Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOKREVIEW

MK.FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI-FIS

FILSAFAT PENDIDIDKAN
(YUSNADI,IBRAHIM GULTOM,WILDANSYAH LUBIS,2019)

NAMA MAHASISWA : NELVAN IRWANTO GEA


NIM : 3202131001
DOSENPENGAMPU : ERWITA IKA VIOLINA,S.Pd,M.Pd.
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Exccekutive Summary

Idiologi adalah paham,filsafat jelas menunjukkan pada ilmu,idiologi


mengajukan paket jadi suatu system pemikiran.Filsafat sebagai ilmu mengedepankan
cara atau metode pemekirannya.Idiologi memiliki target yang mau dikejar secara
plotis dalam tata hidup bersama.Filsafat lebih berminat menampilkan model-model
pemikiran kritis.
Manusia adalah makhluk yang senantiasa berpikir.Dengan kemampuan
berpikir inilah,pada awalnya manusia merasa heran dengan segala sesuati yang ada
dan terjadi di alam.Hingga akhirnya dengan kemampuan berpikir inilah yang
mengantar manusia untuk memperoleh suatu jawaban yang bersifat logis.Proses
berfilsafat adalah prose berpikir,tetapi tidak semua proses berpikir adalah proses
berfilsafat.
Filsafat membantu manusia untuk mencari kebenaran dari segala fenomena
yang ada,memberikan pengertian tentang cara hidup,pendangan hidup dan pandangan
dunia,memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
memahami diri sendiri dan dunia,mengembangkan kemampuan dalam menalar,dan
memberikan bekal untuk memperhatikan pandangan diri sendiri dan orang lain
dengan kritis.
Berfilsafat memerlukan kedalaman,pencarian tak kunjung henti dalam terang
rasionalis,yang dilakukan dengan kaidah-kaidah yang bias
dipertanggungjawabkan.Jika dilakukan sesuatu kontemplasi lebih lanjut,maka
manfaat filsafat secara radikal adalah menjadikan seseorang menjadi bijaksana dalam
hal menyikapi masalah hidup dan kehidupan karena telah ‘berteman’ dengan
kebijaksanaan,serta mengetahui dengan benar apa tujuan mereka berbuat sehingga
filsafat di berbagai tempat berperan sebagai pandangan hidup,pegangan hidup bahkan
sebagai pedoman hidup.

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat –Nya yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas matakuliah FILSAFAT PENDIDIKAN yaitu Critical Book Review. Tugas ini adalah tugas
individu yang mengkaji sebuah buku FILSAFAT PENDIDIKAN yang bertujuan meringkas isi dan
membandingkan dengan dua buku atau lebih buku lainnya dengan relevan.

Saya berharap semoga tugas Critical Book Review ini dapat bermanfaat dan memberikan
inspirasi untuk senantiasa membaca. Saya menyadari bahwa tugas ini terdapat banyak kekurangan,
untuk itu saya mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang tepat dalam pembahasan.

Medan, September 2020

NELVAN IRWANTO GEA

ii
DAFTAR ISI

Exccekutive Summary..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................................1
B. Tujuan masalah....................................................................................................................................1
C. Manfaat Pengkritikan Buku..................................................................................................................1
D. Identitas Buku.......................................................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................................3
RANGKUMAN ISI BUKU...............................................................................................................................3
A. Ringkasan Buku Utama.........................................................................................................................3
Buku Pembanding......................................................................................................................................12
BAB III.......................................................................................................................................................19
PENILAIAN BUKU......................................................................................................................................19
A.Kelebihan Buku......................................................................................................................................19
B.Kekurangan Buku...................................................................................................................................19
BAB IV.......................................................................................................................................................20
PENUTUP..................................................................................................................................................20
B.Saran.......................................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adapun latar belakang penulis dalam mengkritik buku FILSAFAT PENDIDIKAN ini ialah

untuk memenuhi tugas dari matakuliah FILSAFAT PENDIDIKAN, serta sebagai acuan penambah

wawasan tentang bagaimana mengulas sebuah buku.

B. Tujuan masalah

Tujuan pengkritikan buku ini adalah untuk mengetahui dimana kelebihan dan kekurangan dari
buku ini demi perbaikan di masa yang akan datang. Tujuan lainnya yaitu memberikan masukan
kepada penulis berupa kritik dan saran terhadap isi, sebstansi dan penulisan buku serta menguji
kualitas buku yang akan dibandingkan dengan buku lain.

C. Manfaat Pengkritikan Buku

Kritikan buku ini bermanfaat untuk membangun jiwa yang kritis bagi penulis dan pembaca,
serta untuk menjadikan buku ini akan semakin mudah untuk dipelajari oleh semua khalayak.

D. Identitas Buku

1. Buku Utama

1.1.Judul Buku :FILSAFAT PENDIDIDKAN

1.2.Keterangan Buku :145 Halaman

1.3.Pengarang :YUSNADI,IBRAHIM GULTOM,WILDANSYAH LUBIS

1.4.Penerbit :Halamanmoeka

1.5.Kota Terbit :JAKARTA

1.6.Tahun Terbit :Agustus 2019

1
1.7.ISBN :978-602-2699-343-7

BUKU PEMBANDING
1.1.Judul : Filsafat Pendidikan
1.2.Pengarang :Prof.Dr.H.Jalaluddin dan
Prof.Dr.H.Abdullah M.Ed
1.3.Penerbit :Rajawali Pers
1.4.Kota Terbit :JAKARTA
1.5.Tahun Terbit :2014
1.Halaman :228

2
BAB II
RANGKUMAN ISI BUKU
A. Ringkasan Buku Utama

BAB I
Hakikat manusia dalam kajian filsafat
Manusia adalah makhluk tuhan yang paling sempurna, game eksistensinya ditentukan secara mutlak oleh
sang pencipta, tersusun atas kesatuan jiwa dan raga,serta eksis sebagai induvidu memasyarakat.Manusia
sebagai makhluk lemah yang tidak dapat berbuat apa-apa terhadap sang pencipta,kecuali pasrah.Segala
potensi alam ciptaan tuhan oleh manusia perlu diolah agar lebih bisa memberikan pemenuhan kebutuhan
yang sesuai dengan kebuutuhan manusia,tanpa potensi alam manusia tidak dapat eksis.
Secara sederhana manusia dapat dikatakan sebagai makhluk Tuhan yang unik yang bermukim di bumi yang
memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan dirinya dengan makhluk lain yang berada di
dunia.Keunikan manusia dari makhluk lain adalah bahwa manusia memiliki akal fikir tidak memiliki
nafsu,sebaliknya hewn hanya s3mata memiliki akal fikir tidak memiliki nafsu tanpa di lengkapi dengan
akal,karenanya kehidupan hewan atau binatang hanya berdasarkan naluri dan instinng untuk memenuhi
kebutuhan agar dapat hidup dan berkembang baik semata.Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa manusia
memiliki kelebihan dari makhluk lain,kelebihan itu ada pada ptensi-potensi daya phikisnya yaitu akal
fikir,rasa,dan karsa.
Dengan demikian keunikan (kelebihan) yang ada pula Manusia dikatakan bahwa,sebagai makhluk yang
berfikir,memiliki jiwa raga,rasa dan karsa manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.)Manusia memiliki pengetahuan yang dapat mencakup berbagai macam informasi dan memiliki
pandangan yang luas,sedangkan hewan hanya dibekali pengetahuan yang dangkal.
2)Pengetahuan manusia dari segi eksternal menuju sisi realitas internet dan tidak terbatas,sementara hewan
pengetahuannya bersifat persial/khusus.
3)Manusia dapat mengetahui sejarah asal mulanya dan manusia dapat menyusun apa yang akan menjadi
masa depannya,namun hewan pengetahuannya hanya terbatas pada saat ini aja,karena itu hewan tidak bisa
berfikir tentang masa depannya.
4)Manusia memiliki sifat idealis dengan cita-cita dan pemikirannya sementara hewan tingkat keinginanya
dan hasrat yang dimiliki terbatas.
Para ahli piker dan ahli filsafat memberikan subtansi kepada manusia sesuai dengan kemampuan yang dapat
dilakukan manusi di bumi ini,yaitu

 Manusia adalah Homo Sapiens


 Manusia adalah Animal Rational
 Manusia adaklah Homo Laquen
 Manusia adalah Homo Faber
 Manusia adalah Zoon Politicon
 Manusia adalah Homo Ecominicus
 Manusia adalah Homo Religious

3
Berdasarkan Uraian diatas,maka manusia dalam kehidupan sehari-harinya dapat memainkan
beberapa peran berdasarkan hakikat adanya akal fikir,rasa dan karsa serta nafsu sebagai berikut:

A.Manusia sebagai Makhluk Induvidu(Induvidual Being)


Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau memiliki ciri khas yang tidak dimiliki manusia
lain,tidak ada manusia yang persis sama walaupun lahir dalam keadaan kembar identik.Sebagai makhluk
induvidu,manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif belaka.Sebagai
makhluk induvidu manusia memiliki suatun petensi akan berkembang jika disertai pendidikan.
B.Manusia sebagai makhluk social(Social Being)
Manusia merupakan makhluk sosial dikarenakan dalam diri manusia ada naluri dorongan untuk
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, serta manusia itu sendiri tidak akan bisa hidup sebagai
manusia tanpa bantuan orang lain.Dengan disimpulkan dengan demikian bahwa,manusia diakatakan sebagai
makhluk social,karena manusia tunduk dan patuh aturan,norma social yang berlaku dalam kelompoknya
sebagia satu kebutuhanuntuk hidup rukun.
C.Manusia sebagai makhluk berbudaya(Homo humanis)
Manusia merupakan makhluk berbudaya di mana manusia mampu menciptakan dan melaksanakan kebaikan,
kebenaran, keadilan dan tanggung jawab dalam satu sistem tatanan kemasyarakatan.
D.Manusia sebagai makhluk ekonomi (Homo Economicus)
Manusia sebagai makhluk ekonomi dalam memenuhi segala kebutuhannya cenderung tidak pernah merasa
puas, selalu berusaha terus-menerus untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.Keinginan ini berkaitan
dengan situasi yang memerlukan pemuasan,dengan keinginan ini cenderung sangat tiak terbatas.
E.Manusia sebagi makhluk terdidik(Homo Education)
Manusia sebagai makhluk terdidik ialah makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan
dapat mendidik.sebagai makhluk berfikir manusia mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Mendefinisikan pendidikan adalah tuntutan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak
menjadi manusia dan anggota masyarakat yang mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya.
Manusia harus dididik dan harus pula mendidik,dapat ditinjau beberapa segi berikut yaitu:

 Anak manusia yang baru dilahirkan dalam keadaan serba lemah


 Manusia dengan sifat kemanusiaannya yang masih belum dewasa
 Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi berfikir.
F.Manusia sebagain makhluk religious(Homo religious)
Manusia sebagai makhluk religius harus mampu mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari
tanda-tanda kebesaran Tuhan.baik yang tersirat atau pun dengan jelas tersurat dalam lingkungansehari-
hari.Keutuhan dari setiap sisi tersebut dapat menjadikan manusa sebagai makhluk yang lebih tinggi
derajatnya dibandingkan dengan makhluk makhluk Tuhan Lainnya.
G.Manusia sebagai makhluk hidup
Berfikir adalah proses mental yang mengakibatkanotak yang menghubung-hubungkan konsep-konsep untuk
mendapatkan suatu kejelasan.beberap ahli mengatakan pendapat tentang macam-macamberfikir yaitu
 Berfikir Alamiah
 Berfikir Ilmiah

4
 Berfikir autistic
 Berfikir realistic
Berfikir merupakan anugerah dari tuhan yang tidak terhingga nilainya,melalui berfikir manusia mampu
memecahkan persoalan yang di hadapinya,dapat membuat rencana ke depan yang lebih menghindari
kesulitan-kesulitan yang akan di hadapi,dan sebagainya,yang pada akhirnya akan menemukan kebahagiaan
dan kesejahteraan yang merupakan tujuan hidup manusia.

Bab II
Hakikat Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan kegiatan berpikir kritis, bebas,teliti,radikal dan sistematis tentang masalah-
masalah yang terjadi di dalam dunia pendidikan sehingga masalah-masalah yang bersifat mendasar dapat
ditemukan dalam keluarnya dengan cepat dan tepat.
Filsafat pendidikan berusaha mencari yang fundamental yang berkaitan dengan proses pendidikan,
mendalami konsep-konsep pendidikan dan memahami sebab-sebab yang hakiki yang berkaitan dengan
masalah pendidikan, sehingga filsafat pendidikan berkaitan dengan apa, mengapa, bagaimana,dan untuk
apa(tujuan) pendidikan itu.
Filsafat pendidikan dan pendidikan berhubungan sangat erat sekali. Filsafat pendidikan yang merupakan
cabang filsafat umum menjadi dasar, arah,dan pedoman suatu sistem pendidikan.Karenanya filsafat
pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikannya sebagai media untuk menyusun proses
pendidikan, menyelaraskan, mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai.
BAB III
KAJIAN FILSAFAT TENTANG ONTOLOGI,EPISTOMOLOGI DAN AKSIOLOGI
A.ONTOLOGI ILMU
1,PENGERTIAN ONTOLOGI
Istilah ontology terdiri dari dua suku kata, yakni logos dan ontos.Ontos berart sesuatu yang terwujud ,dan
logos berarti ilmu atau pengetahuan.Ontologi ilmu adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu
yang berwujud dengan berdasarkan pada logika semata. Objek yang di telaah oleh ilmu secara ontologi
adalah fenomena alam dan fenomena sosial.
B.EPISTEMOLOGI ILMU
1.Pengertian Epistemologi
Istilah epistomologi berasal dari bahas yunani,yang tediri dari dua kata episteme(pengetahuan dan logos
(ilmu,teori),epis tomorrow game merupakan teori pengetahuan atau kajian tentang pembuktian kebenaran
dari sebuah pengetahuan ada kepercayaan. Epistomologi bertugas untuk menemukan kebenaran ilmu
makanan tingkat operasionalnya disebut metode ilmiah. Epistomologi merupakan pembahasan mengenai
bagaimana kita mendapatkan pengetahuan.
C.AKSIOLOGI ILMU
1,Pengertian Aksiologi
Aksiologi merupakan pengetahuan, teori yang mempelajari tentang nilai dari segala sesuatu yang ada
(realitas).jika antologi berkaitan dengan objek atau masalah yang dikaji dan epistemologi bertalian dengan
cara atau metode untuk mendapatkan pengetahuan, maka aksiologi berhubungan dengan nilai pengetahuan
yang diperoleh itu.

5
Aksiologi juga berbicara mengenai asas-asas moral yang berfungsi sebagai pengontrol dalam kegiatan
keilmuan dan asas moral tersebut bisa bersumber dari filsafat bangsa, budaya dan ajaran agama. Oleh karena
itu baik Ontologi, epistemologi maupun aksiologi mempunyai hubungan yang erat bahkan menjadi satu
kesatuan dalam setiap proyek penelitian.
D.LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan merupakan pengetahuan filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan pendidikan.
Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang,cara,hasil,dan hakikat pendidikan. Filsafat pendidikan
berupaya untuk memikirkan permasalahan pendidikan.

BAB IV
ALIRAN –ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
A Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme
Idealisme berpandangan sebuah kenyataan tersusun atas gagasan-gagasan (ide ide) atau spirit.aliran
idealisme kenyataannya tidak terpisahkan dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua realita
yaitu yang nampak dan realitas sejati.
Aliran idialisme kenyataannya tidak terpisahkan dengan alam dang lingkungan sehingga melahirkan dua
macam realita.
Inti dari ajaran ini adalah manusia menganggap jiwa lebih berharga lebih tinggi dibandingkan dengan materi
kehidupan manusia, jua itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau
materi disebut dengan penerimaan dari jiwa. Aliran ini memandang peserta didik adalah makhluk rohaniah
yang merupakan bagian dari alam rohaniah jagat raya ini.
B.Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme
Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekan perubahan dan suatu yang
baru.Perenialisme memandang bahwa kepercayaan kepercayaan axioo matis jaman kuno dan abad
pertengahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan jaman sekarang.Kaum
Perenialisme memandang Education as cultur regression. Pendidikan sebagai jalan kembali, atau proses
mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan
ideal.
C.Esesensialisme
aliran ini adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan
lama.Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak
awal peradaban umat manusia, yang muncul pada zaman renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda
dengan progresifisme.Essensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang
memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata
yang jelas.
D.Eksistensilisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Hanya manusialah yang ber eksistensi,
manusialah sebagai pusat perhatian, sehingga bersifat humanistis.
E.Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan. Pendidikan menurut
pandangan pragmatisme bukan merupakan satu proses pembentukan dari luar dan juga bukan merupakan

6
suatu pemerkahan kekuatan kekuatan laten dengan sendirinya melainkan merupakan suatu proses re
organisasi dan rekronttuksi dari pengalaman pengalaman individu;yang berarti bahwa setiap manusia selalu
belajar dari pengalamannya.
F.Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme.
Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu
mempunyai kemampuan kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi masalah yang menekan atau
mengancam adanya manusia itu sendiri.aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia
sebagai alat untuk hidup, kesejahteraan, mengembangkan kepribadian manusia.
Progresivisme dinamakan instrumentalisme,karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelegensin
manusia sebagai alat untuk hidup,kesejahteraan,mengembangkan kepribadian manusia.
G.Aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresifisme dalam
pendidikan.aliran ini adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata
susunan hidup kebudayaan bercorak modern.Teori pendidikan rekonstruksionalisme yang dikemukakan oleh
Brameld terdiri atas beberapa tesis.
BAB V
PERBANDINGAN PENDIDIKAN BARAT VERSUS INDONESIA DARI PERSPEKTIF FILSAFAT
PENDIDIKAN
A. Pendidikan Barat
pada umumnya aliran filsafat pendidikan berlaku di dunia barat terutama amerika serikat dan eropa. Bisa
saja kita mengadopsi dari beberapa paham atau aliran filsafat yang sudah ada (filsafat barat) selamat tidak
bertentangan dengan nilai dan budaya serta falsafah yang kita anut.
Misalnya,dalam konteks pengembangan kurikulum bisa saja lita mengadopsi apa yang terdapat pada paham
filsafat essensialisme dan dalam menentukan manusia yang ideal kita bisa saja menggunakan konsep apa
yang terdapat pada paham filsafat pendidikan ekstensialisme.Artinya,aliran filsafat pendidikan yang sudah
ad adapt digunakan sebagai solusi dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan kita.

B. Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia


Aliran yang dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu
Tanam.Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
BAB VI
FALSAFAH PANCASILA SEBAGAI REFERENSI FILSAFAT PENDIDIKAN
A.Falsafah Pancasila
1.PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila adalah dasar negara republik pancasila adalah falsafah bangsa yang digali dari bumi indonesia.
Konsep dasar ini tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)Negara Republik indonesia
tahun 1945.Terminologi pancasila berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata
yakni”panca”yang berarti lima dasar.Adapun bunyi pancasila yaitu
1.Ketuhanan yang maha esa

7
2.Kemanusiaan yang adil dan beradap
3.persatuan Indonesia
4,kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan perwakilan
5.Keadilan rakyat bagi seluruh rakyat indonesia
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis
tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat bangsa lain pancasila sudah disepakati sebagai dasar
dan ideologi negara maka mau tak mau tujuan negara harus sesuai dengan falsafah pancasila itu sendiri.
Pancasila sebagai falsafah bangsa dan negara tentu sangat terkait dengan filsafat pendidikan yang akan
dibangun.antara filsafat dengan teori pendidikan juga berhubungan erat karena tiri pendidikan bersumber
dari pemikiran filsafat,sementara pemikiran tentang pendidikan bersumber pula dari filsafat.oleh karena
pancasila sebagai falsafah bangsa dan filsafat pendidikan sebagai alat dalam memikirkan pendidikan secara
filosofis, maka boleh dikatakan pancasila adalah pesawat pendidikan nasional.
2.Pancasila Dari Berbagai Perspektif
Disamping pancasila sebagai dasar dan ideology bangsa dan Negara Indonesia,pancasila juga
dipandangbsebagai jiwa bangsa indonesia ,kepribadian bangsa Indonesia,pandangan hidup bangsaperjanjian
luhur bangsa dan sumber hokum bangsa Indonesia.
3.Butir-Butir Moral Dan Toleransi Dari Perspektif Pancasila
1.Ketuhanan yang maha esa,Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya kepada
Tuhan yang maha essa.
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab,Mengembangkan sikap saling mencintai sesame manusia.
3.Persatuan Indonesia,Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikamt kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,Tidak boleh
memaksakan kehendak kepada orang lain
5.Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia,Menghormati hak orang lain.
B.Toleransi Dari Perspektif Pancasila Dan Berbagai Agama
1.Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari kata tolerate(inggris)yang berarti mentolerir,membiarkan dan sabar
menghadapi.sedangkan pengertian toleransi secara bahasa bermakna sifat atau sikap menenggang dan
menghargai pendirian,pendapat,pandangan,kepercayaan,kebiasaan,kelakuan seseorang atau kelompok
yangberbeda atau bertantangan dengan pendirian sendiri.
C.Pancasila Dan Filsafat Pendidikan
1.Hubungan Pancasila Dengan Teori Dan Filsafat Pendidikan
Antar Filsafat dengan teori pendidikan juga berhubungan dengan erat karena teori pendidikan juga
berhubungan erat karena teori pendidikan bersumber dari pemikiran filsafat,sementar pemikiran tentang
pendidikan bersumber pula dari filsafat .
Hubungan filsafat denga teori pendidikan yaitu yang pertama analisis filsafat digunakan sebagai salah satu
cara untuk memecahkan suatu masalah pendidikan para ahli pendidikan.Aliran filsafat tertentu
mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori teori pendidikan yang
dikembangkan atas dasar aliran filsafat tertentu.

8
D.Fungsi dan Peran Filsafat Pendidikan
Fungsi filsafat adalah Sebagai normative yang dapat memberikan pedoman dan arah bagi pelaksanaan
program pendidikan.Dalam fungsi ini tergambar tujuan pendidikan dan masyarakat yang dicita citakan yang
sudah barang tentu berlandasan kepada system filsafat dan budaya yang dianut oleh setiap bangsa.
Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberi petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Peran Filsafat pendidikan dan ilmu pendidikan dapat dipandang sebagi bidang bidang ilmun yang saling
melengkapi.atau lebih tepat dikatakan keduanya sebagai aspek aspek yang berbeda dari stu bidang ilmu.
E.Pendidikan Karakter Sebuah Keharusan
Pendidikan karakter Merupakan segmen dari revolusi mental yang dilakukan melalui pendidikan formal,non
formal dan informal.sasaran pendidikan karakter ini terutama pada peserta didik mulai dari sekolah
dasar(SD),sekolah menengah pertama(SMP),sekolah menengah atas(SMA) dan hingga perguruan tinggi
(PT).
Apakah perlu persoalan karakter ini perlu dibenahi??Ya perlu,Jika manusia berhasil hanya karena
karakterlah yang membuat berhasil.Jika dia sebuah bangsa maka dengan karakter warga bangsanya yang
membuat bangsa nya Berjaya.hanya karakter lah yang membuat kekuatan yang efektif dalam menghadapi
gejolakkekuatan dari dalam atau dari luar.
F.Menggenggas Filsafat Pendidikan Nasional Indonesia
1.Mencari Bentuk Filsafat Pendidikan Indonesia
Sebagaimana kita ketahui bahwa hingga kini Indonesia belum memiliki filsafat pendidikan yang khas milik
Indonesia tang bisa dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan arah dan kebijakan pendidikan dalam
semua aspek.Belum ada keseriusan dari pihak yang berkompoten unruk mencari bentuk filsafat pendidikan
khas Indonesia sehingga lahirnya mengalami kemandegan dan pengembangan nya.Atau bahkan yang lebih
ekstrim lagi bahwa referensi tentang landasan filosofis di tanah air memang belum di bangun dengan jelas.
2.Mengokohkan Bodi Pengetahuan (Body of Knowledge)Ilmu Pendidikan di Indonesia
Mengenai Ilmu pendidikan selama ini menjadi perdebatan bagai pakar pendidikan.Menurut
Pidarta(2005:94)dunia pendidiakn di Indonesia belum punya konsep atau teori teori sendiri yang cocok
dengan kondisi,kebiasaan atau budaya Indonesia tentang pengertian pendidikan dan cara cara mencapai
tujuan pendidikan.Sebagian besar konsep atau teori pendidikan diimpor dari luar negeri sehingga belum
tentu valid untuk diterapkan diindonesia.
BABVII
PERMASALAHAN PENDIDIKAN DARI PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN
Masalah pendidikan adalah harapan harapan yang telah ditetapkan tidak dapat terwujud sebagaimana
mestinya, tentunya banyak faktor yang mempengaruhi ketidakketercapai harapan yang dimaksud.
Beberapa dikemukakan bebebrapa persoalan yang menjadi hambatan dalam ketercapaian tujuan pendidikan.
1.Masalah manajemen pendidikan
a.filosofi tujuan pendidikan
b.rekrumen calon guru
c.pendidik dan tenaga kependidikan yang belum professional penuh

9
d.paradigma peserta didik yang sertificate oriented
e.manajemen sekolah

2.Masalah implementasi dalam dunia pendidikan


a.Mahalnya biaya pendidikan
b.rendahnya pemerataan pendidikan
c.relevansi pendidikan
d.elitisme
e.komite sekolah
f.kurangnya fasilitas pendidikan
g.meningkatnya angka putus sekolah
h.kesejahteraan guru

A.Masalah Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan adalah sistem pengelolaan pendidikan yang dianut dan dilaksanakan berdasarkan
paham yang diyakini dapat mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sekarang ini banyak
sekolah yang tidak manajemen system pendidikannya.
Masalah yang berikutnya dalam pendidikan adalah masalah implementasidi mana penyelenggaraan terdepan
yang terkait dengan pendidik dan tenaga kependidikan sarana dan prasarana pendidikan maupun peserta
didik. Seperti mahalnya biaya pendidikan, hendaknya pemerataan pendidikan, meningkatnya angka putus
sekolah, kesejahteraan guru. Sehingga diharapkan masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan.
Permasalahaan pendidikan jika dilihat dari manajemen pendidikan setidaknya ada beberapa masalah
diantaranya:
1.Filosofi tujuan pendidikan,Pada saat sekarang ini seluruh sekolah yang ada di Indonesia mulai dari sekolah
dasar hingga harus menjadikan dasar filosofinya adalah falsafah pancasila.
2.Rekrutmen calon guru,Guru adalah tumpuhan Harapan yang akan mendidik anak bangsa menjadi
cerdas,dan berkarakter.Sudah semestinya rekrumen guru juga sebaiknya adalah juga yang cerdas agar dapat
membantu mengembangkan potensi siswa.
3.Manajemen Sekolah,Dinyatakan bahwa kepala sekolah atau madrasah dan guru di bantu oleh komite
sekolah atau madrasah dalam mengola kegiatan pendidikan.pengolaan sekolah dengan memberikan
kekuasaan kepada kepaa sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program pendidikan di sekolah dengan
kebutuhannya melalui pemberdayaan guru.
B.Masalah Implementasi Dalam Dunia Pendidikan
Banyak Permasalahan yang muncul dalam penyelanggaraan pendidikan,diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Mahalnya biaya pendidikan
2.Rendahnya pemerataan pendidikan
3.Relevansi pendidikan

10
4.Meningkatnya angka putus sekolah
5.Kesejahteraan guru
C.Pemecahan Permasalahan Pendidikan dari Perspektif Filsafat Pendidikan
Dari paparan permasalahan pendidikan yang dikemukakan di atas bukanlah sesuatu yang mudah
diperbaiki,hal ini menyangkut masalah yang kompleks yang dihadapi pemerintah.Permasalahan ada yang
harus diselesaikan di tingkat pusatada juga yang harus diselesaikan pada tingkat propinsi maupun
kabupaten/kota.
Terkait dengan kesejahteraan guru,pemerintah telah berusaha meningkatkan kesejahteraan guru melalui
pemberian tunjangan profersi yang nilainya sebesar gaji pokok diberikan setiap bulan.
Terkait dengan pemerataan pendidikan,pemerintah telah meluncurkan program SM3T(Sarjana mendidik di
daerah tertinggal terluar,dan terdepan).
Untuk penyelenggaraan sekolah pemerintah juga memberikan dana BOS (Biaya operasional sekolah)yang
besarnya cukup signifikan yang dibayarkan menurut jumlah siswa.

Buku Pembanding : Filsafat Pendidikan

11
BAB I. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Filsafat

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani.Kata ini bersal dari kata philosophia yang berarti
cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang dan suka, serta kata sophia
berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan.
Dalam pengertian yang lebih luas, Harold Titus mengemukakan pengertian filsafat
sebagai berikut :
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara kritis.
2. Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
sangat kita junjung tinggi.
3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
4. Filsafat ialah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti konsep.
5. Filsafat ialah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian
manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.

Di zaman yunani, filsafat bukan merupakan suatu disiplin teoritis dan spesial, akan tetapi
suatu cara hidup yang konkret, suatu pandangan hidup yang total tentang manusia dan alam yang
menyinari seluruh kehidupan seseorang. Selanjutnya dengan kehidupan atau perkembangan
peradaban manusia dan problema kehidupan yang dihadapinya, pengertian yang bersifat teoritis
seperti yang dilahirkan filsafat yunani itu kehilangan kemampuannya untuk memberi jawaban yang
layak tentang kebenaran.

B. Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan
yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada
pelaksaaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Dalam pandangan John Dewey, pendidikan adalah sebagai proses pembentukan
kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya rasa
(emosi) manusia.
Dengan demikian, dari uraian diatas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa filsafat
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-
kaidah, norma-norma dan ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh
manusia dalam hidup dan kehidupannya.Oleh karna itu, apabila dihubungkan dengan persoalan
pendidikan secara luas, dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau
pijakan dasar bagi tercapainya pelaksanaan dan tujuan pendidikan.
Dalam hubungan antara filsafat ( umum) dan filsafat pendidikan, filsafat pendidikan
memiliki beberapa batasan.

12
 Pertama, filsafat pendidikan merupakan pelaksana pandangan filsafat dan kaidah filsafat
dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut pendidikan.
 Kedua, mempelajari filsafat pendidikan karena adanya kepercayaan bahwa kajian itu sangat
penting dalam mengembangkan pandangan terhadap proses pendidikan dalam upaya
memperbaiki keadaan pendidikan.
 Ketiga, filsafat pendidikan memiliki prinsip-prinsip , kepercayaan, konsep, andaian yang
terpadu satu sama lainnya.

C. Bahasan Filsafat dan Filsafat Pendidikan

Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan
manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan ke luar yang terbaiuk agar dapat mengatasi semua
permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapi.
Secara makro, apa yang menajadi objek pemikiran filsafat, yaitu permasalahan kehidupan
manusia, alam semesta dan alam sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan.
Namun secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi :
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan.
2. Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan.
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama, dan
kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi) , filsafat pendidikan , dan politik
pendidikan (sistem pendidikan)
6. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.

Menurut Imam Barnadib, dalam pengembangan konsep-konsep pendidikan dapat digunakan


sebagai dasar hasil-hasil yang diperoleh dari cabang-cabang diatas. Lebih penting lagi, dalam
menyelenggarakan pendidikan perlu mengetahui bagaimana pandangan dunia terhadap pendidikan
yang diperlukan masyarakat pada masanya.
Filsafat mengkaji permasalahan yang menyangkut nilai yang ditentukan untuk dijadikan
pandangan hidup manusia. Dengan demikian, filsafat mempunyai ruang lingkup yang lebih luas,
menjurus, total dan komprehensif.

D. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan

Filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa merupakan asas
dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa, termasuk aspek
pendidikan.Filsafat pendidikan yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh
suatu bangsa.
Dari uraian diatas, diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan
berikut :

13
1. Filsafat, dalam arti filosofis, merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli
2. Filsafat, berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat
tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.

.
BAB II. LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat diakui sebagai ilmu pengetahuan yang mampu menajwab segala pertanyaan dan
permasalahan. Mulai dari masalah – masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga
masalah manusia dengan segala problematika dan kehidupannya. Menurut jhon dewey, seorang
filsuf Amerika, filsafat merupakan teori umum dan landasan dari semua pemikiran mengenai
pendidikan. Tugas filsafat adalah mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang menyelidik faktor –
faktor realitas dan pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan
a) Perkembangan pemikiran filsafat spritualisme kuno
Filsafat pendidikan mulai berkembang dan berubah fungsi, dari sebagai induk ilmu
pengetahuan menjadi semacam pendekatan dan perekat kembali berbagai macam ilmu
pengetahuan yang berkembang pesat dan terpisah dnegan lainnya. Jadi intinya filsafat
berkembang sesuai perkembangan zaman , antara lain:
1) Timur jauh
2) Timur tengah
3) Romawi dan yunani

A. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Socrates


Prinsip dasar pemikiran menurut Socrates adalah metode dialektis.metode ini digunakan
sebagai dasar teknis pendidikan yang direncanakan untuk mendorong seorang belajar berfikir
secara cermat, untuk menguji coba diri sendiri untuk memperbaiki pengetahuannya. Dengan
metode ini, Socrates menunjukkan bahwa jawaban – jawaban terbaik atas pertanyaan – pertanyaan
moral adalah cita – cita yang diajarkan oleh para pendiri – pendiri agama, cita – cita yang melekat
pada ketuhanan, cinta pada umat manusia, keadilan, kebenaran, pengetahuan tentang kebaikan dan
kejahatan, hormat terhadap kebenaran, sikap yang tak berlebihan, kebaikan hati, kerendahan hati,
toleransi, kejujuran dan segala kebajikan – kebajikan lama
B. Pemikiran filsafat pendidika menurut Plato

Menurut plato, pendidikan itu sangat perlu , baik bagi dirinya selaku individu, maupun sebagai
warga negara. Negara wajib memberikan pendidikan kepada setiap warga negaranya. Namun
demikian, setiap peserta didik harus diberi kebebasan untuk mengikuti ilmu sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuan masing – masing sesuai jenjang usianya, sehingga pendidikan itu sendiri
akan memberikan dampak dan perubahan bagi kehidupan pribadi bangsa dan negara. Menurutnya
tujuan pendidikan adalah untuk menemukan kemampuan – kemampuan ilmiah setiap` individu dan
melatihnya sehingga ia menjadi seorangh warga negara yang baik, masyarakat yang harmonis, yang
melaksanakan tugasnya dengan efisien sebagi seorang anggota masyarakat.. dalam menanamkan
program pendidikan itu, pemerintah harus mengadakan motivasi, semangat loyalitas, kebersamaan
dan kesatuan cinta akan kebaikan dan keadilan.
C. Pemikiran filsafta pendidikan menurut Aristoteles

14
Menurut Aristoteles., agar orang dapat hidup baik maka ia harus mendapat pendidikan. Ia juga
menganggap bahwa pembentukan pada tingkat pendidikan dasar itu penting . pada tingkat
pendidikan usia muda itu, perlu ditanamkan kesadaran aturan – aturan moral. Untuk memperoleh
pengetahuan, manusia harus melebihi dari binatang – binatang lain dalam befikir, harus mengamati
dan secara hati – hati mengenalisis struktur – struktur, fungsi – fungsi organisme itu dan segala
yang ada dalam alam.

BAB III. ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI,


EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI
A. Pengertian Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi

Ontologi berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata bagiaman keadaan yang
sebenarnya, apakah hakikat dibalik lam nyata ini. ontologi menyelidiki hakikat dari segala sesuatu
dari alam nyata yang sangat terbatas bagi pancaindra kita.
Epistemologi adalah pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti
apakah pengetahuan, car manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis – jenis
pengetahuan. Menurut epistemologi, setiap pengetahuan manusia merupakan hasil dari pemeriksaan
dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahuai manusia
Aksiologi menyangkut nilai – niai yang berupa pernyataan apakah baik atau bagus iti. Dalam
definisi lain, aksiologi adalah suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai
tersebut dalam kehidupan manusia. Untuk selanjutnya, nilai – nilai tersebut ditanamkan dalam
kehidupan anak
B. Aliran – aliran filsafat pendidikan modern.
 Aliran progresivisme, mengakui dan berusah mengembangkan asas progresivisme dalam
semua realitas kehidupan, agar manusai bisa survive dalam menghadapi hidup.
 Aliran esensialisme, aliran pendidikan yang berdasarkan pada nilai – nilai kebudayaan yang
ada sejak awal peradaban umat manusia
 Aliran perenialisme, memandang pendidikan sebagi jalan kembali atau proses mengembalikan
keadaan sekarang
 Aliran rekonstruksionalisme, aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan
membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bersifat modern

BAB IV. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN


A. Pandangan filsafat tentang hakikat manusia
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut antropologi filsafat., dalam hal ini ada
4 aliran yang akan dibahas,
1. Aliran serba zat, mengatakan bahwa yang sungguh – sungguh ada itu hanyalah zat atau
materi dan manusia adalah unsur dari alam, maka manusia adalah zat atau materi
2. Aliran serba roh, berpendapat bahwa segala sesuatu hakikatnya yang didunia ini adalah roh.
Sementara zat adalah manifestasi da roh.

15
3. Aliran dualisme, menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua
substansi, yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing – masing merupakan unsur
asal, yang adanya tidak bergantung satu sama lain.
4. Aliran eksistensialisme, berpandangan bahwa hakikat manusia merupakan eksistensi dari
manusia. Hakikat mamusia adalah apa yang menguasai manusia secara menyeluruh
B. Sistem nilai dalam kehidupan manusia
Manusia merupakan makhluk hidup sosial dan juga mkhluk budaya. Sebagai makhluk sosial,
tentunya manusai hidup bersama dalam interaksi dan interdependensi dengan sesamanya. Oleh
karena itu, manusia tidaklah mungkin dapat memenuhi kebutuhannya tanpa adanya bantuan orang
lain. Dari pendpat itu dapat disimpulkan bahwa nilai akan selalu muncul apabila manusia
mengadakan hubungan sosial atau bermasayarakat dengan manusia lain.
C. Pandangan filsafat tentang pendidikan
Filsafat pendidikan menjadikan manusia berkembang dan mempunyai pandangna hidup yang
meneyeluruh dan sistematis. Pandangan itu kemudian dituangkan dalam sistem pendidikan, untuk
mengarahkan tujuan pendidikan. Dan filsafat pendidikan merupakan tata pola pikir terhadap
permasalahan dibidang pendidikan dan pengajaran yang senantiasa mempunyai hubungan dengan
cabang – cabang ilmu pendidikan yang lain yang diperlukan oleh pendidik atau guru sebagai
pengajar dalam bidang studi tertentu.

BAB V. FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA


A. Pancasila sebagai pandang hidup bangsa
Dikatakan pancasila sebagai pandangna hidup bangsa karena menurut noor syam, nilai – nilai
dasar dan sosio budaya indonesia hidup dan berkembang sejak awal peradabannya, yang meliputi
1) Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana
2) Kesadaran kekeluargaan
3) Kesadaran musyawarah mufakat dalam menetapkan kehendak bersama
4) Kesadaran gotong royong, tolong – menolong
5) Kesadaran tenggang rasa
B. Pancasila sebagai filsafat pendidikan nasional
Pendidikan nasioanal dijiwai dan didasari oleh sistem filsafta pendidikan yaitu pancasila. Hal
ini tercermin dalam yujuan pendidikan nasional yang termuat dalam UU No. 2. Tahun 1989 tentang
sistem pendidikan nasional, yakni pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan
jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawabn kemasyarakatan

C. Hubungan pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan


Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang merupakan fungsi utamanya dan dari segi
materinya digali pandangan hidup dan kepribadian bangsa. Pancasila adalah dasar negara bangsa
Indonesia yang mempunyai fungsi dalam hidup dan kehidupan bangsa dan negara indonesia tidak
hanya sebagai dasar negara, juga pdangan hidup bangsa, dan ilmu pengetahuan di indonesi. Fungsi
pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan maka dapat kita jabarkan

16
bahwa pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang menjiwai sila – silanya dalam kehidupan
sehari – hari
BAB VI. FILSAFAT PENDIDIKAN PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA
A. Filsafat pendidikan dan kepribadian
Dari sudut pandnag individu, pendidikan merupakan usaha untuk membimbingdan
menghubungkan potensi individu. Sementara dari sudut pandang masyarakat, pendidikan
merupakan usaha pewarisan niali – nilai budaya dari genarasi tua kepada genarasi muda, agar nilai
– nilai budaya tersebut tetap terpelihara. Pendidikan mencakup dua kepentingan utama, yaitu
pengembangan potensi individu dan pewarisan nilai – nilai budaya. Dengan kata lain sistem
pendidikan bagaimanapun sederhananya mengandung karakteristik tentang jati diri atau pandnagan
hidup masyarakat atau bangsa yang mambuatnya.

B.Filsafat pendidikan dan sumber daya manusia


Dari sudut pandang potensi yang dimiliki , manusia dinamakan dengan berbagai sebutan.
Dilihat dario potensi inteleknya, manusia disebut homo intelectus. Manusia juga disebut homo
fiber, karena manusia memiliki kemampuan untuk membuat beragam barang atau peralatan.
Kemudian manusia pun disebut homo saccins atau homo saciale abima karena manusia adalah
makhluk bermasyarakat. Di lain pihak, manusia juga memiliki kemampuan merasai, mengerti,
membedakan, kearifan, kebijaksaan, dan pengetahuan.

BAB VII. PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMBINAAN KARAKTER

A. Urgensi pendidikan karakter


Pembangunan karakter generasi muda di Indonesia ini diharapkan dapat menjadi identitas anak
bangsa ditengah area globalisasi dan akulturasi budaya dunia, serta dapat mendorong kemandirian
dalam upaya peningkatan kemampuan daya saing genarasi muda Indonesia
Proses perkembangan moral bangsa, disamping dipengaruhi moral atau nilai – nilai islam, juga
oleh moral atau nilai – nilai yang tumbuh dan berkembang dari pengembangan budaya kaum
mendasar
Dalam suatu diskusi tentang memelihara keutuhan pengembangan karakter bangsa . Meu hatta
mengatakan berbagai sisi kehidupan manusia selama ini luput dari pembangunan karakter, jiwa,
dan raga manusia. Sering kali perhatian generasi muda terfokus pada pembangunan ekonomi dan
orientasi fisik – material.

B. Proses pendidikan karakter


Dalam proses pembentukan dan menanamkan nilai – nilai kebajikan pada anak didik agaknya
sangat tergantung pada jenis pola suh yang diterapkan keluarga pada anaknya. Antara peran
keluarga dan pengembangan karakter pribadi anak didik tidak dapat dipisahkan. Jika, anak – anak
tumbuh dari keluarga yang lebih fokus terhadap perkembangan anak, akan menumbuhkan pribadi
anak berkarakter yang berdampak positif terhadap kemajuan bangsa
Maju mundurnya bangsa lebih ditentukan kualitas karakter individu dalam suatu bangsa.
Sementara itu, institusi pendidikan memiliki peranan startegis dalam menciptakan iklim akademik

17
yang diharapkan mampu membentuk karakter anak didik sebagai generasi masa depan bangsa yang
dapat beradaptasi dan mengaplikasikan ilmu dan pengalaman dalam masyarakat yang senantiasa
dinamis.

18
BAB III
PENILAIAN BUKU

A.Kelebihan Buku
 Buku Utama

Keunggulan dari buku ini menjelaskan materi pembahasan yang mudah di mengerti oleh pembaca
mulai dari judul besar sehingga subjudul kecil serta dilengkapi dengan cover yang sangat menarik.

 Buku Pembanding

Keunggulan dalam buku ini pada setiap bab dalam buku menjelaskan point-point penting serta rinci
dan tertata dengan rapi pada bagian penulisan setiap pembahasan yang terdapat didalam
buku.Terdapat kalimat-kalimat yang digunakan untuk memperkokoh penjelasan yang sudah tertulis
pada buku dengan penggunaan tata bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh setiap yang
membaca buku tersebut.dan buku tersebut juga telah melampirkan gamabar-gambar pada setiap
penjelasan materi bab sehingga pembaca lebih mudah untuk mengerti dan memeahami dari setiap
materi yang dibahas dalam buku tersebut.

B.Kekurangan Buku

 Buku Utama

Kekurangan atau kelemahan dari buku ini yaitu terdapat banyak kesalahan penulisan kata dalam
materi dan juga posisi penempatan tabel atau bagan tidak sesuai dengan perintah di dalam buku.

 Buku Pembanding

Dalam Tata penulisan buku masih banyak terdapat kesalahan dalam pengetikan yang perlu diperhatikan
dengan seksama agar tidak mengurangi kualitas buku tersebut,pada bagian tingkat ketelitian pada buku ini
masih kurang dan butuh perbaikan yang sangat penting untuk diperhatikan.

19
BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan

Filsafat pendidikan didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang
menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksaaan
prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.Dan latar belakang muncul nya filsafat filsafat yaitu
Filsafat diakui sebagai ilmu pengetahuan yang mampu menajwab segala pertanyaan dan
permasalahan. Mulai dari masalah – masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga
masalah manusia dengan segala problematika dan kehidupannya

B.Saran

Adapun saran penulis dalam critical book report ini, kedua buku ini sangat layak di jadikan

sebagai buku pedoman maupun buku refrensi dalam mata kuliah filsafat pendidikan. Serta penulis

juga mengajak kita semua untuk sama-sama belajar filsafat pendidikan, khususnya tenaga pendidik

atau pengajar di bidang geografi.

20
DAFTAR PUSTAKA
Lubis Wildansyah,.dkk.2019.Filsafat Pendidikan.Jakarta:Halamanmoeka.

Abdullah.H.,H.Jalauddin.2014.Filsafat Pendidikan.Jakarta:Rajawali Pers.

21

Anda mungkin juga menyukai