Skor Nilai :
MEDAN
NOVEMBER 2022
EXCECUTIVE SUMMARY
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik
dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor
genotype dan fenotipe. Faktor genotype adalah faktor yang dibawa individu sejak
lahir, ia merupakan faktor keturunan dibawa individu sejak lahir. Kepribadian adalah
keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi
biopsikofisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi
lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental
psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Manusia dapat dikatakan
sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan, yaitu: 1. Manusia tunduk pada norma
sosial, aturan 2. Perilaku manusia mengharapkan penilaian dari orang lain 3. Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain 4. Potensi manusia akan
berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia
Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial karena:-Manusia tunduk pada aturan dan
norma sosial-Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain-
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain-Potensi manusia
akan berkembang bila berada di tengah-tengah masyarakat Cooley memberi nama
looking glass-self untuk melihat bahwa seseorang dipengaruhi oleh orang lain.
Menurut pendapat Dr. A Lysen individu berasal dari bahasa latin individum, yang
artinya tak terbagi. Manusia lahir merupakan mahkluk individual yang makna tidak
terbagi atau tidak terpisah antara jiwa dan raga.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan tugas ini.
Adapun yang menjadi judul tugas Critical Book Review saya adalah “Manusia
sebagai mahluk individu dan sosial”. Tujuan saya menulis makalah ini yang utama
untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing saya ” Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd.”
dalam mata kuliah “Ilmu sosial dan budaya dasar” dan diharapkan pembaca dapat
memahami dan mengerti tentang Motivasi belajar serta dapat memahami faktor dan
hal-hal yang berhubungan dengan buku ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam critival Book Review ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saya berharap adanya saran
dan usulan demi perbaikan critical Book Review yang telah saya buat dimasa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
C. MANFAAT CBR
1. Dapat membandingkan dua atau lebih buku yang di review
2. Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu buku
3. Dan dapat mengkritik bagaimana buku yang baik dan benar
4. Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari buku-buku
1
Buku Pembanding
1. Judul : Ilmu Sosial & Budaya Dasar
2. Edisi : Cetakan Pertama
3. Pengarang : Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si. Winarno, S.Pd., M.Si.
4. Penerbit : PT Bumi Aksara
5. Kota terbit : Jakarta Timur
6. Tahun Terbit : 2008
7. No. ISBN : 978-979-010-425-9
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. BUKU UTAMA
1. Manusia Sebagai Mahluk Individu
Individu berasal dari kata in dan divided . Dalam Bahasa Inggris in salah
satunya mengandung pengertian tidak , sedangkan divided artinya terbagi. Jadi
individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Dalam bahasa latin individu
berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan
terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia
perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “orang-seorang” atau
“manusia perorangan”. Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani.
Seorang individu adalah perpaduan antara factor genotip dan fenotip. Faktor
genotip adalah factor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan factor
keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan
karakter atau sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter
atau sifat yang dipengaruhi oleh factor lingkungan (factor fenotip).
3
Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia
ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan
sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki
kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan
orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-
masing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman lagi dengan orang kaya. Orang
yang berprofesi sebagai artis, cenderung untuk mencari teman sesama artis lagi.
Dengan demikian, akan terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang
didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan.
Manusia dikatakan juga sebagai mahluk sosial, karena manusia tidak akan bisa
hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Ketika bayi lahir,
ia memerlukan pertolongan manusia lainnya. Bayi sama sekali tidak berdaya ketika ia
lahir, ia tidak bisa mempertahankan hidupnya tanpa pertolongan orang lain. Berbeda
dengan hewan, jerapah misalnya, ketika binatang ini lahir hanya dalam hitungan
menit ia sudah bisa berdiri tegak dan berjalan mengikuti induknya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, karena
beberapa alasan, yaitu:
a) Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b) Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c) Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
3. Interaksi sosial dan sosialisasi
Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Interaksi social adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara
individu, kelompok social, dan masyarakat. Interaksi sosial terjadi dengan didasari
oleh factor-faktor : imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
Ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi
sosial, yaitu :
a) Proses Asosiatif, yang terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi,
asimilasi, dan akulturasi.
b) Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan
pertentangan/ pertikaian/konflik.
4
Dalam masyarakat terjadi proses sosialisasi. Sosialisasi itu sendiri diartikan
sebagai “a process by which a child learms to be a participant member of society”
yaitu suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat. Sosialisasi terjadi melalui agen-agen sosialisasi
seprti : keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan.
Pada tahap awal sosialisasi, interaksi seorang anak biasanya terbatas pada
sejumlah kecil orang lain biasanya anggota keluarga, terutama ayah dan ibu.
Sosialisasi seperti ini terjadi pada masa sosialisasi primer. Sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi
anggota masyarakat, sedangkan sosialisasi sekunder diartikan sebagai proses
berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor
baru dari dunia obyektif masyarakatnya.
B. BUKU PENDAMPING
1. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Sosial
Unsur-unsur hakikat manusia terdiri dari hal-hal berikut.
a. Susunan kodrat manusia terdiri atas raga dan jiwa.
b. Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan sosial.
c. Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan.
Berdasarkan pembedaan demikian maka manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial adalah hakikat manusia berdasar sifat-sifat kodrat yang melekat
pada dirinya. Berdasarkan unsur hakikat manusia di atas, Notonagoro (1975)
mengatakan bahwa sebagai makhluk individu dan makhluk sosial merupakan sifat
kodrat dari manusia.
Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup
dengan manusia lain (masyarakatnya). Ia tidak dapat merealisasikan potensi hanya
dengan dirinya sendiri. Manusia akan membutuhkan manusia lain untuk hal tersebut,
termasuk dalam mencukupi kebutuhannya.
Paham yang mengembangkan pentingnya aspek sosial kehidupan manusia
adalah sosialisme. Sosialisme memberi nilai lebih pada manusia sebagai makhluk
sosial. Sosialisme merupakan reaksi atas sistem liberalisme yang dilahirkan oleh
paham individualisme. Adanya persaingan bebas dalam kapitalisme akan menindas
5
orang-orang yang tidak memiliki modal dan orang-orang miskin. Dalam sistem
ekonomi sosialis, setiap orang memiliki kewajiban memberi kepada masyarakat, dan
masyarakat berhak menerima hasilnya sesuai dengan karyanya. Negara tidak hanya
bersifat pasif memberi kesempatan berusaha, tetapi juga aktif mengusa- hakan
keadilan dan kesejahteraan, terutama bagi masyarakat yang tidak mampu, miskin,
dan tidak memiliki modal yang cukup.
2. Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Sosial
a. Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu
Sebagai individu, manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia. Setiap
manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula. Perbedaan
yang ada seperti berbeda keyakinan, tempat tinggal, ras, suku, dan golongan tidak
meniadakan persamaan akan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu,
pengakuan dan penghargaan manusia sebagai manusia mutlak diperlukan.
Pengakuan dan penghargaan itu di- wujudkan dengan pengakuan akan jaminan atas
hak-hak asasi manusia. Manusia memiliki hak-hak dasar yang sama yang tidak boleh
dihalangi oleh manusia lain. Penindasan terhadap hak-hak dasar orang lain pada
dasarnya adalah merendahkan derajat kemanusiaan. Seorang individu pastilah tidak
mau harkat dan martabatnya direndahkan, bahkan diinjak- injak oleh individu lain.
Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi
dirinya, baik potensi jasmani maupun potensi rohani. Jasmani atau raga adalah badan
atau tubuh manusia yang bersifat kebendaan, dapat diraba, dan bersifat riil. Rohani
atau jiwa adalah unsur-unsur ma- nusia yang bersifat kerohanian, tidak berwujud,
tidak bisa diraba, atau ditangkap dengan indra. Unsur jiwa ini terdiri dari tiga jenis,
yaitu akal, rasa, dan kehendak
1) Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep dasar ontologis bahwa manu- sia pada
hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia
sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain.
Manusia sebagai individu adalah bebas, karena itu ia memiliki hak-hak yang tidak
boleh dihalangi oleh siapa pun. Apabila hak-hak itu terpenuhi maka kehidupan
manusia akan terjamin dan bahagia. Masyarakat hanyalah kumpulan dari individu-
6
individu. Jika individu-individu itu hidupnya bahagia dan sejahtera maka masyarakat
pun akan sejahtera.
Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang
harus diutamakan. Kesejahteraan individu merupakan nilai kebaikan yang tertinggi
yang harus diperjuangkan melalui persamaan dan kebebasan. Jadi, yang menjadi
sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan
dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa
disebut juga ideologi individualisme liberal.
2) Pandangan Sosialisme
Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diu-
tamakan. Masyarakat tidak sekadar kumpulan dari individu. Masyarakat merupakan
entitas yang besar dan berdiri sendiri di mana individu- individu itu berada. Individu
dan kepribadiannya dianggap sebagai alat dari mesin raksasa masyarakat.
Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis,
hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena
keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Individu terikat pada
komitmen suatu kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pandangan
sosia- lisme bertolak belakang dengan pandangan individualisme.
Sosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Bahwa
kepentingan masyarakatlah yang utama, bukan individu. Sosialisme adalah paham
yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera
bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi
7
BAB IIl
PEMBAHASAN
8
hidup dengan manusia lain (masyarakatnya). Ia tidak dapat merealisasikan potensi
hanya dengan dirinya sendiri. Manusia akan membutuhkan manusia lain untuk hal
tersebut, termasuk dalam mencukupi kebutuhannya.
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku utama memiliki cover yang
bagus dan juga menarik serta buku yang pembanding juga memiliki cover
yang cukup menarik, sehingga dari dua buku tersebut mampu membuat
pembaca tertarik untuk membacanya.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis termasuk penggunaan font
pada buku utama memiliki tata letak dan tata tulis yang sangat baik dan rapi,
serta penggunaan font yang sudah sesuai. Sedangkan buku pembanding
memiliki tata letak dan tata tulis yang masih berantakan dan tidak sesuai,
tetapi pada penggunaan fontnya sudah tepat.
3. Dari aspek isi, buku utama sangat rinci dalam menjelaskan tetang materi
mengenai manusia sebagai makhluk individu dan sosial.
4. Dari aspek tata bahasa buku utama sangat mudah dipahami oleh pembaca,
karena menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan pada buku pembanding
juga menggunakan tata bahasa yang mudah dipahami.
9
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani dan rokhani, unsure
fisik dan psikis, unsure raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsurunsur tersebut menyatu dalam dirinya . Jika unsur tersebut sudah
tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri
individu ada unsur jamani dan rokhaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau
ada unsur raga dan jiwanya.
Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan
kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan
yang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan faktor
lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus.
Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, salah satunya dikarenakan pada diri
manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada
kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia
memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman
dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya
masing-masing.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, karena
beberapa alasan, yaitu:
1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
3. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
4. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
5. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
10
B. REKOMENDASI
Saya lebih merekomendasikan buku utama dari segi tata letak, serta tata tulis
lebih rapi sehingga para pembaca dapat memahami isi buku yang direview, serta
topik yang di jelaskan sangat terperinci dalam buku tersebut, yaitu penjelasan
mengenai Manusia sebagai mahluk individu dan sosial. sedangkan pada buku
pembanding materi yang di sajikan kurang terperinci sehingga para pembaca kurang
dapat memapahaminya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si. Winarno, S.Pd., M.Si. 2008. Ilmu Sosial & Budaya Dasar.
Jakarta Timur: PT Bumi Aksara.
Ridwan Efendi, Elly Malihah. 2007. Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial
Budaya Dan Teknologi (PLSBT). Bandung: CV Yasindo Multi Aspek
12