Disusun oleh:
NIM : 4203111004
MARET 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Case Method ini. Case Method ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Matematika Diskrit.
Saya menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari setiap pembaca
yang berguna untuk membangun, sehingga saya dapat memperbaiki kesalahan saya
untuk waktu yang akan datang.
Dinda Angela
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ......................................................................................................... 2
BAB II REVIEW BUKU TEORI ATAU KONSEP PENDUKUNG
2.1 Ringkasan Isi Buku .................................................................................................... 3
2.2 Keunggulan Buku ....................................................................................................... 10
2.3 Kelemahan Buku ........................................................................................................ 11
2.4 Implikasi Buku ............................................................................................................ 12
BAB III RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN PENDUKUNG
3.1 Keunggulan Artikel atau Hasil Penelitian ........................................................... 14
A. Kegayutan Antar Elemen .............................................................................. 14
B. Originalitas Temuan ...................................................................................... 14
C. Kemutakhiran Masalah ................................................................................. 14
D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian ......................................................... 14
3.2 Kelemahan Artikel atau Hasil Penelitian ............................................................ 14
A. Kegayutan Antar Elemen .............................................................................. 14
B. Originalitas Temuan ...................................................................................... 14
C. Kemutakhiran Masalah ................................................................................. 15
D. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian ......................................................... 15
3.3 Implikasi Artikel atau Hasil Penelitian Terhadap ............................................ 15
A. Teori atau Konsep .......................................................................................... 15
B. Program Pembangunan di Indonesia........................................................ 16
C. Analisis Mahasiswa (Posisi Kritis Mahasiswa) ....................................... 16
BAB IV ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL DARI PENYELESAIAN KASUSNYA
....................................................................................................................................................... 17
BAB V PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI TERHADAP
PENYELESAIAN KASUS ............................................................................................... 21
BAB VI IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA .......................................................... 23
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan Ide Penyelesaian Kasus .................................................................... 26
7.2 Saran .............................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu metode yang saat ini dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis (critical thinking) yaitu metode pembelajaran case
method dan team-based project. Menurut (Nursulistyo et al., 2021) pembelajaran
berbasis kasus (case method) mampu mendorong mahasiswa untuk dapat berpikir
kritis tingkat tinggi, dan lebih memahami konten pembelajaran. Hal ini
dikarenakan mahasiswa harus menganalisis masalah, mengusulkan solusi,
mengevaluasi solusi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
Strategi pembelajaran Case method dan team-based project merupakan
model pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja proyek di mana mahasiswa
membangun proses pembelajarannya sendiri dan menerjemahkannya ke dalam
sebuah produk nyata (Siagian, 2017). Dalam hal ini mahasiswa mencoba
menemukan sekaligus berupaya mensolusikan masalah yang ditemukan dengan
luaran produk desain. Dosen berperan sebagai facilitator, initiator, director,
participant dan motivator dalam proses pembelajaran model case method dan
team based project (Syam, 2022).
Pada Laporan Case Method ini penulis memaparkan mengenai pemecahan
masalah dalam materi Aljabar Boolean dengan topik permasalahan yaitu
“Bagaimana Membangun Register Geser dengan Menggunakan Flip-Flop dan
Gerbang Logika”.
1
keluarannya saat dipicu (trigger). Flip-flop mempunyai dua Output (Keluaran)
yang salah satu outputnya merupakan komplemen Output yang lain.
Seperti yang kita ketahui, bilangan biner sendiri terdiri dari angka 1 dan 0. Logic
gate ini direpresentasikan menggunakan tabel kebenaran. Jika memiliki nilai benar
(true) akan ditunjukan dengan angka “1”.
2
BAB II
REVIEW BUKU TEORI ATAU KONSEP PENDUKUNG
nailai berikut:
1.1 = 1, 1.0 = 0, 0.1 = 0, 0.0 = 0
3
𝒙+𝟎= 𝒙 Identity laws
𝒙. 𝟏 = 𝒙
𝒙+𝟏 =𝟏 Domination laws
𝒙. 𝟎 = 𝟎
𝒙+𝒚 =𝒚+𝒙 Commutative laws
𝒙𝒚 = 𝒚𝒙
𝒙 + ( 𝒚 + 𝒛 ) = ( 𝒙 + 𝒚) + 𝒛 Associative laws
𝒙(𝒚𝒛) = (𝒙𝒚)𝒛
𝒙 + 𝒚𝒛 = (𝒙 + 𝒚)(𝒙 + 𝒛) Distributive laws
𝒙(𝒚 + 𝒛) = 𝒙𝒚 + 𝒙𝒛
̅̅̅̅̅̅
(𝒙𝒚) = 𝒙 ̅+𝒚
̅ De Morgan’s laws
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
(𝒙 + 𝒚) = 𝒙 ̅. 𝒚
̅
𝒙 + 𝒙𝒚 = 𝒙 Absorption laws
𝒙 ( 𝒙 + 𝒚) = 𝒙
𝒙+𝒙= 𝟏 Unit property
̅=𝟎
𝒙𝒙 Zero property
4
𝑥∨𝑦 = 𝑦∨𝑥
𝑥 ∧ 𝑦 = 𝑦 ∧ 𝑥 } ℎ𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑡𝑎𝑡𝑖𝑓
𝑥 ∨ (𝑦 ∧ 𝑧 ) = (𝑥 ∨ 𝑦 ) ∧ (𝑥 ∨ 𝑧 )
} ℎ𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑓
𝑥 ∧ (𝑦 ∧ 𝑧 ) = (𝑥 ∧ 𝑦 ) ∨ (𝑥 ∧ 𝑧 )
Aljabar Boolean juga dapat didefinisikan dengan menggunakan
pengertian Lattice (kisi). Lattice L adalah himpunan terurut parsial dimana
setaip pasang elemen x,y memiliki batas atas terkecil, yang dilamb angkan
dengan lub(x,y) dan batas bawah terbesar yang dilambangkan dengan glb
(x,y). diketahui dua eleen x dan y dari L, dapat didefinisiskan dau operasi
∨, 𝑑𝑎𝑛 𝖠, pada pasangan elemen L dengan 𝑥 ∨ 𝑦 = 𝑙𝑢𝑏 (𝑥, 𝑦)𝑑𝑎𝑛 𝑥 𝖠 𝑦 = 𝑔𝑙𝑏
(𝑥, 𝑦). Agar Lattice L menjadi aljabae Boolean seperti yang ditentukan
dalam Definisi 6.1., ia memiliki dua sifat. Pertama, harus dikomplemenkan.
Untuk lattice yang akan dikomplemenkan harus memiliki elemen terkecil
0 dan elemen terbesar 1dsn untuk setiap elemen lattice x harus ada elemen
𝑥̅ 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑥 ∨ 𝑥̅ = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 𝖠 𝑥̅ = 0. Kedua, harus distributive. Artinya untuk
setiap x,y, dan z dalam L, 𝑥 ∨ (𝑦 ∨ 𝑧) = (𝑥 ∨ 𝑦) 𝖠 (𝑥 ∨ 𝑧)𝑑𝑎𝑛 𝑥 𝖠 (𝑦 𝖠 𝑧) = (𝑥 𝖠
𝑦) ∨ (𝑥 𝖠 𝑧).
5
ditentukan. Secara khusus, penjumlahan Bulan dari minterm-minterm
tersebut memiliki nilai 1, jika salah satu minterim dalam penjumlahan
tersebut memiliki nilai 1. Minterm ini memiliki nilai 0 untuk semua
kombinasi nilai variabel lainnya. Akibatnya, dengan fungsi Boolean,
penjumlahan Boolean dari minterm mitem tersebut dapat dibentuk yang
memiliki nilai 1 jika fungsi Boolean ini bernilai 1 dan yang memiliki nilai 0
jika fungsi tersebut memiliki nilai 0. Minterm-minterim dalam
penjumlahan Boolean ini berkorespondensi dengan kombinasi nilai-nilai
yang fungsinya memiliki nilai 1 Penjumlahan minterm yang mewakili
fungsi ini disebut ekspansi penjumlahan hasil kali atau bentuk normal
disjungtif dari fungsi Boolean.
C. Gerbang Logika
Aljabar Boolean digunakan untuk memodelkan sirkuit (rangkaian)
perangkat elektronik. Elemen-elemen dasar sirkuit disebut Gerbang, dan
diperkenalkan pada aplikasi logika proporsional. Sirkuit yang tidak memiliki
kemampuan memori disebut sirkuit kombinasional (sirkuit gabungan) atau
jaringan gerbang. Sirkuit kombinasional akan dibangun dengan menggunakan
tiga jenis elemen (inventer, gerbang OR, dan gerbang AND).
6
yang menggunakan masukan yang diberikan. Metode lainnya adalah dengan
menunjukkan masukan ini secara terpisah untuk setiap gerbang.
b. Contoh-contoh sirkuit
1. Sirkuit untuk pemberian suara mayoritas
2. Sirkuit unutk cahaya yang dikendalikan oleh saklar
c. Adders (Penambah)
Akan diilustrasikan bagaimana sirkuit logika dapat digunakan untuk
melakukan penambahan dua bilangan bulat positif dari ekspansi binernya.
Akan dibangun sirkuit untuk melakukan penambahan ini dari beberapa
komponen sirkuit Pertama, akan dibangun sirkuit yang dapat digunakan untuk
mencari x + y, di mana x dan y adalah dua bit. Masukan ke sirkuit adalah x dan
y, karena masing-masing bernilai 0 atau bernilai 1. Keluaran akan terdiri dari
dus bit, yaitu s dan c, di mana s adalah penjumlahan bit dan c adalah bit carry
(hawaan). Sirkuit ini disebut sirkuit keluaran ganda karena memiliki keluaran
lebih dari satu. Sirkuit yang dirancang disebut half adder, karena
menambahkan dua bit, tanpa memperhitungkan bit carry dari penambahan
sebelumnya.
Untuk menghitung penjumlahan bit dan bit carry akan digunakan Full
Adder ketika dua bit dan bit carry tersebut ditambahkan. Masukan full adder
adalah bit x dan y dan carry Ci. Keluarannya adalah penjumlahan bit s dan
carry baru Ci+1.
Dua keluaran dari full adder, penjumlahan bit s dan carry c, diberikan oleh
masing-masing ekspansi penjumlahan hasil kali 𝑥𝑦𝑐𝑖 + 𝑥𝑦̅𝑐̅𝑖 + 𝑥̅𝑦𝑐̅𝑖 + 𝑥̅𝑦̅𝑐𝑖 𝑑𝑎𝑛
𝑥𝑦𝑐𝑖 + 𝑥𝑦𝑐̅𝑖 + 𝑥𝑦̅𝑐𝑖 + 𝑥̅𝑦𝑐𝑖. Namun, bukannya mendesain full adder tersebut dari
awal, akan tetapi untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan justru yang
digunakan half adder.
d. Minimasi Sirkuit
Efisiensi sirkuit kombinasional bergantung pada banyak dan susunan
gerbangnya. Proses perancangan sirkuit kombinasional dimulai dengan tabel
yang menentukan keluaran untuk setiap kombinasi dari nilai masukannya.
Untuk mencari satu himpunan gerbang logika yang akan
mengimplementasikan sirkuit ini, selalu dapat digunakan ekspansi
penjumlahan hasil kali dari suatu sirkuit. Namun, ekspansi penjumlahan hasil
kali mungkin mengandung lebih banyak suku daripada yang diperlukan. Suku-
ruku dalam ekspansi penjumlahan hasil kal yang berbeda justru hanya pada
satu variabel, sehingga dalam satu suku, variabel ini terjadi dan pada suku
lainnya terjadi komplemen dari variable ini, dapat dikombinasikan.
Akan dijelaskan dua prosedur untuk menyederhanakan ekspansi
penjumlahan hasil kali Tujuan dari kedua prosedur tersebut adalah untuk
menghasilkan penjumlahan Boolean dari hasil kali Boolean yang mewakili
fungsi Boolean dengan hasil kali literal/huruf paling sedikit sehingga hasil kali
7
ini mengandung literal sesedikit mungkin di antara semua penjumlahan hasil
kali yang mewakili fungsi Boolean Pencarian penjumlahan hasil kali seperti itu
disebut Minimisasi fungsi Boolean Meminimalkan fungsi Boolean
memungkinkan pembuatan sirkuit untuk fungsi ini yang menggunakan
gerbang paling sedikit dan masukan paling sedikit ke gerbang AND dan
gerbang OR di sirkuit, diantara semua sirkuit untuk ekspresi Boolean yang
diminimalkan.
Prosedur pertama yang akan diperkenalkan, dikenal sebagai Peta
Karnaugh (atau K maps), dirancang pada 1950-an untuk membantu
meminimaikan sirkuit dengan tangan (secara manual). K-map berguna dalam
meminimalkan sirkuit hingga enam variabel, meskipun menjadi agak rumit
bahkan untuk lima atau enam variabel. Prosedur kedua yang akan dijelaskan
adalah metode Quine-McCluskey, ditemukan pada tahun 1960-an. Metode ini
mengotomatiskan proses meminimalkan sirkuit kombinatorial dan dapat
diimplementasikan sebagai program computer.
f. Peta Karnaugh
Untuk mereduksi banyak suku dalam ekspresi Boolean yang mewakili
sirkuit, periu untuk mencari suku-suku yang akan digabungkan. Ada metode
grafis, yang disebut Peta Karnaugh atau K-map, untuk menemukan suku yang
akan digabungkan untuk fungsi Boolean yang melibatkan sejumlah kecil
variabel. Metode ini diperkenalkan oleh Maurice Karnaugh pada tahun 1953.
Metodenya didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh E. W. Veitch (Metode
ini biasanya diterapkan hanya jika fungsinya melibatkan enam variabel atau
kurang). K-maps ini memberikan metode visual untuk menyederhanakan
ekspansi penjumlahan hasil kali; mereka tidak cocok untuk memekanisasi
proses ini. Pertama-tama akan diilustrasikan bagaimana K-maps digunakan
untuk menyederhanakan ekspansi fungsi Boolean dalam dua variabel.
Kemudian akan dilanjutkan dengan menunjukkan bagaimana K-maps dapat
8
digunakan untuk meminimalkan fungsi Boolean dalam tiga variabel dan
kemudian dalam empat variabel. Selanjutnya akan dijelaskan konsep yang
dapat digunakan untuk memperluas K-map dalam meminimalkan fungsi
Boolean yang lebih dari empat variable.
Ada empat kemungkinan minterm (suku minimal) dalam exspansi
penjumlahan hasil kali dari fungsi Boolean dalam dua variabel x dan y. K-map
untuk fungsi Boolean dalam dua variabel ini terdiri dari empat sei, di mana I
ditempatkan di sel yang mewakili minterm jika minterm ini ada dalam
ekspansi. Sel dikatakan adjacent (bertetangga/berdekatan/bersebelahan) jika
minterm yang mereka wakili berbeda tepat dalam satu literal/huruf.
Hasil kali literal yang berkorespondensi dengan blok yang semua angka 1,
pada K-map disebut Implikant dari fungsi yang diminimalkan. Jika blok 1 ini
tidak terdapat dalam blok ! yang lebih besar yang mewakili hasil kali literal
yang lebih sedikit daripada di hasil kali ini maka disebut Implikant utama.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan blok terbesar di
peta dan penutup semua I pada peta dengan banyak blok terkecil dengan
menggunakan blok terbesar terlebih dahulu. Blok terbesar mungkin selalu
terpilih, tetapi harus selalu dipilih satu blok jika blok itu adalah satu-satunya
blok dari I yang menutupi I pada K-map. Blok seperti itu merupakan Implikant
utama esensial. Dengan menutupi semua I pada peta dengan blok yang
berkorespondensi dengan Implikant utama, dapat dikatakan bahwa
penjumlahan hasil kali merupakan penjumlahan Implikant utama. Perhatikan
bahwa mungkin ada lebih dari satu cara untuk menutupi semua I dengan
menggunakan banyak blok terkecil.
K-map secara realistis dapat digunakan untuk meminimalkan fungsi
Boolean dengan lima atau enam variabel, tetapi di luar itu, K-map jarang
digunakan karena menjadi sangat rumit. Namun, konsep yang digunakan
dalam K-map memainkan peran penting dalam algoritma yang lebih baru.
Selain itu, menguasai konsep-konsep ini akan membantu dalam memahami
algoritma yang lebih baru ini dan program desain berbantuan komputer (CAD)
yang menerapkannya. Ketika konsep-konsep ini dikembangkan, konsep ini
akan diilustrasikan dengan merujuk kembali kepada pembahasan tentang
minimasi fungsi Boolean dalam tiga dan empat variabel.
K-maps digunakan untuk meminimalkan fungsi Boolean dalam dua, tiga,
dan empat variabel yang dibangun dengan menggunakan masing-masing
persegi panjang 2 x 2, 2x-4, dan 4 x 4. Selanjutnya, sel yang berkorespondensi
pada baris atas dan baris bawah dan pada kolom paling kiri dan kolom paling
kanan dalam setiap kasus ini dianggap adjacent karena mereka mewakili
minterm yang berbeda hanya dalam satu literal.
9
tidak mungkin atau tidak pernah terjadi. Hal ini akan memberi kebebasan
dalam menghasilkan sirkuit sederhana dengan keluaran yang diinginkan
karena nilai keluaran untuk semua kombinasi yang tidak pernah terjadi dapat
dipilih secara acak. Nilai fungsi untuk kombinasi ini disebut Tidak Peduli
Dengan Kondisi. d digunakan dalam K-map untuk menandai kombinasi nilai-
nilai variabel yang fungsinya dapat ditetapkan secara acak. Dalam proses
minimisasi dapat ditetapkan | sebagai nilai untuk kombinasi nilai masukan
yang mengarah ke blok terbesar di K-map.
h. Metode Quine-McCluskey
Telah dilihat bahwa K-maps dapat digunakan untuk menghasilkan
ekspansi minimal dari fungsi Boolean sebagai penjumlahan Boolean dari hasil
kali Boolean. Namun, K-map sulit digunakan jika ada lebih dari empat variabel.
Lebih lanjut, penggunaan K-maps bergantung pada inspeksi (pemeriksaan)
visual untuk mengidentifikasi suku-suku yang dikelompokkan Untuk alasan
ini, diperlukan prosedur untuk menyederhanakan ekspansi penjumlahan hasil
kali yang dapat dimekanisasi. Metode Quine-McCluskey adalah prosedur
seperti yang dimaksud Metode ini dapat digunakan untuk fungsi Boolean
dalam sejumlah variabel. Metode ini dikembangkan pada tahun 1950 oleh W.
V. Quine dan E. J. McCluskey, Jr.
Pada dasarnya, metode Quine-McCluskey terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama mencari suku-suku yang merupakan kandidat untuk dimasukkan
dalam ekspansi minimal sebagai penjumlahan Boolean dari hasil kali Boolean.
Bagian kedua menentukan suku mana yang benar-benar untuk digunakan.
Contoh 6.27 akan digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana prosedur ini
bekerja, dengan menggabungkan implikant secara berturut-turut menjadi
implikant dengan satu literal yang lebih sedikit.
10
B. Keterkaitan Topik Dengan Sub-Topik
Dari segi keterkaitan topic utama dan sub topic, buku ini sangat runtut dalam
menjelaskannya. Karena setiap topik secara umum membahas keseluhan topik
secara rinci mulai dari aljabar Boolean, register, flip-flop dan gerbang logika.
Sehingga pembaca akan lebih mudah untuk memahami dan merangkum isi buku.
11
Dari segi aspek kelayakan materi, buku ini layak digunakan karena materi
yang terdapat didalamnya sudah lengkap dan terdapat gambar yang mendukung
topik tersebut sehingga mempermudah pembaca. Hanya saja hal yang menjadi
kelemahan dalam buku ini dari segi layaknya materi atau kemuktahiran adalah
buku ini belum mencantumkan materi yang berkaitan dengan masalah nyata
yang berkiatan langsung dengan kalangan mahasis
12
C. Analisis Mahasiswa
Secara mendetail buku ini menjelaskan bagaimana flipflop dan gerbang
logika mampu melakukan pembangunan register geser. Dimana register geser
sendiri merupakan rangkaian logika yang digunakan dalam halnya penyimpanan
data yang fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital. Artinya flipflop
dan gerbang logika sangat berkaitan dengan sistem digital yang digunakan saat
ini, karena mampu melakukan suatu aktivitas dengan me-set atau reset dengan
simultan. Sebagai seorang mahasiswa keberadaan flipflop dan gerbang logika
sangat diperlukan terutama dalam halnya pengefektivitasan dalam proses
pembelajaran yang tentunya semakin meningkat. Dengan penggunaan register
geser, seorang mahasiswa akan mampu menggunakan suatu alat digital yang
memiliki kemampuan dalam halnya sebagai prosesor dan memiliki kemampuan
tambahan di samping kemampuan baca/tulis seperti memory (pengingat) atau
storage (penyimpan). Yang mana tentunya dalam penggunaannya akan
membantu setiap individu/mahasiswa dalam memudahkan pekerjaannya
terutama mendukung pelaksanaan proses pembelajarannya.
13
BAB III
RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN PENDUKUNG
14
C. Kemutakhiran Masalah
Masalah yang diteliti dan coba diatasi ini dapat dikatakan mutakhir karena
memang dalam perancangannya peneliti berhasil menciptakan sesuai dengan
yang ia inginkan. Oleh sebab itu tidak ada kelemahan dari segi kemutakhiran
masalahnya.
D. Kohesi Dan Koherensi Isi Penelitian
Kelemahan dari aspek kohesi dan koherensinya berkaitan dari segi
pemaknaan yang mungkin kurang mendasar walaupun secra keseluruhan sudah
cukup baik setiap elemennya.
15
Sirkuit Gambar 2 (a) disebut flip-flop yang dipicu tepi positif karena output Q pada
pengait slave hanya berubah di tepi naik jam. Jika gerendel budak diaktifkan
ketika jam rendah, maka itu disebut sebagai flip-flop yang dipicu tepi negatif.
Sirkuit Gambar 2 (a) juga disebut sebagai flip-flop masterslave D karena dua latch
yang digunakan dalam rangkaian. Gambar 2 (b) dan (c) menunjukkan tabel
kebenaran dan simbol logika masing-masing. Gambar 2 (d) menunjukkan diagram
waktu untuk D flip- flop.
B. Program Pembangunan Di Indonesia.
Program pembangunan di Indonesia sangat bergantung pada
penyelenggaran pendidikan yang sesuai dengan kemajuan teknologi yang ada.
Pembahasan mengenai inovasi inovasi dibidang pendidikan haruslah selalu
digencarkan untuk memajukan pembangunan. Seperti halnya jurnal ini yang
melakukan perancangan perancangan diskrit d flip-flop menggunakan teknologi
cmos 0.35 dapat dikembangkan dan dipertahankan untuk memacu
perkembangan pendidikan terutama di bidang matematika terapan.
C. Analisis Mahasiswa (Posisi Kritis Mahasiswa)
Jurnal ini menjelaskan perancangan diskrit d flip-flop menggunakan
teknologi cmos 0.35 dengan berbagai Langkah perancangan seperti berikut,
perancangan D flip-flop master-slave yang dibangun dengan menggunakan
gerbang logika NAND dengan teknologi CMOS 0.35 µm. Perancangan awal dimulai
dengan menentukan skema rangkaian dari D flip-flop master-slave. Kemudian
selanjutnya merancang gerbang logika NAND dengan menggunakan CMOS 0.35
µm. Selanjutnya menggabungkan gerbang logika NAND tersebut menjadi rangkian
D flip-flop. Semua rangkaian tersebut di rancang dan disimulasikan menggunakan
perangkat lunak LT- SPICE. Tentu hal ini dapat menjadikan solusi dalam
meningkatkan implementasi teori aljabr Boolean terhadap kehidupan sehari hari
yang dalam hal ini terhadap flip flop. Kedepannya diharapkan akan banyak inovasi
baru guna memahamkan masyarakat terutama masyarakat intelektual untuk
mengembangkan keilmuwan serta penerapannya agar memabangun pendidikan
Indonesia maju.
16
BAB IV
ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL DARI PENYELESAIAN KASUSNYA
1. AND
2. OR
3. NOT
17
5. NOT OR (NOR)
6. Exclusive OR (EXOR)
Penyelesaian :
18
Berdasarkan gambar tentukan rangkaian sirkuit logikanya !
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Analisis :
19
E = (A’′ ∨ B’′) ∧ B’′ (sifat idemporen)
Dari penggunaan sifat sifat ini yang akan menghasilkan sirkuit penyederhanaan dari
rangkaian logika yang telah ada.
20
BAB V
PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI
Register adalah sekumpulan sel biner yang dipakai untuk menyimpan informasi
yang disajikan dalam kode-kode biner. Penulisan (pemuatan) informasi itu tidak lain
daripada penyetelan keadaan kumpulan flip-flop dalam register itu secara serentak
sebagai satu kesatuan. Setiap flip-flop dalam register membentuk satu sel dan dapat
menyimpan 1 angka biner (binary digit, bit). Satu register yang tersusun atas n sel dapat
menyimpan n bit data yang dapat menyatakan salah satu dari 2 n macam kode yang dapat
dibentuk dari n bit tersebut, yang untuk data desimal dapat berharga dari 0 sampai
dengan 2 n -1. Register 8 bit, misalnya, dapat menyimpan salah satu dari 256 macam kode
atau harga desimal 0 sampai dengan 255. Register dapat menyimpan informasi dalam
kode biner dan menampilkannya kembali dan dikatakan dapat melakukan operasi baca
dan tulis. Dalam lingkungan komputer digital, register menjadi bagian yang sangat
penting. Dalam lingkungan ini, istilah register digunakan khusus bagi register dalam
prosesor yang mempunyai fungsi khusus dengan kemampuan tambahan di samping
kemampuan baca/tulis. Register yang hanya mempunyai kemampuan baca/tulis disebut
memori (pengingat) atau storage (penyimpan). Penyimpanan data dalam memori bersifat
jauh lebih permanen dibanding penyimpanan dalam register. Pada umumnya, dalam satu
prosesor disediakan register dalam jumlah yang sangat terbatas sedangkan memori
disediakan dalam ukuran yang sangat besar, dalam ukuran KB (Kilobyte) sampai MB
(Mega Byte) yang masing masing byte terdiri atas 8 sel. Dalam pandangan rangkaian
logika, memori dan register khusus tetap sama dan disebut register. Bab ini akan
menguraikan register pemalang, memori dan register geser.
Register Geser (Register Geser) adalah tipe lain dari rangkaian logika sekuensial
yang dapat digunakan untuk penyimpanan atau transfer data biner. Perangkat sekuensial
ini memuat data yang ada pada inputnya dan kemudian memindahkan atau
"menggesernya" ke outputnya sekali setiap siklus clock, karenanya dinamakan Register
Geser.Sebuah register geser pada dasarnya terdiri dari beberapa bit tunggal “D-Type Data
Latches”, satu untuk setiap bit data, baik logika “0” atau “1”, yang dihubungkan bersama-
sama dalam pengaturan rangkaian berantai tipe seri sehingga output dari satu kait (latch)
data menjadi input kait berikutnya dan seterusnya. Bit data dapat IN atau OUT dari
register geser secara seri, yaitu satu demi satu dari arah kiri atau kanan, atau semuanya
bersamaan pada saat yang sama dalam konfigurasi paralel.
21
penghitungan dan pengurutan (sequencing). Terdapat beberapa jenis flip-flop dan kita
akan mempelajari beberapa diantaranya.
Untuk mengubah JK flip flop menjadi D flip flop, kita perlu menambahkan gerbang
NOT yang inputnya dipasang pada pin J dan output gerbang not dipasang pada pin K di JK
flip flop tersebut. Register geser atau shift register adalah suatu komponen elektronik
yang memiliki banyak output dengan sebuah input. Register geser ini bekerja dengan 2
buah pin input yaitu data dan clock. Ketika clock diberi tegangan dari high ke low ke high
lagi, maka artinya 1 clock telah diberikan ke register geser, dan tegangan pada pin output
pertama akan menjadi seperti data. Kemudian jika 1 clock diberikan lagi, pin output 2
akan memiliki tegangan seperti pin output 1 dan pin output satu akan memiliki tegangan
seperti pin input data. Hal ini berlaku untuk semua pin output, setiap diberikan 1 clock
akan memiliki kondisi seperti pin output sebelumnya. Atau bisa kita tuliskan.
Register geser ini akan sangat penting dalam sistem digital karena sering sekali
digunakan dalam metode scanning matrix, dimana dalam metode ini menggunakan
register geser untuk membaca dan atau mengganti kondisi tegangan pada sebuah titik
pada matrix. Selain itu register geser juga digunakan sebagai konverter data serial ke
paralel. Metode konversi yang dilakukan dari serial menjadi paralel yaitu dengan
memberikan data biner secara serial (high low), kemudian diikuti clock setiap bit
datanya. Data akan menjadi memiliki antarmuka paralel pada pin output. Misalnya data
serial adalah angka 10, yaitu binernya 00001010, akan diubah menjadi paralel sehingga
pin output 0 sampai pin output 8 akan bernilai 00001000. Dimana 0 merepresentasikan
kondisi tegangan LOW dan 1 merepresentasikan tegangan HIGH. Maka cara
pengkonversian adalah dengan memberikan setiap bit data mulai dari LSB (Least
significant bit) ke MSB (Most significant bit) kemudian diberi 1 clock sehingga pin output
akan menjadi data paralel dari input setelah di lock 8 kali. Contoh ini jika data yang
diberikan berukuran 8 bit.
22
BAB VI
IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA
A. Hukum Komutatif
Hukum Komutatif menjelaskan bahwa penukaran atau perubahan urutan
variabel input atau sinyal masukan sama sekali tidak mempengaruhi variabel
output suatu rangkaian logika. Komutatif (pertukaran) :
• A+B=B+A
• A.B=B.A
B. Hukum Asosiatif
Hukum Asosiatif menjelaskan bahwa perubahan urutan penyelesaian operasi
pada variabel tidak akan mempengaruhi variabel output suatu rangkaian logika.
Asosiatif (pengelompokan) :
• A + (B + C) = (A + B) + C
• A x (B x C) = (A x B) x C
C. Hukum Distributif
Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel input pada operasi aljabar
Boolean dapat disebarkan tempatnya tanpa mengubah variabel hasil dari output
suatu rangkaian logika. Distributif (penyebaran) :
A x (B + C) = A x B + A x C
A + B x C = (A + B) x (A + C)
Absorbsi (penghilangan) :
• A+AxB=A
• A x (A + B) = A
Kombinasi :
23
• AxB+AxB=A
• (A + B) x (A + 𝑑̅) = A
Konsensus :
• A x B + B x C + 𝑑̅ x C = A x B + 𝑑̅ x C
• (A + B) x (B + C) x (𝑑̅ + C) = (A + B) x (𝑑̅ + C)
• A + 𝑑̅ x B = A + B
• A x (𝑑̅ + B) = A x B
24
1. Suatu lokasi memori mempunyai nilai 1000 1100. Jadikan bit ke-5 dan ke-4
menjadi ‘1’, dan bit ke-3 dan ke-2 menjadi ‘0’ tanpa mengubah bit-bit yang lain!
Jawab:
Untuk menjadikan bit ke-5 dan ke-4 menjadi ‘1’ dapat dilakukan dengan operasi
OR. 1000 1100
0011 0000 OR
1011 1100
Untuk menjadikan bit ke-3 dan ke-2 menjadi ‘0’ dapat dilakukan dengan operasi.
AND.1011 1100
1111 0011 AND
10110
25
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil data dan informasi yang telah diperoleh dapat diambil
kesimpulan bahwa: Flip-flop dapat dirangkai dari gerbang logika, juga dapat
diperoleh dalam bentuk IC. Flip-flop diinterkoneksikan untuk membentuk
rangkaian logika sekuensial untuk penyimpanan, pewaktu, penghitungan dan
pengurutan (sequencing). Untuk mengubah JK flip flop menjadi D flip flop, kita perlu
menambahkan gerbang NOT yang inputnya dipasang pada pin J dan output gerbang
not dipasang pada pin K di JK flip flop tersebut. Register geser atau shift register
adalah suatu komponen elektronik yang memiliki banyak output dengan sebuah
input. Register geser ini bekerja dengan 2 buah pin input yaitu data dan clock. Ketika
clock diberi tegangan dari high ke low ke high lagi, maka artinya 1 clock telah
diberikan ke register geser, dan tegangan pada pin output pertama akan menjadi
seperti data. Kemudian jika 1 clock diberikan lagi, pin output 2 akan memiliki
tegangan seperti pin output 1 dan pin output satu akan memiliki tegangan seperti
pin input data. Hal ini berlaku untuk semua pin output, setiap diberikan 1 clock akan
memiliki kondisi seperti pin output sebelumnya.
Perancangan D flip-flop master-slave yang dibangun dengan menggunakan
gerbang logika NAND dengan teknologi CMOS 0.35 µm. Perancangan awal dimulai
dengan menentukan skema rangkaian dari D flip-flop master-slave. Kemudian
selanjutnya merancang gerbang logika NAND dengan menggunakan CMOS 0.35 µm.
Selanjutnya menggabungkan gerbang logika NAND tersebut menjadi rangkaian D
flip- flop.
7.2 SARAN
Tentu hal ini dapat menjadikan solusi dalam meningkatkan implementasi
teori Aljabar Boolean terhadap kehidupan sehari hari yang dalam hal ini terhadap
flip flop. Kedepannya diharapkan akan banyak inovasi baru guna memahamkan
masyarakat terutama masyarakat intelektual untuk mengembangkan keilmuwan
serta penerapannya agar memabangun pendidikan Indonesia maju. Dalam
penulisannya Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi ejaan,
bahasa, keaktifan kalimatnya, dan lain-lain. Oleh karena itu, kami sebagai penulis
makalah, sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
26
DAFTAR PUSTAKA
Rosen, K. H. 2019. Discrete Mathematics and Its Applications Eighth Edition. New York, NY
: McGraw-Hill.
Wibisono, S. 2008. Matematika Disrit Edisi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu
27