Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

DOSEN PENGAMPU :

MARSANGKAP SILITONGA

OLEH :

NAMA : YOSUA Y TAMBUNAN (5193230004)

DOSMAR A.T MANIK (5193530018)

DODI R BOANGMANALU (519353OO23)

VAN TRINITO PASARIBU (5193530016)

PRODI : TEKNIK ELEKTRO

MATA KULIAH : KALKULUS

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati dalam
menyelesaikan Critical Book Report (CBR), adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata
kuliah Kalkulus. Saya telah menyusun CBR ini dengan sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada
kekurangan-kekurangan untuk mencapai kesempurnaan. Saya selaku penulis menerima berbagai
kritik yang sifatnya membangun agar CBR ini menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya, saya berharap semoga CBR ini bisa memberikan manfaat serta menambah wawasan
bagi para pembaca. Semoga CBR ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, 07 Oktober 2019

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................

A. RASIIOLISASI PENTINGNYA CBR ................................................................................

B. TUJUAN PENULISAN CBR ..............................................................................................


C. MANFAAT CBR ...............................................................................................................
D. IDENTITAS BUKU YANG DIREVIEW ..........................................................................

BAB II IDENTIFIKASI BUKU ................................................................................................


1. PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE SATU) ............................................
2. PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDE TINGGI ........................................
3..METODE REDUKSI DAN INVERS OPERATOR DIFERENSIAL .......................
4. TRANSFORMASI LAPLACE .......................................................................................
5. DERET FOURIER................ ............................................................................................

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................

KELEBIHAN BUKU ............................................................................................................

KELEMAHAN BUKU..........................................................................................................

BAB IV PENUTUP .....................................................................................................................

KESIMPULAN .....................................................................................................................

SARAN ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan
menganalisia sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain,
mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis.Seringkali kita
bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami, terkadang kita hanya memilih
satubuku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis
bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR Kalkulus ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang
Kalkulus.
B. Tujuan Penulisan CBR

 Penyelesaian tugas Kalkulus


 Menambah pengetahuan tentang persamaan diferensial, transformasi laplace, dan deret
fourier
 Meningkatkan pemahaman tentang persamaan diferesial, transformasi laplace, dan deret
fourier
 Menguatkan pengetahuan dan pemahaman supaya bisa menyelesaikan soal mengenai
persamaa diferensial, transformasi laplace, dan deret fourier
C. Manfaat CBR

Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:

1) Menambah wawasan pengetahuan tentang persamaan diferensial, transformasi laplace, dan


deret fourier
2) Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan
ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
3) Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-buku yang
dianalisis tersebut.
D. Identitas buku yang direview

1. Judul : MATEMATIKA TEKNIK


2. Edisi : PERTAMA
3. Pengarang : PRAYUDI
4. Penerbit : GRAHA ILMU
5. Kota terbit : YOGYAKARTA
6. Tahun terbit : 2006
7. ISBN : 979-756-140-2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

1. Persamaan diferensial linier orde satu)

1.1 Pengertian Persamaan Diferensial


Persamaan diferensial adalah persamaan yang melibatkan satu atau lebih turunan fungsi yang
belum diketahui, dan/atau persamaan itu mungkin juga melibatkan fungsi itu sendiri dan
konstanta. Berikut ini beberapa contoh macam-macam persamaan diferensial, yaitu:

y’+y=0

𝑥 3𝑦
𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 = 0
1 + 𝑥2 2 + 3𝑦 2

(y”’)2+2(y’)4+8y= x sin2x

𝜕2 𝑦 𝜕2 𝑢
+𝜕𝑦 2=0
𝜕𝑥 2

1.2 Persamaan Diferensial Variabel Terpisah


Bentuk paling sederhana dari persamaan variabel terpisah adalah:

g(y)y’=f(x)

𝑑𝑦
Mengingat, y’=𝑑𝑥 , maka persamaan diatas dapat ditulis enjadi,

g(y)dy=f(x)dx

Dengan mengintegralkan kedua ruas persamaan ini dihasilkan,

∫ 𝑔(𝑦)𝑑𝑦 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + 𝑐

1.3 Persamaan Diferensial Homogen


Persamaan diferensial biasa orde satu dikatakan homogen bila persamaan itu dapat ditulis
menjadi:

𝑑𝑦 𝑔(𝑥, 𝑦)
=
𝑑𝑥 ℎ(𝑥, 𝑦)
atau,

g(x,y) dx+ h(x,y) dy= 0

dimana f dan g adalah fungsi-fungsi homogen berderajad sama.

1.4 Persamaan Eksak dan Faktor Integrasi


Andaikan diberikan,

M(x,y) dx+N(x,y)= 0

Adalah persamaan diferensial eksak. Penyelesaian umumnya adalah fungsi F(x,y)= c, dimana
fungsi F(x,y), diberikan oleh:

F(x,y)= ∫ 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 + 𝑔(𝑦)

Dimana g(y) fungsi dari y dihasilkan dari:

Fy(x,y)= N(x,y)

Dengan mendeferensialkan persamaan ini secara parsial terhadap y, maka dihasilkan:

𝜕 𝑀(𝑥, 𝑦)𝑑𝑥 + 𝑔(𝑦) = 𝑁(𝑥, 𝑦)



𝜕𝑦

Jadi fungsi g(y) pada penyelesaian umumnya persamaan diferensial eksak diberikan oleh,

𝜕
g(y)= ∫ (𝑁(𝑥, 𝑦) − 𝜕𝑦 ∫ 𝑀(𝑥, 𝑦) 𝑑𝑥) 𝑑𝑦 + 𝑐

Pendekatan lain, untuk menentukan fungsi F(x,y)=c adalah dapat diperoleh dari,

F(x,y)=∫ 𝑁(𝑥, 𝑦) 𝑑𝑦 + 𝑓(𝑥)

Dengan f(x fungsi dari x diperoleh dari,

Fx(x,y) = M(x,y)
𝜕
∫ 𝑁(𝑥, 𝑦) 𝑑𝑦 + 𝑓(𝑥) = 𝑀(𝑥, 𝑦)
𝜕𝑥

Jadi fungsi f(x) pada penyelesaian persamaan diferensial eksak diberikan oleh,
𝜕
f(x) =∫ (𝑀(𝑥, 𝑦) − 𝜕𝑥 ∫ 𝑁(𝑥, 𝑦) 𝑑𝑦) 𝑑𝑥 + 𝑐

1.5 Persamaan Diferensial Linear Orde Satu


Persamaan diferensial linear orde satu adalah suatu persamaan yang berbentuk,

y’ + P(x)y = Q(x)

Ciri dari persamaan diferensial linear adalah y dan y’ bersifat linear, sedangkan P dan Q
fungsi-fungsi dari x.

2. Persamaan Diferensial Linear Orde Tinggi

2.1 Pengertian dan Klasifikasi


Persamaan diferensial linear orde tinggi, atau disebut dengan orde-n, adalah suatu persamaan
diferensial yang persamaan memuat turunan ke-n dari suatu fungsi yang tidak
𝑑𝑛 𝑦
diketahui, y(n)=𝑑𝑥 𝑛 .

Secara umum persamaan diferensial linear biasa orde ke-n ditulis dalam bentuk:

an(x)y(n)+an-1y(n-1)+…+a2yn+a1y’+a0y = 0

2.2 Persamaan Diferensial Linear Orde Dua Homogen Koefisien Konstan


Persamaan diferensial orde dua homogen dengan koefisien konstan adalah persamaan
diferensial yang dapat ditulis menjadi,

ay”+by’+cy = 0

2.3 Persamaan Euler Cauchy Homogen Orde Dua


Persamaan diferensial Euler Cauchy orde dua homogen, persamaannya berbentuk,

𝑎𝑥 2 𝑦" + 𝑏𝑥𝑦 ′ + 𝑐𝑦 = 0
Dimana a, b, dan c adalah kontanta. Penyelesaian umumnya berbentuk,

𝑦 = 𝑐1 𝑦1 + 𝑐2 𝑦2

2.4 Persamaan Diferensial Homogen Orde Tinggi, Koefision Konstan

𝑎𝑛 𝜆𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝜆𝑛−1 + ⋯ + 𝑎2 𝜆2 + 𝑎1 𝜆 + 𝑎0 = 0

Polinomial diatas disebut dengan persamaan karakteristik persamaan diferensial homogen


orde tinggi dengan koefisien konstan.
Bila 𝜆1 , 𝜆2 , ⋯ , 𝜆𝑛 adalah akar-akar persamaan karakteristiknya, maka basis-basis
penyelesaian persamaan homogen orde tinggi adalah:
𝑦 = ℯ 𝜆1𝑥 , 𝑦2 = ℯ 𝜆2𝑥 , ⋯ , 𝑦𝑛 = ℯ 𝜆𝑛𝑥
Dengan menggunakan basis-basis diatas, penyelesaian umum persamaan diferensial
homogen orde tinggi diberikan oleh,

𝑦 = 𝐶1 ℯ 𝜆1𝑋 + 𝑐2 𝑒 𝜆2𝑥 + ⋯ + 𝑐𝑛 𝑒 𝜆𝑛𝑥

2.5 Persamaan Euler Cauchy Orde Tinggi Homogen

𝑏𝑛 𝑚𝑛 + 𝑏𝑛−1 𝑚𝑛−1 + ⋯ + 𝑏3 𝑚3 + 𝑏2 𝑚2 + 𝑏1 𝑚 + 𝑏0

Polinomial ini disebut persamaan karakteristik persamaan diferensial Euler Cauchy orde n
homogen.
2.6 Metode Koefision Tak Tentu
𝑦𝑝 penyelesaian khusus yang berkaitan dengan fungsi 𝑟(𝑥).

Metode koefision tak tentu untuk menentukan 𝑦𝑝 bagi persamaan diferensial, didasarkan
pada asumsi bahwa 𝑦𝑝 serupa dengan fungsi yang serupa dengan 𝑟(𝑥).

2.7 Metode Variasi Parameter


Persamaan diferensial linear orde dua non homogen, secara umum diberikan oleh:

𝑎2 (𝑥)𝑦" + 𝑎1 (𝑥)𝑦′ + 𝑎0 (𝑥)𝑦 = 𝑟(𝑥)

Dimana 𝑎2 , 𝑎1 , 𝑎0 dan 𝑟 adalah fungsi-fungsi dari 𝑥. Penyelesaian umum persamaan


diferensial, diberikan oleh:

𝑦 = 𝑦ℎ + 𝑦𝑝

Dimana, 𝑦ℎ = 𝑐1 𝑦1 + 𝑐2 𝑦2 dan 𝑦𝑝 adalah penyelesaian khusus yang berkaitan dengan syarat


r(x). Dengan metode variasi parameret, penyelesaian khusus 𝑦𝑝 diberikan oleh,

𝑦𝑝 = 𝑦1 𝑢1 + 𝑦2 𝑢2

Dimana, 𝑢1 dan 𝑢2 fungsi dari x, dan y1 dan y2 adalah fungsi-fungsi penyelesaian homogen.

3. Metode Reduksi dan Invers Operator Diferensial

3.1 Pengertian Invers Operator

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan penyelesaian persamaan
diferensial linear orde tinggi adalah metode reduksi dan invers operator. Permasalahannya
metode ini hanya dapat digunakan untuk menentukan penyelesaian persamaan persamaan
diferensial linear orde tinggi koefisien konstan.
𝑑
Turunan-turunan biasanya dapat dinyatakan dengan lambang operator𝐷 = 𝑑𝑥. Dengan
lambang tersebut diperoleh,

𝑑𝑦 𝑑
= 𝑑𝑥 (𝑦) = 𝐷𝑦
𝑑𝑥

𝑑2 𝑦 𝑑2
= 𝑑𝑥 2 (𝑦) = 𝑑2 𝑦
𝑑𝑥 2

⋯⋯⋯⋯⋯⋯⋯⋯⋯⋯⋯

𝑑𝑛 𝑦 𝑑𝑛
= 𝑑𝑥 𝑛 (𝑦) = 𝐷𝑛 𝑦
𝑑𝑥 𝑛

Sifat-sifat linear operasi aljabar operator D, yaitu:

1. Komutatif yaitu,

𝐷(𝑘𝑢) = 𝑘𝐷(𝑢)

Dengan k konstanta

2. Distributif, yaitu:

𝐷(𝑢 + 𝑣) = 𝐷(𝑢) + 𝐷(𝑣)

3. Hukum indeks, yaitu

𝐷𝑚 (𝐷𝑛 𝑢) = 𝐷𝑛 (𝐷𝑚 𝑢)

Jika m dan n bilangan bulat positif.


Invers operator D dapat digunakan untuk menentukan penyelesaian umum persamaan
diferensial. Khusus untuk 𝑛 = 1 diperoleh,

(𝐷 − 𝑎)𝑦 = 𝑟(𝑥)

atau,

1
𝑦= 𝑟(𝑥)
𝐷−𝑎
= 𝑐𝑒 𝑎𝑥 + 𝑒 𝑎𝑥 ∫ 𝑒 −𝑎𝑥 𝑟(𝑥) 𝑑𝑥
dimana,

𝑦ℎ = 𝑐𝑒 𝑎𝑥 , dan𝑦𝑝 = 𝑒 𝑎𝑥 ∫ 𝑒 −𝑎𝑥 𝑟(𝑥) 𝑑𝑥.

3.2 Metode Invers Operator, Metode Singkat


Rumus 1.a. kasus 𝑟(𝑥) = 𝑒 𝑎𝑥 dan 𝐿(𝑎) ≠ 0
1
𝑦𝑝 = 𝐿(𝑎) 𝑒 𝑎𝑥

Rumus 1.b. kasus, 𝑟(𝑥) = 𝑒 𝑎𝑥 dengan 𝐿(𝑎) = 0, dan 𝐿′(𝑎) ≠ 0


1 1
𝑦𝑝 = 𝑥 𝐿′(𝐷) 𝑒 𝑎𝑥 = 𝑥 𝐿′(𝑎) 𝑒 𝑎𝑥

Rumus 1.c. kasu, 𝑟(𝑥) = 𝑒 𝑎𝑥 dan𝐿(𝑎) = 𝐿′ (𝑎) = 0, dan𝐿"(𝑎) ≠ 0


1 1
𝑦𝑝 = 𝑥 2 𝐿"(𝐷) 𝑒 𝑎𝑥 = 𝑥 2 𝐿"(𝑎) 𝑒 𝑎𝑥

Rumus 1.d.kasus, 𝑟(𝑥) = 𝑒 𝑎𝑥 dan 𝐿(𝑎) = 𝐿′ (𝑎) = ⋯ = 𝐿𝑚−1 (𝑎) = 0, dan 𝐿𝑚 (𝑎) ≠ 0.
1 1
𝑦𝑝 = 𝑥 𝑚 𝐿𝑚 (𝐷) 𝑒 𝑎𝑥 = 𝑥 𝑚 𝐿𝑚 (𝑎) 𝑒 𝑎𝑥

Rumus 2.a. bila 𝑟(𝑥) = cos 𝑏𝑥, dan 𝐿(−𝑏 2 ) ≠ 0


1
𝑦𝑝 = 𝐿(−𝑏2 ) cos 𝑏𝑥

Rumus 2.b. Bila 𝑟(𝑥) = sin 𝑏𝑥, dan 𝐿(−𝑏 2 ) ≠ 0


1
𝑦𝑝 = 𝐿(−𝑏2 ) sin 𝑏𝑥

Rumus 3.a. bila 𝑟(𝑥) = cos 𝑏𝑥, dan 𝐿(−𝑏 2 ) = 0


1 1
𝑦𝑝 = 𝑅𝑒 {𝑥 2 𝐿”(𝐷) 𝑒 𝑏𝑖𝑥 } = 𝑅𝑒 {𝑥 2 𝐿”(𝑏𝑖) 𝑒 𝑏𝑖𝑥 }

Rumus 3.b Bila 𝑟(𝑥) = sin 𝑏𝑥, dan 𝐿(−𝑏 2 ) = 0


1 1
𝑦𝑝 = 𝐼𝑚 {𝑥 2 𝐿”(𝐷) 𝑒 𝑏𝑖𝑥 } = 𝐼𝑚 {𝑥 2 𝐿”(𝑏𝑖) 𝑒 𝑏𝑖𝑥 }

Rumus 4. Kasus, 𝑟((𝑥) = 𝑥 𝑚

D2 𝐷3 𝐷𝑚
𝑦𝑝 = {𝑓(0) + 𝑓 ′ (0)𝐷 + 𝑓”(0) 2! +𝑓’”(0) + ⋯ + 𝑓 (𝑚) (0) 𝑚‼ } 𝑥 𝑚
3!

Rumus 5. Kasus, 𝑟(𝑥) = 𝑒 𝑎𝑥 𝐹(𝑥)


1
𝑦𝑝 = 𝑒 𝑎𝑥 𝐿(𝐷+𝑎) 𝐹(𝑥)

Rumus 6. Bila 𝑟(𝑥) = 𝑥𝐹(𝑥)

Bilamana F(x) merupakan fungsi-fungsi dari eax, cos bx, atau sin bx, penyelesaian khususnya
diberikan oleh:

1 𝐿′ (𝐷)
𝑦𝑝 = 𝑥 𝐿(𝐷) 𝐹(𝑥) − {𝐿(𝐷)}2 𝐹(𝑥)

4. Transformasi Laplace
Pengertian Transformasi Laplace dan Inversnya

Transformasi Laplace dari dinyatakan dengan 𝐹(𝑠) = 𝐿{𝑓} didefinisikan oleh:



𝐹(𝑠) = 𝐿{𝑓} = ∫0 𝑓(𝑡)𝑒 −𝑠𝑡 𝑑𝑡

Jika integral tak wajar ada untuk setiap s

Transformasi Laplac merupakan suatu fungsi F dari s yaitu F(s) yakni transformasi dari
fungsi f(t) yang diperoleh dari integral tak wajar.

Andaikan bahwa 𝐹(𝑠) = 𝐿{𝑓} menyatakan transformasi Laplace dari fungsi f(t). fungsi fyang
dinyatakan dengan 𝐿−1 {𝐹(𝑠)}, disebut invers transformasi Laplace F(s) sehingga,

𝑓(𝑡) = 𝑳−𝟏 {𝐹(𝑠)}

5. Deret Fourier
Deret Fourier adalah deret tak hingga dengan suku-suku sinus dan cosius.

Rumus Euler,Yaitu:
𝑎0
𝑓(𝑥) = + ∑∞
𝑛=1(𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥)
2

Dimana f(x) adalah ekspansi deret Fourier; a0, an dan bn disebut dengan koefision deret
Fourier.

Andaikan fungsi periodik f(x) terdefinisikan pada interval −𝜋 < 𝑥 < 2𝜋, maka koefisien
Fourier dapat dihitung dengan rumus:
1 𝜋
𝑎0 = 𝜋 ∫−𝜋 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
1 𝜋
𝑎𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋 −𝜋

1 𝜋
𝑏𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋 −𝜋

Andaikan fungsi periodik f(x) terdefinisikan pada interval 0 < 𝑥 < 2𝜋


1 2𝜋
𝑎0 = 𝜋 ∫0 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥

1 2𝜋
𝑎𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋 0

1 2𝜋
𝑏𝑛 = 𝜋 ∫0 𝑓(𝑥) sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan buku

 Materi yang di sajikan sudah lengkap, dan di bahas per sub-bab


 Penjelasan tiap materi di jelaskan dengan bahasa yang singkat, padat namun rinci,
 Bahasa yang digunakan mudah di pahami karna tidak banyak menggunakan bahas
ilmiah

 Terdapat vareasi latian soal


 Bahasa yang digunakan mudah di pahami

Kelemahan buku

 Tidak terdapat defenisi defenisi yang di bahas sub-bab


 Tidak terdapat pembuktian teorema dilakukakn secara bertahap (point to point)
 Tidak terdapat contoh soal sub-bab
 Tidak dilengkapi dengan gambar
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan

Memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca tentang teknik menyelesaikan sebuah
persamaan diferensial eksak empat perubah orde satu, menyajikan cara memperoleh
penyelesaian persamaan diferensial eksak empat perubah dan buku ini menyajikan teknik
mencari mencari faktor integrasi agar persamaan diferensial yang tak eksak menjadi eksak
Saran

Dengan adanya Persamaan diferensial linier orde satu sehingga kita dapat menerapkan
teknik menyelesaikan persamaan diferensial liner orde satu yg tidak eksak menjadi
eksak
Daftar pustaka

Prayudi. matematika teknik; Graha Ilmu; Yogyakarta; 2006.

Anda mungkin juga menyukai