DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
1. Ahmad Fadli (4203311041)
2. Putri Handayani Purba (4203111056)
3. Riana N Pakpahan (4201111050)
4. Stephanie Dian Febrina Silalahi (4203311079)
5. Wanda Hafizah Harahap (4201111051)
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. MANFAAT CBR
Adapun manfaat dari penulisan CBR ini adalah:
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Trigonometri.
Untuk menambah wawasan tentang penjelasan aturan sinus, cosinus, dan luas
segitiga
Untuk menambah wawasan dengan memahami contoh-contoh soal
Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam buku
Untuk melatih mahasiswa untuk lebih berfikir kritis terhadap suatu buku yang di
review.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. REVIEW BUKU UTAMA
Aturan Sinus
Telah disebutkan di atas bahwa aturan sinus digunakan untuk menyelesaikan
kasus segitiga dengan kondisi 1) diketahui satu sisi dan dua sudut, dan 2) diketahui dua
sisi dan satu sudut yang berhadapan dengan salah satu dari sudut tersebut. Untuk
memperoleh rumus aturan sinus, kita perlu membuat garis tegak lurus terhadap salah
satu sisi dari segitiga. Misalkan diberikan ∆ABC lancip, maka dibuat masing-masing
garis tegak lurus terhadap sisi BC, sisi AC, dan sisi AB. Setelah itu dilakukan pencarian
rumus aturan sinus melalui dua segitiga yang terbentuk akibat adanya garis tegak lurus
tersebut. Pencarian rumus menggunakan rumus sinus untuk masing-masing segitiga
dan kemudian ditentukan hubungan keduanya. aturan sinus ini Pertama-tama kita buat
garis AD ⊥ sisi BC, sehingga terdapat dua segitiga.
ℎ=ℎ
𝑏 𝑠𝑖𝑛∠𝐶 = 𝑐 𝑠𝑖𝑛∠𝐵
𝑏 𝑐
= … … … … … … … … (1)
𝑠𝑖𝑛∠𝐵 𝑠𝑖𝑛∠𝐶
Selanjutnya kita buat garis BD ⊥ sisi AC, sehingga terdapat juga dua segitiga.
2
Garis BD tegak lurus garis AC
ℎ=ℎ
𝑏 𝑠𝑖𝑛∠𝐶 = 𝑐 𝑠𝑖𝑛∠𝐴
𝑎 𝑐
= … … … … … … … … (2)
𝑠𝑖𝑛∠𝐴 𝑠𝑖𝑛∠𝐶
Terakhir kita buat lagi garis CD ⊥ sisi AB, sehingga terdapat lagi dua segitiga.
ℎ=ℎ
𝑏 𝑠𝑖𝑛∠𝐴 = 𝑎 𝑠𝑖𝑛∠𝐵
𝑏 𝑎
= … … … … … … … … (3)
𝑠𝑖𝑛∠𝐵 𝑠𝑖𝑛∠𝐴
Agar lebih mudah diingat, persamaan (1), (2), dan (3) dapat digabungkan dalam bentuk
persamaan berikut :
𝑎 𝑏 𝑐
= =
𝑠𝑖𝑛∠𝐴 𝑠𝑖𝑛∠𝐵 𝑠𝑖𝑛∠𝐶
3
Contoh soal :
Sebuah segitiga mempunya sudut 45° dan 60°. Jika sisi di antara kedua sudut tersebut
mempunyai panjang 15 cm, maka tentukan panjang sisi-sisi yag lain! Sketsalah segitiga
tersebut!
Jawab :
𝑏 𝑐 𝑏 15
= ⟹ =
𝑠𝑖𝑛∠𝐵 𝑠𝑖𝑛∠𝐶 sin 45 ° sin 75°
𝑎 𝑐 𝑎 15
= ⟹ =
𝑠𝑖𝑛∠𝐴 𝑠𝑖𝑛∠𝐶 sin 60 ° sin 75°
Aturan Cosinus
Untuk memperuleh rumus aturan cosinus, kita juga perlu membuat garis tegak
lurus terhadap salah satu sisi dari segitiga. Misalkan diberikan ∆ABC lancip, maka
dibuat masing-masing garis tegak lurus terhadap sisi AC dan sisi BC. Setelah itu
dilakukan pencarian rumus aturan cosinus melalui dua segitiga yang terbentuk akibat
adanya garis tegak lurus tersebut. Pencarian rumus aturan cosinus ini menggunakan
rumus cosinus untuk satu segitiga dan rumus Pythagoras untuk segitiga lainnya,
kemudian ditentukan hubungan keduanya. Pertama-tama kita buat garis BD ⊥ sisi AC,
sehingga terdapat dua segitiga.
4
Garis BD tegak lurus garis AC
Selanjutnya kita buat garis BD ⊥ sisi BC, sehingga terdapat juga dua segitiga.
5
Kita kumpulkan rumus-rumus tersebut.
𝑎 = 𝑏 + 𝑐 − 2𝑏𝑐 𝑐𝑜𝑠∠𝐴
𝑏 = 𝑎 + 𝑐 − 2𝑎𝑐 𝑐𝑜𝑠∠𝐵
𝑐 = 𝑎 + 𝑏 − 2𝑎𝑏 𝑐𝑜𝑠∠𝐶
Dilihat dari bentuknya, tentunya dapat ditebak bahwa ketiga rumus di atas
digunakan untuk menyelesaikan kasus diketahui dua sisi dan suudut yang diapit
keduanya. Sedangkan untuk menyelesaikan kasus diketahui tiga sisi, maka kita perlu
mengubah ketiga rumus di atas menjadi bentuk cos ∠𝐴 , cos ∠𝐵, 𝑑𝑎𝑛 cos ∠𝐶 sebagai
berikut :
𝑏 +𝑐 −𝑎
cos ∠𝐴 =
2𝑏𝑐
𝑎 +𝑐 −𝑏
cos ∠𝐵 =
2𝑎𝑐
𝑎 +𝑏 −𝑐
cos ∠𝐶 =
2𝑎𝑏
Contoh soal :
Tentukan panjang sisi ketiga suatu segitiga jika panjang sisi pertama 10 cm dan panjang
sisi kedua 13 cm, sedangkan sudut yang diapit kedua sisi ini besarnya 100°!
Jawab :
𝑎 = 𝑏 + 𝑐 − 2𝑏𝑐 𝑐𝑜𝑠∠𝐴
𝑎 = 10 + 13 − 2(10)(13) 𝑐𝑜𝑠100°
𝑎 = 314,148526
𝑎 = 17,7242 𝑐𝑚
6
Luas Segitiga
Setelah menentukan panjang sisi dan besar sudut dari segitiga sembarang,
selanjutnya kita dapat meneruskan untuk menentukan luas segitiga dengan
menggunakan rumus-rumus yang sudah ada sebelumnya. Kasus yang ada juga hampir
sama dengan kasus sebelumnya, yaitu:
7
2) Luas Segitiga dengan Sudut-Sisi-Sudut
∠
Dari sebuah ∆𝐴𝐵𝐶, dengan aturan sinus 𝑏 = ∠
𝑏 . 𝑠𝑖𝑛∠𝐴. 𝑠𝑖𝑛∠𝐶
𝐿= (∠𝐴 𝑑𝑎𝑛 ∠𝐶 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑝𝑖𝑡 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑏)
2 sin(∠𝐴 + ∠𝐶)
. ∠
Selanjutnya juga dengan aturan sinus 𝑏 = ∠
8
Maka : sin ∠𝐶 = sin(180° − (∠𝐴 + ∠𝐵 ))
sin ∠𝐶 = sin(∠𝐴 + ∠𝐵)
Kemudian kita cari luasnya :
𝐿 = 1 2 𝑏. 𝑐 𝑠𝑖𝑛∠𝐴
𝑐. 𝑠𝑖𝑛∠𝐵
𝐿=1 2 𝑠𝑖𝑛∠𝐴
𝑠𝑖𝑛∠𝑐
𝑐 . 𝑠𝑖𝑛∠𝐴. 𝑠𝑖𝑛∠𝐶
𝐿=
2 𝑠𝑖𝑛∠𝐶
𝑐 . 𝑠𝑖𝑛∠𝐴. 𝑠𝑖𝑛∠𝐵
𝐿= (∠𝐴 𝑑𝑎𝑛 ∠𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑝𝑖𝑡 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑐)
2 sin(∠𝐴 + ∠𝐵)
3) Luas Segitiga dengan Sisi-Sisi-Sudut
Untuk menghitung luas segitiga dengan yang diketahui berupa dua sisi dan satu
sudut yang berhadapan dengan salah satu sisi tersebut, maka dilakukan langkah-
langkah berikut:
1. Mencari besar sudut belum diketahui dengan yang menggunakan aturan sinus.
2. Setelah sudut yang dimaksud diketahui, luas daerah segitiga dapat ditentukan.
4) Luas Segitiga dengan Sisi-Sisi-Sisi
Pada sebuah ∆𝐴𝐵𝐶, anggap s = setengah keliling segitiga = ½ (a+b+c)
Dari rumus identitas, bahwa :
𝑠𝑖𝑛 𝐴 + 𝑐𝑜𝑠 𝐴 = 1
𝑠𝑖𝑛 𝐴 = 1 − 𝑐𝑜𝑠 𝐴
𝑠𝑖𝑛 𝐴 = (1 − cos 𝑎)(1 + cos 𝐴)
Karena menurut aturan cosinus :
𝑏 +𝑐 −𝑎
cos ∠𝐴 =
2𝑏𝑐
Maka
𝑏 +𝑐 −𝑎 𝑏 +𝑐 −𝑎
𝑠𝑖𝑛 𝐴 = 1 − 1+
2𝑏𝑐 2𝑏𝑐
2𝑏𝑐 𝑏 + 𝑐 − 𝑎 2𝑏𝑐 𝑏 + 𝑐 − 𝑎
𝑠𝑖𝑛 𝐴 = ( − )( + )
2𝑏𝑐 2𝑏𝑐 2𝑏𝑐 2𝑏𝑐
2𝑏𝑐 − 𝑏 + 𝑐 + 𝑎 2𝑏𝑐 + 𝑏 + 𝑐 − 𝑎
𝑠𝑖𝑛 𝐴 = ( )( )
2𝑏𝑐 2𝑏𝑐
9
𝑎 − (𝑏 − 𝑐) (𝑏 + 𝑐) − 𝑎
𝑠𝑖𝑛 𝐴 =
2𝑏𝑐 2𝑏𝑐
1
𝑠𝑖𝑛 𝐴 = (𝑎 − 𝑏 + 𝑐)(𝑎 + 𝑏 − 𝑐)(𝑏 + 𝑐 − 𝑎)(𝑏 + 𝑐 + 𝑎)
2𝑏𝑐
Dari s = ½ (a+b+c)
Maka
𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = 2𝑠
𝑎 − 𝑏 + 𝑐 = (𝑎 + 𝑏 + 𝑐 ) − 2𝑏 = 2𝑠 − 2𝑏 = 2(𝑠 − 𝑏)
𝑎 + 𝑏 − 𝑐 = (𝑎 + 𝑏 + 𝑐) − 2𝑐 = 2𝑠 − 2𝑐 = 2(𝑠 − 𝑐)
𝑏 + 𝑐 − 𝑎 = (𝑎 + 𝑏 + 𝑐) − 2𝑎 = 2𝑠 − 2𝑎 = 2(𝑠 − 𝑎)
Sehingga
1
sin 𝐴 = 2(𝑠 − 𝑏). 2(𝑠 − 𝑐). 2(𝑠 − 𝑎). 2𝑠
2𝑏𝑐
4
sin 𝐴 = 𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)
2𝑏𝑐
2
sin 𝐴 = 𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)
2𝑏𝑐
𝐿 = 1 2 𝑏. 𝑐 sin 𝐴
2
𝐿 = 1 2 𝑏. 𝑐. 𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)
𝑏𝑐
Pada rumus ini tampak unsur trigonometrinya, namun proses pembentukan rumusnya
menggunakan rumus-rumus trigonomteri. Rumus ini sering disebut dengan Formula
Heron.
10
B. REVIEW BUKU PEMBANDING
DALIL-DALIL DALAM SEGITIGA
1. Segitiga Siku-siku
Pada gambar 3.1 di atas. ABC adalah segitiga siku-siku yang masing-masing
sudutnya ditentukan oleh < 𝐶𝐴𝐷 = 𝑎, < 𝐴𝐵𝐶 = 𝛽, < 𝐵𝐶𝐴 = 𝜆 . Selanjutnya dimisalkan
𝐴𝐵 = c, 𝐵𝐶 = b, 𝐴𝐶 = b. 𝛽 = 900 maka diperoleh :
Sin 𝛼 = → 𝛼 = 𝑐 sin 𝑎
sin 𝛽 = → 𝑏 = 𝑐 sin 𝛽
Sehingga sisi siku-siku adalah sama dengan sinusnya sudut yang berhadapan, kali sisi
miring. Sedangkan
Cos 𝛼 = → 𝑏 = 𝑐 𝑐𝑜𝑠 𝑎
Cos 𝛽 = → 𝑏 = 𝑐 cos 𝛽
Dengan demikian sisi siku-siku adalah sama dengan cosinus sudut lancip yang bersisihan
kali sisi miring. Selanjutnya:
Tan 𝛼 = → 𝑎 = 𝑏 Tan 𝑎
Tan 𝛽 = → 𝑎 = 𝑏 𝑇𝑎𝑛 𝛽
Dengan demikian sisi siku-siku adalah sama dengan tangent sudut yang berhadapan, kali
sisi siku-siku yang lain. Akhirnya
Cot 𝛼 = → 𝑏 = 𝑎 cot 𝑎
cot 𝛽 = → 𝑎 = 𝑏 𝑐𝑜𝑡 𝛽
11
Dengan demikian sisi siku-siku adalah sama dengan cotangent sudut lancip yang
bersisihan kali sisi siku-siku yang lain. Pada sisi-sisi segitiga siku-siku berlaku teorema
Pythagoras a2 + b2 = c2 , Sehingga dalam segitiga siku-siku dapat dihitung semua unsur-
unsurnya jika diketahui 2 unsur yang bebas sesamanya. Unsur-unsur yang diketahui tersebut
mungkin:
Catatan !!!
Jika ABC adalah segitiga sama kaki dengan 𝐶𝐴 = 𝐶𝐵 maka dengan menarik
garis tinggi 𝐶𝐷 maka akan terbentuk dua segitiga siku-siku yaitu ACD, dan BCD.
Dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan di atas, selanjutnya dapat ditentukan
unsure-unsur segitiga sama kaki tersebut.
Karena a2 + b2 = c2 ↔ c = √𝑎 + 𝑏
12
2. Dalil Sinus
1) Pada tiap-tiap segitiga, sisi-sisinya berbanding sebagai sinus sudut didepannya yaitu
Bukti
Jika a dan 𝛽 adalah sudut siku siku lancip maka 𝐶𝐷 segagai garis tinggi akan terletak
pada ABC
𝐶𝐷 = b sin 𝛼……………(1)
𝐶𝐷 = 𝛼 sin 𝛽……………(2)
Cara ii
13
Jika 𝛽 adalah adlah sudut lancip maka 𝐶𝐷 segagai garis tinggi akan terletak pada luar
ABC
𝐶𝐷 = b sin 𝛼……………(4 )
3. Dalil Tangen
Jumlah dua buah sisi suatu segitiga berbanding dengan selisih sisi-sisi tersebut,
sebagai tangen setengah jumlah sudut-sudut depannya berbanding dengan tangen
setengah selisih sudut-sudut tersebut, yaitu
(( )
=
(( )
Bukti
= =
Atau
(( )
=
(( )
14
4. Dalil Cosinu
1) Pada tiap-tiap segitiga, kuadrat suatu sisi adalah sama dengan jumlah kuadrat sisi-
sisi lainnya dikurangi dengan dua kali hasil perbanyakan sisi-sisi tersebut dan cosines
sudut apit kedua sisi tersebut, yaitu:
a2 + b2 = c2 2bc cos 𝑎
Bukti :
Cara 1
Misal ∠BAD = 𝑎 dan merupakan sudut tumpul, sehinggga garis tinggi ABC segitiga di
luar, selanjutnya dalam ABC
Cos 𝑎 =
Cara ll
Jika 𝑎 = 902 maka cos 𝑎 = 0 sehingga persamaan a2 + b2 = c2 2 bc cos 𝑎 menjadi a2 + b2
= c2 . Yang merupakan dalil phytagoras. Dengan cara yang sama akan dapat ditunjukkan
bahwa : b2 = a2 + c2 - 2bc cos 𝛽 dan c2 = b2 + c2 - 2bc cos 𝜆.
a2 = b2 + c2 2bc cos 𝑎
Cos 𝑎 =
15
Pembilang pecahan di atas tidak dapat digunakan untuk menghitung dengan logaritma,
sehingga untuk membuat pembilang menjadi bentuk logaritma maka harus diubah rumus
tersebut menjadi:
Cos 𝑎 =
⇔ 1+ cos 𝑎 =1 + =
⇔ 1+ cos 𝑎 =
2 cos2 =( )( )
Misal
(𝑏 + 𝑐 + 𝑎 ) = 2𝑠 𝑑𝑎𝑛 ( 𝑏 + 𝑐 − 𝑎 ) = 2𝑠 = 2 (𝑠 − 𝑎)
Sehingga
2 cos2 =( )( )
( )
⇔ cos =
( )
cos =
dan
( )
cos =
Selanjutnya
Cos 𝑎 =
⇔ 1- cos 𝑎 =1 + =
⇔ 1- cos 𝑎 =
16
⇔ 2 cos2 =( ))( )
Jika 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 2𝑠
Ahkirnya diperoleh
( )( )
Sin =
( )( )
tan =
( )
( )( )
tan =
( )
( )( )
tan =
( )
Rumus diatas dapat dinyatakan dengan bentuk lain yaitu sebagai berikut :
Berdasrkan gambar diatas, ABC dibuat garis sudut 𝛼, 𝛽, 𝜆 yang berpotongan di M. dan
merupakan pusat lingkaran dalam ABC. Lingkaran ini menyinggung sisi AB, BC, CA,
di titik D, E, F.
( )( )( )
MF =
( )( )( )
MF = 𝑟 = =
17
Sedangkan pada , AFM terdapat pula
( )( )( )
tan = = =
( )( )( )
tan = = =
Pada gambar 3.11 𝐴𝐷 = t dinamakan garis tinggi pada sisi 𝐵𝑐 selanjutnya dalam segitiga siku
Rumus di atas dapat diubah dengan menggunakan dalil sinus dan diperoleh:
⇒b = = ( )
Sehingga t = ( )
Rumus diatas untuk garis tinggi dapat juga ditulis hanya dengan hanya dengan sisi segitiga
tersebut yaitu;
t= 𝑠( 𝑠 − 𝑎)( 𝑠 − 𝑏 )(𝑠 − 𝑐)
18
BAB III
PENUTUP
Kekurangan
1. Contoh soal yang diberikan terlalu sedikit pada buku tersebut sehingga meenyusahkan
mahasiswa dalam memahami materinya.
2. Penulisan materi kurang menarik karena gambar pada buku kurang bewarna.
3. Kajian materi yang terlalu ringkas sehingga tidak memfokuskan pembaca pada suatu
materi yang sudah di bahas.
4. Variasi soal yang dimiliki masih sedikit, sehingga kurang menantang para pembacanya.
5. Tingginya kualitas soal latihan yang sangat jauh berbeda dengan contoh soal yang
diberikan.
B. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, mengenai isi dalam buku utama yaitu buku
“Trigonometri Dasar” cetakan ke-1 karangan Ali Syahbana, S.Si, M.Pd, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu :
19
Aturan sinus digunakan untuk menyelesaikan kasus segitiga dengan kondisi 1)
diketahui satu sisi dan dua sudut, dan 2) diketahui dua sisi dan satu sudut yang berhadapan
dengan salah satu dari sudut tersebut. Untuk memperoleh rumus aturan sinus, kita perlu
membuat garis tegak lurus terhadap salah satu sisi dari segitiga. Dan Untuk memperuleh
rumus aturan cosinus, kita juga perlu membuat garis tegak lurus terhadap salah satu sisi
dari segitiga. Misalkan diberikan ∆ABC lancip, maka dibuat masing-masing garis tegak
lurus terhadap sisi AC dan sisi BC. Setelah itu dilakukan pencarian rumus aturan cosinus
melalui dua segitiga yang terbentuk akibat adanya garis tegak lurus tersebut. Pencarian
rumus aturan cosinus ini menggunakan rumus cosinus untuk satu segitiga dan rumus
Pythagoras untuk segitiga lainnya, kemudian ditentukan hubungan keduanya. Pertama-
tama kita buat garis BD ⊥ sisi AC, sehingga terdapat dua segitiga.
Dan menegenai isi buku pembanding yaitu buku “Trigonomtri (Ilmu Ukur Sudut)”
karangan Dwi Purnomo maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
Dalil-dalil dalam Segitiga ;
1. Segitiga Siku-siku
2. Dalil Sinus
Beberapa dalil sinus dalam segitiga lancip yang terkenal adalah Pada tiap-tiap segitiga,
3. Dalil Tangen
Jumlah dua buah sisi suatu segitiga berbanding dengan selisih sisi-sisi tersebut, sebagai
tangen setengah jumlah sudut-sudut depannya berbanding dengan tangen setengah selisih
(( )
sudut-sudut tersebut, yaitu =
(( )
4. Dalil Cosinus
Pada tiap-tiap segitiga, kuadrat suatu sisi adalah sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi
lainnya dikurangi dengan dua kali hasil perbanyakan sisi-sisi tersebut dan cosines sudut
apit kedua sisi tersebut, yaitu: a2 + b2 = c2 2bc cos 𝑎.
C. SARAN
Buku Ttigonometri baik buku utama maupun buku pembanding dari karangan Ali
Syahbana S.Si M.Pd dan karangan Dwi Purnomo ini sangat baik dimiliki oleh calon guru,
maupun guru dan dosen untuk mmberikan pengetahuan dan pemahaman yang jelas
menegenai pentingnya pelajaran trigonometri dalam Pendidikan.
20
Sebagai sumber belajar, kami menyarankan setiap mahasiswa untuk memiliki buku ini
sebagai penunjang pembelajaran. Dalam mengerjakan Critical Book Report ini, kami
sebagai pengkritik sempat mengalami kesulitan, oleh karena itu kami mengharapkan ada
penjelasan dan masukan dari teman dan juga dari dosen pengampu mata kuliah ini.
21
LAMPIRAN
1. Identitas Buku Utama
Judul Buku : Trigonometri Dasar
Penulis : Ali Syahbana S.Si., M.Pd.
Tahun Terbit : Maret 2015
Penerbit : DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV Buddi Utama)
22
2. Identitas Buku Pebanding
Judul Buku : Trigonometri (Ilmu Ukur Sudut)
Nama Pengarang : Dwi Purnomo
Tahun Terbit : 2013
23