Anda di halaman 1dari 10

MODUL 1 PENGENALAN MATLAB

Ibrahim Amyas Aksar Tarigan (S2112002)


Asisten: Zahrotul Aulia Ulfah / 132 11 077
Tanggal Percobaan: 22/09/2014
EL3110-Praktikum Pengolahan Sinyal Digital

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan


Informatika ITB

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

2. STUDI PUSTAKA

Abstrak
Praktikum kali ini praktikan diminta
untuk
mengenal
MATLAB
dan
kapabilitasnya sebagai sebuah alat
pemrograman untuk analisis dan
komputasi numerik. Aspek-aspek
yang diperhatikan adalah membuat
sinyal input filter berupa superposisi
beberapa sinyal sinusoidal dengan
frekuensi berbeda, desain dan
simulasi filter FIR1 dan FIR2 untuk
mencari respon frekuensi, serta
membuat m-file untuk melakukan
pem-filteran
FIR.
Hasil
yang
didapatkan adalah berupa sebuah
grafik sinyal yang berbeda untuk
setiap jenis filter dan frekuensi yang
digunakan.
Kata kunci: MATLAB, FIR1, FIR2,
respon frekuensi.
1. PENDAHULUAN
MATLAB
(Matrix
Laboratory)
pada
awalnya merupakan interface untuk
koleksi rutin-rutin numerik dari proyek
LINPACK dan EISPACK, namun sekarang
merupakan
produk
komersial
dari
perusahaan Mathworks, Inc; MATLAB kini
telah berkembang menjadi sebuah
environment
pemrograman
canggih
yang berisi fungsi-fungsi built-in untuk
melakukan tugas pengolahan sinyal,
aljabar linier, dan kalkulasi matematis
lainnya. Kemampuan pemrograman yang
dibutuhkan tidak terlalu sulit bila telah
memiliki
pengalaman
dalam
pemrograman bahasa lain seperti C,
PASCAL, atau FORTRAN. Adapun tujuan
dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
- Mempelajari penggunanan sistem
help
untuk
mengetahui
commands dan syntax dasar
MATLAB;
- Dapat menggunakan MATLAB
untuk desain filter;
- Mempelajari bagaimana menulis
fungsi dan m-file pada MATLAB;
- Merancang dan memahami pemfilter-an FIR dengan MATLAB
secara mendalam.

2.1 MATLAB HELP


MATLAB menyediakan sistem help online yang dapat diakses dengan perintah
help.
>> help filter
Contoh diatas adalah preintah yang kita
lakukan apabila ingin memperoleh
informasi mengenai filter dalam bentuk
teks pada layar MATLAB. Terdapat juga
banyak program demonstrasi yang
mengilustrasikan berbagai kapabilitas
MATLAB, yang dapat dimulai dengan
perintah demo.

2.2 VARIABEL DAN OPERASI


MATRIKS
Tipe variabel dasar pada MATLAB adalah
matriks. Untuk mendeklarasikan sebuah
variabel, kita hanya perlu memberikan
nilai tertentu pada MATLAB prompt.
Contoh:
>> M = [ 1
M=1
5

6; 5

2
2

1]

6
1

Jika matriks yang kita gunakan ternyata


menggunakan rumus yang panjang atau
banyak entri, maka perintah pada
MATLAB nya dapat kita pecahkan
menjadi dua (atau lebih) dengan
menggunakan tanda (...) pada akhir
sebuah baris yang ingin dilanjutkan.
Contoh:
P = [ 1, 2, 4, 6, 8 ] + [ pi, 4, exp(1),
0, -1 ] + ...
[cos(0.1*pi),sin(pi/3),tan(3),atan(
2),sqrt(pi)];
Ekspresi perintah atau pernyataan yang
diakhiri dengan tanda semicolon (;),
maka hasilnya tidak akan ditampilkan di
layar.
Ukuran dari sebuah matriks
diketahui dengan operator size:

dapat

>> Msize = size(M)


Msize = 2 3
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Kita tidak perlu menggunakan variabel


khusus untuk melacak jumlah baris dan
kolom suatu matriks. Ada dua jenis
variabel matriks pada MATLAB, yakni
skalar dan vektor. Sebuah skalar adalah
sebuah matriks yang hanya berisi satu
elemen, jadi berukuran 1 1. Sebuah
vektor adalah sebuah matriks yang
hanya berisi satu baris atau kolom.
Elemen individu dari sebuah variabel
matriks
dapat
diakses
dengan
memberikan indeks baris dan kolom,
sebagai contoh:
>> M13
M13 =

= M(1,3)
6

2.2.1 OPERATOR COLON (:)


Operator ini sangat berguna untuk
membuat index array. Notasi colon
didasarkan pada ide bahwa sebuah
selang indeks dapat dihasilkan dengan
memberikan sebuah nilai awal, interval,
dan sebuah nilai akhir. Karena itu,
sebuah vektor yang terpartisi dapat
diperoleh dengan perintah:

2.2.2 OPERASI MATRIKS DAN


ARRAY
a.) Tinjauan Perkalian Matriks
Opersi perkalian matriks AB hanya dapat
dilakukan bila kedua matriks tersebut
memiliki dimensi yang kompatibel, yakni
jumlah kolom matriks A harus sama
dengan jumlah baris matriks B. Bila A
adalah m n, maka B haruslah n
p, dan hasil perkalian AB akan memiliki
dimensi m p. Umumnya perkalian
matriks tidak bersifat komutatif, yakni
AB BA. Bila p m, maka perkalian
AB tidak terdefinisi.
Ada kasus khusus untuk perkalian
matriks, yakni outer product dan inner
product. Pada outer product, sebuah
vektor kolom mengalikan sebuah vektor
baris untuk menghasilan sebuah matriks.
Bila kita membiarkan semua elemen
salah satu vektor tersebut berupa 1,
maka kita akan memperoleh hasil yang
berulang.

iii = nilai awal : interval : nilai


akhir
Tanpa parameter interval, nilai defaultnya adalah 1. Metode perhitungan ini
mirip dengan notasi loop DO pada
FORTRAN,
namun
untuk
MATLABS
selangkah lebih maju dengan cara
menggabungkannya
dengan
pengindeksian matriks. Tanda colon juga
berfungsi sebagai wild card, misalnya,
A(2,:) adalah baris kedua matriks A.
Pengindeksian
mundur
akan
membalikkan sebuah vektor, misal X(9:1:1). Jika kita membutuhkan sebuah
daftar yang berisi semua nilai elemen
pada matriks, jadi A(:) memberikan
sebuah vektor kolom 72 1, merupakan
hasil concatenation elemen setiap kolom
matriks A, yang juga merupakan contoh
reshaping matriks. Teknik reshaping
yang lebih umum dapat dilakukan
dengan fungsi reshape(A,M,N).

Untuk inner product, sebuah vektor baris


mengalikan sebuah vektor kolom, jadi
hasilnya
berupa
skalar.
Bila
kita
membiarkan semua elemen salah satu
vektor tersebut berupa 1, maka kita
akan memperoleh semua elemen vektor
lainnya.

b.) Operasi Pointwise Array


Jika kita ingin mengalikan matriks secara
elemen per elemen, mereka harus
memiliki dimensi yang sama. Untuk
melakukan perkalian pointwise pada
MATLAB, kita menggunakan operator
point-starA.*B. Misal, bila A dan B
keduanya adalah matriks 3 2 maka:

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Perkalian semacam ini kita sebut dengan


istilah perkalian array. Perkalian array
bersifat komutatif karena kita akan
memperoleh hasil yang sama bila kita
menghitung D = B.*A.
Dalam MATLAB, sebuah titik digunakan
dengan operator aritmetik, maka ia akan
mengubah definisi operator tersebut ke
operasi pointwise. Jadi operator ./
berarti
pembagian
pointwise,
.^
berarti pemangkatan pointwise. Misal, xx
= (0.9).^(0:49) akan menghasilkan
suatu vektor yang nilainya sama dengan
(0.9)n untuk n = 0, 1, 2, ... 49.
c.) Operasi Concatenation Array
Operasi
ini
digunakan
untuk
menempelkan dua atau lebih array
dengan syarat tertentu sesuai dengan
operasi concatenation (penempelan)
yang diinginkan. Pada MATLAB terdapat
dua buah fungsi yang dapat digunakan
untuk melakukan proses concatenation
arrays. Fungsi tersebut adalah vertcat
dan horzcat.

2.3 PLOT DAN GRAFIK


MATLAB dapat menghasilkan plot dua
dimensi x-y dan plot tiga dimensi,
menayangkan
citra
dan
bahkan
membuat dan memutar video. Dua
fungsi yang sering digunakan dalam
praktikum ini adalah plot dan stem.
Untuk memanggil fungsi ini, umumnya
kita membutuhkan dua vektor, untuk
sumbu x dan sumbu y. Pemanggilan
fungsi plot(x,y) akan menghasilkan
suatu plot yang terkoneksi dengan garus
lurus untuk setiap dua titik.
{
(x(1),
y(1)),
(x(2),y(2)),
(x(3),y(3)), ....., (x(N),y(N)) } seperti
yang
ditunjukkan
pada
PA.1.
Pemanggilan fungsi stem(x,y) akan
menghasilkan presentasi seperti berikut,

Gambar 1.1 1 PA.1

2.3.1 FIGURE WINDOWS


Ketika MATLAB membuat sebuah plot,
grafiknya akan dituliskan ke figure
windows. Setiap perintah plot pada
command window akan mengalihkan
keluarannya ke window yang aktif.
Perintah figure(n) akan menampilkan
sebuah figure window yang baru yang
ditandai dengan bilangan n, atau
membuatnya aktif kemabli bila telah ada
sebelumnya.
Pengendalian
terhadap
berbagai atribut window (ukuran, lokasi,
warna) juga mungkin dilakukan dengan
perintah
figure,
yang
melakukan
inisialisasi terhadap window plot.

2.3.2 MEM-PLOT BEBERAPA


GRAFIK
Kita
dapat
membuat
beberapa
grafik/plot pada satu window dengan
menggunakan fungsi subplot. Fungsi ini
tidak melakukan proses plotting, namun
hanya
membagi
window
menjadi
beberapa
segmen.
Misal,
perintah
subplot(3,2,3) akan membagi figure
window menjadi tiga baris dan dua
kolom (jadi terdapat enam segmen) dan
mengarahkan plot berikutnya ke segmen
kiri baris kedua. Grafik PA.1 (gambar 1)
diperoleh
dengan
perintah
subplot(2,1,1) dan subplot(2,1,2).

2.4 KONSTRUK PEMROGRAMAN


MATLAB
mendukung
paradigma
pemrograman fungsional, dimana kita
dapat menyusun fungsi-fungsi secara
nested. Perhatikan persamaan berikut:

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

log (|x n|)


n=1

Yang dapat diimplementasikan dengan


hanya menggunakan satu baris kode
MATLAB, yakni:
>> sum(log (abs (x) ) )
Dimana x adalah sebuah vektor yang
berisi elemen-elemen xn.
Penulisan kode-kode MATLAB yang
efisien memerlukan gaya pemrograman
yang menghasilkan fungsi-fungsi kecil
yang divektorisasi. Loop-loop harus
dihindari.
Caranya
adalah
dengan
memanggil
fungsi-fungsi
toolbox
sebanyak/sesering mungkin.

2.4.1 FUNGSI-FUNGSI BUILT-IN


MATLAB
Banyak fungsi-fungsi MATLAB yang
dapat beroperasi pada skalar sama
mudahnya dengan operasi pada array.
Misal, bila x adalah sebuah array, maka
cos(x) mengembalikan sebuah array
dengan ukuran yang sama seandainya x
berisi kosinus dari setiap elemen x.

Lihat bahwa tidak ada loop yang


diperlukan, meski cos(x) melakukan
operasi kosinus pada setiap elemen
array. Kebanyakan fungsi transcendental
mengikuti aturan pointwise ini. Pada
beberapa kasus khusus, sangat penting
membedakan
eksponensial
matriks
(expm) dengan eksponensial pointwise
(exp).

2.4.2 ALIRAN PROGRAM


(PROGRAM FLOW)
Aliran program dapat dikendalikan pada
MATLAB menggunakan pernyataan ir,
loop while, loop for. Untuk versi yang
terbaru, ada juga pernyataan switch,
yang mana mirip seperti bahasa C++
atau PASCAL.

2.5 MATLAB SCRIPTS


Setiap perintah /pernyataan yang dapat
dimasukkan pada window prompt dapat
disimpan pada sebuah file teks yang
dieksekusi sebagai sebuah script.File
teks tersebut dapat dibuat dengan
menggunakan sembarang editor ASCII
seperti program Notepad atau pada
editor teks MATLAB. Ekstensi file harus
berupa
.m
dan
script
tersebut
dieksekusi pada MATLAB dengan hanya
mengetikkan nama file (dengna atau
tanpa
ekstensi).
Program-program
tersebut umumnya dikenal dengan
istilah m-file.
Bila perintah-perintah ini disimpan
dengan file bernama plotstem.m maka
pengetikan
pada
plotstem
pada
command prompt akan menkalankan file
tersebut, dan kedelapan baris perintah
akan dieksekusi sam halnya bila mereka
diketikkan
baris
per
baris
pada
command prompt.

2.6 MENULIS FUNGSI MATLAB


Kita dapat menulis fungsi sendiri lalu
ditambahkan pada MATLAB. Fungsifungsi ini merupakan enis lain dari mfile, dan dibuat sebagai sebuah file ASCII
menggunakan editor teks. Kata pertama
pada m-file tersebut haruslah keyword
function untuk memberitahu MATLAB
bahwa file tersebut diperlakukan sebagai
sebuah fungsi dengan argumen. Pada
baris yang sama juga berisi calling
template yang menyatakan argumen
input dan output dari fungsi. Nama file
untuk
m-file
tersebut
haruslah

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

berekstensi .m dan nama fungsi


tersebut akan menjadi nama dari
perintah baru pada MATLAB.

dilakukan dengan cara menguji variabelvariabel pada workspace. Karena fungsi


yang berbeda dapat menggunakan
nama variabel yang samam, sangat
penting untuk melacak konteks lokal
ketika
menguji
variabel.
Beberapa
perintah
debugging
yang
berguna
didaftarkan di sini, dan yang lainnya
dapat anda temukan di help debug.

2.6.1 MEMBUAT SEBUAH FUNGSI


CLIP

dbstop digunakan untuk mengeset


sebuah breakpoint pada sebuah m-file.
Ia
juga
dapat
digunakan
untuk
memberikan sebuah peringatan ketika
sebuah
kesalahan
terjadi
dengan
mengetikkan dbstop if error sebelum
mengeksekusi m-file tersebut.

Perhatikan sebuah fungsi m-file clip


yang mengambil dua buah argumen
(sebuah vektor sinyal dan nilai skalar
pembatas/threshold)
dan
mengembalikan sebuah vektor sinyal
keluaran. Kita dapat menggunakan
sebuah editor untuk menghasilkan file
ASCII
dari
clip.m
yang
berisi
pernyataan-pernyataan berikut:

dbup digunakan untuk menguji variabel


didalam fungsi dan workspace.
dbstep akan mengembalikan sebuah
peringatan (prompt) ketika setiap baris
perintah dieksekusi.
dbcont menyebabkan sebuah eksekusi
program yang normal berhenti, atau bila
ada kesalahan, mengembalikan status
ke MATLAB command prompt.
dbquit membuat keluar dari modebug
dan kembali ke MATLAB command
prompt.
keyboard dapat disisipkan ke m-file
untuk menghentikan sementara eksekusi
program, yang memberikan sebuah
MATLAB prompt dalam bentuk K> untuk
mengindikasikan
bahwa
itu
bukan
command-line prompt.

2.7 TIPS PEMROGRAMAN


Kita dapat memecah
menjadi empat bagian:

m-file

clip.m

Beberapa gaya penulisan pada m-file


(built-in function) yang tersedia pada
toolbox MATLAB:

a.) Definisi input-output

type angle
type conv
type trapz

b.) Dokumentasi
c.) Pengujian ukuran (size) dan
kesalahan (error)
d.) Operasi
sebenarnya

fungsi

yang

2.6.2 DEBUGGING MATLAB MFILE

MATLAB adalah sebuah environment


yang
interaktif,
debugging
dapat

Mempelajari gaya pemrograman orang


lain merupakan cara yang efisien untuk
memahami suatu bahasa pemrograman
komputer.
Berikut
beberapa
petunjuknya:

Menghindari loop;
Pengulangan baris atau kolom;
Vektorisasi operasi logika;
Membuat sinyal impuls;

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Fungsi find;
Vektorisasi;
Gaya pemrograman;

3. METODOLOGI
Berikut adalah peralatan yang digunakan
selama percobaan berlangsung:
1. Komputer beserta seluruh
hardware-nya
2. Software MATLAB
3. Software DEV-C++

3.1 Percobaan membuat sinyal input


filter berupa superposisi beberapa sinyal
sinusoidal dengan frekuensi berbeda

3.3 Percobaan desain dan simulasi filter


FIR2
Desain filter FIR dengan metoda frekuensi
sampling dengan respon frekunesi seperti
pada gambar dibawah, kemudian rancang
desain filter-nya, cari filter-nya dengan
perintah fir2. Catat koefisien filter,
gunakan orde 16.

Pada MATLAB, representasikan


sinyal dalam vektor (matriks 1xN,
N panjang vektor). Sumbu waktu
0<t<2.

Beri panjang vektor 100 sampel


dengan perintah >>i=1 : 100;

Gambar 1.2 Respon Frekuensi Filter

Buat 3 sinyal sinusoidal dengan fs=16000Hz,


f1=200Hz, f2=1000Hz, f4=5000Hz. Ketikkan
>>sin1=sin(2*pi*i*f1/fs);sin2=sin(2*pi*i*f2/f
s);sin3=sin(2*pi*i*f3/fs);

Jumlahkan ketiga sinyal dengan perintah


>>sintot=(sin1+sin2+sin3)/3;
Plot gambarnya dengan perintah
>>plot(sintot); lalu lihat respon frekuensinya
dengan perintah freqz

3.2 Percobaan desain dan simulasi filter


FIR
Dengan sinyal input pada percobaan
sebelumnya, coba beberapa filter berikut:

Low-Pass orde 32 fcut-off 800Hz


Band-Pass orde 32 fcut-off 1000-3000Hz
High-Pass orde 32 fcut-off 6000Hz

Lihat frekuensi respon filter dengan


perintah freqz. Gambarkan hasilnya.
Lakukan kembali untuk orde 128,
kemudian bandingkan dengan hasil
sebelumnya.

3.4 Percobaan membuat m-file untuk


melakukan pem-filter-an FIR

Pada bagian ini anda diminta untuk


membuat m-file untuk melakukan
pemfilteran FIR saja, untuk m-file anda
tidak diperbolehkan memanggil fungsi
internal MATLAB.

Bandingkan hasilnya dengan percobaan


menggunakan perintah filter dari
MATLAB. Catatan: Koefisien filter FIR
adalah merupakan respon impuls dari
filter.

Rancang ketiga filter di atas, cari


koefisien filter-nya dengan perintah fir1.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB
Lihat juga frekuensi respon masingmasing filter dengan perintah freqz.
Gambarkan hasilnya.

Respon frekuensinya kita dapatkan


dengan memasukkan perintah freqz.
Hasil output-nya:

4. HASIL DAN ANALISIS


Berikut data-data yang kami kumpulkan
selama percobaan berlangsung.

1. Percobaan membuat sinyal


input
filter
berupa
superposisi beberapa sinyal
sinusoidal dengan frekuensi
berbeda.
Diketahui besar frekuensi sinyal sebagai
berikut:

fs = 16000 Hz
f1 = 200 Hz
f2 = 1000 Hz
f3 = 5000 Hz

Hasil output-output di
dengan yang diharapkan.

Untuk mendapatkan besar nilai tiap


sinyal kita masukkan perintah rumusnya
pada MATLAB sebagai berikut:

Gambar 1.4 Plot gambar sintot

atas

seusai

2. Percobaan
desain
simulasi filter FIR 1

dan

Koefisien filter untuk low-pass:

sin1 = sin(2*pi*i*f1/fs) ;
sin2 = sin(2*pi*i*f2/fs) ;
sin3 = sin(2*pi*i*f3/fs) ;

Kemudian untuk mendapatkan sintot


yang merupakan gabungan ketiga sinyal
tersebut, masukkan perintah berikut:
sintot=(sin1+sin2+sin3)/3;
sintot sendiri merupakan satu sinyal
sinusoidal yang rusak. Kemudian dengan
menggunakan perintah plot(sintot),
maka akan menghasilkan gambar output
berikut:

Gambar 1.5 Koefisien Filter Low-pass

Gambar respon frekuensinya:

Gambar 1.6 Respon frekuensi Low-pass


Gambar 1.3 Plot gambar sintot

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Kemudian untuk
filter-nya:

band-pass,

koefisien

Gambar 1.10 Respon frekuensi High-pass

Gambar 1.7 Koefisien Filter Band-pass

Hasil gambar output-output di atas


menandakan bahwa hasil plot yang
dilakukan telah sesuai dengan yang
diinginkan.
3. Percobaan
desain
simulasi filter FIR 2

Gambar respon frekuensinya:

dan

Dari data-data grafik respon frekuensi


filter pada modul, maka didapat hasil
respon frekuensinya adalah sebagai
berikut:
a.) Untuk orde 16

Gambar 1.8 Respon frekuensi Band-pass

Dan yang terakhir high-pass, koefisien


filter-nya:

Gambar 1.11 Respon frekuensi orde 16

b.) Untuk orde 128

Gambar 1.9 Koefisien Filter High-pass

Respon frekuensinya:

Gambar 1.12 Respon frekuensi orde 128

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Hasil
gambar
output
di
atas
memperlihatkan, bahwa ketika ordenya
jauh dinaikkan, maka kerapatan getaran
frekuensinya semakin rapat. Plot dan
pencarian respon frekuensi di atas juga
membuktikan bahwa hasilnya sesuai
dengan yang diinginkan.
4. Percobaan membuat m-file
untuk melakukan pem-filter-an FIR
Berikut peritntah yang kami masukkan:
Function y=filters(x,I)
[lebar_I panjang_I]= size (I);
[lebar_x panjang_x]= size (x);
For k=1:panjang_x+1
Y(k)=0;
End
for i=1:panjang_x
for j=1 : panjang_I
if j<= i
y(i)=y(i) + x(i-j+1)*I(j);
end;
end;
end;
end;
Pada
percobaan
ini
kita
mengimplementasikan cara perhitungan
convolusi kedalam bentuk MATLAB. Ingat
bahwa persamaan untuk konvolusi
adalah:

Selanjutnya kita harus menentukan


besar nilai panjang_I dan panjang_x.
Lakukan proses looping di dalam looping
yakni syarat i dan j. Nilai yang dihasilkan
dalam perhitungan ini gunanya adalah
untuk memberikan nilai update kepada
Y(k) untuk setiap koefisiennya.

5. KESIMPULAN
Berikut
adalah
percobaan 1 ini:

dari

1. Sistem help sangat bermanfaat


sekali bagi siapapun yang memulai
menggunakan MATLAB. Gunakan
perintah ini apabila kita merasa
lupa/ingin tahu commands atau
syntax dasar ketika menggunakan
MATLAB
2. Percobaan 2 dan 3 memperdalam
praktikan untuk lebih memahami
penggunaan
MATLAB
dalam
mendesain filter.
3. Praktikan
juga
telah
mampu
melakukan desain dan simulasi filter
FIR melalui percobaan 2 dan 3.
4. Praktikan telah mampu memahami
secara mendalam serta merancang
pem-filter-an FIR dengan MATLAB.

DAFTAR PUSTAKA
1

McClellan,
James.
Schafer
Ronald. Yoder Mark, DSP First,
A
Multimedia
Approach,
Prentice Hall, 1998

Proakis,
Jhon.
Manolakis,
Dimitris,
Digital
Signal
Processing,
principles,
algorithm,
and
Aplication,
Prentice Hall, 1998

Y(n) = x(0)h(n) + x(1)h(n-1) + ... +


x(n)h(0)
Kita definisikan Y(n) sebagai Y(k) dan
bernilai 0. k sendiri sudah didefinisikan
bernilai 1, dan akan terus bertambah
sebesar panjang_x+1. Ini artinya nilai
Y(k) nanti akan terus terupdate hingga
proses perhitungan berakhir.

kesimpulan

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

1
0

Anda mungkin juga menyukai