Anda di halaman 1dari 30

CASE METHOD

MEMBANGUN REGISTER GESER MENGGUNAKAN FLIP-FLOP DAN GERBANG


LOGIKA

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Matematika Diskrit

Disusun oleh:

Nama : Dinda Angela

NIM : 4203111004

Mata Kuliah : Matematika Diskrit

Dosen Pengampu : Dr. Asrin Lubis, M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Case Method ini. Case Method ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Matematika Diskrit.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Matematika Diskrit, yaitu Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd. yang telah memberikan arahan dan
bimbingan untuk penyelesaian tugas ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari setiap pembaca
yang berguna untuk membangun, sehingga saya dapat memperbaiki kesalahan saya
untuk waktu yang akan datang.

Medan, 23 Maret 2023

Dinda Angela

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ......................................................................................................... 2
BAB II REVIEW BUKU TEORI ATAU KONSEP PENDUKUNG
2.1 Ringkasan Isi Buku .................................................................................................... 3
2.2 Keunggulan Buku ....................................................................................................... 10
2.3 Kelemahan Buku ........................................................................................................ 11
2.4 Implikasi Buku ............................................................................................................ 12
BAB III RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN PENDUKUNG
3.1 Keunggulan Artikel atau Hasil Penelitian ........................................................... 14
A. Kegayutan Antar Elemen .............................................................................. 14
B. Originalitas Temuan ...................................................................................... 14
C. Kemutakhiran Masalah ................................................................................. 14
D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian ......................................................... 14
3.2 Kelemahan Artikel atau Hasil Penelitian ............................................................ 14
A. Kegayutan Antar Elemen .............................................................................. 14
B. Originalitas Temuan ...................................................................................... 14
C. Kemutakhiran Masalah ................................................................................. 15
D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian ......................................................... 15
3.3 Implikasi Artikel atau Hasil Penelitian Terhadap ............................................ 15
A. Teori atau Konsep .......................................................................................... 15
B. Program Pembangunan di Indonesia........................................................ 16
C. Analisis Mahasiswa (Posisi Kritis Mahasiswa) ....................................... 16
BAB IV ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL DARI PENYELESAIAN KASUSNYA
....................................................................................................................................................... 17
BAB V PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI TERHADAP
PENYELESAIAN KASUS ............................................................................................... 21
BAB VI IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA .......................................................... 23
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan Ide Penyelesaian Kasus .................................................................... 26
7.2 Saran .............................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu metode yang saat ini dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis (critical thinking) yaitu metode pembelajaran case
method dan team-based project. Menurut (Nursulistyo et al., 2021) pembelajaran
berbasis kasus (case method) mampu mendorong mahasiswa untuk dapat berpikir
kritis tingkat tinggi, dan lebih memahami konten pembelajaran. Hal ini
dikarenakan mahasiswa harus menganalisis masalah, mengusulkan solusi,
mengevaluasi solusi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
Strategi pembelajaran Case method dan team-based project merupakan
model pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja proyek di mana mahasiswa
membangun proses pembelajarannya sendiri dan menerjemahkannya ke dalam
sebuah produk nyata (Siagian, 2017). Dalam hal ini mahasiswa mencoba
menemukan sekaligus berupaya mensolusikan masalah yang ditemukan dengan
luaran produk desain. Dosen berperan sebagai facilitator, initiator, director,
participant dan motivator dalam proses pembelajaran model case method dan
team based project (Syam, 2022).
Pada Laporan Case Method ini penulis memaparkan mengenai pemecahan
masalah dalam materi Aljabar Boolean dengan topik permasalahan yaitu
“Bagaimana Membangun Register Geser dengan Menggunakan Flip-Flop dan
Gerbang Logika”.

Register merupakan suatu ilmu dalam elektronika digital yang


diaplikasikan dalam banyak pirant-piranti elektronika yang ada saat ini. Hampir
semua komponen elektronika menerapkan dasar ini seperti, handphone, televisi,
rice cooker, dan masih banyak lainnya. Dalam piranti elektornika, register
berfungsi sebagai penyimpan dan transfer data dari register satu ke register
lainnya. Karenanya pentingnya fungsi register, maka praktikum ini bertujuan
untuk memperdalam konsep register geser SISO, SIPO, PIPO, dan PISO. Register
geser adalah suatu kelompok flip-flop yang dihubungkan dalam satu rantai
sehingga output flip-flop menjadi input dari flip-flop selanjutnya. Kebanyakan
register tidak mempunyai sekuensi internal karakteristik dari keadaan. Semua flip-
flop dikendalikan dengan clock pada umumnya, dan semuanya me-set atau reset
dengan simultan.

Flip-flop adalah suatu rangkaian elektronika yang memiliki dua kondisi


stabil dan dapat digunakan untuk menyimpan informasi. Flip Flop merupakan
pengaplikasian gerbang logika yang bersifat Multivibrator Bistabil. Dikatakan
Multibrator Bistabil karena kedua tingkat tegangan keluaran pada Multivibrator
tersebut adalah stabil dan hanya akan mengubah situasi tingkat tegangan

1
keluarannya saat dipicu (trigger). Flip-flop mempunyai dua Output (Keluaran)
yang salah satu outputnya merupakan komplemen Output yang lain.
Seperti yang kita ketahui, bilangan biner sendiri terdiri dari angka 1 dan 0. Logic
gate ini direpresentasikan menggunakan tabel kebenaran. Jika memiliki nilai benar
(true) akan ditunjukan dengan angka “1”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Aljabar Boolean?
1.2.2 Bagaimana keunggulan dan kelemahan dari buku dan jurnal yang
digunakan?
1.2.3 Bagaimana implikasi dari artikel atau hasil penelitian yang digunakan?
1.2.4 Apa ide yang digunakan oleh mahasiswa dalam pemecahan masalah untuk
membangun register geser dengan menggunakan flip-flop dan gerbang
logika?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan case method ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan aljabar Boolean.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan keunggulan dan kelemahan dari buku dan jurnal
yang digunakan.
1.3.3 Untuk mengetahui implikasi dari artikel atau hasil penelitian yang
digunakan
1.3.4 Untuk mengetahui ide yang digunakan mahasiswa dalam pemecahan
masalah terkait membangun register geser dengan menggunakan flip-flop
dan gerbang logika.

1.4 Batasan Masalah

Permasalahan pada kasus terkait terbatas hanya pada konsep pemaparan


dari flip-flop dan gerbang logika yang merupakan cakupan dari Aljabar Boolean.

2
BAB II
REVIEW BUKU TEORI ATAU KONSEP PENDUKUNG

2.1 RINGKASAN ISI BUKU


A. Fungsi Boolean
Aljabar Boolean menyediakan ooerasi dan aturan untuk bekerja dengan
himpunan {0,1}. Tiga operasi dalam Aljabar Boolean yang sering digunakan
adalah komplementasi, penjumlahan Boolean, dan hasil kali Boolean.
Komplemetasi suatu elemen dilambangkan dengan sebuah bar,
ditentukan dengan:
0̅ = 1 dan 1̅ = 0
Penjumlahan Boolean dilambangkan dengan + atau dengan OR, memiliki
nilai berikut:
1 + 1 = 1, 1 + 0 = 1, 0 + 1 = 1, 0+0=0
Hasil kali Boolean dilambangkan dengan atau dengan AND, memiliki
.

nailai berikut:
1.1 = 1, 1.0 = 0, 0.1 = 0, 0.0 = 0

Jika tidak menggunakan symbol. dapat dihapus, seperti dalam menulis


hasil kali aljabar. Kecuali jika menggunakan tanda kurung, aturan prioritas untuk
operator Boolean adalah: pertama, semua komplementasi dihitung, diikuti
dengan semua hasil kali Boolean, diikuti oleh semua penjumlahan Boolean.
Komplementasi, penjumlahan Boolean, dan hasil kali Boolean berkorespondensi
dengan masing-masing operator logika ¬,∨ dan 𝐴 , dimana 0 berkorespondensi
dengan F (salah) dan 1 berkorespondensi dengan T (benar). Persamaan Aljabar
Boolean ini dapat langsung diterjemahkan ke dalam proposisi majemuk dan
sebaliknya.

a. Ekspresi Boolean dan Fungsi Boolean


Misalkan 𝐵 = {0,1}. Maka 𝐵𝑛 = {(𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛)⎹ 𝑥1 ∈ 𝐵 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛
adalah himpunan dari semua kemungkinan n-tupel dari 0 dan 1. Variable x
disebut Variabel Boolean, jika diasumsikan berasal hanya nilai dari B, yaitu
jika kemungkinan nilainya hanya 0 dan 1. Fungsi dari 𝐵𝑛 ke B disebut Fugsi
Boolean dengan berderajat n.

b. Identitas Dari Aljabar Boolean

TABEL IDENTITAS BOOLEAN


Identity Name
̿=𝒙
𝒙 Law of the double complement
𝒙+𝒙 =𝒙 Idempotent laws
𝒙. 𝒙 = 𝒙

3
𝒙+𝟎= 𝒙 Identity laws
𝒙. 𝟏 = 𝒙
𝒙+𝟏 =𝟏 Domination laws
𝒙. 𝟎 = 𝟎
𝒙+𝒚 =𝒚+𝒙 Commutative laws
𝒙𝒚 = 𝒚𝒙
𝒙 + ( 𝒚 + 𝒛 ) = ( 𝒙 + 𝒚) + 𝒛 Associative laws
𝒙(𝒚𝒛) = (𝒙𝒚)𝒛
𝒙 + 𝒚𝒛 = (𝒙 + 𝒚)(𝒙 + 𝒛) Distributive laws
𝒙(𝒚 + 𝒛) = 𝒙𝒚 + 𝒙𝒛
̅̅̅̅̅̅
(𝒙𝒚) = 𝒙 ̅+𝒚
̅ De Morgan’s laws
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
(𝒙 + 𝒚) = 𝒙 ̅. 𝒚
̅
𝒙 + 𝒙𝒚 = 𝒙 Absorption laws
𝒙 ( 𝒙 + 𝒚) = 𝒙
𝒙+𝒙= 𝟏 Unit property
̅=𝟎
𝒙𝒙 Zero property

c. Dualitas (pasangan identitas)


Identitas yang terdapat pada table berpasangan (kecuali untuk hokum
komplementasi ganda dan sifat nol dan satu). Untuk menjelaskan
hubungan antara dua identitas pada setiap pasangan, digunakan konsep
dual (rangkap/pasangan). Dual (rangkap/pasangan) dari ekspresi Boolean
diperoleh dengan menukar penjumlahan Boolean dan hasil kali Boolean
serta menukar 0 dan 1.

d. Definisi Abstrak dari Aljabar Boolean


Fungsi dan ekspresi Boolean dapat diterjemahkan menjadi hasil
tentang ekivalensi logis proposisional atau hasil tentang identitas
himpunan. Karena itu, sangat penting untuk mendefinisikan aljabar
Boolean secara abstrak. Setelah ditunjukkan bahwa struktur tertentu
adlaah aljabar Boolean, maka semua hasil yang ditetapkan tentang aljabar
Boolean secara umum berlaku untuk struktur tertentu tersebut. Aljabar
Boolean dapat didefinisikan dengan beberapa cara yakni:
definisi :
Aljabar Boolean adalah himpunan B dengan dua operasi biner ∨,
𝑑𝑑𝑑 𝑑, elemen 0 dan , dan operasi uner “_” sedemikian rupa
sehingga berlaku sifat berikut:
𝑥∨0=𝑥
} ℎ𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑥∧1=𝑥
𝑥∨𝑥 =1
} ℎ𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛
𝑥∧𝑥 =0
(𝑥 ∨ 𝑦 ) ∨ 𝑧 = 𝑥 ∨ (𝑦 ∨ 𝑧 )
} ℎ𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑎𝑠𝑠𝑜𝑠𝑖𝑎𝑡𝑖𝑓
(𝑥 ∧ 𝑦) ∧ 𝑧 = 𝑥 ∧ (𝑦 ∧ 𝑧)

4
𝑥∨𝑦 = 𝑦∨𝑥
𝑥 ∧ 𝑦 = 𝑦 ∧ 𝑥 } ℎ𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑡𝑎𝑡𝑖𝑓
𝑥 ∨ (𝑦 ∧ 𝑧 ) = (𝑥 ∨ 𝑦 ) ∧ (𝑥 ∨ 𝑧 )
} ℎ𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑓
𝑥 ∧ (𝑦 ∧ 𝑧 ) = (𝑥 ∧ 𝑦 ) ∨ (𝑥 ∧ 𝑧 )
Aljabar Boolean juga dapat didefinisikan dengan menggunakan
pengertian Lattice (kisi). Lattice L adalah himpunan terurut parsial dimana
setaip pasang elemen x,y memiliki batas atas terkecil, yang dilamb angkan
dengan lub(x,y) dan batas bawah terbesar yang dilambangkan dengan glb
(x,y). diketahui dua eleen x dan y dari L, dapat didefinisiskan dau operasi
∨, 𝑑𝑎𝑛 𝖠, pada pasangan elemen L dengan 𝑥 ∨ 𝑦 = 𝑙𝑢𝑏 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑎𝑛 𝑥 𝖠 𝑦 = 𝑔𝑙𝑏
(𝑥, 𝑦). Agar Lattice L menjadi aljabae Boolean seperti yang ditentukan
dalam Definisi 6.1., ia memiliki dua sifat. Pertama, harus dikomplemenkan.
Untuk lattice yang akan dikomplemenkan harus memiliki elemen terkecil
0 dan elemen terbesar 1dsn untuk setiap elemen lattice x harus ada elemen
𝑥̅ 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑥 ∨ 𝑥̅ = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 𝖠 𝑥̅ = 0. Kedua, harus distributive. Artinya untuk
setiap x,y, dan z dalam L, 𝑥 ∨ (𝑦 ∨ 𝑧) = (𝑥 ∨ 𝑦) 𝖠 (𝑥 ∨ 𝑧)𝑑𝑎𝑛 𝑥 𝖠 (𝑦 𝖠 𝑧) = (𝑥 𝖠
𝑦) ∨ (𝑥 𝖠 𝑧).

B. Penyajian Fungsi Boolean


Masalah aljabar Boolean yakni:
1. Bagaimana ekspresi Boolean yang melalui fungsi Boolean dapat dicari akan
diselesaikan dengan menunjukkan setiap fungsi Boolean dapat diwakili
dengan penjumlahan Boolean dari hasil kali Boolean dari variable dan
komplemennya. Penyelesaian dari masalah ini menunjukkan bahwa setiap
fungsi Boolean dapat disajikan dengan menggunakan toga operator Boolean
“.,+, dan –“.
2. Masalah apakah ada satu himpunan operator yang lebih kecil yang dapat
digunakan untuk mewakili setiap fungsi Boolean diwakili hanya dengan
menggunakan satu operator.

Kedua masalah ini memiliki kepentingan praktik dalam desain sirkuit


(rangkaian).

a. Ekspansi Penjumlahan- Hasil Kali


Definisi literal adalah variable Boolean atau komplemennya.
Mintern (suku minimal) dari variable Boolean 𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛 adalah hasil kali
Boolean 𝑦1, 𝑦2, … , 𝑦𝑛 dimana 𝑦𝑖 = 𝑥𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦𝑖 = 𝑥. Oleh karena itu, mintern
adalah hasil kali dari n literal, dengan satu literal untuk setiap variable.
Sebuah mintern memiliki nilai 1 untuk satu dan hanya satu kombinasi dari
nilai variable tersebut. Lebih tepatnya, mintern 𝑦1, 𝑦2, … , 𝑦𝑛 adalah 1 jika
dan hanya jika 𝑦1adalah 1, dan ini terjadi jika dan hanya jika 𝑥𝑖 = 1 ketika 𝑦𝑖
= 𝑥𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑥𝑖 = 0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑦𝑖 = 𝑥̅1.
Dengan mengambil penjumlahan Boolean dari minterm yang
berbeda, dapat dibangun elspresi Boolean dengan himpunan nilai yang

5
ditentukan. Secara khusus, penjumlahan Bulan dari minterm-minterm
tersebut memiliki nilai 1, jika salah satu minterim dalam penjumlahan
tersebut memiliki nilai 1. Minterm ini memiliki nilai 0 untuk semua
kombinasi nilai variabel lainnya. Akibatnya, dengan fungsi Boolean,
penjumlahan Boolean dari minterm mitem tersebut dapat dibentuk yang
memiliki nilai 1 jika fungsi Boolean ini bernilai 1 dan yang memiliki nilai 0
jika fungsi tersebut memiliki nilai 0. Minterm-minterim dalam
penjumlahan Boolean ini berkorespondensi dengan kombinasi nilai-nilai
yang fungsinya memiliki nilai 1 Penjumlahan minterm yang mewakili
fungsi ini disebut ekspansi penjumlahan hasil kali atau bentuk normal
disjungtif dari fungsi Boolean.

b. Lengkap secara Fungsional


Setiap fungsi Boolean dapat diekspresikan sebagai penjumlahan
minter Boolean Setiap minterm adalah hasil kali Boolean dari variabel-
variabel Boolean atau komplemennya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
fungsi Boolean dapat disajikan dengan menggunakan operator Boolean ., +,
dan -. Karena setiap fungsi Boolean dapat disajikan dengan menggunakan
operator ini, maka dikatakan bahwa himpunan (., +, - } adalah lengkap
secara fungsional Dapatkah dicari suatu himpunan operator terkecil yang
lengkap secara fungsional? Hal ini dapat dilakukan jika salah satu dari tiga
himpunan operator ini dapat diekspresikan dalam suku dari dua lainnya.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu hukum De Morgan
Semua penjumlahan Boolean dapat dieliminasi dengan menggunakan
identitas 𝑥 = 𝑥𝑦
̿̿̿yang diperoleh dengan mengambil komplemen dari kedua
sisi dalam hukum De Morgan kedua, yang diberikan dalam Tabel 6.5 dan
kemudian menerapkan buku komplementasi ganda.

C. Gerbang Logika
Aljabar Boolean digunakan untuk memodelkan sirkuit (rangkaian)
perangkat elektronik. Elemen-elemen dasar sirkuit disebut Gerbang, dan
diperkenalkan pada aplikasi logika proporsional. Sirkuit yang tidak memiliki
kemampuan memori disebut sirkuit kombinasional (sirkuit gabungan) atau
jaringan gerbang. Sirkuit kombinasional akan dibangun dengan menggunakan
tiga jenis elemen (inventer, gerbang OR, dan gerbang AND).

a. Kombinasi (gabungan) gerbang


Sirkuit kombinasional dapat dibangun dengan menggunakan kombinasi
inverter gerbang OR, dan gerbang AND. Ketika kombinasi sirkuit terbentuk,
beberapa gerbang dapat berbagi masukan. Kombinasi ini ditunjukkan dalam
salah satu dari dua cara dalam penggambaran sirkvit. Salah satu metodenya
adalah dengan menggunakan percabangan yang menunjukkan semua gerbang

6
yang menggunakan masukan yang diberikan. Metode lainnya adalah dengan
menunjukkan masukan ini secara terpisah untuk setiap gerbang.

b. Contoh-contoh sirkuit
1. Sirkuit untuk pemberian suara mayoritas
2. Sirkuit unutk cahaya yang dikendalikan oleh saklar

c. Adders (Penambah)
Akan diilustrasikan bagaimana sirkuit logika dapat digunakan untuk
melakukan penambahan dua bilangan bulat positif dari ekspansi binernya.
Akan dibangun sirkuit untuk melakukan penambahan ini dari beberapa
komponen sirkuit Pertama, akan dibangun sirkuit yang dapat digunakan untuk
mencari x + y, di mana x dan y adalah dua bit. Masukan ke sirkuit adalah x dan
y, karena masing-masing bernilai 0 atau bernilai 1. Keluaran akan terdiri dari
dus bit, yaitu s dan c, di mana s adalah penjumlahan bit dan c adalah bit carry
(hawaan). Sirkuit ini disebut sirkuit keluaran ganda karena memiliki keluaran
lebih dari satu. Sirkuit yang dirancang disebut half adder, karena
menambahkan dua bit, tanpa memperhitungkan bit carry dari penambahan
sebelumnya.
Untuk menghitung penjumlahan bit dan bit carry akan digunakan Full
Adder ketika dua bit dan bit carry tersebut ditambahkan. Masukan full adder
adalah bit x dan y dan carry Ci. Keluarannya adalah penjumlahan bit s dan
carry baru Ci+1.
Dua keluaran dari full adder, penjumlahan bit s dan carry c, diberikan oleh
masing-masing ekspansi penjumlahan hasil kali 𝑥𝑦𝑐𝑖 + 𝑥𝑦̅𝑐̅𝑖 + 𝑥̅𝑦𝑐̅𝑖 + 𝑥̅𝑦̅𝑐𝑖 𝑑𝑎𝑛
𝑥𝑦𝑐𝑖 + 𝑥𝑦𝑐̅𝑖 + 𝑥𝑦̅𝑐𝑖 + 𝑥̅𝑦𝑐𝑖. Namun, bukannya mendesain full adder tersebut dari
awal, akan tetapi untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan justru yang
digunakan half adder.
d. Minimasi Sirkuit
Efisiensi sirkuit kombinasional bergantung pada banyak dan susunan
gerbangnya. Proses perancangan sirkuit kombinasional dimulai dengan tabel
yang menentukan keluaran untuk setiap kombinasi dari nilai masukannya.
Untuk mencari satu himpunan gerbang logika yang akan
mengimplementasikan sirkuit ini, selalu dapat digunakan ekspansi
penjumlahan hasil kali dari suatu sirkuit. Namun, ekspansi penjumlahan hasil
kali mungkin mengandung lebih banyak suku daripada yang diperlukan. Suku-
ruku dalam ekspansi penjumlahan hasil kal yang berbeda justru hanya pada
satu variabel, sehingga dalam satu suku, variabel ini terjadi dan pada suku
lainnya terjadi komplemen dari variable ini, dapat dikombinasikan.
Akan dijelaskan dua prosedur untuk menyederhanakan ekspansi
penjumlahan hasil kali Tujuan dari kedua prosedur tersebut adalah untuk
menghasilkan penjumlahan Boolean dari hasil kali Boolean yang mewakili
fungsi Boolean dengan hasil kali literal/huruf paling sedikit sehingga hasil kali

7
ini mengandung literal sesedikit mungkin di antara semua penjumlahan hasil
kali yang mewakili fungsi Boolean Pencarian penjumlahan hasil kali seperti itu
disebut Minimisasi fungsi Boolean Meminimalkan fungsi Boolean
memungkinkan pembuatan sirkuit untuk fungsi ini yang menggunakan
gerbang paling sedikit dan masukan paling sedikit ke gerbang AND dan
gerbang OR di sirkuit, diantara semua sirkuit untuk ekspresi Boolean yang
diminimalkan.
Prosedur pertama yang akan diperkenalkan, dikenal sebagai Peta
Karnaugh (atau K maps), dirancang pada 1950-an untuk membantu
meminimaikan sirkuit dengan tangan (secara manual). K-map berguna dalam
meminimalkan sirkuit hingga enam variabel, meskipun menjadi agak rumit
bahkan untuk lima atau enam variabel. Prosedur kedua yang akan dijelaskan
adalah metode Quine-McCluskey, ditemukan pada tahun 1960-an. Metode ini
mengotomatiskan proses meminimalkan sirkuit kombinatorial dan dapat
diimplementasikan sebagai program computer.

e. Kompleksitas Minimisasi Fungsi Boolean.


Sayangnya, meminimalkan fungsi Boolean dengan banyak variabel
merupakan masalah. Komputasi yang intensif. Telah ditunjukkan bahwa
masalah ini adalah masalah NP-complete, sehingga keberadaan algoritma
polynomial-waktu untuk meminimalkan sirkuit Boolean menjadi tidak
mungkin. Metode Quine-McCluskey memiliki kompleksitas eksponensial.
Dalam praktiknya, ini hanya dapat digunakan jika banyak literalnya tidak
melebihi sepuluh Sejak tahun 1970-an sejumlah algoritma yang lebih baru
telah dikembangkan untuk meminimalkan sirkuit kombinatorial. Namun,
dengan algoritma terbaik yang pernah dibuat, hanya sirkuit dengan tidak lebih
dari 25 variabel yang dapat diminimalkan. Selain itu, metode heuristik (atau
aturan praksis) dapat digunakan untuk menyederhanakan, tetapi tidak harus
meminimalkan, ekspresi dengan banyak literal yang lebih besar.

f. Peta Karnaugh
Untuk mereduksi banyak suku dalam ekspresi Boolean yang mewakili
sirkuit, periu untuk mencari suku-suku yang akan digabungkan. Ada metode
grafis, yang disebut Peta Karnaugh atau K-map, untuk menemukan suku yang
akan digabungkan untuk fungsi Boolean yang melibatkan sejumlah kecil
variabel. Metode ini diperkenalkan oleh Maurice Karnaugh pada tahun 1953.
Metodenya didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh E. W. Veitch (Metode
ini biasanya diterapkan hanya jika fungsinya melibatkan enam variabel atau
kurang). K-maps ini memberikan metode visual untuk menyederhanakan
ekspansi penjumlahan hasil kali; mereka tidak cocok untuk memekanisasi
proses ini. Pertama-tama akan diilustrasikan bagaimana K-maps digunakan
untuk menyederhanakan ekspansi fungsi Boolean dalam dua variabel.
Kemudian akan dilanjutkan dengan menunjukkan bagaimana K-maps dapat

8
digunakan untuk meminimalkan fungsi Boolean dalam tiga variabel dan
kemudian dalam empat variabel. Selanjutnya akan dijelaskan konsep yang
dapat digunakan untuk memperluas K-map dalam meminimalkan fungsi
Boolean yang lebih dari empat variable.
Ada empat kemungkinan minterm (suku minimal) dalam exspansi
penjumlahan hasil kali dari fungsi Boolean dalam dua variabel x dan y. K-map
untuk fungsi Boolean dalam dua variabel ini terdiri dari empat sei, di mana I
ditempatkan di sel yang mewakili minterm jika minterm ini ada dalam
ekspansi. Sel dikatakan adjacent (bertetangga/berdekatan/bersebelahan) jika
minterm yang mereka wakili berbeda tepat dalam satu literal/huruf.
Hasil kali literal yang berkorespondensi dengan blok yang semua angka 1,
pada K-map disebut Implikant dari fungsi yang diminimalkan. Jika blok 1 ini
tidak terdapat dalam blok ! yang lebih besar yang mewakili hasil kali literal
yang lebih sedikit daripada di hasil kali ini maka disebut Implikant utama.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan blok terbesar di
peta dan penutup semua I pada peta dengan banyak blok terkecil dengan
menggunakan blok terbesar terlebih dahulu. Blok terbesar mungkin selalu
terpilih, tetapi harus selalu dipilih satu blok jika blok itu adalah satu-satunya
blok dari I yang menutupi I pada K-map. Blok seperti itu merupakan Implikant
utama esensial. Dengan menutupi semua I pada peta dengan blok yang
berkorespondensi dengan Implikant utama, dapat dikatakan bahwa
penjumlahan hasil kali merupakan penjumlahan Implikant utama. Perhatikan
bahwa mungkin ada lebih dari satu cara untuk menutupi semua I dengan
menggunakan banyak blok terkecil.
K-map secara realistis dapat digunakan untuk meminimalkan fungsi
Boolean dengan lima atau enam variabel, tetapi di luar itu, K-map jarang
digunakan karena menjadi sangat rumit. Namun, konsep yang digunakan
dalam K-map memainkan peran penting dalam algoritma yang lebih baru.
Selain itu, menguasai konsep-konsep ini akan membantu dalam memahami
algoritma yang lebih baru ini dan program desain berbantuan komputer (CAD)
yang menerapkannya. Ketika konsep-konsep ini dikembangkan, konsep ini
akan diilustrasikan dengan merujuk kembali kepada pembahasan tentang
minimasi fungsi Boolean dalam tiga dan empat variabel.
K-maps digunakan untuk meminimalkan fungsi Boolean dalam dua, tiga,
dan empat variabel yang dibangun dengan menggunakan masing-masing
persegi panjang 2 x 2, 2x-4, dan 4 x 4. Selanjutnya, sel yang berkorespondensi
pada baris atas dan baris bawah dan pada kolom paling kiri dan kolom paling
kanan dalam setiap kasus ini dianggap adjacent karena mereka mewakili
minterm yang berbeda hanya dalam satu literal.

g. Tidak Peduli dengan Kondisi


Pada beberapa sirkuit yang diperhatikan hanya pada keluaran untuk
beberapa kombinasi nilai masukan, karena kombinasi nilai masukan lainnya

9
tidak mungkin atau tidak pernah terjadi. Hal ini akan memberi kebebasan
dalam menghasilkan sirkuit sederhana dengan keluaran yang diinginkan
karena nilai keluaran untuk semua kombinasi yang tidak pernah terjadi dapat
dipilih secara acak. Nilai fungsi untuk kombinasi ini disebut Tidak Peduli
Dengan Kondisi. d digunakan dalam K-map untuk menandai kombinasi nilai-
nilai variabel yang fungsinya dapat ditetapkan secara acak. Dalam proses
minimisasi dapat ditetapkan | sebagai nilai untuk kombinasi nilai masukan
yang mengarah ke blok terbesar di K-map.

h. Metode Quine-McCluskey
Telah dilihat bahwa K-maps dapat digunakan untuk menghasilkan
ekspansi minimal dari fungsi Boolean sebagai penjumlahan Boolean dari hasil
kali Boolean. Namun, K-map sulit digunakan jika ada lebih dari empat variabel.
Lebih lanjut, penggunaan K-maps bergantung pada inspeksi (pemeriksaan)
visual untuk mengidentifikasi suku-suku yang dikelompokkan Untuk alasan
ini, diperlukan prosedur untuk menyederhanakan ekspansi penjumlahan hasil
kali yang dapat dimekanisasi. Metode Quine-McCluskey adalah prosedur
seperti yang dimaksud Metode ini dapat digunakan untuk fungsi Boolean
dalam sejumlah variabel. Metode ini dikembangkan pada tahun 1950 oleh W.
V. Quine dan E. J. McCluskey, Jr.
Pada dasarnya, metode Quine-McCluskey terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama mencari suku-suku yang merupakan kandidat untuk dimasukkan
dalam ekspansi minimal sebagai penjumlahan Boolean dari hasil kali Boolean.
Bagian kedua menentukan suku mana yang benar-benar untuk digunakan.
Contoh 6.27 akan digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana prosedur ini
bekerja, dengan menggabungkan implikant secara berturut-turut menjadi
implikant dengan satu literal yang lebih sedikit.

2.2 KEUNGGULAN BUKU


A. Kelengkapan Sub-Topik (Sub-Bab)
Dari segi kelengkapan sub topik yang diperlukan untuk menjelaskan
bagaimana membangun register geser dengan menggunakan flip-flop dan
gerbang logika menurut saya sudah lengkap. Karena memuat tentang fungsi
Boolean yang disertai dengan definisi, operasi Boolean, identitas dan masalah-
masalah dalam fungsi Boolean. Buku ini juga menjelaskan tentang gerbang logika
yang memuat tentang elemen dasar sirkuit, contoh-contoh sirkuit, minimasi
sirkuit, dan lain sebagainya. Bahkan untuk penggunaan flip-flop pun dijelaskan
dengan baik pada buku. Sehingga pembaca pun akan memahami materi dengan
sangat rinci dan luas.

10
B. Keterkaitan Topik Dengan Sub-Topik
Dari segi keterkaitan topic utama dan sub topic, buku ini sangat runtut dalam
menjelaskannya. Karena setiap topik secara umum membahas keseluhan topik
secara rinci mulai dari aljabar Boolean, register, flip-flop dan gerbang logika.
Sehingga pembaca akan lebih mudah untuk memahami dan merangkum isi buku.

C. Aspek Kelayakan Isi


Dari segi aspek kelayakan materi buku ini layak digunakan untuk dibaca dan
dijadikan bahan ajar. Karena segala penjelasan dari materi baik itu aljabar
Boolean, flip-flop, dan gerbang logika dimuat dengan berbagai penjelasa dan
contoh-contoh yang dapat mempermudah pembaca maupun pengajar.

D. Aspek Kelayakan Bahasa


Aspek kelayakan bahasa (komunikatif; keruntutan alur berpikir; penggunaan
istilah, simbol atau lambang).Jika dilihat dari segi bahasan, buku ini menggunakan
bahasa yang sederhana dan komulatif. Setiap penjelasan pada buku ini sudah
cukup jelas. Penggunaan istilah juga dilengkapi dengan penjelasan dan
pembuktian. Simbol dan lambang yang digunakan sudah sesuai dengan standar
penulisan. Buku ini juga memiliki identitas yang lengkap mulai dari judul hingga
ISBN.

E. Aspek Kelayakan Penyajian


Aspek kelayakan penyajian (teknik penyajian, pendukung penyajian,
penyajian pembelajaran). Penyajian cover pada buku ini sudah cukup menarik.
Dimana terdapat gambar yang sesuai dengan judul pada buku ini, serta terdapat
warna yang membuat buku ini tidak kelihatan polos. Buku ini memiliki teknik
penyajian yang diawali dengan pendahuluan, definisi, contoh serta penyelesaian.
Pendukung penyajian dalam buku ini bisa dilihat dari gambar gambar yang
terdapat didalamnya guna menambah pemahaman bagi sang pembaca. Pada
setiap bab di dalam buku ini juga terdapat soal latihan yang dapat melatih
pemahaman.

2.3 KELEMAHAN BUKU


A. Kelengkapan Sub-Topik (Sub-Bab)
Dari segi kelengkapan sub topik yang diperlukan untuk menjelaskan isi topik
utama sudah lengkap. Jadi, untuk bagian kelemahan buku ini dikatakan tidak ada
karena sub topik dalam buku sudah dijelaskan secara detail.

B. KETERKAITAN KETERKAITAN TOPIK DENGAN SUB-TOPIK


Dari segi keterkaitan topik utama dan subtopic, buku ini berisi materi yang
sangat rinci sehingga dalam segi ini juga dikatakan buku ini tidak ada kelemahan

C. Aspek Kelayakan Isi

11
Dari segi aspek kelayakan materi, buku ini layak digunakan karena materi
yang terdapat didalamnya sudah lengkap dan terdapat gambar yang mendukung
topik tersebut sehingga mempermudah pembaca. Hanya saja hal yang menjadi
kelemahan dalam buku ini dari segi layaknya materi atau kemuktahiran adalah
buku ini belum mencantumkan materi yang berkaitan dengan masalah nyata
yang berkiatan langsung dengan kalangan mahasis

D. Aspek Kelayakan Bahasa


Aspek kelayakan bahasa (komunikatif; keruntutan alur berpikir;penggunaan
istilah, simbol atau lambang). Jika dilihat dari segi bahasa buku ini menggunakan
bahasa yang sederhana dan komulatif. Hanya saja dikarenakan buku ini termasuk
ke dalam buku internasional dengan bahasa inggris, maka akan mempersulit
pembaca yang hendak mempelajari isi buku tersebut.

E. Aspek Kelayakan Penyajian


Aspek kelayakan penyajian (teknik penyajian, pendukung penyajian,
penyajian pembelajaran). Didalam buku ini tidak terdapat teorema, Yang dimana
teorema tersebut ialah sebuah pernyataan yang dapat dibuktikan secara ekpslisit
ataupun yang sebelumnya disetujui.

2.4 IMPLIKASI BUKU


A. Teori/ Konsep
Dengan adanya konsep Aljabar Boolean maka mudah untuk memodelkan
sirkuit (rangkaian) perangkat elektronik. Dengan menggunakan konsep ini maka
dapat dilakukannya pengembangan terhadap perangkat elektronik untuk menjadi
pesawat sederhana yang memjudahkan dan membantu kinerja manusia. Tidak
hanya itu teori ini juga digunakan untuk mengatur suara serta juga cahaya dalam
perangkat elektronik. Dengan begitu dapat kita simpulkan bahwa seiring
dikembangkannya konsep teori aljabar Boolean maka hal ini akan memudahkan
kita untuk mengembangkan perangkat elektronik.

B. Program Pembangunan Di Indonesia


Sains dan teknologi merupakan ilmu yang harus dikuasai oleh kaum
intelektual terutama mahasiswa. Mahasiswa dengan ilmu yang telah didapatkan
diharapkan mampu memberikan manfaat untuk masyarakat luas. Seperti halnya
implikasi teori aljabar Boolean untuk mendorong pembangunan di Indonesia,
tentu hal ini sangat relevan jika mahasiswa sebagai seorang pembelajar menguasi
dan memperdala konsep teori ini maka peluang untuk memajukan
pembangunann di Indonesia akan semakin terbuka. Dengan berkembangnya
kecanggihan perangkat elektronik akan semakin mengembangkan dan
memajukan pembangunan di indonesia. Pengimplikasian teori terhadap program
pemangunan akan sangat bermanfaat dan berdampak jika dilakukan secara
massif dan terstruktur.

12
C. Analisis Mahasiswa
Secara mendetail buku ini menjelaskan bagaimana flipflop dan gerbang
logika mampu melakukan pembangunan register geser. Dimana register geser
sendiri merupakan rangkaian logika yang digunakan dalam halnya penyimpanan
data yang fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital. Artinya flipflop
dan gerbang logika sangat berkaitan dengan sistem digital yang digunakan saat
ini, karena mampu melakukan suatu aktivitas dengan me-set atau reset dengan
simultan. Sebagai seorang mahasiswa keberadaan flipflop dan gerbang logika
sangat diperlukan terutama dalam halnya pengefektivitasan dalam proses
pembelajaran yang tentunya semakin meningkat. Dengan penggunaan register
geser, seorang mahasiswa akan mampu menggunakan suatu alat digital yang
memiliki kemampuan dalam halnya sebagai prosesor dan memiliki kemampuan
tambahan di samping kemampuan baca/tulis seperti memory (pengingat) atau
storage (penyimpan). Yang mana tentunya dalam penggunaannya akan
membantu setiap individu/mahasiswa dalam memudahkan pekerjaannya
terutama mendukung pelaksanaan proses pembelajarannya.

13
BAB III
RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN PENDUKUNG

3.1 KEUNGGULAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN


A. Kegayutan Antar Elemen
Berdasarkan review yang telah dilakukan jurnal membahas tentang
perancangan diskrit D flip-flop menggunakan teknologi cmos 0.35 µmdengan
runtun. Setiap elemen bahasannya memiliki fungsi masing masing dan
kesemuanya relevan untuk menguatkan dan menjelaskan pembahasan. Jurnal
juga menyajikan beberapa gambar yang merepresentasikan teori yang ia maksud.
B. Originalitas Temuan
Ide kreatif yang dilakukan oleh peneliti dengan perancangan D flip-flop
master-slave yang dibangun menggunakan gerbang logika NAND dengan
teknologi CMOS 0.35 µm. Perancangan awal dimulai dengan menentukan skema
rangkaian dari D flip-flop master-slave. Kemudian selanjutnya merancang
gerbang logika NAND dengan menggunakan CMOS 0.35 µm. Selanjutnya
menggabungkan gerbang logika NAND tersebut menjadi rangkian D flip-flop.
Semua rangkaian tersebut di rancang dan disimulasikan menggunakan perangkat
lunak LT- SPICE.
C. Kemutakhiran Masalah
Masalah yang diteliti dan coba diatasi ini dapat dikatakan mutakhir karena
penelitian menghasilkan rancangan D flip-flop master-slave toggle yang dibangun
dengan gerbang logika NAND dengan teknologi CMOS 0.35 µm memiliki waktu
respon sebesar 0.2 ns dan memiliki disipasi daya sebesar 162.43614 pWatt.
D. Kohesi Dan Koherensi Isi Penelitian
Tata bahasa isi penelitian ini memiliki kohesi dan koherensi yang baik,
bahasanya padu sehingga memudahkan pembaca menangkap makna dari isi
penelitian yang dipaparkan.keterpaduan jurnal baik di setiap paragraph dan
kalimatnya padu. Isi penelitian juga dilengkapi gambar dan juga tabel.

3.2 KELEMAHAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN


A. Kegayutan Antar Elemen
Berdasarkan review yang telah dilakukan jurnal membahas tentang
perancangan diskrit d flip-flop menggunakan teknologi cmos 0.35 secara runtun
namun idak spesifik di setiap bagian flip-flop dan teknologinya,
B. Originalitas Temuan,
Ide yang dipaparkan dalam penelitian ini sebelumnya sudah ada dan
tercantum dalam penelitian terdahulu. Namun dalam penelitian ini peneliti
mengembangkan kembali ide tersebut.

14
C. Kemutakhiran Masalah
Masalah yang diteliti dan coba diatasi ini dapat dikatakan mutakhir karena
memang dalam perancangannya peneliti berhasil menciptakan sesuai dengan
yang ia inginkan. Oleh sebab itu tidak ada kelemahan dari segi kemutakhiran
masalahnya.
D. Kohesi Dan Koherensi Isi Penelitian
Kelemahan dari aspek kohesi dan koherensinya berkaitan dari segi
pemaknaan yang mungkin kurang mendasar walaupun secra keseluruhan sudah
cukup baik setiap elemennya.

3.3 IMPLIKASI ARTIKEL/HASIL PENELITIAN TERHADAP


A. Teori/Konsep.
Latch dan flip-flop adalah elemen dasar untuk menyimpan informasi. Satu
latch atau flip-flop dapat menyimpan satu bitinformasi. Perbedaan utama antara
latch dan flip-flop adalah bahwa untuk latch, output mereka terus-
menerusdipengaruhi oleh input mereka selama sinyal diaktifkan dinyatakan.
Dengan kata lain, ketika mereka diaktifkan, konten mereka segera berubah ketika
masukan mereka berubah. Flip-flop, di sisi lain, memiliki konten yang hanya
berubah baik di tepi naik atau turun dari sinyal aktifkan. Sinyal pengendali ini
merupakan sinyal pengontrol jam. Setelah tepi jam naik atau turun, konten flip-
flop tetap konstan bahkan jika input berubah. Pada dasarnya ada empat jenis
utama latch dan flip-flop: SR, D, JK, dan T. Perbedaan utama dalam jenis flip-flop
ini adalah jumlah input yang mereka miliki dan bagaimana mereka mengubah
negara. Untuk setiap jenis, ada variasi berbeda yang meningkatkan operasi
mereka. Dalam bab ini, kita akan melihat operasi berbagai latch dan flipflops.
Latch sering disebut level-sensitif karena output mereka mengikuti input
mereka selama mereka diaktifkan. Mereka transparan selama seluruh waktu ini
ketika sinyal diaktifkan ditegaskan. Ada situasi ketika lebih berguna untuk
mengubah output hanya di tepi naik atau turun dari sinyal aktifkan. Sinyal aktif ini
biasanya merupakan sinyal pengontrol jam. Dengan demikian, kita dapat memiliki
semua perubahan yang disinkronkan ke tepi naik atau turun jam. Flip-flop yang
dipicu tepi mencapai ini dengan menggabungkan serangkaian sepasang pengait.
Gambar 2 (a) menunjukkan flip-flop D yang dipicu positif, di mana dua buah
pengait D terhubung dalam seri dan sinyal jam Clk terhubung ke input E pada
latch, satu secara langsung, dan satu lagi melalui inverter. Latch pertama disebut
latch utama. Latch master diaktifkan ketika Clk = 0 dan mengikuti input utama D.
Ketika Clk adalah 1, gerendel master dinonaktifkan tetapi gerendel kedua, yang
disebut latch budak, diaktifkan sehingga output dari latch utama ditransfer ke
latch budak. Slave latch diaktifkan selama Clk = 1, tetapi isinya hanya berubah
pada awal siklus, yaitu hanya di tepi naik sinyal karena sekali Clk adalah 1, latch
master dinonaktifkan dan jadi masukan ke pengait budak tidak akan berubah.

15
Sirkuit Gambar 2 (a) disebut flip-flop yang dipicu tepi positif karena output Q pada
pengait slave hanya berubah di tepi naik jam. Jika gerendel budak diaktifkan
ketika jam rendah, maka itu disebut sebagai flip-flop yang dipicu tepi negatif.
Sirkuit Gambar 2 (a) juga disebut sebagai flip-flop masterslave D karena dua latch
yang digunakan dalam rangkaian. Gambar 2 (b) dan (c) menunjukkan tabel
kebenaran dan simbol logika masing-masing. Gambar 2 (d) menunjukkan diagram
waktu untuk D flip- flop.
B. Program Pembangunan Di Indonesia.
Program pembangunan di Indonesia sangat bergantung pada
penyelenggaran pendidikan yang sesuai dengan kemajuan teknologi yang ada.
Pembahasan mengenai inovasi inovasi dibidang pendidikan haruslah selalu
digencarkan untuk memajukan pembangunan. Seperti halnya jurnal ini yang
melakukan perancangan perancangan diskrit d flip-flop menggunakan teknologi
cmos 0.35 dapat dikembangkan dan dipertahankan untuk memacu
perkembangan pendidikan terutama di bidang matematika terapan.
C. Analisis Mahasiswa (Posisi Kritis Mahasiswa)
Jurnal ini menjelaskan perancangan diskrit d flip-flop menggunakan
teknologi cmos 0.35 dengan berbagai Langkah perancangan seperti berikut,
perancangan D flip-flop master-slave yang dibangun dengan menggunakan
gerbang logika NAND dengan teknologi CMOS 0.35 µm. Perancangan awal dimulai
dengan menentukan skema rangkaian dari D flip-flop master-slave. Kemudian
selanjutnya merancang gerbang logika NAND dengan menggunakan CMOS 0.35
µm. Selanjutnya menggabungkan gerbang logika NAND tersebut menjadi rangkian
D flip-flop. Semua rangkaian tersebut di rancang dan disimulasikan menggunakan
perangkat lunak LT- SPICE. Tentu hal ini dapat menjadikan solusi dalam
meningkatkan implementasi teori aljabr Boolean terhadap kehidupan sehari hari
yang dalam hal ini terhadap flip flop. Kedepannya diharapkan akan banyak inovasi
baru guna memahamkan masyarakat terutama masyarakat intelektual untuk
mengembangkan keilmuwan serta penerapannya agar memabangun pendidikan
Indonesia maju.

16
BAB IV
ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL DARI PENYELESAIAN KASUSNYA

Aljabar Bollean digunakan dalam memodelkan sirkuit (rangkaian) suatu


perangkat, dimana dalam setiap perangkatnya terdapat masukan (input) dan keluaran
(output). Setiap sirkuit memiliki elemen elemen dasar (tidak ada memori) yang dikenal
dengan gerbang. Dalam penggunaannya terdapat 3 elemen dasar yang digunakan yakni :
(1) Inverter, yang menerima nilai satu variable Bollean sebagai masukan dan
menghasilkan komplemen dari nilai ini sebagai keluarannya ; (2) OR, yang menerima nilai
dari dua atau lebih variable Bollean, dimana hasil keluarannya berupa hasil penjumlahan
Bollean dari nilainya ; (3) AND, yang menerima dua atau lebih variable Bollean, dimana
hasil keluarannya berupa hasil kali Bollean dari nilainya.

Sehingga gerbang logika dalam Aljabar Bollean merupakan serangkaian perangkat


yang digunakan dalam suatu permasalahan rangkaian logika yang berfungsi sebagai
penguat, pembanding, perata, osilator, penjumlahan, pengendali, dsb. Simbol simbol yang
digunakan dalam gerbang logika dan flipflop ialah

1. AND

2. OR

3. NOT

4. NOT AND (NAND)

17
5. NOT OR (NOR)

6. Exclusive OR (EXOR)

7. Exclusive NOR (EXNOR)

Adapun bentuk konteks sosial (implementasi) dari penggunaan Aljabar Bolean


terhadap sebuah kasus dari Flip-Flop dan Gerbang Logika yaitu :

1. Gambarkan rangkaian logika yang dinyatakan oleh : (𝑑 𝑑 𝑑) 𝑑 ~𝑑

Penyelesaian :

Analisis : dari soal diketahui bahwa :

• P disjungsi dengan Q, akan menghasilkan AND (penjumlahan)

• R merupakan komplimen, akan menghasilkan NOR (negasi)

• P disjungsi dengan Q yang berkomplimen dengan R, akan menghasilkan


AND (penjumlahan dengan negasi)

2. Perhatikan gambar berikut :

18
Berdasarkan gambar tentukan rangkaian sirkuit logikanya !

Penyelesaian :

Adapun penyelesaian dari soal yakni : (𝑑 ∨ 𝑑) 𝑑 ~(𝑑 ∨ 𝑑)

Analisis : dari gambar diketahui bahwa :

• P konjungsi dengan Q akan menghasilkan OR

• P disjungsi dengan Q, akan menghasilkan AND

• P disjungsi dengan Q dan terdapat komplimen, akan menghasilkan NOT

• P konjugsi dengan Q, dimana terhdapa P disjungsi dengan Q komplimen


akan menghasilkan AND

3. Gambarkan rangkaian logika dan penyederhanaannya yang dinyatakan oleh :

𝑑 = (𝑑′ ∨ (𝑑 𝑑 𝑑)′) 𝑑 (𝑑′ 𝑑 (𝑑′ ∨ 𝑑))

Penyelesaian :

Gambar rangkaian dari 𝑑 = (𝑑′ ∨ (𝑑 𝑑 𝑑)′) 𝑑 (𝑑′ 𝑑 (𝑑′ ∨ 𝑑)) yakni :

Setelah digambarkan bentuk logikanya, maka dilakukan penyederhanaan dari


soal & gambar yakni :

Analisis :

E = (A′‘ ∨ (A’ ∧ B’)′) ∧ (B’ ∧ (B’′ ∨ C’)

E = (A’′ ∨ (A’ ∧ B’)′) ∧ B’′ (sifat absorbsi)

E = (A’′ ∨ A’′ ∨ B′) ∧ B’′ (sifat d’morgan)

19
E = (A’′ ∨ B’′) ∧ B’′ (sifat idemporen)

E = B′’ ss (sifat absorbsi)

Dari penggunaan sifat sifat ini yang akan menghasilkan sirkuit penyederhanaan dari
rangkaian logika yang telah ada.

20
BAB V
PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI

TERHADAP PENYELESAIAN KASUS

Register adalah sekumpulan sel biner yang dipakai untuk menyimpan informasi
yang disajikan dalam kode-kode biner. Penulisan (pemuatan) informasi itu tidak lain
daripada penyetelan keadaan kumpulan flip-flop dalam register itu secara serentak
sebagai satu kesatuan. Setiap flip-flop dalam register membentuk satu sel dan dapat
menyimpan 1 angka biner (binary digit, bit). Satu register yang tersusun atas n sel dapat
menyimpan n bit data yang dapat menyatakan salah satu dari 2 n macam kode yang dapat
dibentuk dari n bit tersebut, yang untuk data desimal dapat berharga dari 0 sampai
dengan 2 n -1. Register 8 bit, misalnya, dapat menyimpan salah satu dari 256 macam kode
atau harga desimal 0 sampai dengan 255. Register dapat menyimpan informasi dalam
kode biner dan menampilkannya kembali dan dikatakan dapat melakukan operasi baca
dan tulis. Dalam lingkungan komputer digital, register menjadi bagian yang sangat
penting. Dalam lingkungan ini, istilah register digunakan khusus bagi register dalam
prosesor yang mempunyai fungsi khusus dengan kemampuan tambahan di samping
kemampuan baca/tulis. Register yang hanya mempunyai kemampuan baca/tulis disebut
memori (pengingat) atau storage (penyimpan). Penyimpanan data dalam memori bersifat
jauh lebih permanen dibanding penyimpanan dalam register. Pada umumnya, dalam satu
prosesor disediakan register dalam jumlah yang sangat terbatas sedangkan memori
disediakan dalam ukuran yang sangat besar, dalam ukuran KB (Kilobyte) sampai MB
(Mega Byte) yang masing masing byte terdiri atas 8 sel. Dalam pandangan rangkaian
logika, memori dan register khusus tetap sama dan disebut register. Bab ini akan
menguraikan register pemalang, memori dan register geser.

Register Geser (Register Geser) adalah tipe lain dari rangkaian logika sekuensial
yang dapat digunakan untuk penyimpanan atau transfer data biner. Perangkat sekuensial
ini memuat data yang ada pada inputnya dan kemudian memindahkan atau
"menggesernya" ke outputnya sekali setiap siklus clock, karenanya dinamakan Register
Geser.Sebuah register geser pada dasarnya terdiri dari beberapa bit tunggal “D-Type Data
Latches”, satu untuk setiap bit data, baik logika “0” atau “1”, yang dihubungkan bersama-
sama dalam pengaturan rangkaian berantai tipe seri sehingga output dari satu kait (latch)
data menjadi input kait berikutnya dan seterusnya. Bit data dapat IN atau OUT dari
register geser secara seri, yaitu satu demi satu dari arah kiri atau kanan, atau semuanya
bersamaan pada saat yang sama dalam konfigurasi paralel.

Rangkaian logika dikelompokkan dalam dua kelompok besar. Kelompok-


kelompok gerbang logika dikenal sebagai rangkaian logika kombinasional. Kelompok lain
dikenal sebagai rangkaian logika sekuensial yang berdasarkan para rangkaian flip-flop
yang sangat bermanfaat karena memiliki karakteristik memori. Flip-flop dapat dirangkai
dari gerbang logika, juga dapat diperoleh dalam bentuk IC. Flip-flop diinterkoneksikan
untuk membentuk rangkaian logika sekuensial untuk penyimpanan, pewaktu,

21
penghitungan dan pengurutan (sequencing). Terdapat beberapa jenis flip-flop dan kita
akan mempelajari beberapa diantaranya.

Flip-flop merupakan suatu rangkaian sekuensial yang dapat menyimpan data


sementara (latch) dimana bagian outputnya akan merespon input dengan cara mengunci
nilai input yang diberikan atau mengingat input tersebut. Ada 3 tipe flip-flop yang dikenal
yaitu SR, JK dan D flip-flop. Dua tipe pertama merupakan tipe dasar dari flip-flop,
sedangkan D merupakan turunan dari SR dan JK Flip-flop.

Untuk mengubah JK flip flop menjadi D flip flop, kita perlu menambahkan gerbang
NOT yang inputnya dipasang pada pin J dan output gerbang not dipasang pada pin K di JK
flip flop tersebut. Register geser atau shift register adalah suatu komponen elektronik
yang memiliki banyak output dengan sebuah input. Register geser ini bekerja dengan 2
buah pin input yaitu data dan clock. Ketika clock diberi tegangan dari high ke low ke high
lagi, maka artinya 1 clock telah diberikan ke register geser, dan tegangan pada pin output
pertama akan menjadi seperti data. Kemudian jika 1 clock diberikan lagi, pin output 2
akan memiliki tegangan seperti pin output 1 dan pin output satu akan memiliki tegangan
seperti pin input data. Hal ini berlaku untuk semua pin output, setiap diberikan 1 clock
akan memiliki kondisi seperti pin output sebelumnya. Atau bisa kita tuliskan.

O(n) = O(n-1), if n = 0, O(n) = input data.

Register geser ini akan sangat penting dalam sistem digital karena sering sekali
digunakan dalam metode scanning matrix, dimana dalam metode ini menggunakan
register geser untuk membaca dan atau mengganti kondisi tegangan pada sebuah titik
pada matrix. Selain itu register geser juga digunakan sebagai konverter data serial ke
paralel. Metode konversi yang dilakukan dari serial menjadi paralel yaitu dengan
memberikan data biner secara serial (high low), kemudian diikuti clock setiap bit
datanya. Data akan menjadi memiliki antarmuka paralel pada pin output. Misalnya data
serial adalah angka 10, yaitu binernya 00001010, akan diubah menjadi paralel sehingga
pin output 0 sampai pin output 8 akan bernilai 00001000. Dimana 0 merepresentasikan
kondisi tegangan LOW dan 1 merepresentasikan tegangan HIGH. Maka cara
pengkonversian adalah dengan memberikan setiap bit data mulai dari LSB (Least
significant bit) ke MSB (Most significant bit) kemudian diberi 1 clock sehingga pin output
akan menjadi data paralel dari input setelah di lock 8 kali. Contoh ini jika data yang
diberikan berukuran 8 bit.

22
BAB VI
IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA

Dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan aljabar Boolean dua


dan tiga variabel maka digunakan sifat identitas, disamping itu prinsip dualitas juga
digunakan pada sifat-sifat identitas. Jika A, B, dan C adalah Variabel Boolean maka maka
berlaku hukum/sifat berikut:

A. Hukum Komutatif
Hukum Komutatif menjelaskan bahwa penukaran atau perubahan urutan
variabel input atau sinyal masukan sama sekali tidak mempengaruhi variabel
output suatu rangkaian logika. Komutatif (pertukaran) :
• A+B=B+A

• A.B=B.A
B. Hukum Asosiatif
Hukum Asosiatif menjelaskan bahwa perubahan urutan penyelesaian operasi
pada variabel tidak akan mempengaruhi variabel output suatu rangkaian logika.
Asosiatif (pengelompokan) :

• A + (B + C) = (A + B) + C

• A x (B x C) = (A x B) x C

C. Hukum Distributif
Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel input pada operasi aljabar
Boolean dapat disebarkan tempatnya tanpa mengubah variabel hasil dari output
suatu rangkaian logika. Distributif (penyebaran) :

A x (B + C) = A x B + A x C

A + B x C = (A + B) x (A + C)

D. Hukum Absorbsi, Kombinasi, Dan Konsensus

Absorbsi (penghilangan) :

• A+AxB=A

• A x (A + B) = A

Kombinasi :

23
• AxB+AxB=A

• (A + B) x (A + 𝑑̅) = A

Konsensus :

• A x B + B x C + 𝑑̅ x C = A x B + 𝑑̅ x C

• (A + B) x (B + C) x (𝑑̅ + C) = (A + B) x (𝑑̅ + C)

SIFAT IDENTITAS LAIN

Sifat-sifat identitas lain :

• A + 𝑑̅ x B = A + B

• A x (𝑑̅ + B) = A x B

Beberapa sifat pada teorema Boolean dapat dipergunakan untuk


menyederhanakan suatu pernyataan logika, dengan kata lain suatu pernyataan kompleks
akan dapat disederhanakan dengan menggunakan konsep teorema Boolean tanpa
mengubah fungsi logikanya.
Pada teorema Aljabar Boolean dikenal 3 operasi logika yaitu operasi logika
OR,AND, dan NOT sehingga dapat dihasilkan berbagai bentuk fungsi logika. Demi
memudahkan dalam pengoperasianya maka dipergunakan tanda kurung untuk
memberikan prioritas. Pada dasarnya konsep prioritas operasi ini tidak ada bedanya
dengan konsep prioritas pada operasi aritmatika. Berikut aturan prioritas operasi Aljabar
Booolean :
1. Bila terdapat tanda kurung maka diselesaikan terlebih dahulu.
2. Bila tidak terdapat tanda kurung, maka suatu pernyataan logika diselesaikan
dengan urutan : NOT, AND setelah itu OR.
Contoh :
𝐴𝐵 + 𝐴̅𝐵̅

1. Pertama kerjakan terlebih dahulu negasi A dan B

2. Lanjutkan dengan operasi


𝐴 𝐴𝑁𝐷 𝐵 𝑑𝑎𝑛 𝐴̅ 𝐴𝑁𝐷𝐵̅
3. Kemudian baru lanjutkan dengan operasi
(𝐴𝐵)𝑂𝑅(𝐴̅𝐵̅ )

Contoh Soal Aljabar Boolean


Berikut ini disajikan beberapa contoh soal Aljabar Boolean :

24
1. Suatu lokasi memori mempunyai nilai 1000 1100. Jadikan bit ke-5 dan ke-4
menjadi ‘1’, dan bit ke-3 dan ke-2 menjadi ‘0’ tanpa mengubah bit-bit yang lain!

Jawab:
Untuk menjadikan bit ke-5 dan ke-4 menjadi ‘1’ dapat dilakukan dengan operasi
OR. 1000 1100
0011 0000 OR
1011 1100

Untuk menjadikan bit ke-3 dan ke-2 menjadi ‘0’ dapat dilakukan dengan operasi.
AND.1011 1100
1111 0011 AND
10110

25
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN IDE PENYELESAIAN KASUS

Dari hasil data dan informasi yang telah diperoleh dapat diambil
kesimpulan bahwa: Flip-flop dapat dirangkai dari gerbang logika, juga dapat
diperoleh dalam bentuk IC. Flip-flop diinterkoneksikan untuk membentuk
rangkaian logika sekuensial untuk penyimpanan, pewaktu, penghitungan dan
pengurutan (sequencing). Untuk mengubah JK flip flop menjadi D flip flop, kita perlu
menambahkan gerbang NOT yang inputnya dipasang pada pin J dan output gerbang
not dipasang pada pin K di JK flip flop tersebut. Register geser atau shift register
adalah suatu komponen elektronik yang memiliki banyak output dengan sebuah
input. Register geser ini bekerja dengan 2 buah pin input yaitu data dan clock. Ketika
clock diberi tegangan dari high ke low ke high lagi, maka artinya 1 clock telah
diberikan ke register geser, dan tegangan pada pin output pertama akan menjadi
seperti data. Kemudian jika 1 clock diberikan lagi, pin output 2 akan memiliki
tegangan seperti pin output 1 dan pin output satu akan memiliki tegangan seperti
pin input data. Hal ini berlaku untuk semua pin output, setiap diberikan 1 clock akan
memiliki kondisi seperti pin output sebelumnya.
Perancangan D flip-flop master-slave yang dibangun dengan menggunakan
gerbang logika NAND dengan teknologi CMOS 0.35 µm. Perancangan awal dimulai
dengan menentukan skema rangkaian dari D flip-flop master-slave. Kemudian
selanjutnya merancang gerbang logika NAND dengan menggunakan CMOS 0.35 µm.
Selanjutnya menggabungkan gerbang logika NAND tersebut menjadi rangkaian D
flip- flop.

7.2 SARAN
Tentu hal ini dapat menjadikan solusi dalam meningkatkan implementasi
teori Aljabar Boolean terhadap kehidupan sehari hari yang dalam hal ini terhadap
flip flop. Kedepannya diharapkan akan banyak inovasi baru guna memahamkan
masyarakat terutama masyarakat intelektual untuk mengembangkan keilmuwan
serta penerapannya agar memabangun pendidikan Indonesia maju. Dalam
penulisannya Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi ejaan,
bahasa, keaktifan kalimatnya, dan lain-lain. Oleh karena itu, kami sebagai penulis
makalah, sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, A. 2019. Matematika Diskrit. Jakarta : Desanta Muliavisitama

Rosen, K. H. 2019. Discrete Mathematics and Its Applications Eighth Edition. New York, NY
: McGraw-Hill.
Wibisono, S. 2008. Matematika Disrit Edisi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu

Widyastuti, dkk. 2018. Perancangan Diskrit D Flip-Flop Menggunakan Teknologi CMOS


0.35 µm. Jawa Barat : Universitas Gunadarma.

27

Anda mungkin juga menyukai