Anda di halaman 1dari 15

MINI RISET

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MAHASISWA UNIMED


DALAM MEMAHAMI MATERI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE
DUA HOMOGEN KOEFISIEN KONSTAN

DOSEN PENGAMPU : TRI ANDRI HUTAPEA,S.Si.,M.Sc.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

AKBAR HASADI PUTRA SIREGAR (4193250003)

MUHAMMAD IHSAN HASIBUAN (4193550028)

MHD.HUSAIRI (4193550016)

KELAS : PSIK C 2019

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa. yang telah melimpahkan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah sebagai tugas
Mini Riset mata kuliah Persamaan Diferensial.

Tugas ini telah disusun dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penulisan tugas ini.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki tugas
ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Medan, Mei 2021

Kelompok V

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………...1


1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..3
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………3

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................4

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................6

3.1 JENIS PENELITIAN…..………………………………………………………..6


3.2 SUBJEK PENELITIAN…………………………………………………………6
3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA…………………………………………….6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................7

4.1 HASIL…………………………………………………………………………...7
4.2 PEMBAHASAN………………………………………………………………..11

BAB V KESIMPULAN..................................................................................................12

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemodelan matematika merupakan bidang matematika yang berusaha untuk
merepresentasikan dan menjelaskan masalah dunia nyata dalam pernyataan matematik.
Representasi matematika yang dihasilkan dari proses ini dikenal sebagai model
matematika. Salah satu model matematika masalah dunia nyata adalah laju perumbuhan
atau penyusutan yang disajikan dalam bentuk
dN (t) dt =μ N (t) (1.1.1)
dengan N (t ) menotasikan besar populasi pada waktu 𝑡 dan 𝜇 merupakan laju
pertumbuhan atau penyusutan. Model (1.1.1) merupakan salah satu bentuk paling
sederhana persamaan diferensial. Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat
derivatif-derivatif dari sebuah fungsi yang tak diketahui. Dengan memperhatikan
variabel bebas yang terlibat, terdapat dua bentuk persamaan diferensial yaitu persamaan
diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial biasa adalah
persamaan diferensial yang melibatkan hanya satu variabel bebas. Sedangkan
persamaan diferensial parsial adalah persamaan diferensial yang melibatkan lebih dari
satu variabel bebas. Persamaan diferensial dikatakan mempunyai orde 𝑛 jika orde
derivatif tertinggi yang terlibat adalah 𝑛. Jika orde derivatif tertinggi yang terlibat
adalah dua, maka persamaan diferensial tersebut dikatakan persamaan diferensial orde
dua. Persamaan diferensial dikatakan linear jika tidak terdapat perkalian antara variabel
bebas dan variabel terikat dalam satu suku. Persamaan diferensial linear orde dua
memiliki bentuk
𝑎2 (𝑥)𝑦 ′′ + 𝑎1 (𝑥)𝑦 ′ + 𝑎0 (𝑥)𝑦 = 𝑟(𝑥) (1.1.2)
dengan 𝑎2 (𝑥), 𝑎1 (𝑥), 𝑎0 (𝑥) adalah koefisien. Jika koefisien tersebut berupa konstanta
maka persamaan (1.1.2) merupakan persamaan diferensial linear orde dua dengan
koefisien konstanta. Sedangkan jika koefisien tersebut berupa fungsi dari 𝑥 maka
persamaan (1.1.2) merupakan persamaan diferensial linear orde dua dengan koefisien
variabel. Jika r ( x )=0 maka persamaan (1.1.2) dinamakan homogen sedangkan jika

1
𝑟(𝑥) ≠ 0 maka persamaan (1.1.2) dikatakan tak homogen. Setelah mendapatkan model
matematika yang berbentuk persamaan diferensial, misalkan persamaan diferensial
biasa linear orde dua homogen dengan koefisien variabel, langkah selanjutnya adalah
mencari penyelesaian persamaan diferensial tersebut. Penyelesaian adalah sebuah fungsi
𝑓(𝑥) yang memenuhi persamaan diferensial, yaitu jika 𝑓(𝑥) disubstitusikan untuk 𝑦
dalam persamaan diferensial maka akan menghasilkan suatu pernyataan yang benar.
Penyelesaian persamaan diferensial dapat diperoleh menggunakan beberapa metode.
Antara lain metode pemisahan variabel, metode Euler Cauchy, metode variasi
parameter, metode deret pangkat, dan lain sebagainya. Metode pemisahan variabel
adalah metode penyelesaian yang dapat diterapkan pada persamaan diferensial linear
orde pertama. Metode Euler Cauchy dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan
diferensial linear orde dua homogen dengan koefisien variabel. Metode variasi
parameter dapat digunakanuntuk menyelesaikan persamaan diferensial linear orde dua
tak homogen. Metode deret pangkat dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan
diferensial linear orde dua homogen dengan koefisian variabel. Dalam bidang
penerapan persamaan diferensial yang sering muncul adalah persamaan diferensial
linear orde dua homogen dengan koefisien variabel. Oleh karena itu metode yang tepat
digunakan adalah metode deret pangkat. Metode deret pangkat ini dapat diterapkan di
sekitar titik biasa dan di sekitar titik singular. Suatu titik 𝑥0 dikatakan titik biasa jika
𝑎2(𝑥0) ≠ 0. Tetapi jika 𝑎2(𝑥0) = 0 maka titik tersebut disebut titik singular. Titik singular
pada persamaan diferensial orde dua adalah titik-titik dimana suatu interval tertutup
tidak mempunyai derivatif kedua. Persamaan diferensial linear orde dua dengan
koefisien variabel yang akan dibahas adalah persamaan diferensial Legendre, persamaan
diferensial Hermite dan persamaan diferensial Bessel. Ketiga persamaan diferensial ini
biasa disebut persamaan diferensial khusus. Persamaan diferensial khusus tersebut akan
diselesaikan dengan metode deret pangkat di sekitar titik biasa dan di sekitar titik
singular yang regular. Persamaan diferensial khusus yang dapat diselesaikan dengan
metode deret pangkat di sekitar titik biasa adalah persamaan Legendre dan persamaan
Hermite. Persamaan diferensial khusus yang dapat diselesaikan dengan metode deret
pangkat di sekitar titik singular yang regular
2
adalah persamaan Bessel. Dari kondisi diatas, bagaimana langkah-langkah penyelesaian
persamaan diferensial linear orde dua homogen dengan koefisien variabel menggunakan
metode deret pangkat di sekitar titik biasa dan di sekitar titik singular regular.
Bagaimana penyelesaian persamaan diferensial khusus yang diperoleh dari metode deret
pangkat di sekitar titik biasa maupun di sekitar titik singular yang regular.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Apa saja yang menjadi kesulitan mahasiswa dalam menyelesaikan soal
persamaan diferensial orde dua?

1.3 TUJUAN
Mengetahui kesulitan mahasiswa dalam menyelesaikan soal persamaan
diferensial orde dua.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Persamaan Diferensial linear dengan koefisien konstan mempunyai bentuk
umum

dn y d n−1 y d n−2 y dy
a0 n
+a 1 n−1
+ a 2 n−2
+ …+an−1 +a n y=0 , dengan a 0 , a1 , … , an konstanta real
dx dx dx dx

Untuk mencari solusi dari PD linier homogen ini, dicari suatu fungsi dengan sifat

dn ( )
f x.
d xn

Sifat semacam itu dimiliki oleh y=emx , dengan m konstanta. Jadi akan dicari solusi
persamaan diferensial dalam bentuk y=emx , dengan konstanta m yang dipilih, sehingga
e mx memenuhi PD linier homogen.

Misalkan y=emx adalah solusi, maka dengan mensubtitusikan y=emx dan turunannya ke
PD linier homogen, diperoleh:

a 0 m n e nx +a1 m n−1 e nx + a2 mn −2 e nx +…+ an−1 me nx + an enx =0atau

( a0 mn+ a1 mn−1 +a2 mn−2+ …+a n−1 m+an ) e mx =0

Karena e mx ≠ 0 maka a 0 m n +a1 m n−1+ a2 mn −2 +…+ an−1 m+ an=0 yang disebut dengan
persamaan karakteristik. Sehingga untuk menentukan solusi PD linier homogen, dicari
nilai m yang memenuhi persamaan karakteristik tersebut.

Akar-akar persamaan karakteristik real dan berbeda

Teorema
Jika PD linier homogen dengan koefisien konstan mempunyai sebanyak n akar real
yang berbeda m1 ,m2 , … ,mn ,maka solusi umum PD tersebut adalah

y=c1 e m x +c 2 em x + …+c n em x, dengan c 1 , c2 , … , c n konstanta sebarang.


1 2 n
4
Contoh
d3 y d2 y dy
PD linier homogen 3
−2 2
−5 +6 y =0 mempunyai persamaan karakteristik
dx dx dx

m3−2 m2−5 m+ 6=0 dan akar-akar karakteristik m 1=1 , m2 =−2 ,m 3=3 . Sehingga
solusinya adalah y=c1 e x +c 2 e−2 x + c 3 e 3 x , dengan c 1 , c2 , … , c n konstanta sebarang.
Contoh Soal
1. y ' ' + y ' −6 y=0
Persamaan karakteristiknya adalah

m 2 +m−6=0 ↔ ( m−2 )( m+3 ) =0 ↔m 1=2 , m 2=−3


Sehingga solusi umumnya y 1=c1 e 2 x + c 2 e−3 x

2. y ' ' +2 y ' −3 y=0

Persamaan karakteristiknya adalah

m2 +2 m−3=0 ↔ ( m−1 ) ( m+3 )=0 ↔ m1 =1, m2=−3

Sehingga solusi umumnya y=c1 e x +c 2 e−3 x


5

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dilakukan


dengan cara survey kuesioner. Peneliti melakukan survey dengan cara menyebar
kuesioner atau angket sebagai instrumen penelitian, kuesioner menjadi wadah yang
efektif dan efesien untuk mengumpulkan data yang akan diukur secara numerik.

3.2     Subjek Penelitian


Subjek penelitiannya adalah mahasiswa-mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed.

3.3  Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mini riset ini berupa survey
kuesioner yang berisi beberapa soal yang akan diberikan dan dijawab oleh mahasiswa
mahasiswi, kemudia peneliti akan memeriksa bagaimana hasil jawaban yang dipahami
oleh mahasiswa mahasiwi tentang materi persamaan diferensial homogen orde 2.
6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode survei dengan


menyebarkan kuesioner pada mahasiswa mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang telah
dikembangkan oleh peneliti sebelumnya. Total item soal dalam kuesioner sebanyak 5
item soal tentang Persamaan Diferensial Homogen Orde 2, yang terdiri dari 1 soal
mudah, 2 soal sedang, dan 2 soal sulit.

Peneliti telah merangkum hasil penyebaran kuesioner yang menunjukkan hasil


dengan jawaban yang salah dari beberapa mahasiswa dalam mengerjakan soal yang
telah disajikan peneliti.

1) Subjek 1

Pada subjek 1 terdapat kekeliruan dalam menjawab soal yang diberikan, yaitu
subjek 1 salah dalam melakukan penurunan. Seharusnya bentuk dasar dari y adalah

y=ert sedangkan bentuk dasar dari y yang subjek gunakan tidak diketahui.
7

2) Subjek 2

Pada subjek ke 2 kekeliruan terjadi pada pencarian solusi khusus, seharusnya


jawaban dari soal tersebut hanyalah sampai dengan y=c1r t . cr2 t karena pada soal tidak
1 2

diberikan nilai dari fungsi y ( t ) dan juga fungsi y '(t ). Sehingga solusi khusus dari soal
tersebut tidak dapat dicari.
8

3) Subjek 3

Untuk soal tersebut subjek 3 salah dalam mencari nilai dari r 1 dan r 2 sehingga
hasil dari fungsi y=c1 e r t +c 2 e r t juga salah, kemudian solusi dari soal tersebut hanyalah
1 2

sampai pada solusi umum yaitu fungsi y, sedangkan subjek 3 mencari sampai ke fungsi
homogen (berbeda topik pembahasan).
9

4) Subjek 4

Disini subjek 4 kurang memahami soal yang telah diberikan peneliti, sehingga
menggunakan jalan yang salah untuk menyelesaikan soal.
10

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian diatas maka di dapatkan :

Kesalahan pada subjek 1 merupakan kesalahan yang fatal, karena ketika bentuk
dasar nya saja sudah salah maka langkah selanjutnya akan salah.

Kesalahan subjek 2 adalah kurangnya ketelitian subjek dalam mencerna soal


yang diberikan, persamaan karakteristik yang diberikan oleh subjek 2 sudahlah benar,
hanya saja subjek 2 melakukan kesalahan dimana subjek 2 mencari nilai dari c 1 dan c 2
yang sebenarnya tidak dapat dicari karena tidak adanya Batasan untuk fungsi y (t) dan
juga fungsi y '(t ).

Kesalahan subjek 3 terdapat pada tingkat ketelitian yang kurang dimana subjek 3
salah dalam mencari nilai dari r 1 dan r 2, dan juga subjek 3 salah dalam memahami soal
dimana subjek 3 mencari solusi homogen dari soal, sementara soal yang diberikan
hanyalah mencari persamaan karakteristik dari soal tersebut.

Subjek 4 mengalami kesulitan dalam memahami soal yang diberikan sehingga


subjek 4 menggunakan langkah yang salah untuk menyelesaikan persoalan yang
diberikan.

11
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak


subjek yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal Persamaan Diferensial
Linier Orde Dua Homogen Koefisien Konstan. Padahal soal yang diberikan peneliti
masih tergolong mudah untuk dikerjakan. Permasalahan yang dihadapi subjek penelitian
diantaranya, kurangnya memahami konsep dari persamaan diferensial linier orde dua
homogen koefisien konstan, permasalahan itu merupakan salah satu penyebab dari
beberapa subjek yang salah dalam menjawab soal, kemudian banyak diantara subjek
yang kurang teliti dalam memahami soal, sehingga terdapat banyak kekeliruan dari
jawaban yang diberikan oleh subjek.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menujukkan mahasiswa masih


sering mengalami kekeliruan dalam memahami soal matematika. Oleh karena itu,
sebaiknya mahasiswa dapat lebih teliti lagi dalam mencermati soal yang diberikan agar
dapat menghindari kekeliruan-kekeliruan seperti ini untuk kedepannya.

12

Anda mungkin juga menyukai