MK. FILSAFAT
PENDIDIKAN PRODI
PENDIDIKAN
MATEMATIKA- FMIPA
Skor Nilai:
FILSAFAT PENDIDIKAN
DAN
(Prof. Dr. H. Jalaluddin dan Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed., 2013)
NIM : 4203111004
NOVEMBER 2020
EXECUTIVE SUMMARY
Filsafat pendidikan memang suatu disiplin yang bisa dibedakan tetapi tidak
terpisah baik dari filsafat maupun juga pendidikan, ia beroleh asupan pemeliharaan
dari filsafat. Ia mengambil persoalannya dari pendidikan, sedangkan metodenya dari
filsafat. Berfilsafat tentang pendidikan menuntut suatu pemahaman yang tidak hanya
tentang pendidikan dan persoalan-persoalannya, tetapi juga tentang filsafat itu
sendiri.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Citical Book Report ini.
Critical Book Report ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat
Pendidikan. Dalam tugas ini saya akan mengkritisi buku yang akan saya review.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yaitu Bapak
Dody Feliks Pandimun Ambarita, S.Pd., M.Hum. yang telah memberikan arahan dalam
penyelesaian tugas ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan
teman-teman yang membantu dalam proses penyelesaian tugas ini.
Dinda Angela
ii
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY.................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................................... 23
4.2 Rekomendasi................................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 24
LAMPIRAN....................................................................................................................................... 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
CBR merupakan singkatan dari Critical Book Review. Dapat kita ambil salah
satu dari kata-katanya yaitu critical yang berarti kritik. Jadi dalam penyelesaian
CBR ini terdapat langkah penyelesaiannya yaitu mengkritik. CBR ini diselesaikan
dikritisi.
referensi, khususnya mengenai filsafat pendidikan. Jadi, dengan adanya CBR ini
pembaca yang sering merasa kebingungan ketika ingin memilih buku referensi
akan merasa terbantu. Karena di dalam CBR ini terdapat hasil berupa hasil analisi,
dapat mengetahui isi buku tersebut tanpa membaca secara keseluruhan dan
pembaca dapat dengan mudah mengetahui kesesuaian buku yang ingin dijadikan
referensi.
1
1.3 Manfaat CBR
buku. Dan bagi pembaca, CBR ini berguna untuk mempermudah pembaca
menemukan inti-inti langsung dari sebuah buku tanpa harus membacanya secara
keseluruhan.
Buku Utama
Judul : Filsafat Pendidikan
Edisi : Ketiga
Pengarang : Dr. Edward Purba, MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS
Penerbit : Unimed Press
Kota Terbit : Medan
Tahun Terbit : 2016
ISBN : 978-602-7938-38-0
Buku Pembanding
Judul : Filsafat Pendidikan : Manusia, Filsafat, dan Pendidikan
Edisi : Ketiga
Pengarang : Prof. Dr. H. Jalaluddin dan Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed.
Penerbit : PT RajaGrafindo Persada
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2013
ISBN : 978-979-769-372-5
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Pengertian Filsafat
B. Filsafat Pendidikan
Filsafat dilihat dari fungsinya secara praktis adalah sebagai sarana bagi
manusia untuk dapat memecahkan berbagai problematika kehidupan yang
dihadapinya, termasuk dalam problematik dibidang pendidikan. Karena itu, bila
dihubungkan dengan masalah pendidikan, dapat dikatakan bahwa filsafat merupakan
arah dan pedoman atau pijakan dasar bagi tercapainya pelaksanaan dan utjuan
3
pendidikan. Oleh sebab itu filsafat pendidikan dapat dikatakan adalah ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidikan yang merupakan penerapan analisa filosfis dalam lapangan pendidikan.
BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan mencakup sekurang-kurangnya tiga cabang utama dari
filsafat yakni, ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi membicarakan tatanan
dan struktur kenyataan dalam arti luas, maka pandangan ontologi dari pendidikan
adalah manusia, makhluk mulia, potensi, interaksi, budaya, dan lingkungan.
Epistemologi menyelidiki kritis hakikat, landasan, batas-batas, dan patokan
kesahihan pengetahuan. Epistemologi pendidikan dimaksudkan mencari sumber-
sumber pengetahuan dan kebenaran dalam praktek pelaksanaan pendidikan.
Landasan aksiologis dalam praktek pelaksanaan pendidikan didasarkan pada nilai-
nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 45 yang
menekankan bahwa pendidikan dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan landasan aksiologis ini juga terkandung dalam undang-undang
pendidikan.
Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linier antara filsafat dan
pendidikan. Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung ke dalam
pendidikan dengan maksud untuk mengahasilkan konsep pendidikan yang berasal
dari satu cabang atau aliran filsafat, misalnya dengan idealism. Selain pendekatan
linier, filsafat pendidikan dapat disusun dengan berpangkal kepada pendekatan
tertemtu daripada pendidikan itu sendiri. Pendekatan lain yang akan dikembangkan
adalah ketika pendidikan itu emnghadapi masalah atau keadaan yang tidak seperti
yang diharapkan, pasti memerlukan jawaban yang tidak semata-mata berada dalam
ruang lingkup pendidikan.
Kedudukan filsafat pendidikan dalam ajaran ilmu pendidikan adalah sebagai
bagian dari fondasi-fondasi pendidikan. Itu berarti bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan. Dengan memperhatikan
kedudukan filsafat pendidikan secara fungsional terhadap keadaan atau perubahan
serta perkembangan zaman dan alam, maka tidak jarang filsafat pendidikan
merupakan tumpuan atas berbagai pertanyaan yang bersifat makro. Nuansa serta
4
tekanan permasalahan dari waktu ke waktu dapat berbeda, sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam telaah pendidikan serta filsafat pendidikan.
Filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting, sebab menjadi dasar,
arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan
adalah realisasi dari ide-ide filsafat; filsafat memberi asas kepastian bagi peranan
pendidikan sebagai wadah pembinaan manusia yang telah melahirkan ilmu
pendidikan, lembaga pendidikan, dan aktivitas pendidikan, sehingga filsafat
pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar pendidikan. Jadi dapat disimpulkan
hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan yaitu:
Filsafat dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai
dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan oleh para ahli
Memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat
tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan yang ada
Filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah
dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
BAB III ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
5
membantu untuk pengembangan hakikat manusia; pelajaran dalam subjek yang sama
diperuntukkan bagi semua peserta didik.
Salah satu tokoh yang terkenal dalam filsafat ini adalah John Deway. Menurut
Beliau pendidikan didasarkan pada tiga pokok pemikiran yaitu pendidikan
merupakan kebutuhan untuk hidup, pendidikan sebagai pertumbuhan, pendidikan
sebagai fungsi sosial.
6
8. Filsafat Pendidikan Esensialisme
Hakikat rakyat adalah pilar negara dan yang berdaulat. Perbedaan yang ada
dalam masyarakat adalah sebagai aset untuk membangun kebinekaan dan kesatuan
langkah dan perbuatan menuju masyarakat adil, makmur, dan berdaulat. Berarti
masyarakat Indonesia berkembang dengan tetap memperhatikan dan menghargai
masing-masing budaya etnis yang ada di masyarakat mendapatkan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk berkembang.
Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, dan sumber nilai
bagi bangsa Indonesia. Menurut Kaelan, 2000, (dalam Purba, 2016) menjelaskan
bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber
nilai, kerangka berpikir secara asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
8
wajib mengikuti pendidkan dasar dan pemerintah wajib membiayainya;
(2)pemerintah megusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasioanl, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangs, yang diatur dengan undang-undang; (3)
negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memnuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
9
Proses pendidikan menghasilkan perkembangan dan pertumbuhan hidup dan
kehidupan manusia sebagain konsekuensi dari kemajuan ilmu dan teknologi serta
munculnya teknokrat-teknokrat hasil proses pendidikan yang merancang dan
melaksanakan pembangunan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Teknologi
informasi telah menembus batas daerah, negara, regional, dan bahkan global atau
internsional, sehingga perubahan yang terjadi semakin pesat terjadi menuju
masyarakat modern. Pendidikan harus dapat meberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk terlibat aktif dan kreatif. Pembinaan yang dilakukan terhadapa peserta
didik dalam pendidikan harus memperhatikan perbedaan masing-masing individu
peserta didik. para pendidik harus memperhatikan nilai dan norma-norma susila
sehingga setiap perilaku dan tindakannya memancarkan tindakan yang patut ditiru
dan dicontoh oleh peserta didik.
10
sesuai dengan perkembangannya. Oelh karena itu, dalam pelaksanaan pendidikan
harus menerapkan asas-asas yang sesuai yaitu; asas pendidikan sepanjang hayat, asas
kasih sayang, asas demokrasi, asas keterbukaan dan tranparansi, asas tanggung
jawab, asas kualitas, panca darma taman siswa, dan dasar-dasar pendidikan
Mohammad Sjafei.
Filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa
merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan
bangsa, termasuk aspek pendidikan. Filsafat pendidikan yang dikembangkan harus
11
berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa. Sedangkan pendidikan
merupakan suatu cara atau nekanisme dalam menanamkan dan mewariskan sistem-
sistem norma tingkah laku yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung
oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan yang mampu menjawab segala
pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan
dengan alam semesta hingga masalah manusia dnegan problmatika dan
kehidupannya. Namun karena banyak permasalahan yang tidak dapat dijawab lagi
oleh filsafat, lahirlah cabang ilmu pengetahuan lain yang membantu menjawab segala
macam permasalahan yang timbul.
1. Idealisme
Aliran ini memandang dan menganggap yang nyata hanya idea. Idea selalu
tetap, tidak mengalami perubahan dan pergeseran yng mengalami gerak yang tidak
dikategorikan idea. Aliran idealisme sangat identik dengan alam dan lingkungan,
karena aliran ini melahirkan dua macam realita, yang pertama yakni yang
tampakyaitu apa yang dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan
seperti ini seperti ada yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang mati;
yang kedua adalah realitas sejati, yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna
(idea). Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah bahwa manusia menganggap roh
atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi
kehidupan manusia.
2. Materialisme
Aliran rasionalisme ini lahir karena adanya usaha untuk membebaskan diri
dari bentuk pemikiran yang tradisional (skolastik) yang dianggap tidak pernah
mampu menangani dan menemukan hasil terhadap ilmu pengetahuan. Sebagai
makhluk hidup, manusia dikaruniakan empat hidayah Tuhan yang saling
berhubungan satu sama lain, yaitu: hidayah indrawi (alat tubuh vital); hidayah naluri
(kehendak); hidayah akliah (respons yang masuk dengan perantara naluri dan indra);
hidayah agama (bimbingan agama). Keempat komponen tersebut dapat
dikategorikan sebagai hasil pengetahuan, yang pada prinsipnya bekerja sama antara
satu sama lain.
Ontologi berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata dan bagaimana
keadaan yang sebenarnya, apakah hakikat di balik alam nyata ini. Epistemologi
adalah pengetahuan pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara
manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan.
Aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua
nilai tersebut dalam kehidupan manusia.
Aliran-aliran filsafat modern sebagai berikut:
1. Aliran Progresivisme
Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan asas
progresivisme dalam semua realita kehidupan, agar manusia bisa survive mengahdapi
semua tantangan hidup. Aliran progresivisme memiliki kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan meliputi: ilmu hayat, bahwa manusia mengetahui semua masalah
kehidupan; antropologi, bahwa manusia mempunya pengalaman, pencipta budaya.
Dengan demikina, dapat mencari hal baru; psikologi, bahwa manusia akan berpikir
tentang dirinya sendiri, lingkungan, pengalaman, sifat-sifat alam, dapat menguasai
dan mengatur alam.
2. Aliran Esensialisme
Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-
nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia. Esensialisme
13
memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang meiliki kejelasan
dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai
tata nilai yang jelas. Idealisme dan realisme merupakan aliran filsafat yang
membentuk corak esensialisme.
3. Aliran Perenialisme
Perenialisme memberikan jalan keluar bagi keadaan krisis di zaman modern
ini, yaitu dengan mengembalikan pada kebudayaan masa lampau yang dianggap
cukup ideal dan teruji ketangguhannya. Untuk itu, pendidikan harus lebih banyak
mengarahkan perhatiannya pada kebudayaan yang ideal dan teruji dan tangguh.
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses
mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan sumbangan yang
berpengaruh baik teori maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman
sekarang.
4. Aliran Rekonstruksionisme
Aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak
tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang ercorak
modern. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran
perenialisme, yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. Aliran
rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan
tugas semuaumat manusia. Karenanya, pembinaan daya intelektual dan spritual yang
sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina kembali manusia dnegan nilai
dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang,
sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
Filsafat merupakan hasil usaha manusia dengan kekuatan akal budinya untuk
memahami secara radikal, integral, dan universal tentang hakikat sarwa yang ada
(Tuhan, alam, dan manusia), serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari
pemahaman tersebut. Filsafatlah yang bertugas memcari jawaban dengan cara ilmiah,
objektif, memberikan pertanggungjawaban dengan berdasarkan pada akal budi
manusia. Dengan demikian, filsafat itu timbul dari kodrat manusia.
14
Manusia mempunyai keistimewaan ketimbang mahkluk hidup yang lain.
Berpikir atau bernalar merupakan satu kegiatan akal manusia melalui pengetahuan
yang kita terima melalui pancaindra diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu
kebenaran. Aktivitas berpikir merupakan manifestasi berdialog dengan diri sendiri,
mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, menunjukkan alsan-alasan,
membuktikan sesuatu, menggolong-golongkan, membanding-bandingkan, menarik
kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari kausalitasnya, membahas secara
realitas dan lain-lain. Sebagai upaya memahami semua yang timbl dalam dalam
keseluruhan lingkup pengalaman manusia, maka berfilsafat memerlukan suatu ilmu
dalam mewujudkan pemahaman tersebut.
Ilmu tidak terlepas dari eksistensi pendidikan, eksistensi oendiidkan dari yang
sifatnya dari yang umum sampai ke khusus. Hubungan filsafat dengan ilmu
pendidikan ini tidak hanya insidental, tetapi juga suatu keharusan. John Dewey, filsuf
Amerika mengatakan bahwa filsafat merupakan teori umum dari pendidikan atau
landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan. Lebih dari itu, filsafat memang
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan
pengalaman yang banyak terdapat di lapangan pendidikan.
Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi bangsa yang
dianut. Karenanya, sistem pendidikan nasional Indonesia dijiwai, didasari, dan
mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah dasar negar Indonesia yang
merupakan fungsi utamanya dan dari segi materinya digali dari pandangan hidup dan
kepribadian bangsa. Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara RI, tetapi juga alat
pemersatu bangsa, kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sumber dari segala
sumber hukum sumber ilmu pengetahuan di Indonesia.
Setiap masyarakat atau bangsa memiliki sistem nilai ideal yang dipandang
sebagai sesuatu yang benar
16
Nilai-nilai tersebut perlu dipertahankan sebagai suatu pandangan hidup atau
filsafat hidup mereka
Agar nilai-nilai tersebut dapat dipelihara secara lestari, perlu diwariskan
kepada generasi muda
Usaha pelestarian melalui pewarisan ini efektifnya melalui pendidikan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
17
Pada Buku Utama yang berjudul Filsafat Pendidikan karya Dr. Edward Purba,
MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS mengatakan bahwa secara etimologi dan terminologi
filsafat membahas lapisan yang terakhir dari segala sesuatu atau membahas masalah-
masalah yang paling dasar. Sedangkan Filsafat pendidikan dapat dikatakan adalah
ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam
bidang pendidikan yang merupakan penerapan analisa filosfis dalam lapangan
pendidikan
Pada Buku Utama yang berjudul Filsafat Pendidikan karya Dr. Edward Purba,
MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS mengatakan pandangan Filsafat Pancasila tentang
manusia, masyarakat, pendidikan, dan nilai.
Pada Buku Pembanding yang berjudul Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat,
dan Pendidikan karya Prof. Dr. H. Jalaluddin dan Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed
19
mengatakan bahwa Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa, sebagai filsafat
pendidikan nasional, hubungan Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari
filsafat pendidikan, dan filsafat pendidikan Pancasila dalan tinjauan ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.
Berdasarkan kedua buku tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua buku
memberikan pandangan-pandangan Filsafat Pancasila, kemudian Pancasila sebagai
suatu filsafat bangsa dan pendidikan nasional, dan hubungan Pancasila dengan sistem
pendidikan berdasarkan peninjauannya.
Pada Buku Utama yang berjudul Filsafat Pendidikan karya Dr. Edward Purba,
MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS mengatakan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai
proses kegiatan mengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan kematangan.
Pendidikan nasional berfungsi untuk membentuk karakter. Karakter sangat penting
dan menentukan dalam mencapai tujuan hidup. Proses pendidikan menghasilkan
perkembangan dan pertumbuhan hidup dan kehidupan manusia sebagian
konsekuensi dari kemajuan ilmu dan teknologi serta munculnya teknokrat-teknokrat
hasil proses pendidikan yang merancang dan melaksanakan pembangunan dalam
setiap aspek kehidupan manusia.
20
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan
Kekurangan
21
aliran filsafat pendidikan
modern yang ditinjau dari
ontologi, epistemologi, dan
aksiologi
Terdapat pengulangan- Terdapat pengulangan-
pengulangan penjelasan pengulangan penjelasan,
seperti pengertian dari
filsafat
BAB IV
4.1 Kesimpulan
22
analisis filosofis dalam lapangan pendidikan. Filsafat pendidikan didasarkan pada
empat aliran pokok tentang realita dan fenomena, maka filsafat pendidikan terdiri
dari idealisme, realisme, materialisme dan pragmatisme. Sedangkan penjelasan
tentang pengkajian terhadap fenomena atau gejala dan eksistensi manusia dalam
pengembangan hidup dan kehidupannya dalam alam dan lingkungannya yang
tercakup dalam ekistensialisme, progresivisme, esensialisme, perenialisme, dan
rekonstruksionisme.
Dari kedua buku yang telah direview tersebut dapat dsimpulkan bahwa kedua
buku membahas hal-hal yang berkaitan filsafat pendidikan, mulai dari pengertian
filsafat, filsafat pendidikan, latar belakang filsafat pendidikan, hubungan filsafat
pendidikan dengan pendidikan, hakikat ilmu, dan materi lainnya yang masih
berhubungan dengan filsafat pendidikan.
4.2 Rekomendasi
Saran yang dapat saya berikan sebagai periview kepada penulis buku ini
adalah agar semua kekurangan kedua buku tersebut dapat diperbaiki untuk ke
depannya. Sehingga pembaca semakin tertarik dengan kedua buku tersebut. Untuk
para pembaca agar menggunakan kedua buku untuk dijadikan referensi dalam
mempelajari filsafat pendidikan, karena buku ini tentunya sangat membantu apalagi
untuk pemula seperti saya ini.
Critical Book Review yang telah saya siapkan ini tentunya juga dapat dijadikan
referensi untuk para pembaca, tentunya dalam mempermudah para pembaca dalam
menetukan inti-inti yang ada di dalam kedua buku ini.
DAFTAR PUSTAKA
Idi, Abdullah dan Jalaluddin. 2013. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan
Purba, Edward dan Yusnadi. 2016. Filsafat Pendidikan. Medan: UNIMED PRESS
23
LAMPIRAN
24
Lampiran Buku Pembanding
25
26