Anda di halaman 1dari 30

TUGAS CRITICAL BOOK REPORT

KALKULUS INTEGRAL
INTEGRAL TAK TENTU

DISUSUN OLEH:
Sahabat Kristianto
(5193121012)

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Bonaraja Purba,M.Si

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Report yang berjudul “Integral Tak Tentu” dengan tepat waktu. Adapun tugas ini dibuat
untuk memenuhi tugas Critical Book Reportmata kuliah kalkulus integral. Penyusun
juga berterima kasih kepada Bapak dosen yang sudah memberikan bimbingan dan saran
dalam terwujudnya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa tugas Critical Book ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penyusun mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semua kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan akan diterima dengan senang hati.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 22 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................4
BAB II. ISI.........................................................................................................5
2.1 Identitas Buku..........................................................................................5
2.2 Ringkasan Isi Buku..................................................................................6
BAB III. PEMBAHASAN...............................................................................24
3.1 Kajian Konsep Definisi.........................................................................24
3.2 Kedalaman Penjelasan Contoh..............................................................24
3.3 Kedalaman Teorema..............................................................................25
BAB IV. PENUTUP.........................................................................................26
4.1 Kesimpulan............................................................................................26
4.2 Saran......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical book report adalah salah satu dari 6 tugas yang harus dipenuhi pada
mata kuliah Kalkulus Integal. Dimana pada tugas ini penyusun akan
membandingkan dua atau lebih buku yang membahas topik yang sama dengan
melihat kelebihan dan kekurangan buku tersebut baik dari segi
defenisi/pengertian,contoh soal dan sebagainya. Maka dari situ penyusun membuat
critical book report untuk melihat kekurangan dan kelebihan materi yang ada di
dalam buku tersebut. Critical book juga sangat berfungsi bagi mata kuliah kalkulus
integral. Oleh karena itu pada tugas kali ini penyusun ingin mengkritisi dua buah
buku dengan materi yang sama guna untuk menambah pengeahuan dan memenuhi
tugas yang diberikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah isi buku cukup bermanfaat bagi mahasiswa sebagai salah satu sumber
belajar
2. Apakah metode yang digunakan pengarang sesuai dengan kondisi dan
lingkungan yang sedang kita hadapi?
3. Apakah isi buku sama dengan isi buku yang sejenis?
4. Buku manakah yang mudah dipahami?
5. Apakah kelebihan dan kekurangan kedua buku?

1.3 Tujuan
1. Mengulas satu bab materi dengan cara membandingkan duabuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi mengenai topik tersebut yang terkandung
dalam kedua buku
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan pada
buku.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Mahasiswa semakin berfikiran kritis
2. Dapat mengetahui berbagai informasi dari kedua buku

4
BAB II
ISI
2.1 Identitas Buku
Buku Utama

Judul Buku : Kalkulus Integral dan Aplikasinya


Pengarang : Didit Budi Nugroho
Penerbit : Graha Ilmu
Tahun Terbit : 2012
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : 310 Halaman
Halaman Terkait : 1-106

Buku Pembanding

Judul Buku : Integran-1000 Soal dan Penyelesaiannya


Pengarang : Dra. Sri Rejeki Dwi Putranti, Ms
Penerbit : Graha Ilmu
Tahun Terbit : 2012
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : 310 Halaman
Halaman Terkait : 1-106

5
2.2 Ringkasan Isi Buku
Buku Utama
BAB 1
Integral Tak Tentu dan Teknik-teknik Integrasi
 Integral Tak Tentu dan Aturannya
Suatu fungsi f(x) dan diinginkan untuk mencari suatu fungsi F(x) sedemikian
dF ( x) ’
sehingga =F (x) = f(x). Integral tak tentu merupakan suatu himpunan semua
dx
antiderivatif dari suatu fungsi f(x) adalah integral tak tentu dari f(x) terhadap x,

dinotasikan ∫ f ( x ) dx. Langkah untuk menyelesaikan integral tak tentu dinamakan

integrasi. Diandaikan bahwa f(x) adalah suatu antiderivatif dari fungsi f(x), berarti
F’(x)= f(x). Diambil G(x) = F(x) +k dimana k adalah sembarang bilangan rill. Oleh
karena itu, secara umum dapat dituliskan

∫ f ( x ) dx=F ( x ) +k

Untuk Sembarang fungsi f(x) selisih dari sembarang dua antiderivatif berbeda
dari F(x) pasti merupakan suatu konstanta. Dengan kata lain, jika F(x) dan G(x)
adalah antiderivatif-antiderivatif dari f(x), maka F(x) – G(x) adalah suatu
konstanta.Sekarang diandaikan f(x) dan g(x) adalah fungsi yang dapat
diintegralkan. Kedua aturan berikut ini sangat berguna dalam proses perhitungan
integral.
❑ ❑

∫ a f ( x ) dx= a∫ f ( x ) dx , a∈ R
❑ ❑
❑ ❑ ❑

∫ ( f ( x ) ± g ( x ) ) dx=∫ f ( x ) dx ±∫ g ( x ) dx
❑ ❑ ❑

 Integral Bentuk Dasar


Integral Konstanta

(a) ∫ a dx=ax +k , a ϵ R

Integral Pangkat

1 n+1
(b) ∫ x n dx = x , n ϵ R dan n≠1
❑ n+1

1
(c) ∫ dx = ln |n| + k
❑ n
Integral Eksponensial

ax
(d) ∫ ax dx = +k, a> 0 dan a≠1
❑ ln(a)

(e) ∫e x
dx = ex + k

Integral Trigonometri

6

(f) ∫ cos ( x ) dx=sin ( x ) +k


(g) ∫ sin ( x ) dx=−cos ( x ) +k


(h) ∫ csc 2
(x) dx = tan (x) + k


(i) ∫ sec 2
(x) dx = tan (x) + k


(j) ∫ cot ( x ) csc ( x ) dx=−csc ( x ) +k


(k) ∫ tan ( x ) sec ( x ) dx=sec ( x ) +k


(l) ∫ cot ( x ) dx=ln¿ sin ( x )∨+k


(m) ∫ tan ( x ) dx=−ln ⁡∨cos ⁡( x)∨+ k


(n) ∫ csc ( x ) dx=−ln|cot ( x ) +csc ( x ) ) +k


(o) ∫ sec ( x ) dx=ln¿ tan ( x ) + sec (x) ¿+k ¿

Integral Hiperbolik

(p) (p)∫ sinh ( x ) dx=cosh ( x ) + k


(q) (q) ∫ tanh ( x ) dx=ln ( cosh ( x ) ) +k


(r) (r) ∫ sech ( x ) dx=2 arctan ¿ ¿ ¿ex) + k


(s) (s) ∫ sec 2 (x) dx = tanh (x)+k


(t) (t) ∫ sech ( x ) tanh ( x ) dx=−sech ( x ) +k


(u) (u) ∫ coth ( x ) dx=ln |sinh ( x ) )∨+ k


(v) (v)∫ cosh ( x ) dx=sinh ( x ) + k


π
(w) (w) ∫ csch ( x ) dx=ln ⁡∨ tanh( )|+k
❑ 2

(x) (x)∫ csch2 (x) dx = -coth (x) + k


(y) (y) ∫ csch ( x ) coth ( x ) dx =−csch ( x ) +k

7
Aturan Substitusi Versi 1

Jika kita membuat substitusi x = g(u), dimana dx = g’(u) du, maka

❑ ❑

∫ f ( x ) dx=¿ ∫ f ( g (u ) ) g' ( u ) du ¿
❑ ❑

 Integrasi dengan Substitusi Sederhana


Aturan Substitusi Versi 2

Diandaikan bahwa suatu fungsi f(x) dapat dituliskan dalam bentuk f(x) =
g(h(x)) h’(x). Jika kita membuat substitusi u = h(x), maka du = h’ (x) dx dan

❑ ❑ ❑

∫ f ( x ) dx=¿ ∫ g ( h ( x ) ) h' ( x ) dx=¿∫ g (u ) du¿ ¿


❑ ❑ ❑

Dalam versi 1 dicatat bahwa variabel x pada awalnya ditulis sebagai fungsi dari
variabel baru u, sedangkan dalam Versi 2, variabel baru u dituliskan sebagai fungsi
dari x. Bedanya, untuk substitusi x = g(u) dalam Versi 1 harus mempunyai invers
agar variabel u bisa dikembalikan ke variabel asli x di akhir proses.
 Integral Parsial
Integral Parsial adalah suatu cara untuk menaikan pangkat suatu bilangan dua
perkalian fungsi yang berbeda sehingga fungsi bilangan tersebut dapat menaikan
pangkatnya (diintegralkan). Integral parsial dihubungkan dengan fungsi bilangan
(u) dan (dv) yang fungsi tersebut akan dikali dan diintegralkan sesuai dengan aturan
rumus integral parsial.
Integral Parsial memiliki cara khusus dimana dua bilangan fungsi dari (u) dan
(dv) akan dihitung untuk mencari penurunan pangkat dari (u) atau biasa disebut
(du) dan mencari kenaikan pangkat (dv) atau biasa disebut (v). Bilangan fungsi-
fungsi diatas memiliki hubungan yang sangat penting dalam integral parsial.
Sering kali terdapat banyak pendapat yang menyatakan bahwa integral parsial
hampir sama penyederhanaannya seperti integral subtitusi. Padahal dalam konsep
penyederhanaan integral parsial lebih rumit dibandingkan integral subtitusi. Integral
parsial menyederhanakan fungsi dengan pemilihan fungsi yang akan diturunkan
dan yang akan diintegralkan untuk membuat fungsi-fungsi baru yang akan
digunakan pada rumus integral parsial.
Integral parsial memiliki rumus umum seperti :
Dimana dalam rumus diatas kita harus memilih salah satu fungsi (u) pada soal
dan fungsi sisanya sebagai (dv). Saat mengerjakan integral parsial, kita perlu
memilih fungsi (u) yang tepat dengan syarat (u) diturunkan hasil turunannya akan
lebih sederhana dari (u) sendiri. Contoh-contohnya untuk turunan dibawah ini :

8
1. F(x) = ln x → F(x)’ = 1/x
2. F(x) = x2 → F(x)’ = 2x
3. F(x) = e2x → F(x)’ = 2.e2x
Turunan (u) diatas akan digunakan dalam rumus integral parsial ∫ u.dv = u.v - ∫
v.du . Dengan (u) sebagai F(x) dan (du) sebagai F(x)'. Dan untuk fungsi (v) dan
(dv) dalam soal kita memilih fungsi (dv) dengan syarat (dv) diintegralkan sehingga
membentuk (v). Contoh-contohnya untuk integral dibawah ini :
1. ∫ 3x2 = (3/3).x3 → x3 + C
2. ∫ sin x = cos x + C
Setalah menemukan turunan (u) menjadi (du) dan integral (dv) menjadi (v).
Nilai akan siap dimasukan ke dalam rumus integral parsial. Sebagai contoh
perhatikan soal contoh dibawah ini :
1. ∫ x2.(x + 3)2 = ∫ x2 . (x2 + 6x + 9)
Untuk (u) kita mengambil fungsi x2 dan (dv) adalah (x + 3)2 atau (x2 + 6x + 9)
sehingga :
(u) = x2  → (du) = 2x
(dv) = (x+3)2 = (x2 + 6x + 9) → (v) = (1/3 x3 + 3x2 + 9x)
Setelah menemukan (u), (du), (dv), dan (v) soal siap untuk dimasukan ke
dalam rumus integral parsial menjadi :
∫ u.dv = u.v - ∫ v.du
∫ x2.(x+3)2 = (x2). (1/3 x3 + 3x2 + 9x) - ∫ (1/3 x3 + 3x2 + 9x). (2x)
∫ x2.(x+3)2 = (1/3 x5 + x4 + 9x3) - ∫ (2/3 x4 + 6x3 + 18x2)
∫ x2.(x+3)2 = (1/3 x5 + x4 + 9x3) – (10/3 x5 + 3/2 x4 + 6x3)
∫ x2.(x+3)2 = (- 9/3 x5 – 3/2 x4 + 3x3)
Jadi integral parsial dari ∫ x2.(x+3)2 hasilnya (- 9/3 x5 – 3/2 x4 + 3x3).
 Integral Trigonometri
Berikut ini rumus-rumus integral trigonometri yang dapat Anda gunakan.
∫ sin x dx = -cos x + c
∫ cos x dx = sin x + c
∫ csc2 x = -cot x + c
∫ sec2 x = tan x + c
∫ csc x cot x = – csc x + c
∫ sec x tan x = sec x + c
Atau jika Anda perluas, maka akan dapat rumus seperti berikut ini :
∫ sin (ax + b) dx = -1/a cos (ax + b) + c
∫ cos (ax + b) dx = 1/a sin (ax + b) + c
∫ csc2 (ax + b) = – 1/a cot (ax + b) + c
∫ sec2 (ax + b) =  1/a tan (ax + b) + c
∫ csc (ax + b) cot (ax + b) = – 1/a csc (ax + b) + c
∫ sec (ax + b) tan (ax + b) = 1/a sec (ax + b) + c
Pada pembahasan ini kita akan berlatih untuk menyelesaikan integral-integral
yang memiliki bentuk

9
di mana m dan n adalah bilangan bulat positif. Untuk menemukan antiturunan dari
bentuk-bentuk tersebut, pecahlah bentuk tersebut menjadi kombinasi dari integral
trigonometri sedemikian sehingga kita dapat menggunakan Aturan Perpangkatan.
Sebagai contoh, kita dapat menyelesaikan integral berikut dengan memisalkan
u = sin x. Sehingga, du = cos xdx dan diperoleh,

Untuk menyelesaikan integral-integral trigonometri, gunakan identitas-identitas


berikut agar kita dapat menggunakan Aturan Perpangkatan.

 Hasil Pangkat dari Sinus dan Cosinus

Sekarang diperhatikan integral dengan bentuk:


∫ sin m ( x ) cosn (x )dx


Dimana m dan n adalah bilangan-bilangan bulat tak nol. Integral di atas dapat
diselesaikan dengan membagi masalah menjadi lima kasus seperti yang dijelaskan
berikut ini:

Kasus 1.Untuk m ≠ -1 dan n = 1, maka integral dapat diselesaikan dengan teknik


substitusi u = sin(x) untuk memperoleh

1
∫ sin m ( x ) cosn (x )dx = m+1 sin m+1
(x) + k

Kasus 2.Untuk m ≠ -1 dan n ≥ 2, kita dapat menuliskan integral (1.9) menjadi


❑ ❑
m
∫ sin ( x ) cos (x )dx = ∫ sin m ( x ) cosn −1 ( x )dx
n

❑ ❑

Selanjutnya diintegralkan secara parsial dengan mengambil

u = cosn-1(x)

du = - ( n – 1 ) cosn-2 (x) sin (x) dx.

dv = sinm (x) cos (x) dx

1
v= sinm+1(x)
m+1

10
dan diperoleh

∫ sin m ( x ) cosn (x )dx


sinm +1 ( x ) cos n−1 ( x) n−1



= + ∫ sinm+ 2 ( x ) cos n−2 ( x)dx
m+1 m+1 ❑

sinm +1 ( x ) cos n−1 ( x) n−1



= + ∫ sinm ( x ) cos n−2 ( x ) sin 2 ( x)dx
m+1 m+1 ❑

∫ sin m ( x ) cosn (x )dx


sinm +1 ( x ) cos n−1 ( x) n−1



= + ∫ sinm+ 2 ( x ) cos n−2 (x)[1−cosn−2 ( x ) ]dx
m+1 m+1 ❑

sinm +1 ( x ) cos n−1 ( x) n−1



= + ∫ sinm+ 2 ( x ) cos n−2 (x)[1−cosn ( x ) ]dx
m+1 m+1 ❑

Suku terakhir dibawa ke ruas kiri dan selanutnya ditambahkan syarat m ≠ -n,
m+1
sehingga setiap ruas dapat dikalikan dengan untuk memperoleh rumus
m+ n
reduksi

sin m +1 ( x ) cos n−1 ( x) n−1


❑ ❑

∫ sin m ( x ) cosn (x )dx =


m+n
+ ∫
m+1 ❑
sinm ( x ) cos n−2( x)dx

Dalam kasus ini, jika n adalah genap maka integral yang muncul paling
terakhir dalam penghitungan adalah integral dari pangkat sinus yang dapat
diselesaikan menggunakan rumus reduksi. Jika m adalah positif atau rumus reduksi.
Jika m adalah negatif. Sementara itu, jika n adalah ganjil, maka integral yang
muncul paling terakhir dalam penghitungan adalah seperti Kasus 1.

Kasus 3. Untuk m = 1 dan n ≠ -1, maka integral dapat diselesaikan dengan teknik
substitusi u = cos(x) untuk memperoleh:

1
∫ sin ( x ) cosn (x )dx = n+1 cos n+1(x) + k

Kasus 4. Untuk m ≥ 2 dan n ≠ -m, maka integral dituliskan kembali menjadi:


❑ ❑

∫ sin ( x ) cos ( x )dx = ∫ sin m−1 ( x ) cosn (x )sin ( x )dx


n

❑ ❑

11
Dengan cara yang sama seperti Kasus 2, diaplikasikan rumus integrasi parsial
dengan mengambil u + sinm-1 (x) dan dv = cosn (x) sin (x) dx untuk memperoleh
rumus reduksi

∫ sin ( x ) cosn ( x )dx


sinm−1 ( x ) cos n+1 ( x) m−1



= - + ∫ sinm −2 ( x ) cos n (x)dx
m+n m+ n ❑

Kasus 5. Untuk m = - n, maka integrannya tidak lain adalah berbentuk dari tangent
atau cotangent, sehingga bisa diselesaikan dengan menggunakan beberapa rumus
reduksi

 Hasil Kali Pangkat dari Tangent dan Secant

Cara menghitung integral berbentuk


∫ tanm ( x ) sec ( x ) dx

Dimana m dan n adalah bilangan-bilangan bulat tak nol. Jika m=1 dan n=1,maka
integral adalah integral bentuk dasar

∫ tan ( x ) sec ( x ) dx=sec ( x ) +k


Untuk m dan n yang lain,kita membagi perhitungan menjadi lima kasus,yaitu:

Kasus 1. Untuk m = 1,diaplikasikan teknik substitusi u=sec(x) untuk memperoleh


∫ tan ( x ) secn ( x ) dx= 1n secn ( x ) +k


Kasus 2. Untuk m ≥ 2 dan n≠1-m,kita dapat menuliskan integral ,menjadi


❑ ❑

∫ tanm ( x ) sec ( x ) dx=∫ tanm−1(x)tan(x) secn ( x)dx


❑ ❑

Kasus 3. Untuk n=1 , pertama kali kita mengubah integran ke fungsi sinus dan
cosinus. Selanjutnya diperoleh integran dengan bentuk hasil bagi sinus dan cosinus
diselesaikan

Kasus 4. Untuk n≥ 2 dan m≠1-n , kita dapat menuliskan integral menjadi


❑ ❑

∫ tanm ( x ) secn ( x ) dx=∫ tanm ( x ) sec2 ( x ) secn−2( x)dx


❑ ❑

12
Bahwa tan 2 ( x )=sec 2 ( x )−1 , kasus ini n adalah genap,maak integral yang muncul
paling terakhir dalam perhitungan adalah berbentuk pangkat tangent dan bisa
diselesaikan dengan rumus reduksi ,

Kasus 5. Untuk m=1-n , pertama kali mengubah pangkat genap positif


menggunakan identitas tan 2 ( x )=sec 2 ( x )−1. Jika n adalah genap,maka integral
muncul diselesaikan dengan mengambil substitusi tangent atau secant

 Hasil Kali dari Sinuss dan Cosinus

Berikutnya, kita dapat menggunakan identitas-identitas trigonometri lainnya:

1
(a) sin ( x ) cos ( y )= sin ( x− y ) +sin( x + y )¿ ¿
2
1
(b) sin ( x ) sin ( y ) = cos ( x− y ) – cos( x+ y )¿ ¿
2
1
(c) cos ( x ) cos ( y )= ¿
2

Untuk menda[atkan rumus-rumus integrasi seperti berikut ini,dengan konstanta


integrasi diabaikan:

[ cos ( ( b−a ) x ) −cos ( ( b+ a ) x )



(a) ∫ sin ( ax ) cos ( bx ) dx= 12
❑ b−a b+a ]
1 sin ( ( b−a ) x ) sin ( ( b+ a ) x )
[ ]

(b) ∫ sin ( ax ) sin ( bx ) dx= 2 –
❑ b−a b+ a
1 sin( ( b−a ) x ) +sin( ( b+a ) x)

(c) ∫❑ cos ( ax ) cos ( bx ) dx= 2 [
b−a b +a ]
Dimana a , b ∈ R dan a2 ≠ b 2

Eliminasi Akar Kuadrat

1
Dalam contoh berikut ini, kita menggunakan identitas cos 2( x )= ¿ dan subsitusi
2
u=cos( x ) untuk mengeliminasi akar kuadrat.

(a) ∫ √1+cos ( 4 x ) dx

Penyelesaian :

Untuk mengeliminasi akar, kita menggunakan identitas

13
1
cos 2 ( 2 x )= ¿atau 1+cos ( 4 x )=2 cos2 (2 x)
2

Oleh karena itu,


❑ ❑

∫ √1+cos ( 4 x ) dx=∫ √2 cos 2 ( 2 x ) dx


❑ ❑

¿ √ 2∫ cos ( 2 x ) dx

2
¿ √ sin (2 x ) +k
2

 Substitusi Trigonometri
Integral-integral yanh memuat salah satu dari a 2−x 2 , a2 + x 2 ,atau x2 −a2
Tiga jenis substitusi trigonometri yaitu:
Ekspresi Substitusi Identitas
2
a −x 2
π π 1−sin2 ( θ ) =cos2 (θ)
x=a sin ( θ ) ,− ≤ θ ≤
2 2
2
a +x 2
π π 1+ tan 2 ( θ ) =sec 2 (θ)
x=a tan ( θ ) ,− ≤θ ≤
2 2
2
x −a 2
π 3 2 2
x=a sec (θ ) ,0 ≤ θ ≤ atau π ≤θ ≤ π sec ( θ ) −1=tan (θ)
2 2
Bentuk bentuk yang melibatkan bentuk a 2−x 2
Diperoleh rumus-rumus integrasi berikut:

1 1 a−x
a. ∫ 2 2 dx= ln
❑ a −x
| |2a a+ x
+k
❑ 2
x a a−x
dx=−x + ln |
a+ x |
b. ∫ 2 2
+k
a −x
❑ 2

1 x x 2 2
c. ∫
❑ √ a −x
22
dx =arc sin
a a ()
− √ a −x +k

x2 a2

x x 2 2
d. ∫ 2 2 dx = arc sin
❑ √ a −x 2 a 2 ()
− √ a −x +k

1 a−√ a2−x 2

e. ∫
1
2
❑ x √ a −x
2
dx=
a
ln
x | +k |
−√ a2−x 2

1
f. ∫ 2 √a dx= +k
a2 x
2
❑ x −x2
a2

x 1
2 2
g. ∫ √ a −x dx= arc sin
❑ 2 a 2()
+ x √ a2−x 2 +k

a4 x 1

() 2 2 2 2
h. ∫ x 2 √ a2−x 2 dx = arc sin − x √ a −x ( a −2 x ) + k
❑ 8 a 8

14
a2−x 2 a+ √ a 2−x 2

i. ∫

√ dx =√ a2−x 2-a ln
x | x |
+k
2 2
x √ a2−x 2

j. ∫ √ a x−x
2
a
dx=-arc sin

x
+k ()

Bentuk-bentuk yang melibatkan a2+x2


Diperoleh rumus integrasi berikut:

1 1 x
a. ∫ 2 2 dx= arc tan
❑ a +x a a
+k ()
x2

x
b. ∫ 2 2 dx=x −a arctan
❑ a +x a
+k ()

1 2 2
c. ∫ 2 2 dx=ln|x + √ a + x |+k
❑ √a +x

x2 a2

1 2 2 2 2
d. ∫ 2 2 dx= x √ a + x − ln |x+ √ a + x |+ k
❑ √a +x 2 2

√ a2 + x 2−a +k
e. ∫ 12 2 dx= 1a ln
❑ x √a + x
| x |
−√ a2 + x 2

1
f. ∫ 2 2 2 dx= +k
❑ x √a +x a2 x
a2

1
❑ √
g. ∫ a 2+ x 2 dx= x √ a2 + x 2 + ln|x + √ a2 + x 2|+k
2 2
a4

1
❑ √
h. ∫ x 2 a2+ x2 dx= x ( a2 +2 x 2) √ a2 + x 2 – ln |x + √ a2 + x 2|+ k
2
8
2
8
a+ √ a 2+ x 2

i. ∫ √ a x+ x

dx=√ a2 + x 2- a ln | x |
+k

−( a 2+ x 2 )
2 2
j. ∫ √ ax+2 x 3x 3
+ ln |x + √ a2 + x 2|+k
dx=

Bentuk-bentuk melibatkan x 2−a 2



1 1 x−a
a. ∫ 2 2 dx= ln
❑ a +x
| |
2 a x +a
+k
❑ 2
x a x +a
dx=x− ln|
x +a |
b. ∫ 2 2
+k
x −a
❑ 2

1
c. ∫ 2
dx =ln |x+ √ x 2−a2|+k
2
❑ √ x −a

x2

1 2 2 a 2 2
d. ∫ 2 2 dx = x √ x −a + ln|x + √ x −a |+ k
❑ √ x −a 2 2

1 1 x
e. ∫ 2
❑ x √ x −a
2
dx= arcsec
a a
+k ()

15
f.

∫ 1
dx= √ x 2−a 2 +k
2 2
❑ x √ x −a
2
a2 x
a2

1
❑ √
g. ∫ x 2−a 2 dx= x √ x 2−a2 – ln|x + √ x 2−a2|+ k
2 2
a4

1

❑ 2

h. ∫ x 2 x 2−a2 dx = x ( 2 x 2−a2 ) √ x 2−a2 – ln |x + √ x 2−a2|+k
2
8
x
8

i. ∫ √
x −a
❑ x
dx =√ x 2−a2- a arcsec
a
k ()
2 2
− √ x 2−a 2

j. ∫ √ x x−a
2
dx =
x
+ln |x + √ x 2−a2|+k

 Integral Fungsi Rasional


P ( x)
Bentuk : R ( x )=
Q (x)
1. Jika derajat dari P(x) lebih besar atau sama dengan derajat Q(x)
P(x) r (x)
R(x)= = p (x )+
Q( x) Q (x )
2. Faktorisasi penyebut Q(x)=q1(x), q(2),…, qk(x), dimana setiap factor q1(x)
mempunyai bentuk linear ax+b atau kuadratik iredusibel.
r(x)
3. dinyatakan sebagai jumlah dari pecahan-pecahan parsial.
Q(x)

 Integral yang Melibatkan Akar


Dalam materi ini kita akan mendiskusikan suatu teknik integrasi,yaitu
substitusi irasional,yang dapat digunakan unutk menyelesaikan beberapa integral
yang melibatkan akar.Dicatat bahwa tidak semua integral yang melibatkan akar
dapat diselesaikan dengan sibstitusi irasional.
Bentuk:√3 x 8
Jika integran memuat satu atau lebih pangkat pangkat pecaahan berbentuk x8/r
,maka masalah integrasinya bisa diselesaikan dengan membuat substitusi u = √n x
dimana n adalah kelipatan persekutuan terkecil atau disingkat dengan KPK dari
penyebut penyebut dalam pangkat pecahan
Contoh:Hitung setiap integral tak tentu berikut ini
√3 x dx

A.∫
❑ 1+ √ x

Penyelesaian:Dalam kasus ini dipunyaipenyebut penyebut dalam pangkat pecahan


yaitu 2 dan 3,dengan KPK (2,3) =6.Karena itu diambil substitusi u=√6 x ,maka:
X=u6 dan dx=6u5 du.

16
3 ❑ 3 ❑ ❑
√ x dx √ 6 u²
Sekarang integral menjadi:∫ =∫ 6u5 du = ∫ 6u5 du = 6
❑ 1+ √ x ❑ 1+ √ u ❑ 1+u ³

u7
∫ 1+u ³
du. Maka masalah integral fungsi rasional dan untuk penyelesaiannya

ditinggalkan sebagai latihan
Bentuk :√n f ( x )
Jika integran tersebut memuat suatu pernyataan berbentuk √n f ( x ),maka
substitusi u=√n f ( x ) mungkin akan berhasil.

Contoh: A.∫
√ x+ 4 dx
❑ x
Penyelesaian:Diambil substitusi u = √ x+ 4 ,maka u2 = x +4,Sehingga x= u2 – 4 dan
❑ ❑ ❑

dx =2u du. Jadi Integral menjadi,∫


√ x+ 4 dx = ∫ u 2u du =2∫ u 2u du
2 2
x ❑ ❑ u −4 ❑ u −4
Rumus-rumus Dasar Integral Tak Tentu
n n 11
 x dx  n  1 x c
 sin xdx   cos x  c
1. , n≠-1 2.
2
cos xdx  sin x  c
x x
3.  e dx  e  c
x ax
 a dx  ln a  c
4.
dx
  sin 1 x  c
2
5. 1 x
dx
  tgn 1 x  c
2
6. 1  x
dx
  sec 1 x  c
2
7. x x  1

8. 
cos ec 2 xdx  ctgx  c

9. 
sec xtgnxdx  sec x  c

11. 
cos ecxctgxdx  cos ecx  c
1
Substitusi tan( x)
2
Integran memuat suatu pernyataan rasional dalam bentuk sin(x) dan cos
(x),maka substitusi
1
U=tan( x)
2

17
Bisa membantu dalam penghitungan integral.Substitusi tersebut akan
mengubah integran ke fungsi rasional dalam u dan selanjutnya dapat diintegralkan
menggunakan pecahan parsial.Dari diagram kita bisa mendapatkan rumus
1 sin ( x)
tan( x) =
2 1+ cos(x )
Untuk melihat akibat dari substitusi,kita menghitung
2
2 1x -
cos(x) = 2 cos 1= 1 –1
2 sec ²( x )
2
2
2
= 1 –1= -1
1+ tan ²( x ) 1+ u ²
2
Dan
1
sin( x)
1 1 2 1
Sin(x) = 2 sin ( x) cos ( x) = 2 . cos2 ( x)
2 2 1 2
cos( x )
2
1
1 2 tan ( x)
1 ∙ 2
2 tan ( x) 1 =
2 sec ²( x) 1
2 1+ tan ²( x )
2
2u
=
(1+u ²)
Terakhir,karena x=2 arctan (u),maka
2
dx=
(1+u ²)
Contoh:hitunglah

1
A.∫ dx
❑ 1+sin ( x ) + cos( x )

Penyelesaian:gunakan rumus di atas



1 1−u ² 2

1 ∫ ∙
∫ 1+sin ( x )+ cos( x ) dx = ❑ 1+ 2u ( 1+u ) (1+u ²) du
2
❑ 2
( 1+ u )

2
=∫ du
❑ 1+u ²+2 u+1−1+u ²

1
=∫ du
❑ 1+u
=ln⃒1 + u⃒+ k
1
=ln⃒1 + tan x ⃒+ k
2

P cos ( x )+Q sin ( x ) + R
B. Diberikan F(x)=∫
❑ a cos ( x )+ b sin ( x ) + c

18
Mencari pernyataan untuk konstanta konstanta A,B,dan C sedemikian sehingga

❑ ❑
−a sin ( x ) +b cos (x) dx
F(x) = A∫ dx+ B∫ dx + C∫
❑ ❑ a cos ( x ) + b sin ( x ) +c ❑ a cos ( x ) +b sin ( x ) + c

1. Jika integrand memuat bentuk irasional √(a2 -x2), maka digunakan subtitusi: x= a sin
y atau x= a cos y
2. Jika integrand memuat bentuk irasional √(a2 +x2), maka digunakan subtitusi: x= a
tan y atau x= a cot y
3. Jika integrand memuat bentuk irasional √(x2 - a2), maka digunakan subtitusi: x= a
sec y atau x= a csc y
perubahan bentuk integram akan mengarah pada penggunaan kesamaan pytagoras.

kesamaan yang digunakan

gunakan substitusi x = a sin t dengan pembatasan

sehingga diperoleh:

kesamaan yang digunakan

gunakan substitusi x = a tan t dengan pembatasan

sehingga diperoleh

kesamaan yang digunakan

gunakan substitusi x = a sec t, sehingga diperoleh :

Buku Pembanding
BAB I

19
INTEGRAL
Integral Tak Tentu
Jika F(x) merupakan fungsi yang mempunyai identitas derivative F(x) = maka F(x)
disebut interal tak tentu dari f(x). Integral tak tertentu suatu fungsi yang ditentukan
adalah tidak tunggal, misalnya saja x5 + 3, x5 – 4 merupakan integral tak tertentu
dari f(x) 5x4 karena
d 5 d 5 d 5
(x ) = (x ) + 3 = (x – 4) = 5x4
dx dx dx
Dua integral tak tertentu dari f(x) = 5x 4 termasuk dalam x5 + c. Sehingga, jika
F(x) suatu integral tertentu dari f(x) + c juga demikian, secara umum untuk
menyatakan integral tak tertentu dari f(x) ditulis sebagai berikut :

∫ f ( x ) dx=F ( x ) +c

Dimana f(x) disebut integrand an c konstanta sembarang.
Defenisi :
dF ( x)
d ¿¿ = = f(x)
dx

Sifat-Sifat Integral Tak Tertentu


❑ ❑
1. ∫ c f ( x ) dx=c ∫ f ( x ) dx
❑ ❑
❑ ❑ ❑
2. ∫ ( f ( x ) ± g ( x ) ) dx=∫ f ( x ) dx ± ∫ g ( x ) dx
❑ ❑ ❑
Rumus Integral Tak Tertentu
x n+1

n
1. ∫ x dx= +c
❑ n+1

1
2. ∫ dx=¿ 1 x 1+c
❑ x

3. ∫ e x dx=e x+ c

ax

x
4. ∫ a dx= + c
❑ ¿a

5. ∫ sin x dx=cos x +c


6. ∫ cos x dx=sin x +c


7. ∫ tg x dx =¿ Isin xI +c = In Isec xI + c


8. ∫ ctg x dx=¿ Isin xI +c


9. ∫ sec x dx=¿ Isec x +tg xI +c

20

10. ∫ cosec x dx=¿ Icosec x−ctg xI+ c


2 x sin 2 x
11. ∫ sin x dx= − +c
❑ 2 4

2 x sin 2 x
12. ∫ cos x dx= + +c
❑ 2 4

2
13. ∫ tg x dx=tg x−x +c


2
14. ∫ ctg x dx=−ctg x=x+ c


2
15. ∫ sec x dx=tg x+ c


2
16. ∫ cosec x dx=−ctg c +c


17. ∫ cosec x ctg x dx=−cosec x +c


dx
18. ∫ =arc sin x+ c atau−arc cos x +c
❑ √ 1−x

dx x x
19. ∫ 2 2 =−arc sin +c atau−arc cos + c
❑ √ a −x a a

dx
20. ∫ 2
=arc tg x +c atau−arc ctg x+ c
❑ 1+ x

dx 1 x 1 x
21. ∫ 2 2 = arc tg + c atau− arc tg + c
❑ a +x a a a a

dx
22. ∫ 2
=arc sec x +c atau−arc cosec x +c
❑ x √ x −1

dx 1 x 1 x
23. ∫ = arc sec +c atau− arc cosec +c
2
❑ x √ x −a
2 a a a a

dx x
24. ∫ 2
=¿ I I+c
❑ x √ 1+ x 1+ √ 1+ x 2

dx x
25. ∫ 2
=¿ I +c
❑ x √ 1−x 1+ √1−x 2

2 x 2 1
26. ∫ √ 1−x dx= √1−x dx + arc sin x+ c
❑ 2 2
a2

1 x



27. ∫ a 2−x 2 dx= √ a 2−x 2+ arc sin + c

dx −1
2
x
2 a
1 x
28. ∫ = −arc sec + c atau− arc cos +c
2
❑ x √ a −x a a a a

dx −1 x 1 a
29. ∫ = arc cosec +c atau− arrc sin + c
2
❑ x √a + x
2 a a a x

21

2 2 1 2 2 1 2 2 2
30. ∫ √ x + a dx= x √ x + a + a InI x + √ x +a
❑ 2 2
 Integral Fungsi Goniometri
1. sin (x+y) = sin x con y + cos x sin y
2. cos ( x +y) – sin x sin x
3. sin 2 + cos ❑2 x = 1
4. tg 2 x + 1 = sce2 x
5. ctg 2 x + 1 = cosec 2 x
6. sin 2x = 2sin x cos x
7. cos 2x = cos 2 x - sin2 x
= 1-2 sin 2 x
= 2 cos 2 x-1
8. 2 sin x cos x = sin ( x+ y) + sin (x-y)
9. -2 sin xsin y = cos (x+y) –cos (x –y)
10. sin x + sin y = 2 sin ½ (x+y) cos ½ (x-y)
11. sin (-x) = -sin x
12. cos (-x) = cos x
13. tg (-x) = -tg x
14. ctg (-x) = -ctg x
Identitas –Identitas Fungsi Cyclometri
1. Arc sin x + arc cos x = π /2
2. Atc tgx + arc ctg x = π /2
3. Arc sec x + arc cosec x = π /2
4. Arc cosec x= arc sin 1/x
5. Arc secx = arc cos 1/x
6. Arc sin (-x) = - arc sin x
7. Arc cos (-x) = π – arccosx
8. Arc tg (_x) = - arc tg x
Macam-Macam Bentuk Integral FungsinGoniometri
1. Jika m = 2k + 1, m bilangan butal dan ganjil, maka :
sinm x cos m x = sin 2 k +1 x cos n x
= sin2 k x cos nx sin x
Sedangkan sin2 k x = (1- cos 2 x) k
Sedangkan : ʃ sinm x cos n x dx = ʃsin2 k x cos nx sin x dx
= ʃ-(1-cos 2 x ¿ k cos n x dx
2. Jika n= 2k + 1, n bilangan bulat negative dan ganjil, maka :
sinm x cos n x = sinm x cos 2 k x cos x
Sedangkan cos 2 k x = (1- sin2 x¿ k
Sedangkan : ʃsinm xcos nx = ʃsin m x cos 2 k x cosx dx
= ʃ sinm x (1- sin 2 x¿ kd

22
 Integral Fungsi Hiperbola
Fungsi hiperbola adalah merupakan fungsi yang dibentuk oleh fungdi
eksponensial e x dan e− x, fungsi hiporbolik banyak digunakan untuk menyelesaikan
soal-aoal persamaan diferensial.
a. Rumus –rumus hiporbalik :
1. ʃ sinh x dx = cosh x + c
2. ʃ ʃcosh x dx= sinh x + c
3. ʃ tgh x dx = In l cosh xl + c
4. ʃ ctgh x dx = In l sinh x l 1 + c
5. ʃ sech x tgh x x dx = - sech x + c
b. Identias-identitas Fungsi Hiperbolik
1. Cos2x – sin2x = 1
2. Tgh2x + sech2x = 1
3. Ctgh2x – cosech2x = 1
4. Sinh (x ± y) = sinh x cosh y ± cosh x sinh y
5. Cosh (x ± y) = cosh x cosh y ± sinh x sinh y
6. Sinh 2x = 2 sinh x cosh x
7. Cosh 2x = cosh2 + sinh2 x = 1 + 2 sinh2x = 2 cosh2x – 1
1 1
8. Sinh x + sinh y = 2 sinh (x + y) cosh (x – y)
2 2
1 1
9. Sinh x – sinh y = 2 cosh (x + y) sinh (x – y)
2 2
1 1
10. Cosh x + cosh y = 2 cosh (x + y) cosh (x – y)
2 2
1 1
11. Cosh x – cosh y = 2 sinh (x + y) sinh (x – y)
2 2
 Integral Parsial
Jika fungsi u dan v keduanya didefenisikan dalam interval yang sama dan
mempunyai derivative yang kontinu maka :
❑ ❑

∫ u dv =uv−∫ v du
❑ ❑
Rumus integral parsial sangat berguna untuk menemukan integral tak tertentu
dari fungsi transenden sebagai contoh In x, arc sin x, arc tg x, dan sebagainya.
Integral dengan Rumus-Rumus Reduksi
❑ ❑
n x n−1
1. ∫x e dx = n x
x e – n ∫x e x dx ; n bulat positif
❑ ❑
❑ ❑
1
2. ∫ x n e mx dx =
a
¿ – n ∫ x n−1 emx dx) ; m & n bulat positif
❑ ❑
❑ ❑
1
3. ∫ x n e−ax dx =
a
n−1 −mx
- ¿ – n ∫ x e dx) ;
❑ ❑

sin x cos n−1 n−1


❑ ❑
4. ∫ cos n x dx =
n
+
n ❑
∫ n−2
sin x dx ; n bulat positif

23
−cos x sinn−1 x n−1
❑ ❑
n
5. ∫ sin x dx = + ∫ sinn−2 x dx ; n bulat positif
❑ n n ❑
❑ n−1 ❑
tg x
6. ∫ tgn x dx =
n−1 ❑
∫ tg n−2 x dx ; n bulat positif > 2

−c tg n−1 x
❑ ❑
7. ∫ ctgn x dx =
n−1 ❑
∫ ctg n−2 x dx ; n bulat positif > 2

sin x sec n−1 n−2


❑ ❑
8. ∫ secn x dx =
n−1
+
n−1 ❑
∫ sec n−2 x dx ; n bulat postif > 2

❑ n−1 ❑
−cos x cosec x n−2
9. ∫ cosecn x dx =
n−1
+
n−1 ❑
∫ cosec n −2 x dx ; n bulat positif

> 2
−cos x cosec n−1 x n−2
❑ ❑
n n −2
10. ∫ sec x dx = + ∫ cosec x dx ;
❑ n−1 n−1 ❑
Jika binomial diferensial tidak dapat diintegralkan dengan menggunakan
rumus-rumus yang ada, maka dapat digunakan rumus reduksi dengan menggunakan
integral parsial
Berlaku untuk m dikurangi n
Tidak berlaku jika np + m + 1 = Ø
xm −n+1 (a+ bxn ) p+1

∫ x m ¿ ¿) dx =
( np+m+1 ) b


( m−n+1 ) a
= -
( np+m+1 ) b ❑
∫ x m−n ¿ ¿dx
Berlaku untuk p dikurangi 1
Tidak berlaku jika np + m + 1 = Ø
xm +1 (a+ bxn ) p a . n . p
❑ ❑
m p
∫ x ( a+bx ¿¿ n) ¿ dx = + ∫ x m (a+ bx n) p−1 dx
❑ np+m+1 np+m+1 ❑
Berlaku untuk m ditambah n
Tidak berlaku jika m + 1 = Ø
xm +1 (a+ bxn ) p+1 ( np+n+ m+1 ) p
❑ ❑
m p
∫ x ( a+bx ¿¿ n) ¿ dx = – ∫ x m+1 ( a+bx n) p−1
❑ ( m+1 ) a ( m+ 1 ) a ❑

dx
Berlaku untuk p ditambah 1
Tidak berlaku jika p + 1 = Ø
xn +1 (a+bx n ) p+1 np+n+ m+1
❑ ❑

∫ x m
( a+bx ¿¿ n) p
¿ dx = + ∫ x n ( a+bx n) p +1 dx
❑ n p+1 a
( ) n ( p+1 ) a ❑

Berlaku untuk n dikurangi 2


Tidak berlaku jika m + 1 = Ø
❑ m +1 n−1 ❑
m n sin x cos x n−1
∫ sin x cos x dx = + ∫ sinm x cosn−2 x dx
❑ m+ n m+ n ❑
Berlaku untuk m dikurangi 2
Tidak berlaku jika m + 1 = Ø

24
sin m−1 x cos n+1 x m−1
❑ ❑
m n
∫x x cos x x dx = - + ∫ sinm −1 x cos n x dx
❑ m+ n m+ n ❑
Berlaku untuk n ditambahi 2
Tidak berlaku jika n + 1 = Ø
❑ m +1 n+ 1 ❑
m n sin x cos x m+ n+2
∫ sin x cos x dx =- + ∫ sinm x cosn +2 x dx
❑ m+n n+1 ❑
Berlaku untuk m ditambahi 2
Tidak berlaku jika m + 1 = Ø
sinm +1 x cosn+ 1 x m+ n+2
❑ ❑
m n
∫ sin x cos x dx = + ∫ sinm +2 x cos n x dx
❑ m+1 m+1 ❑
 Integral Fungsi Pecah Rasional
D( x)
Yang dimaksud dengan fungsi pecah rasional adalah fungsi dari bentuk
N ( x)
D( x)
dengan N dan D fungsi suku banyak akan dipisahkan menjadi pecahan-
N ( x)
pecahan parsial.
Ada 4 macam untuk pemisahan, yaitu :
1. Jika N (x) = (x-a) (x-b) (x-c) (x-d), maka :
D( x ) A B C D
= + + +
N ( x ) ( x−a ) ( x−b ) ( x−c ) ( x−d )
Dimana A, B, C, dan D adalah konstanta-konstanta yang diambil
2. Jika N (x) = (x-a)k, maka :
D( x ) A B K
= + 2
+… … … … . +
N ( x ) ( x−a ) (x−a) (x−a) k
3. Jika N (x) = (x-p) (ax2+bx+c) dengan (b2-4ac) > Ø , maka :
D( x ) A Bx +C
= +
N ( x ) ( x−p ) ( ax 2+ bx+ c )

4. Jika N (x) = (x-p) (ax2+bx+c)k dengan (b2-4ac) > Ø , maka :


D( x ) A Bx +C Dx+ E Wx+ Z
= + + 2 + .......... + k
N ( x ) ( x−p ) ( ax 2+ bx+ c ) ( ax 2+ bx+ c ) ( ax 2+ bx+ c )
 Integral Fungsi Irrasional
Pada dasarnya integral fungsi irrasional ini diselesaikan dengan mengubahnya
menjadi integral fungsi rasional aljabar atau goniometri
Bentuk-bentuk Integral Fungsi Irrasional

ax +b p/q
Bentuk : ∫ R ¿ ¿)p/q ,

(
cx +d ) ) dx

Dengan R suatu fungsi rasional dan p, q, r, dan s adalah bilangan-bilangan bulat.


ax+ b
Substitusi : = yn
cx +d
Dimana n kelipatan persekutuan terkecil dari q dan s (pangkat-pangkat akar)

25

ax+ b
Bentuk : ∫ dx = pn-1 (x) √ ax 2+ bx+ c
❑ √ ax 2+ bx+ c

dx
= K∫ 2
❑ √ ax +bx +c

Di mana:Pn (x) adalah suku banyak (polynomial) berderajat n. Pn-1 (x) adalah suku
banyak berderajat (n-1) dan K adalah suatu konstanta. Koefisien-koefisien dari Pn-1
(x) dan konstanta K dapat dicari dengan cara :

ax+b
Bentuk : ∫ 2 2
❑ ( x −p) √ ax +bx +c

1
Substitusi : =y
x−p

dx
Bentuk : ∫ 2
¿
❑ ( ax¿ ¿2+ b) √ cx +d

Substitusi : √ cx 2 +d = xy dimana x2 dinyatakan dalam y



Bentuk : ∫ x n (a+ bx n)p dx dimana m, n, dan p adalah bilangan-bilangan rasional

Substitusi ada 3 cara penyelesaian :
a) Jika p bilangan bulat
Substitusi: xn = y
m+1
b) Jika bilangan bulat
n
Substitusi : a+ bxn = yq dimana q penyebut dari pecahan
m+1
c) Jika + p, bilangan bulat
n
Substitusi : ax-n + b = yq
Bentuk : R (x, √ ax 2+ bx+ c dx
Ada 3 cara penyelesaian :
1. Substitusi : √ ax 2+ bx+ c = x √ a+ y jika a > Ø
2. Substitusi : √ ax 2+ bx+ c = xy + √ c jika c > Ø
2
3. Substitusi : √ ax + bx+ c = (x-p) y
= (x-q) y
2
Jika ax + bx + c = a (x-p) (x-q) dimana p dan q akar-akar nyata.

26
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kajian Mengenai Konsep/Defenisi (Sejenis )


Dalam buku Kalkulus Integral AplikasinyaDefenisi integral tak tentu tidak
terlalu jelas dengan kalimat nya meski dibuat symbol :
“Himpunan semua antiderivatif dari suatu fungsi f(x) adalah integral tak

tentu (Indefinite integral)dari f(x) terhadap x, di notasikan ∫ f ( x ) dx .Fungsi

f(x) dinamakan integran (yang di integralkan)dan x dinamakan Variabel
Integrasi.Langkah untuk menyelesaikan integral tak tentu Dinamakan
integrasi.”
Dari defenisi tersebut belum dapat memahami kalimat nyaadengan mudah karena
bahasa yang digunakan sulit untuk dimengerti.
Sedangkan pada buku Ke 2 Yaitu Integral pengertian integral adalah:
“Jika F(x) merupakan fungsi yang mempunyai identitas derivative F(x) =
maka F(x) disebut interal tak tentu dari f(x)”
Dari 2 buku tersebut dapat disimpulkan bahwa memiliki pengertian yang
samameski kata- katanya berbeda

3.2 Kedalaman Penjelasan contoh


Dalambuku Kalkulus Integral Aplikasinya memberikan contoh :
Hitunglah setiap integral tak tentu berikut ini:

3 6
∫ ¿ ¿ -10/x +4) dx

Jawab:
Pertama pada saat mengintegralkan pangkat yang tidak sama dengan -1)kita hanya
menambahkan 1 kepangkatnya dan selanjutnya membagi dengan pangkat baru.

3 6
∫ ¿ ¿ -10/x +4) dx

=5∫x3dx-10∫x-6dx+4∫x0dx
1 1 1
=5 x4-10( )x-5+4( )x1+k
4 −5 1
5 4
x +2x-5+4x+k
4
Pada buku diatas diberikan contoh yang cukup jelas dan dengan soal yang
masih tergolong mudah kita jadi dapat mudah mengetahui dengan bantuan jawaban
yang diberikan.
Pada buku integral tidak memberikan contoh soal sebagi pengantar maupun
media grafik yang disajikan tidak ada untuk mendukung pengertian yang telah
diberikan atau terfokus dengan rumusnya saja tanpa memberikan sedikit contoh
untuk mengerti integral

27
3.3 Kedalaman Teorema
Dalambuku Kalkulus Integral Aplikasinya memberikan pengamtan-
pengamatan untuk anti derivative.
Pengamatan Pertama yaitu bahwa antiderivatif,jika ada,tidak
tunggal.Diandaikan bahwa fungsi F(x) Adalah suatu antiderivatif dari fungsi
fx),berarti F1d (x)=f(x) .Diambil G(x)=F(x)+k G 1(x)= F1(x)=f(x),yang berarti bahwa
G(x) juga merupakan antiderivatifdari f(x).jadi secara umum dapt ditulis
∫f(x) dx= f(x) + k
Dengan k selanjutnya dinamakan konstanta integrasi.
Pengamatan kedua yaitu bahwa Untuk sembarang fungsi f(x), selisih dari
sembarang dua antiderivatif berbeda dari f(x) pasti merupakan suatu
konstanta.Dengan kata lain,jika F(x) dan G(x) adalah Antiderivatif-antiderivatif
dari f(x)-G(x) adalah suatu konstanta.Sekarang diandaikan F(x) dan G(x) adalah
fungsi yang dapat di integralkan.
Pada Buku integralmemiliki rumus-rumus yang sangat membantu untuk
menegrjakan soal diantara nya yaitu
1.∫Kdx=K∫dx =Kx+C
1
2.∫ du=lnu + c
u
3.∫exdu=ex+c

28
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
A. Kelebihan Dan Kekurangan Buku
1. Kelebihan
 BUKU Kalkulus Integral dan Aplikasinya
 mempunyai banyak teori yang Dapat dimiliki dalam buku ini sehingga kita
diajak untuk memiliki tingkat penasaran yang tinggi dan dengan soal-soal yang
cukup sulit sehingga kita dibuat berpikir buku ini lebih baik digunakan dan bisa
membantu untuk mengerti dan memahami isi buku yang diberikan
 Memiliki aturan-aturan untuk dintegralkan
 Pada setiap contoh soal dijelaskan dengan lengkap sehingga bagi pembaca buku
ini mudah memahami

 BUKU Integral
 Buku integral memberikan bahasa yang mudah dipahami dan tidak membuat
pembaca bingung tetapi tingkat penasaran rendah
 Memiliki Rumus-Rumus Integral

2. KEKURANGAN
 Buku Kalkulus Integral dan Aplikasinya
 tidak memberikan bahasa yang efisien atau terlalu sulit untuk dibaca sehingga
pada saat dibaca buku tersebut akan mudah dihiraukan padahal agar
memudahkan pembaca bahasa yang harus dibuat menggunakan bahasa ilmiah
dasar(tingkat kesulitannya mudah )
 Muatan soal yang diberikan pada buku sudah memiliki kriteria yang diinginkan
atau tidak mengeluarkan soal-soal yang rendah atau berkelas bawah

 Buku Kalkulus Diferensial dan Integral


 Tidak memiliki langkah –langkah dalam mengerjakan soal
 Contoh soal dalam buku ini tidak ada
 Pembahasan Materi terlalu sediki

4.2 Saran
Menurut penyusun, buku yang lebih baik digunakan sebagai referensi adalah buku
pertama (Buku Kalkulus Integral dan Aplikasinya), karena didalam buku ini setiap judul
diberi penjelasan yang lebih rinci dan pedalaman materi lebih jelas . Jadi menurut penyusun,
kedua buku pantas dijadikan sebagai referensi, hanya saja buku pertama lebih unggul dari
buku kedua. Seharusnya juga kedua buku memiliki bahasa yang mudah dimengerti

29
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Didit Budi. 2012. Kalkulus Integral Dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Putranti, Sri. 1999. Integral 1000 Soal Dan Penyelesaiannya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

30

Anda mungkin juga menyukai