagram blok seperti pada gambar
40
STABILITAS SISTEM
11.1Langkah Praktikum
1. Diketahui suatu diagram blok seperti pada gambar. Tentukan nilai a dan K agar
sistem stabil dengan menggunakan MATLAB (gunakan m-file).
2. Gunakan perintah MATLAB untuk menentukan nilai pole dan zero dari fungsi
alih G(s) gambar ditas jika K = s + 1 serta gambarkan pada bidang s.(gunakan
m-file)
41
SIMULINK
b.
Kesimpulan
Dalam praktikum ini, kita menggunakan Simulink untuk membuat model sistem
kontrol dan menjalankan simulasi. Simulink menyediakan antarmuka grafis yang
memudahkan pembuatan diagram blok sistem. Dalam kasus kontrol PID, kita
dapat menggunakan komponen P, I, dan D untuk merancang sistem kontrol yang
sesuai dengan kebutuhan. Melalui praktikum ini, kita dapat memahami cara
menggunakan Simulink dan merancang sistem kendali menggunakan kontrol PID.
42