Anda di halaman 1dari 17

2020

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA


“KOMPETENSI MATEMATIKA DAN ANALISIS SKORING KOMPETENSI
(contoh kompetensi berpikir analitik, kreatif, analogi, konvergen,
statistis, kiritis, divergen)”

MARLINA
517027
PENDIDIKAN MATEMATIKA

STKIP MUHAMMADIYAH BONE


1. TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun tujuan pembelajaran yang harus dicapai yaitu sebagai berikut:

a. .
b. .
2. PETA KONSEP PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MIND MAP
3. ISI MATERI
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses belajar


mengajar hal ini menjadi penting sebab dengan adanya evaluasi dapat
mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan serta perkembangan proses
belajar mengajar dan masih banyak hal lain yang berhubungan dengan
pentingnya dan tujuan evaluasi (Rustika, 2018). Evaluasi pembelajaran adalah
proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara
sitematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Guru yang tidak pernah melakukan evaluasi telah melakukan kesalahan
(Septiningsih, Firdaus, & Farid, 2018), Sebab, ia tidak akan mengetahui
berhasil dan tidaknya kegiatan belajar megajar yang di tanganinya. Misalnya,
ia tidak akan mengetahui mampu atau tidaknya murid menguasai materi yang
di ajarkannya. Guru juga tidak akan mengetahui dirinya betul-betul mampu
atau tidak menjadi gutu profesional yang berhasil meningkatkan prestasi
belajar murid.
B. Pengertian Kompetensi Matematika

Kompetensi dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam


kebiasaan berfikir dan bertindak (Anisa, 2014:2). Matematika merupakan
sarana pembentukan pola pikir yang dapat diukur dari kemampuannya
(Kusuma & Khoirunnisa, 2018:3). Jadi, Kompetensi Matematika adalah
kemampuan untuk menghadapi permasalahan baik dalam matematika maupun
kehidupan nyata.
Memahami matematika dalam hubungannya dengan capaian pembelajaran
berdasarkan tuntutan kurikulum berarti memiliki kompetensi matematika atau
kompeten dalam melakukan sesuatu menggunakan matematika (Fikri, Muslim,
& Purwana, 2019:74). Kompetensi matematika harus diberi makna setara/sama
dengan kemampuan memahami, menilai, melakukan, dan menggunakan
matematika dalam konteks pengetahuan faktual, keterampilan teknis baik
bersifat linguistik seperti tata bahasa, kosakata (dalam pengertian notasi)
maupun non-linguistik seperti penalaran.
Kompetensi matematika mempunyai sifat-sifat yang dapat dilihat yaitu
sebagai berikut:
1) Aspek analitik dapat dilihat dari fokusnya yaitu pada pemahaman,
interpretasi, pengujian, penilaian proses dan fenomena matematika
(seperti mengikuti suatu kontrol rantai argumen matematika atau
pemahaman sifat dan penggunaan representasi matematika.
2) Aspek produktif difokuskan pada pengkonstruksian aktif atau
melakukan proses seperti menemukan rantai argumen atau
mengaktivasinya dan mengerjakan representasi matematika dalam
situasi yang diberikan.
C. Macam-macam Kompetensi Matematika

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika, kompetensi matematika


meliputi:
1. Standard proses yaitu tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran
Proses standard meliputi:
a. Kemampuan problem solving (kemampuan pemecahan masalah)
Pemecahan masalah adalah usaha mencari jalan keluar suatu tujuan
yang tidak begitu mudah segera dicapai (Akbar, Hamid, Bernard, &
Sugandia, 2018:146). semakin banyak siswa dapat menyelesaikan
problem solving maka siswa akan dalam menyelesaikan soal-soal baik
bentuk rutin maupun tak rutin. Problem solving ditingkat SMA
memerlukan kemampuan analisa, kemampuan mengkaitkan dan
menghubungkan dengan materi yang relevan (Mulyana & Sumarmo,
2015:45). Pemecahan masalah memerlukan strategi dalam
menyelesaikannya. Kebenaran, kecepatan, keuletan dan ketepatan
adalah sesuatu hal yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah.
b. Kemampuan berargumentasi (reasoning).
Penalaran adalah konsep berpikir yang berusaha menghubungkan fakta
yang diketahui menuju kesimpulan.Penalaran matematika merupakan
bagian terpenting dalam berpikir yang melibatkan pembentukan
generalisasi dan menggambarkan konklusi yang valid tentang ide dan
bagaimana kaitan antara ide-ide tersebut (Yusdiana & Hidayat,
2018:410). Penalaran matematis penting untuk mengetahui dan
mengerjakan matematika. Adapun aktivitas yang tercakup di dalam
kegiatan penalaran matematik meliputi: menarik kesimpulan logis.
a. Kemampuan berkomunikasi (communication).
Kemampuan berkomunikasi dalam matematika merupakan
kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai
kesempatan untuk komunikasi dalam bentuk: mereflesikan benda-
benda nyata, gambar, atau ide-ide matematika.
1) membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode oral,
tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar.
2) menggunakan keahlian membaca, menulis, dan menelaah, untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah,
serta informasi matematika.
3) merespon suatu pernyataan/persoalan dalam bentuk argumen yang
meyakinkan.
b. Kemampuan koneksi (connetion)
Kemampuan koneksi matematik adalah kemampuan yang ditunjukkan
siswa dalam:
1) Mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang sama.
2) Mengenali hubungan prosedur matematika suatu representasi ke
prosedur representasi yang ekuivalen.
3) Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan
keterkaitan di luar matematika.
4) Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan
keterkaitan di luar matematika.
c. Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. kemampuan
representasi (representation). Kemampuan reprensentasi matematis
adalah salah satu standar proses yang perlu ditumbuhkan dan dimiliki
siswa
2. Berdasarkan epistemologi matematika, Kompetensi matematika dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu :
a. Kompetensi Kelompok Pertama → Kemampuan bertanya dan
menjawab baik dalam matematika maupun dengan menggunakan
metematika. Kompetensi kelompok pertama terbagi atas :
1) Berfikir Matematika. Mode kompetensi ini berhubungan dengan
pemahaman tentang mode –berfikir matematika, seperti :
a) Kemampuan memunculkan pertanyaan dan mengetahui
berbagai jenis pertanyaan tentang karakteristik matematika.
b) Kemampuan memahami ruang lingkup dan keterbatasan
konsep yang diberikan.
c) Kemapuan memperluas cakupan konsep dengan
mengabstraksi beberapa sifat-sifat konsep (menggeneralisasi
hasil ke kelas objek yang lebih besar).
d) Kemampuan membedahkan jenis-jenis pernyataan dalam
matematika (kondisi bersyarat, besaran entitas, asumsi,
definisi, teorema, kasus).
2) Mengemukakan dan Menyelesaikan Masalah Matematika
Kompetensi ini meliputi beberapa hal, diantaranya:
a) kemampuan mengidentifikasikan,mengemukan dan
mensfisikasikan macam-macam masalah baik terbuka
maupun tertutup (open-ended or closed).
b) kemampuan menyelesaikan berbagai macam masalah
matematika yang yang dimunculkan oleh dirinya sendiri
maupun oleh orang lain, dengan kemungkinan menggunakan
cara yang berbeda.
3) Pemodelan Matematika
Kemampuan ini berkenaan dengan aspek analisis dan membangun
model matematika, seperti:
a) Kemampuan menganalisa dasar – dasar dan sifat-sifat dari
model-model yang ada termasuk di dalamnya menyisipkan
jangkauan dan validitas.
b) Kemampuan memahami model – model yang sudah ada
dengan mentranslasikan dan menginterpretasikan semua
elemen model terhadap realita yang dimodelkan.
c) Kemampuan membentuk model aktif dalam suatu konteks
yang diberikan (membuat simbol-simbol dengan relasinya,
mengkomunikasikan model yang terbentuk serta hasilnya
4) Penalaran Matematika
Kompetensi ini meliputi beberapa hal, diantanya;
a) kemampuan mengikuti dan mengemukan alasan logis sistem
argument
b) kemampuan menyelidiki apakah proses bukti matematika
benar atau salah.
c) kemampuan memilah komponen – komponen argumen dari
kerangka berfikir bukti logis matematika, mana yang berupa
rincian, mana yang berupa trik, dan mana yang berupa ide.
d) kemampuan menyusun argumen matematika baik formal
maupun informal dan kemampuan mentransformasikan
argumen heuristik ke bukti formal logis yaitu pembuktian
pernyataan.
b. Kompetensi Kelompok Kedua → Kompetensi yang berhubungan
simbolik baik aspek managemen linguistik maupun aspek managemen
komponen simbolik.
1) Representasi Intitas Matematika
Kemampuan ini berhubungan dengan objek dan situasi, diantanya;
a) Kemampuan memahami dan menggunakan jenis-jenis
representasi yang berbeda dari objek, fenomena dan situasi
matematika,
b) Kemampuan memahami dan menggunakan relasi-relasi antara
representasi yang berbeda dari entitas yang sama,
c) Kemampuan memilih dan mengubah representasi.
2) Representasi Simbol dan Formalisme Matematika
Kompetensi ini berhubungan dengan matematika sebagai bentuk
dan simbol komunikasi, diantaranya :
a) kemampuan memahami dan menginterpretasikan bahasa
matematika
b) formal dan simbolik serta memahami relasinya terhadap bahasa
umum,
c) kemampuan memahami karakter dan aturan sistem matematika
formal baik sintaksis maupun semantic
d) kemampuan mentranslasikan bahasa natural ke bahasa simbolik
atau formal,
e) kemampuan memanipulai pernyataan dan ekspresi yang memuat
simbol dan formula.
3) Berkomunikasi di dalam Matematika
Kompetensi ini berpadanan dengan bagaimana berkomunikasi
dalam matematika baik tulisan maupun lisan, seperti;
a) kemampuan memahami bentuk tulisan, visual, oral dalam
berbagai macam linguistik yang memuat konten matematika,
b) kemampuan mengekspresikan diri pada level–level yang berbeda
dari ketepatan teknis dan teori baik dengan lisan, visual atau
tulisan.
4) Memanfaatkan Teknologi
Kompetensi ini berpadanan dengan penggunaan teknologi untuk
meningkatan kemampuan matematika sebagai alat pemecahan masalah
dan untuk meningkatkan optimalisasi mengembangkan pemahaman
matematika (Irkhmiyati, 2017), seperti;
o Kemampuan mengetahui eksistensi dan sifat-sifat dari berbagai
macam alat dan bantuan untuk aktivitas matematika termasuk juga
megetahui jangkauan dan keterbatasan alat tersebut,
o Kemampuan menggunakan alat dan bantuan tersebut secara
reflektif.

D. Tujuan Kompetensi Matematika

Kompetensi matematika bertujuan agar siswa melakukan aktivitas,


bertingkah laku secara mental dan fisik. Konsep yang digunakan adalah menitik
beratkan kepada apa yang bisa siswa lakukan terhadap pembelajaran matematika.
kompetensi ini membentuk kontinum dari klaster-klaster yang beririsan karena
kompetensi-kompetensi di atas saling mempengaruhi.

E. Analisis Skoring KompetensiAL

            Pada hakikatnya pemberian skor (scoring) adalah proses pengubahan


jawaban instrumen menjadi angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif dari
suatu jawaban terhadap item dalam instrumen. Angka-angka hasil penilaian
selanjutnya diproses menjadi nilai-nilai (grade). Skor adalah hasil pekerjaan
menyekor (memberikan angka) yang diperoleh dari angka-angka dar setiap butir
soal yang telah di jawab oleh testee dengan benar, dengan mempertimbangkan
bobot jawaban betulnya
            Membuat pedoman penskoran sangat diperlukan, terutama untuk soal
bentuk uraian dalam tes domain kognitif supaya subjektivitas Anda dalam
memberikan skor dapat diperkecil. Pedoman menyusun skor juga akan sangat
penting ketika Anda melakukan tes domain afektif dan psikomotor peserta didik.
Karena sejak tes belum dimulai, Anda harus dapat menentukan ukuran-ukuran
sikap dan pilihan tindakan dari peserta didik dalam menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan
                Proses Penskoran dalam soal jawaban singkat cukup
sederhana. Guru memberikan poin 1 bagi peserta didik yang mampu menjawab
dengan benar dan nilai 0 apabila peserta didik salah dalam menjawab.[4]
                Banyak guru yang sudah mengumpulkan data hasil tes dari
peserta didiknya, tetapi tidak memperhatikan cara mengolahnya sehingga data
tersebut menjadi mubazir (data tanpa makna). Sebaliknya, jika hanya ada data
yang relative sedikit, tetapi sudah mengetahui cara pengolahannya, maka data
tersebut akan mempunyai makna. Pada umumnya, pengolahan data hasil tes
menggunakan bantuan statistic. Analisis statistic digunakan jika ada data
kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka, sedangkan untuk data kualitatif,
yaitu data yang berbentuk kata-kata, tidak dapat diolah dengan statistic.
            Dalam Hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat di gunakan 3
macam alat bantu yaitu :
1.      Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
2.      Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, di sebut kunci skoring.
3.      Pembantu menentukan angka, di sebut pedoman penilaian.[5]
Menurut Zainal Arifin dalam mengolah data hasil tes, ada empat langkah
pokok yang harus ditempuh :
Pertama, menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat dicapai
oleh peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah diperlukan tiga jenis alat
bantu, yaitu kunci jawaban, kunci scoring, dan pedoman penilain.
Kedua, mengubah skor mentah menjadi skor standart sesuai dengan norma
tertentu.
Ketiga, mengkonversikan skor standart kedalam nilai, baik dalam bentuk
huruf ataupun angka.
Keempat, melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui
derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.
Bila semua jawaban siswa dalam suatu tes sudah diperiksa dan diberikan
skor, maka kita akan memperoleh skor akhir untuk setiap siswa. Skor inilah yang
disebut dengan skor mentah. Kegiatan ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati
karena menjadi dasar bagi pengolahan hasil tes menjadi nilai prestasi. Kita tidak
dapat menjadikan skor mentah ini sebagai nilai akhir untuk siswa, kita harus
mengubah dan mengolahnya terlebih dahulu menjadi skor terjabar. Dalam
mengolah skor mentah (raw score) menjadi nilai huruf dan skor standart dengan
urutan uraian sebagai berikut:
           1. Mengolah skor mentah menjadi nilai huruf.
           2. Mengolah skor mentah menjadi skor standart 1-10.
SKORING KOMPETENSI

Menurut Rose dan Nicholl (Marini, 2014) berpikir analitik adalah


menundukkan satu situasi, masalah subjek atau keputusan pada pemeriksaan yang
ketat dan langkah demi langkah yang logis. Kemampuan berpikir analitik dapat
ditinjau dari berpikir analitik dalam pemecahan masalah yaitu, mendefinisikan
secara pasti apa masalah yang sebenarnya, memiliki banyak gagasan,
menyingkirkan alternatif yang paling kurang efisien dan membuang pilihan-
pilihan yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan pilihan (opsi) ideal dengan melihat solusi terbaik yang memenuhi
kriteria yang ditetapkan, mengetahui akibat dan dampak dalam menyelesaikan
masalah.
Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Rating
Tidak Memenuhi Memenuhi Memenuhi
memenuhi standar minimal standar standar
No Indikator standar (50% dari (75% dari maksimal
(25% dari deskriptor = 2) deskriptor = 3) (100% dari
deskriptor = 1) deskriptor = 4)
1 Merumuskan Tidak mampu Kemampuan Mampu Mampu
masalah merumuskan Merumuskan merumuskan merumuskan
masalah Masalah Masih masalah masalah secara
Sangat Minim sempurna
2 Memberikan Tidak mampu Kemampuan Mampu Mampu
argumetasi memberikan memberikan memberikan memberikan
argumentasi argumentasi argumentasi argumentasi
secara akurat secara akurat secara akurat
masih sangat dan terpercaya
minim
3 Melakukan Tidak mampu Mampu Mampu Mampu
induksi melakukan melakukan melakukan melakukan
induksi induksi induksi induksi secara
sempurna
4 Melakukan Tidak mampu Mampu Mampu Mampu
deduksi melakukan melakukan melakukan melakukan
deduksi deduksi deduksi deduksi secara
sempurna
5 Melakukan Tidak mampu Mampu Mampu Mampu
evaluasi melakukan melakukan melakukan melakukan
evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi secara
sempurna
6 Mengambil Tidak mampu Mampu Mampu Mampu
kesimpulan mengambil mengambil mengambil megambil
dan tindakan keputusan dan keputusan dan keputusan dan keputusan dan
tindakan tindakan tindakan tindakan yang
tepat secara
sempurna

Pada rubrik analitik, terdapat penetapan skor untuk setiap komponen soal atau
tugas. Guru memberikan standar tertentu untuk menyelesaikan masing-masing
komponen kemudian menambahkan skor tersebut untuk memperoleh skor soal
atau tugas keseluruhan. Kualitas pekerjaan dinilai secara keseluruhan Semua
proses diberikan bobot yang sama Menekankan proses berpikir dan komunikasi
matematika Menekankan berbagai langkah dalam menyelesaikan tugas Terdapat
penekanan pada beberapa proses pekerjaan siswa Lebih mudah untuk diterapkan.

Contoh
4. RANGKUMAN
5. DAFTAR PUSTAKA
Akbar, P., Hamid, A., Bernard, M., & Sugandia, A. I. (2018). Analisis
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematik Siswa Kelas XI
SMA Putra Juang dalam Materi Peluang. Jurnal Pendidikan Matematika,
2(1), 144–153.

Anisa, D. (2014). Analisis Kelayakan Standard Pendidik dan Tenaga


Kependidikan, Standard Penilaian dan Standard Kompetensi Lulusan
Mengacu pada Standard Nasional Pendidikan di Smk Negeri Se-Kota Madya
Surabaya. JPTM, 3(2), 1–9.

Fikri, M. R., Muslim, & Purwana, U. (2019). Upaya Meningkatkan Kreativitas


Siswa Dalam Membuat Karya Fisika Melalui Model Pembelajaran Berbasis
STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) Pada Materi
Fluida Statis. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika, 4(1), 73–76.

Irkhmiyati. (2017). Evaluasi Persiapan Perpustakaan STIKES Aisyiyah


Yogyakarta dalam Membangun Perpustakaan Digital. Berkala Ilmu
Perpustakaan Dan Informasi, 13(1), 37–46.

Kusuma, A. P., & Khoirunnisa, A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Make a Match dan Team Games Tournament terhadap Hasil
Belajar. Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(1), 1–6.

Mulyana, A., & Sumarmo, U. (2015). Meningkatkan Kemampuan Penalaran


Matematika dan Kemadirian Belajar Siswa SMP melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah. Jurnal Ilmiah STKIP Siliwangi Bandung, 9(1), 40–51.

Rustika, R. (2018). Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasiswa Masalah


Kontektual untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik. Jurnal Integral, 9(1), 22–35.

Septiningsih, D. A., Firdaus, L., & Farid. (2018). Pengukuran Kualitas dan Muka
Air di Sekitar PT. Bio Nusantara Teknologi untuk mendukung Proses
Pembelajaran Fisika. Journal of Science Education, 2(1), 76–81.

Yusdiana, B. I., & Hidayat, W. (2018). Analisis Kemampuan Penalaran


Matematis Siswa SMA pada Materi Limit Fungsi. Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif, 1(3), 409–414. https://doi.org/10.22460/jpmi.v1i3.409-
414

6. SOAL TES PILIHAN GANDA DAN URAIAN BESERTA


JAWABANNYA

PILIHAN GANDA
1. Matematika merupakan sarana pembentukan pola pikir yang dapat diukur
dari kemampuannya. Kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan, dan
sikap dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, kemampuan untuk
menghadapi permasalahan baik dalam matematika maupun kehidupan
nyata termasuk….
a. Kompetensi matematika
b. Kompetensi penalaran
c. Kompetensi koneksi
d. Kompetensi komunikasi
2. Pemahaman interpretasi, pengujian, penilaian proses dan fenomena
matematika (seperti mengikuti suatu kontrol rantai argumen matematika
atau pemahaman sifat dan penggunaan representasi matematika yang
termasuk …..
a. Aspek analitik
b. Aspek produktif
c. Aspek Sosial
d. Aspek Ekonomi
3. Yang bukan termasuk dalam kategori macam-macam kompetensi
matematika yaitu…
a. Kompetensi reasoning
b. Kemampuan connetion
c. Kemampuan generalization
d. Kemampuan problem solving
4.

Anda mungkin juga menyukai