Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-2

Nama: Imam Prihatno

Kelas: Matematika 2013 A

NIM: 1137010027

Jurusan Matematika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur selalu saya panjatkan kepada


Allah SWT., yang telah melimpahkan banyak berkah dan
karunianya, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah
ini. Tak lupa shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan
kepada junjungan Nabi besar kita, Muhammad SAW., kepada
keluarganya, sahabatnya, beserta para tabiin-tabiinya.

Makalah ini dibuat untuk menyeslesaikan tugas Persamaan


Diferensial Biasa mengenai Persamaan Diferensial Biasa Orde-2.
Materi-materi diambil dari hasil pembelajaran penulis terhadap
referensi-referensi yang penulis dapatkan, baik berupa buku
pembelajaran, internet, dan sumber-sumber lainnya.

Penyusunan makalah ini dibuat semata-mata untuk


membagi ilmu yang penulis punya kepada para pembaca. Saya
mengucapakna terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu dalam penyusun makalah ini. Meskipun makalah yang
dibuat masih jauh dari sempurna, tetapi penulis harapkan
dengan dibuatnya makalah ini bisa membantu pembaca dalam
pembelajaran materi yang berkenaan. Dan juga kritik dan saran
dari pembaca akan membantu penulis agar bisa membuat
makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Bandung, 25 Agustus 2015

1
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................2
BAB 2 ISI........................................................................................3
A. Pembahasan........................................................................3
a. Persamaan Diferensial Biasa Orde-2 Linier........................3
b. Persamaan Diferensial Biasa Linier Orde-2
Homogen Koefisien Konstan...............................................3
c. Persamaan Diferensial Biasa Orde-2
Non-Homogen Koefisien Tak Tentu...................................12
c.1. Metoda Koefisien Tak Tentu.......................................12
c.2. Metoda Variasi Parameter........................................15

BAB 3 PENUTUP...........................................................................19
A. Kesimpulan..................................................................................19
B. Saran...........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................iii

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan di alam semesta mempunyai berbagai masalah


yang harus diselesaikan pemecahannya. Berbagai ilmu satu per
satu membuat sebuah pemecahan untuk berbagai masalah
kehidupan ini. Dengan banyak keterbatasan setiap ilmu
membuat pemecahan dengan cara sesederhana mungkin.
Dengan cara membuat formulasi, pernyataan, teori, dan lain
sebagainya. Dan salah satu ilmu tersebut adalah ilmu
matematika.

Matematika membuat formulasi tertentu dari setiap masalah


yang dihadapi. Proses penyederhanaan masalah dilakukan
dengan membuat rekayasa yang dibuat sedemikian rupa dari
masalah aslinya sehingga menghasilkan sebuah model
matematika berbentuk formula atau persamaan tertentu. Setiap
model matematika yang dibuat kemudian dikaji kembali sifat-
sifatnya. Apakah model matematika bisa sesuai dengan
permasalahan atau bahkan sebaliknya. Maka pada makalah ini
akan dikaji ilmu matematika mengenai Persamaan Diferensial
Biasa Orde-2.

Persamaan diferensial biasa orde-2 merupakan bagian dari


persamaan diferensial dengan orde atau pengkat derajat 2.
Adapun kebutuhan akan ilmu ini adalah seperti pada
permasalahan kecepatan dan percepatan suatu partikel yang
melibatkan konsep turunan dalam penyelesainnya. Sehingga
diperlukan sebuah pemecahan yang sesederhana mungkin
dalam penyelesainnya, yakni dengan menggunakan persamaan
diferensial. Seperti pada pernyataan di atas bahwa pada makalah
ini yang akan dikaji adalah mengenai persamaan diferensial
biasa orde-2.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah solusi umum yang diperoleh berkorespondensi
dengan persamaan diferensial yang diberikan?
2. Apakah solusi umum yang diperoleh bisa dibuktikan
kebebasan kelinearannya?
3. Apakah solusi partikular yang dihasilkan dari metode
koefisien tak tentu dan metode koefisien variasi
parameter mempunyai hasil yang sama?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah solusi umum yang diperoleh
merupakan solusi yang berkorespondensi dengan
persamaan diferensial yang diberikan.
2. Untuk mengetahui solusi umum dari persamaan
diferensial orde-2 linier dengan menggunakan metode
koefisien tak tentu dan metode variasi parameter.
3. Untuk mengetahui solusi khusus dari solusi umum yang
ada dengan menggunakan operasi baris elementer atau
eliminasi gauss.
4. Untuk membuktikan kebebasan kelinearan suatu solusi
basis yang membentuk solusi umum dan solusi khusus.
BAB 2

ISI

A. Pembahasan
a. Pesamaan Diferensial Biasa Linier Orde-2

Sistem dari suatu Persamaan Diferensial (PD) orde-2


mempunyai bentuk umum

d2 y dy
dx 2 (
=f x , y ,
dx ) , atau

y '' =f ( x , y , y ' ) (1)

Persamaan (1) dikatakan linier jika fungsi f mempunyai

bentuk,

dy dy
(
f x, y ,
dx )
=C ( x )− A ( x ) −B ( x ) y
dx (2)

'
dan jika f linier di y dan y . Pada persamaan (2)

C,A , dan B adalah fungsi spesifik dari variabel bebas x


tetapi tidak bergantung pada y . Maka Pada kasus ini bisa kita

tulis persamaan (1) sebagai berikut

'' '
y + A(x ) y + B( x ) y=C ( x ) (3)

Jika nilai C ( x )=0 maka suatu Persamaan Diferensial linier

orde-2 disebut Persamaan Diferensial linier orde-2 homogen,


yakni dengan bentuk umum

'' '
y + A(x ) y + B(x ) y=0 (4)

'' '
Sebagai contoh 2 y +3 y −5 y=0 adalah sebuah persamaan

diferensial linier orde-2 homogen. Sedangkan

y ' ' +7 y ' +10 y=24 e x adalah persamaan diferensial linier orde-2

non-homogen.

b. Persamaan Diferensial Biasa Linier Orde-2 Homogen


Koefisien Konstan.

Pandang persamaan diferensial orde-2 homogen dengan


koefisien konstan

y '' + A(x ) y' + B(x ) y=0 (5)

Misalkan kita coba suatu solusi dari bentuk umum

y (x)=e λx , kemudian setelah disubstitusi pada persamaan (4)

dengan y ( x )=e λx , y ' (x )=λ e λx , dan y '' ( x )=λ2 e λx , di mana λ∈R ,

persamaan (4) akan menjadi


λ2 e λx + A(x )λ e λx +B ( x)e λx =0

2 λx
(λ + Aλ+ B) e =0

Karena e λx tidak pernah sama dengan nol untuk semua

nilai x . Maka akan diperoleh sebuah persamaan karakteristik

sebagai berikut

λ2 + Aλ+B=0 (6)

λx
Agar solusi y (x)=e bisa terpenuhi, maka nilai λ harus

dicari terlebih dahulu sebagai akar karakteristik yang diperoleh


dari persamaan karateristik di atas.

Ada beberapa kasus yang dihadapi ketika mencari nilai akar-


akar karakteristik.

2
1. Kasus akar karakteristik real berbeda ( D=b −4 ac> 0 ¿ .
Dari kasus tersebut, diperoleh suatu solusi umum berikut,
y ( x )=C1 y 1( x )+C2 y 2 ( x) (7)
C1 , C2 ∈ R

y1 y2
dimana dan kita sebut dengan solusi basis, yakni
y 1 (x)=e λ x
y 2 (x)=e λ
1 2 x
dan

Teorema 1.1. Akar-Akar Karakteristik Real Berbeda


λ1 λ2
Misalkan dan merupakan akar-akar karakteristik

dari persamaan karakteristik persamaan diferensial


'' '
y + A y +By=0
λ 1 ≠ λ2 , λ ∈ R , maka diperoleh suatu solusi
dimana
umum
y ( x )=C1 e λ x +C 2 e λ
1 2 x

#Contoh 1.1.

Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial berikut

'' '
y +2 y −3 y=0

Penyelesaian:

persamaan karakeristik

2
λ +2 λ−3=0
( λ+3 )( λ−1 )=0
λ1=−3 λ2=1
dan

Solusi basis y 1 (x)=e−3 x dan y 2 (x)=e x

Jadi, diperoleh solusi umum persamaan diferensial


−3 x x
y ( x )=C1 e +C 2 e

Cek solusi umum apakah berkorespondensi dengan


persamaan deferensial
Diketahui bentuk solusi umum,
y ( x )=C1 y 1+C 2 y 2

dengan solusi basis


−3 x x
y 1 (x)=e dan y 2 (x)=e
Diferensialkan solusi basis hingga orde 2
−3 x x
y 1 ( x )=e ; y 2 ( x )=e

y 1' (x )=−3 e−3 x ; y 2' ( x )=e x

y 1' ' (x)=9 e−3 x ; y 2'' ( x)=e x

Substitusikan pada persamaan diferensial di atas


¿ ( C 1 9 e−3 x +C 2 e x ) + 2 ( C1 (−3 ) e−3 x +C2 e x ) −3 ( C 1 e−3 x +C 2 e x )
( 9 e−3 x −6 e−3 x −3 e−3 x ) C 1+ ⏟
¿⏟ ( e x +2 e x −3 e x ) C2
¿0 ¿0

¿0
−3 x x
Maka, solusi umum y ( x )=C1 e +C 2 e berkorespondensi

dengan persamaan diferensial yang diberikan.


2
2. Kasus akar karakteristik kembar ( D=b −4 ac=0 ¿ .
Dari kasus tersebut, diperoleh suatu solusi umum berikut

y ( x )=C1 y 1( x )+C2 x y 2 ( x ) (8)

Teorema 1.2. Akar-Akar Karakteristik Kembar


λ1 λ2
Misalkan dan merupakan akar-akar karakteristik

dari persamaan karakteristik persamaan diferensial


'' '
y + A y +By=0
λ 1 = λ2 , λ ∈ R , maka diperoleh suatu solusi
dimana

umum
y ( x )=C1 e λ x +C 2 x e λ
1 2 x

#Contoh 1.2.

Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial berikut

y '' −8 y ' +16 y =0

Penyelesaian:

persamaan karakeristik

λ2−8 λ+16=0
( λ−4 )( λ−4 )=0
λ1,2 =4
4x 4x
Solusi basis y 1 (x)=e dan y 2 (x)=x e .
Jadi, diperoleh solusi umum
y ( x )=C1 e 4 x +C 2 x e4 x

Cek solusi umum apakah berkorespondensi dengan


persamaan deferensial
Diketahui bentuk solusi umum,
y ( x )=C1 y 1+C 2 x y 2

dengan solusi basis


y 1 (x)=e 4 x dan y 2 ( x)=x e 4 x

Diferensialkan solusi basis hingga orde 2


4x 4x
y 1 ( x )=e ; y 2 ( x )=x e
' 4x ' 4x 4x
y 1 (x )=4 e ; y 2 ( x )=e + 4 x e

y 1' ' (x)=16 e 4 x ; y 2'' ( x ) =4 e4 x +4 e 4 x +16 x e 4 x

Substitusikan pada persamaan diferensial di atas


¿ (C 1 16 e 4 x +C 2 ( 4 e4 x +4 e 4 x +16 x e 4 x ) )−¿

−8 ( C1 4 e 4 x +C2 ( e4 x +4 x e 4 x ) ) +16 ( C 1 e 4 x +C 2 x e4 x )

( 16 e 4 x −32 e4 x + 16 e 4 x ) C1 +¿
¿⏟
¿0

4x 4x 4x 4x 4x 4x
+ ( 4 e + 4 e +16 xe −8 e −32 x e +16 x e ) C 2

¿0

¿0
4x 4x
Maka, solusi umum y ( x )=C1 e +C 2 x e berkorespondensi

dengan persamaan diferensial yang diberikan.


2
3. Kasus akar karakteristik kompleks ( D=b −4 ac< 0 ¿ .

Dari kasus tersebut, misalkan y ( x )=e( α +i β ) x akan diperoleh

suatu solusi umum berikut,


y ( x )=e αx ∙ ei βx

y ( x )=e αx (cos βx+i sin βx)

y ( x )=C1 e αx cos βx +C2 e αx sin βx

y ( x )=e αx (C 1 cos βx+C 2 sin βx ) (9)

dengan solusi basis,

αx
y 1 (x)=e cos βx , bagian Real.

y 2 (x)=eα x sin βx , bagian Imaginer.

Teorema 1.3. Akar-Akar Karakteristik Kompleks


λ1 λ2
Misalkan dan merupakan akar-akar karakteristik

dari persamaan karakteristik persamaan diferensial


y ' ' + A y ' +By=0
λ1,2 =α ± i β , α , β ∈ R
dimana , maka diperoleh suatu solusi

umum
y ( x )=e α x (C 1 cos βx+ C2 sin βx)

#Contoh 1.3.

Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial berikut

y '' −2 y ' +2 y=0


Penyelesaian:

persamaan karakeristik

λ2−2 λ+ 2=0

2 ± √ 4−8
λ1,2 =
2
λ1,2 =1± i
x x
Solusi basis y 1 (x)=e cos x dan y 2 (x)=e sin x

Jadi, diperoleh solusi umum


y ( x )=e x (C1 cos x +C2 sin x)

Cek solusi umum apakah berkorespondensi dengan


persamaan deferensial
Diketahui bentuk solusi umum,
y ( x )=e α x (C 1 cos βx+ C2 sin βx)

dengan solusi basis


y 1 ( x )=e x cos x dan y 2 ( x )=e x sin x

Diferensialkan solusi basis hingga orde 2


y 1 ( x )=e x cos x
' x x
y 1 ( x )=−e sin x +e cos x

y 1' ' ( x ) =−e x cos x−e x sin x−e x sin x+ e x cos x


x
y 2 ( x )=e sin x

y 2' ( x )=e x cos x +e x sin x


'' x x x x
y 2 ( x ) =−e sin x +e cos x+ e cos x +e sin x

Substitusikan pada persamaan diferensial di atas


−e x sin x ++e x cos x +e x cos x+ e x sin x
C1 (−e x cos x−e x sin x−e x sin x +e x cos x ) +C2 (¿)
¿
e x cos x +e x sin x
C 1 (−e x sin x +e x cos x)++C 2 (¿)
¿
¿¿
(−e x cos x−e x sin x−e x sin x +e x cos x+ 2 e x sin x−2 e x cos x+2 e x cos x ) C1 +¿
¿⏟
¿0

x x x x x x x
+ (−e sin x ++e cos x +e cos x+ e sin x−2 e cos x−2 e sin x +2 e sin x ) C2

¿0

¿0

x
Maka, solusi umum y ( x )=e (C1 cos x +C2 sin x)

berkorespondensi dengan persamaan diferensial yang diberikan.

 Eksistensi dan Ketunggalan Masalah Nilai Awal.


Perhatikan masalah nilai awal
'' '
y + A ( x ) y + B ( x ) y=C ( x ) , y ( x )=x 0 , y ' ( x )=x 1

x0 , x1
Dengan adalah konstanta sembarang.

Jika A ( x) , B ( x ) , dan C (x) masing-masing kontinu

pada selang buka interval I yang memuat titik x .

Maka terdapat tepat satu solusi y=ϕ(x ) pada masalah

ini, dan solusi tersebut mempunyai solusi tunggal pada

interval I .

Kita tegaskan bahwa teorema mengatakan 3 hal:


1. Masalah nilai awal mempunyai suatu solusi; dengan
kata lain, terdapat solusi.
2. Masalah nilai awal hanya mempunyai satu solusi; hal
ini disebut solusi unik.
3. Solusi ϕ terdefinisi seluruhnya pada interval I

dimana koefisiennya kontinu dan pada akhirnya 2 kali


diturunkan disana.
#Contoh 1.4.

Untuk contoh sederhana misalkan suatu persamaan


diferensial diketahui

y '' − y=0 dengan masalah nilai awal y ( 0 )=2, y ' ( 0 )=−1 .

Penyelesaian:

persamaan karakteristik:

λ2−1=0
(λ−1)( λ+1)=0

λ1=1 λ2=−1
dan
Sehingga, diperoleh solusi umum berikut
y ( x )=C1 e x + C2 e−x

Kemudian dicari solusi khusus


y ( 0 )=C 1+C 2=2 ..........(a)

y ' ( 0 )=C1 −C2=−1 ........(b)

Lalu eliminasi pers. (a) dan (b)


C 1+C 2=2
C1 −C2=−1+¿
¿2 C 1=1
1
C 1=
2
C1
Substitusikan pada pers. (a)
1
+C 2=2
2
1
C2 =2−
2
3
C2 =
2

Jadi, solusi khusus untuk persamaan diferensial adalah


1 3
y ( x )= e x + e−x
2 2

 Prinsip Superposisi. Pada teorema ini bisa kita lihat


bahwa jumlah atau superposisi, dari dua atau lebih solusi
pada persamaan diferensial linier homogen juga sebuah
solusi.

Teorema 1.4. Prinsip Superposisi-Persamaan


Homogen
Misalkan y 1 ( x), y 2(x ), … , y n ( x ) adalah solusi dari

persamaan diferensial n th-order pada interval I. maka

kombinasi linear
y=C 1 y 1 ( x ) +C 2 y 2 ( x )+ …+C n y n (x ) .

Ci , i=1,2, … ,n
Dimana adalah konstanta sembarang, dan

juga sebuah solusi pada interval.

 Kebebasan Linier dan Wronskian. Dengan koefisien


konstanta sembarang dari solusi umum persamaan (5),

y1 y2
solusi dan dengan Wronskian tak nol disebut

dengan solusi basis dari persamaan (5).


λ x λ x
Misalkan y 1 (x)=e dan y 2 (x)=e
1 2

adalah dua solusi dari

y1 y2
suatu persamaan (5). Tunjukan bahwa dan adalah

λ1 ≠ λ2
solusi basis jika .
e
λ2 x λ x λ x
(¿ ¿ λ1 x ) ( λ 2 e ) −( λ1 e )(e ) 1 2

| eλ x eλ x
|
1 2

W= λ x λ x =¿
λ1 e λ2e
1 2
1+¿ λ2
λ¿ x
¿
(10)
| |
λ1 x λ x
e e 2
¿
W= λ x =( λ 2−λ1 )e
λ1 e λ x
1
λ2 e 2

Karena fungsi eksponensial tidak pernah sama dengan nol,

λ2 − λ1 ≠ 0
dan karena kita mengasumsikan bahwa , hal itu

mengikuti bahwa W adalah tidak sama dengan nol untuk

x . Akibatnya, y1 y2
setiap nilai dan merupakan solusi

basis.
y1 y2
dan dikatakan bebas linier, jika dan hanya jika

determinan dari Wronskian tidak sama dengan nol.


y
W = 1'
y1 y2| |
y2
'
≠0

Cek solusi basis pada Contoh 1.1.


−3 x x
Diketahui y 1 (x)=e dan y 2 (x)=e

W= |e−3 x ex
−3 e−3 x e x |
=( e−3 x e x ) −(−3 e−3 x e x )=e−2 x +3 e−2 x =4 e−2 x

W ≠ 0 , maka solusi basis y1 y2


Karena dan bebas linier.

c. Persamaan Diferensial Biasa Orde-2 Non-Homogen


Koefisien Tak Tentu

Pandang persamaan diferensial orde-2 non-homogen


koefesien tak tentu

y '' + A y ' +By=C ( x) (11)

Teorema 1.5. Solusi Umum Persamaan Diferensial


Orde-2 Tak Homogen
yp
Jika adalah suatu solusi dari persamaan diferensial

linier orde-2 tak homogen,


y ' ' + A y ' +By=C ( x)

yh
dan adalah solusi umum persamaan diferensial

y1 y2
homogen dengan dan adalah solusi basis dari

persamaan diferensial homogen, maka solusi umum


persamaan diferensial tak homogennya adalah
y ( x ) = y h+ y p

yp disebut juga dengan solusi partikular.

c.1. Metoda Koefisien Tak Tentu

yp
Pilh suatu untuk menjadi solusi particular bersesuaian

dengan C( x )

jika C (x) maka y p

1 A

emx A em x
A
¿
¿
(X n )em x ¿
+ A 1 X + A0 ¿ e m x

A n X n + An−1 X n−1 +…
Xn
+ A 1 X + A0

sin wx A cos wx +B sin wx


cos wx A cos wx +B sin wx

e u x sin wx e u x ( A cos wx +B sin wx)

e u x cos wx e u x ( A cos wx +B sin wx)

*Note: Solusi Partikular tidak boleh muncul pada solusi


homogennya atau solusi partikular bernilai sama dengan nol. Jika

hal ini terjadi, maka kalikan solusi particular dengan faktor X

atau X2 sehingga tidak memuat solusi homogennya.

#Contoh 1.5.

Tentukan solusi umum dari suatu persamaan diferensial


berikut dengan menggunakan metoda koefisien tak tentu
dan metoda variasi parameter.

} -7 {y} ^ {'} +10 y=24 {e} ^ {x}


y¿

Penyelesaian:

 (Metoda Koefisien Tak Tentu). Dicari solusi homogen dari


persamaan diferensial
persamaan karakteristik
λ2−7 λ+10=0
( λ−5 ) ( λ−2 ) =0
λ1=5 λ2=2
dan
Sehingga diperoleh solusi umum homogen berikut
y h=C 1 e 5 x +C 2 e 2 x

 Kemudian, dicari solusi partikular dari persamaan


diferensial
Jika C ( x )=24 e x , maka pilih y p= A e x .

}
y p= A e x
y p' =A e x ' ''
substitusikan yp, yp , yp pada persamaan
y p'' = A e x

diferensial
A e x −7 A e x +10 A e x =24 e x

( A−7 A+ 10 A ) e x =24 e x

( 4 A ) e x =24 e x
24
A= =6
4
Sehingga diperoleh solusi particular berikut
y p=6 e x

Jadi, solusi umum pada persamaan diferensial adalah


y ( x ) = y h+ y p
5x 2x x
y ( x )=C1 e +C 2 e +6 e

 (Metoda Variasi Parameter). Karena solusi homogen


sudah dicari, yakni
y h=C 1 e 5 x +C 2 e 2 x

 maka, selanjutnya mencari solusi partikular dengan


y p=u1 ( x ) y 1 ( x ) +u 2( x ) y 2 (x )
5x 2x
Diketahui solusi basis y 1 ( x )=e dan y 2 ( x )=e .

Kemudian cari Wronskian

W= 5 x
5e |
e5 x e2 x
2 e2 x |
=( e 5 x 2 e2 x ) −( 5 e 5 x e2 x ) =2 e7 x −5 e7 x =¿

7x
¿−3 e

e 2 x 24 e x
u1 ( x )=−∫ 7x
dx
−3 e
24 e3 x 24 e 3 x −4 x
¿∫ 7x
dx=∫ 7x
dx=8∫ e dx
3e 3e

Misal u=−4 x , maka du=−4 dx .


8
¿− ∫ eu du
4
8
¿− eu
4
−8 −4 x
u1 ( x )= e
4

e 5 x 24 e x
u2 ( x )=−∫ 7x
dx
3e

24 e6 x
¿−∫ 7x
dx=−8∫ e−x dx
3e

Misal u=−x , maka du=−dx .


u
¿ 8∫ e du

¿ 8 eu

u2 ( x )=8 e−x

Sehingga, diperoleh solusi partikular


−8 −4 x 5 x
y p= e e +8 e−x e 2 x
4
−8 x
y p= e +8 e x
4

y p=6 e x

Jadi, solusi umum persamaan diferensial dengan


menggunakan metoda koefisien tak tentu dan metoda
variasi parameter menghasilkan nilai yang sama, yakni
y ( x )=C1 e5 x +C 2 e2 x +6 e x

c.2. Metoda Variasi Parameter


y1 y2
Jika dan merupakan dua solusi basis yang bebas

linier dari persamaan (11), maka solusi partikularnya


mempunyai bentuk umum berikut:

y p=u1 ( x ) y 1 ( x ) +u 2(x ) y 2 (x ) (12)

Jika diketahui solusi homogen adalah

y h=C 1 y 1 +C 2 y 2 , C1 , C2
dengan adalah suatu fungsi

terhadap x .

Maka asumsikan bahwa u1 (x)=C1 dan u2 (x)=C2

y p=u1 y 1+ u2 y 2 (13)

y p' =u1' y 1 +u1 y 1' +u2' y 2+u 2 y 2'

Kita misalkan

' '
u1 y 1 +u2 y 2=0 (14)

Sehingga, dari pers. (14) kita peroleh

' ' '


y p =u1 y 1 +u2 y 2 (15)

Selanjutnya, dengan menurunkannya kembali, keita peroleh

y p'' =u1' y 1' +u 1 y 1' ' +u2' y 2' +u2 y 2'' (16)
Sekarang, substitusikan y '' , y ' , y pada persamaan (11).

Maka diperoleh

(u1' y 1' +u1 y 1' ' +u2' y 2' + u2 y 2' ' ) + (u1 y 1' +u 2 y 2' ) A + ( u1 y 1+u 2 y 2 ) B

¿ C( x )

y 1' ' + Ay 1' + By1 ) + u2 ( x ) ⏟


u1 ( x ) (⏟ ( y 2' ' + A y 2' + By 2 )+u1' y1' +u2' y 2
¿0 ¿0

¿ C( x )

u1' y 1' + u2' y 2=C (x) (17)

Persamaan (14) dan (17) membentuk sistem dua

persamaan aljabar linier untuk fungsi tidak diketahui u1' (x) dan

u2' ( x) . Dengan memecahkan sistem pada persamaan (14) dan

(17) kita peroleh

− y 2 ( x ) C(x ) y 1 ( x ) C(x )
u1 ' ( x ) = u2' =
W ( y 1 , y 2)(x) , W ( y 1 , y 2 )( x) (18)

W ( y 1 , y 2)( x) y1 y2
Dimana adalah Wronskian dari dan .

y1
Pembagian dengan Wronskian hanya bisa dilakukan jika dan

y2
adalah sebuah solusi basis yang bebas linier. Dengan
menggunakan integral, maka akan diperoleh fungsi u1 ( x ) dan

u2 (x) dengan rumus berikut,

y2 ( x ) C ( x ) y1 ( x) C ( x )
u1 ( x )=−∫ dx , u2 ( x )=∫ dx (19)
W ( y1 , y2 ) ( x ) W ( y 1 , y 2) ( x )

#Contoh 1.6.

Tentukan solusi umu dari persamaan diferensial berikut

''
y + y=tan x

Penyelesaian:

 Dicari solusi homogen dari persamaan diferensial


Persamaan karakteristik
λ2 +1=0

λ1,2 =± √
0−4
2
λ1,2 =±i

Sehingga diperoleh solusi umum homogen berikut


y h=C 1 cos x +C 2 sin x

 Kemudian, dicari solusi partikular


Diketahui y 1 (x)=cos x dan y 2 ( x)=sin x sebagai solusi

basis.
W=
| |
y1
y1
'
y2
'
y2
| |
W = cos x sin x =cos 2 x +sin 2 x=1
−sin x cos x

sin x tan x
u1 ( x )=−∫ dx
1

sin 2 x 1−cos2 x
¿−∫ dx=−∫ dx=−∫ ( sec x−cos x ) dx
cos x cos x

¿−∫ sec x dx +∫ cos x dx=−ln |sec x + tan x|+sin x

Sedangkan,
cos x tan x
u2 ( x )=∫ dx
1

¿∫ sin x dx=−cos x

Jadi, solusi umum dari persamaan diferensial adalah

y ( x ) = y h+ y p

|sec x+ tan x|
−ln ¿
(¿cos x +sin x cos x−sin x cos x )
y ( x )=C1 cos x +C2 sin x+ ¿

|sec x+ tan x|
ln ¿
¿
y ( x )=C1 cos x+ C2 sin x −¿
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persamaan Diferensial Biasa (PDB) orde-2 linier mempunyai

bentuk umum y ' ' + A( x ) y' + B( x ) y=C ( x ) , dimana fungsi A ,B,

dan C dengan variabel bebas x akan berperan penting

dalam membuat solusi. Adapun persamaan diferensial biasa


orde-2 linier dibagi menjadi homogen dengan koefisien konstan
dan tak homogen dengan koefisien tak tentu. Penyelesaian
keduanya menggunakan cara yang berbeda. Jika persamaan
diferensial homogen memfokuskan pada persamaan karakteristik
yang terbentuk dari persamaan diferensial sehingga bisa

yh ¿
memperoleh suatu solusi homogeny ( . Sedangkan

persamaan diferensial tak homogen mempunyai dua metoda


untuk menyelesaikannya, yaitu metoda koefisien tak tentu dan
metoda variasi parameter. Kedua metoda ini memfokuskan pada

fungsi C( x ) dengan menggunakan prediksi solusi tertentu

yp yp
pada . Dan yang sudah dicari nilainya akan

menghasilkan solusi persamaan diferensial tak homogen atau


disebut juga solusi partikular. Serta solusi umum yang terbentuk
merupakan penjumlahan dari solus homogen dan solusi
partikular itu sendiri.

Pembuktian bahwa solusi umum merupakan solusi dari


persamaan diferensial, bisa kita lakukan dengan menurunkan
solusi umu sebanyak 2 kali karena persamaan diferensial yang
dibahas adalah PDB orde-2. Kemudian tinggal lakukan substitusi
pada persamaan diferensial yang diberikan. Jika homogen maka
substitusi pada persamaan harus menghasilkan nilai nol,
sedangkan jika tak homogen maka harus menghasilkan nilai

C( x ) . Kemudian uji kebebasan linier bisa dilakukan pada solusi

basis, yang mana Wronskian yang dihitung tidak menghasilkan


nilai sama dengan nol.

Dan kedua metoda yang digunakan untuk menghitung


persamaan diferensial tak homogen dengan koefisien tak tentu,
harus menghasilkan solusi homogeny, solusi partikular, dan
solusi umum yang sama. Karena meskipun cara metoda berbeda,
tetepi solusi yang dihasilkan haruslah sama. Serta adanya
masalah nilai awal adalah untuk membuat solusi khusus yang
dihasilkan dari solusi umum yang lebih spesifik.

B. Saran

Pada makalah ini mengenai Persamaan Diferensial Biasa


Orde-2 hanya mengkaji masalah sistem linier, masih mengkaji
beberapa kasus yang sederhana. Untuk penulisan makalah
selanjutnya disarankan untuk menambah kajian pada sistem
non-linier dengan materi yang lebih padat. Dan mengkaji pula
kasus-kasus yang ada pada sistem non-linier serta metoda-
metoda penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Redjeki P, Sri. 2009. Diktat Kuliah MA2271 Metoda


matematika. FMIPA ITB.
[2]. Zill, Dennis G. 2009. A First Course in Differential
Equations with Modeling Applications 9th Ed. California:
Brooks/Cole.
[3]. Boyce, William E, and Richard C. DiPrima. 2005.
Elementary Differential Equation and Boundary Value
Problems 8th Ed. USA: John Wiley & Sons, Inc.
[4]. Canada, A., et al. 2004. AHandbook of Differential
Equations Ordinary Differential Equations Vol. 1. USA:
ELSEVIER Inc.
[5]. Fachmi. 2012. Kalkulus (Lanjut). Teknik Informatika
FIK Univeritas Indonusa Esa Unggul. (Online)
http://esa148.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/65/2014/10/PD-ORDE-2.pdf. Diakses
pada: 22 Agustus 2015.

Anda mungkin juga menyukai