MATLAB
Disusun Oleh:
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1
Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2
Tujuan...............................................................................................................................1
1.3
Batasan Masalah...............................................................................................................1
DASAR TEORI...............................................................................................................................2
2.1
MATLAB..........................................................................................................................2
2.1.1
MATLAB Help..........................................................................................................2
2.1.2
2.1.3
2.2
Komposit...........................................................................................................................8
2.2.1
2.2.2
2.2.3
PETUNJUK PRAKTIKUM..........................................................................................................12
2.3
2.4
Langkah Kerja.................................................................................................................12
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, mendorong manusia
untuk terus berkembang dan menemukan berbagai hal yang bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat. Diantaranya yaitu terciptanya berbagai macam software yang dapat digunakan
untuk mempermudah pekerjaan manusia. Salah satunya adalah software MATLAB (Matrix
Laboratory).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan MATLAB dan memanfaatkannya sebagai media
untuk perhitungan komposit.
2. Mahasiswa dapat menyelesaikan soal-soal komposit dengan menggunakan software
MATLAB.
3. Mahasiswa dapat memahami algoritma dalam pengoperasian software MATLAB.
DASAR TEORI
2.1 MATLAB
MATLAB (Matrix Laboratory) adalah sebuah program untuk analisis dan
komputasi numerik. Pada awalnya, program ini merupakan interface untuk koleksi rutinrutin numerik dari proyek LINPACK dan EISPACK, namun sekarang merupakan produk
komersial dari perusahaan Mathworks, Inc. MATLAB telah berkembang menjadi sebuah
environment pemrograman yang canggih yang berisi fungsi-fungsi built-in untuk
melakukan tugas pengolahan sinyal, aljabar linier, dan kalkulasi matematis lainnya.
MATLAB juga berisi toolbox yang berisi fungsi-fungsi tambahan untuk aplikasi khusus.
MATLAB bersifat extensible, dalam arti bahwa seorang pengguna dapat menulis
fungsi baru untuk ditambahkan pada library ketika fungsi-fungsi built-in yang tersedia
tidak dapat melakukan tugas tertentu. Kemampuan pemrograman yang dibutuhkan tidak
terlalu sulit bila Anda telah memiliki pengalaman dalam pemrograman bahasa lain seperti
C, PASCAL, atau FORTRAN.
2.1.1
MATLAB Help
MATLAB menyediakan sistem help on-line yang dapat diakses dengan
2.1.2
atas, MATLAB juga menyediakan berbagai tipe data seperti pada bahasa
pemrograman lainnya). Untuk mendeklarasikan sebuah variabel, Anda hanya
perlu memberikan nilai tertentu padanya pada MATLAB prompt. Sebagai contoh,
>>
M = [1
M =
1
5
6; 5
2
2
1]
6
1
. (1)
. (2)
Ketika sebuah ekspresi perintah atau pernyataan diakhiri dengan tanda semicolon
(;), maka hasilnya tidak akan ditampilkan di layar. Hal ini sangat membantu
ketika Anda bekerja dengan matriks dengan ukuran yang sangat besar.
Ukuran dari sebuah matriks dapat diketahui dengan operator size:
>> Msize = size(M)
Msize =
2
3
. (3)
Oleh karena itu, kita tidak perlu menggunakan variabel khusus untuk
melacak jumlah baris dan kolom suatu matriks. Ada dua jenis variabel matriks
pada MATLAB, yakni skalar (scalars) dan vektor (vectors). Sebuah skalar adalah
sebuah matriks yang hanya berisi satu elemen, jadi berukuran 1 x 1. Sebuah
vektor adalah sebuah matriks yang hanya berisi satu baris atau kolom.
Elemen individu dari sebuah variabel matriks dapat diakses dengan memberikan
indeks baris dan kolom, sebagai contoh:
>> M13 = M(1,3)
M13 =
6
. (4)
2.1.2.1
pada
MATLAB
selangkah
lebih
maju
dengan
cara
a1
a2
a3
a1
a2
a3
a1
a 2
a3
.. (5)
a1
a2
a3
1
1
a4 a1 a2 a3 a4
1
1
. (6
a12
a 22
a32
b11 b12
a11 * b11
. * b21 b22 a 21 * b21
b31 b32
a31 * b31
a12 * b12
a 22 * b22
a32 * b32
. (7)
menayangkan citra, dan bahkan membuat dan memutar video. Dua fungsi yang
yang sering digunakan pada praktikum ini adalah plot dan stem. Untuk memanggil
fungsi ini, umumnya kita membutuhkan dua vektor (satu vektor juga bisa, namun
untuk definisi yang berbeda, gunakan perintah help untuk melihat informasi yang
lebih lengkap), untuk sumbu x dan sumbu y. Pemanggilan fungsi plot(x,y) akan
menghasilkan suatu plot yang terkoneksi dengan garis lurus untuk setiap dua titik
{ (x(1),y(1), (x(2),y(2), (x(3),y(3), .., (x(N),y(N) } seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 1.
tt = 0:0.3:4; xx = sin(0.7*pi*tt); plot( tt, xx)
1
0.5
0
-0.5
-1
0.5
1.5
2.5
3.5
3.5
1
0.5
0
-0.5
-1
0.5
1.5
2.5
2.2 Komposit
Material Komposit didefinisikan sebagai kombinasi dari material-material yang
berbeda. Dengan tujuan tidak hanya mengkombinasikan property nya ( additive effect ),
namun juga untuk menciptakan property yang baru ( synergetic effect ).
Tingkat bahan bakar yang digunakan oleh pesawat dan total emisi yang dihasilkan
adalah tergantung dari tingginya berat total pesawat itu sendiri. Maka dari itu dari masa ke
masa para peneliti berusaha untuk menemukan bahan yang lebih ringan. Dan ditemukan
lah material komposit yang dianggap lebih tahan korosi dibandingkan dengan aluminium
dan lebih ringan pula.
Pesawat pertama yang terbang dengan menggunakan material komposit adalah
pesawat F-14 buatan Grumman, dengan menggunakan material komposit ( fiber-boron)
pada kotak stabilisator horizontal . Pada perkembangan selanjutnya, material komposit
mulai diterapkan pada bagian bagian pesawat lainnya. Pengurangan berat dengan
menggunakan material komposit bisa mencapai 15% 20%.
Dalam banyak kasus, reinforcement lebih kuat, keras dan kaku daripada matrix.
Reinforcement biasanya adalah berupa serat fiber. Serat fiber memiliki panjang yang
sangat besar dibandingkan diameternya. Rasio l/d (length-to-diameter) disebut sebagai
aspek rasio dan dapat berubah-ubah dengan perubahan yang sangat besar. Continuous
fibers memiliki aspek rasio yang panjang sedangkan discontinuous fibers memiliki aspek
rasio yang pendek.
Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang digunakannya,
yaitu:
1. Fibrous Composites (Komposit Serat) Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri
dari satu lamina atau satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat / fiber.
Fiber yang digunakan bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly
aramide), dan sebagainya. Fiber ini bisa disusun secara acak maupun dengan
orientasi tertentu bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti
anyaman.
2. Laminated Composites (Komposit Laminat) Merupakan jenis komposit yang terdiri
dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki
karakteristik sifat sendiri.
3. Particulalate Composites
(Komposit
Partikel)
Merupakan
komposit
yang
Ketika serat fiber sejajar (0) atau tegak lurus (90) terhadap arah tegangan yang
diterima laminanya disebut sebagai lamina orthotropic spesial ( =0 or 90). Sedangkan
lamina yang tidak sejajar atau tegak lurus terhadap arah tegangan yang diterima disebut
sebagai lamina orthotropic general ( 0 or 90).
2.2.2
. (8)
c f V f m V m
=
+
c
f
m
1
1 V V
= = f+ m
E t E c Ef E m
. (9)
B. Isostrain
Beban yang dikenakan pada komposit (Pc) terbagi menjadi 2 fase, yaitu menjadi
Pc = Pf + Pm, dan baik itu regangan fiber ataupun regangan matrix nya sama dengan regangan
komposit, c = f = m (ini adalah kondisi isostrain). sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa
10
. (10)
Rumus ini dinamakan sebagai Voigt estimate, tapi lebih familiar dengan sebutan the rule of
mixture
11
2.2.3
12
PETUNJUK PRAKTIKUM
2.3 Alat dan Bahan
1. Komputer / Laptop
2. Software Matlab
3. Buku soal/lembar soal
I.
14
Pembahasan:
Berdasarkan soal no.1 diketahui nilai dari beberapa parameter sebagai berikut:
G
E
y
= 100 MPa
xy
= 50 MPa
= 30o
Langkah pertama adalah mencari tegangan dan tegangan geser pada arah 1 dan 2.
15
Jika nilai:
Maka;
[ ] { }[ ] { }
1
x
x
1
1
2 =[ T ] y y =[ T ] 2
12
xy
xy
12
Setelah diketahui tegangan arah 1 dan 2, nilai regangan arah 1 dan 2dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan dalam bentuk matriks sebagai berikut:
16
Dimana;
17
Kemudian langkah selanjutnya adalah memasukkan parameter dan juga persamaan yang
telah ditentukan kedalam MATLAB dengan algoritma deperti pada Gambar 5.
Gambar 5 Algoritma pada Lembar Kerja (M-File) dan Output pada Jendela Command Window
MATLAB
Hasil dari algoritma yang di input pada lembar kerja (M-File) MATLAB akan
ditampilkan pada jendela Command Windows seperti pada Gambar 4. Dengan
menginputkan nilai dari beberapa parameter yang diketahui pada soal, diamana nilai dari
tegangan, modulus elastisitas dan modulus gesernya dalam satuan MPa. Dari Gambar 5
didapat nilai regangan sebagai berikut:
[ ][ ]
1
0.0017
2 = 0.0012
12 0.0080
Selain itu, kita juga dapat membuat grafik regangan terhadap sudut pemasangan dengan
merubah bentuk algoritma dari sudut pada lembar kerja (M-File), seperti pada Gambar 5.
18
Gambar 6 Input dan Output untuk Menentukan Nilai Regangan Fungsi Sudut
Dengan memasukkan nilai dari setiap parameter seperti pada Gambar.6, sehingga
didapat kurva regangan terhadap sudut seperti pada Gambar 7. Dimana nilai regangan
fungsi sudut dihitung berdasarkan kenaikan sudut sebesar 0.1.
0.02
reg x
reg y
sudut geser
0.015
Besar Regangan
0.01
0.005
X: 16.9
Y: -3.459e-005
X: 106.9
Y: 3.459e-005
0
-0.005
-0.01
-0.015
-0.02
20
40
60
80
100
120
Sudut Pemasangan (derajat)
140
160
180
19
2. Calculated a. The modulus of elasticity b. The tensile strength and c. The fraction of the
load carried by the fiber for the followings composite material stressed under isostrain
condition. The composite consist of a continous glass fiber-reinforced-epoxy resin
produced by using 60% by volume of e-glass fiber having modulus of elasticity of E f =
7.24 x 104 MPa and tensile strength of 2.4 GPa and hardened epoxy resin with a modulus
of elasticity Em = 3.1 x 103 MPa and a tensile strength of 0.06 Gpa.
Pembahasan:
Dari soal no.2 diketahui nilai dari beberapa parameter sebagai berikut:
Vf
= 0.6
Ef
Em
persamaan yang digunakan untuk menentukan nilai dari modulus elastisitas komposit
adalah dengan menggunakan persamaan 10:
Ec =E f V f + E m ( 1V f )
Sedangkan untuk menentukan nilai dari tegangan komposit dan juga fraksi load
menggunakan persamaan yang diturunkan dari persamaan 10:
Tegangan komposit:
c = f V f + m ( 1V f )
Fraksi Load:
Fraksi Load=
Ef V f
Ef V f + Em ( 1V f )
Kemudian masukan algoritma dari parameter-parameter dan juga persamaan pada lembar
kerja (M-File) MATLAB, sehingga didapat nilai dari modulus elastisitas komposit pada
jendela Command Window, seperti pada Gambar 8.
20
Gambar 8 Input pada Lembar Kerja dan Output pada Command Window Matlab
Dari Gambar 8, didapat nilai dari modulus elastisitas, tegangan dan fraksi load dari
komposit sebagai berikut:
Ec
= 44680 MPa
= 1464 MPa
Fraksi Load
= 0.9722
3. Calculated the modulus of elasticity for a composite material consist of 60% by volume
continous e-glass fiber and 40% epoxy-resin for the matrix when stressed under isostress
conditions (i.e material it stressed prependicular to the continous fiber). The modulus of
elasticity of e-glass is 7.24 GPa and that of epoxy resin is 3.1 GPa.
Pembahasan:
Dari soal no.3 didapat nilai dari beberapa parameter sebagai berikut:
Vf
= 0.6
Ef
= 7.24 GPa
Em
21
Pada soal no.3 diketahui bahwa komposit berada pada kondisi isostress. Sehingga
persamaan yang digunakan untuk menentukan nilai dari modulus elastisitas komposit
adalah dengan menggunakan persamaan 9:
Ec =
Ef Em
Em V f + E f (1V f )
Kemudian masukan algoritma dari parameter-parameter dan juga persamaan pada lembar
kerja (M-File) MATLAB, sehingga didapat nilai dari modulus elastisitas komposit pada
jendela Command Window, seperti pada Gambar 9.
Gambar 9 Input pada Lembar Kerja dan Output pada Command Window Matlab
Dari Gambar 9, didapat nilai dari modulus elastisitas komposit pada kondisi isostress
sebesar Ec = 4.7191 Gpa.
22
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang kelompok kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
software matlab dapat digunakan untuk melakukan opersasi matematika seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan sebagainya. Terbukti pada
Gambar.5 nilai regangan dapat dicari dengan menggunakan persamaan yang diinputkan
dengan algoritma pada lembar kerja (M-File) matlab. Kemudian nilai Modulus Elastisitas
komposit pada kondisi isostrain dan juga isostress seperti pada Gambar 8 dan Gambar 9.
Selain itu matlab juga dapat digunakan untuk membuat suatu kurva dari suatu persamaan
yang diinputkan dengan algoritma pada lembar kerja (M-File) seperti terlihat pada
Gambar 6, sehingga didapat kurva regangan fungsi sudut seperti pada Gambar 7.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Bintoro, Carolus.2010. Teknologi Material Komposit.Bandung:Politeknik Negeri Bandung
2. Sutjipto,
Slamet.2015.Pusat
Studi
Kajian
Ilmu
dan
Teknik
24