Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOKREVIEW

MK.FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI-FIS

DISKURSUS FILSAFAT PANCASILA DEWASA INI


(Dr.Agustinus W.Dewantara,S.S.,M.Hum,2017)

NAMA MAHASISWA : NELVAN IRWANTO GEA


NIM : 3202131001
DOSENPENGAMPU : ERWITA IKA VIOLINA,S.Pd,M.Pd.
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2020
Exccekutive Summary

Idiologi adalah paham,filsafat jelas menunjukkan pada ilmu,idiologi


mengajukan paket jadi suatu system pemikiran.Filsafat sebagai ilmu
mengedepankan cara atau metode pemekirannya.Idiologi memiliki target yang mau
dikejar secara plotis dalam tata hidup bersama.Filsafat lebih berminat
menampilkan model-model pemikiran kritis.
Manusia adalah makhluk yang senantiasa berpikir.Dengan kemampuan
berpikir inilah,pada awalnya manusia merasa heran dengan segala sesuati yang ada
dan terjadi di alam.Hingga akhirnya dengan kemampuan berpikir inilah yang
mengantar manusia untuk memperoleh suatu jawaban yang bersifat logis.Proses
berfilsafat adalah prose berpikir,tetapi tidak semua proses berpikir adalah proses
berfilsafat.
Filsafat membantu manusia untuk mencari kebenaran dari segala fenomena
yang ada,memberikan pengertian tentang cara hidup,pendangan hidup dan
pandangan dunia,memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam
kehidupan memahami diri sendiri dan dunia,mengembangkan kemampuan dalam
menalar,dan memberikan bekal untuk memperhatikan pandangan diri sendiri dan
orang lain dengan kritis.
Berfilsafat memerlukan kedalaman,pencarian tak kunjung henti dalam
terang rasionalis,yang dilakukan dengan kaidah-kaidah yang bias
dipertanggungjawabkan.Jika dilakukan sesuatu kontemplasi lebih lanjut,maka
manfaat filsafat secara radikal adalah menjadikan seseorang menjadi bijaksana
dalam hal menyikapi masalah hidup dan kehidupan karena telah ‘berteman’
dengan kebijaksanaan,serta mengetahui dengan benar apa tujuan mereka berbuat
sehingga filsafat di berbagai tempat berperan sebagai pandangan hidup,pegangan
hidup bahkan sebagai pedoman hidup.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat
dan karunianya saya dapat meneyelesaikan tugas Critical Book Report ini.Dan juga
saya tidak lupa berterimakasih kepada Dosen mata kuliah Filsafat pendidikan dan
Dosen pembimbing saya.
Saya berharap tugas Critical Book Report ini dapat berguna dalam
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.Saya jyga menyadari bahwa tugas
Critical Book Report ini memiliki banyak kekurangan.Untuk itu,saya
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan untukkedapannya.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami dengan mudah oleh siapapun
yang membaca tugas ini.Sebelumnya saya meminta maaf jika ada kata-kata yang
salah dan kurang berkenan dan saya mengharapkan saran dan kritik untuk
perbaikan kedepannya.

Merek,September 2020

Nelvan Irwanto Gea


BAB I. PENDAHULUAN

A.Rasionalisai pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kempuan dalam
meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang
dianalisis dengan buku lain,mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah
karya tulis yang dianalisis.
Seringkali saat kita memilih buku referensi kita bingung untuk
memilihnya,terkadang kita memilih buku untuk dibaca namun hasilnya masih
belum memuaskan,misalnya dari segi analisis Bahasa dan pembahasan,oleh karena
itu penulis membuat CBR untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku
referensi terkhusus pada pokok Bahasa tentang memahami perencanaan
pengajaran.

B.Tujuan penulisan CBR


Tujuan penulisan CBR ini adalah untuk mengkritisi isi buku tentang filsafat
Pancasila dan untuk membandingkan dengan buku lain yang berbeda dengan topik
sama.

C.Manfaat CBR
 Menambah wawasan penegtahuan tentang buku yang di kritik
 Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan dan nilai-nilai yang
baik untuk kehidupan kita sehari-hari.
 Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di
lengkapi dengan ringkasan buku,pembahsan isi buku,serta kekurangan dan
kelebihan buku tersebut.

D.Identitas buku yang direview


1. Judul :Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini
2. Pengarang/editor :Dr.Agustinus W.Dewantara,S.S.,M.Hum
3. Penerbit :Kanasius PT
4. Kota terbit :Yogyakarta
5. Tahun terbit :2017
6. ISBN :978-979-21-5383-5
BAB II. RINGKASAN ISI BUKU
A.BAB I. PENDAHULUAN
Filsafat politik(political philosophy)berbeda dengan ilmu politik (political
science).Perbedaannya terletak pada philosophy dan science.Umumnya apa yang
disebut dengan pemikiran politik ialah segala cara atau metode yang secara tegas
dan aplikabel dimaksudkan untuk mengejar tujuan-tujuan politis
tertentu.Pembicaraan mengenai persoalan ini tidak mesti tunduk pada karakteritik
keilmiahan.pemikiran politik lebih mengedepankan strategi pencapaian sasaran
politik.idiologi adalah paham,filsafat jelas menunjuk pada ilmu.Idiologi
mengajukan paket jadi suatu system pemikiran.Idiologi memiliki target-target yang
mau dikejar secara politis dalam tat hidup bersama.
Filsafat berasal dari kata “philein” (mencintai) dan
“sofia”(kebijaksanaan).Orang yang belajar filsafat adalah dia yang belajar segala
sesuatu mengenai kebijaksanaan.Terminologi “kebijaksaan” memaksudkan pula
pengertian ,pengetahuna,dan penguasaan persoalan sampai keakar-akarnya.
Berfilsafat memerlukan kedalaman,pencarian tak kunjung henti dalam
terang rasionalitas,yang dilakukan dengan kaidah-kaidah yang bias di pertanggung
jawabkan .Filsafat Timur adalah tradisi filosofis yang terutama berkembang di
Asia,khususnya di India,Cina,Jepang,Indonesia, dan daerah-daerah lainnya.Ciri
khas Filasafat Timur adalah dekatnya dengan hubungan filsafat dengan
agama.Filsafat timur biasanya lebih menekankan kepada aspek spiritual.
Filsafat Pancasila merupakan bagian dari filsafat timur karena Indonesia
kerap digolongkan sebagai negara yang ada di bagian belahan
timur.Sebenarnya,ada banyak nilai ketimuran yang termuat dalam
Pancasila.Pancasila juga memuat paham-paham
barat,seperti;kemanusiaan,demokrasi dan seterusnya.Secara Ontologis,kajian
Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat
dasar-dasar Pancasila.Kajian Epistemologi Filsafat Pancasila dimaksudkan sebagai
upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu system pengetahuan.Kajian
Ekologis Filsafat Pancasila pada hakikatnya membahas nilai praktis atau manfaat
suatu penegtahuan mengenai Pancasila.
B.BAB II.Pertanggung Jawaban Filosofis Terhadap Bentuk Negara INDONESIA
Sistem politik mengenal beberapa bentuk yang perlu disimak dengan
teliti.Pembagian bentuk-bentuk negara dimaksudkan secara langsung pembagian
bentuk-bentuk konstitusi.Dalam “bentuk” negara,dibahas soal siapakah yang
memrintah dan siapa yang diperintah;soal system penataan
pemerintahan.Konstitusi disebut juga dengan hokum dasar,artinya adalah dasar
dari segala hokum yang mungkin digagas dalam rangka bersangkutan.Aristoteles
membedakan model-model konstitusi dalam dua bagian,yakni bagian ideal dan
bagian tidak ideal.
Demokrasi merupakan salah satu system politik.Politik adalah system atau
tatanan hidup bersama.Dalam filsafat politik klasik,demokrasi bukan system tata
hidup bersama yang ideal.Menurut Sokrates,negara akan berjalan tanpa orientasi
pada hokum yang benar.Menurut Aristoteles,supremasi hokum adalah keunggulan
pemeritah demokratis.Semenatara itu Machiavelli dengan orientasi politik yang
berbeda ialah penyatuan integritas wilayah kekuasaan,pentingnya membela
langgengnya kekuasaan.
Demokrasi Pancasila jelas bukan demokrasi yang eliti.Ada du acara pandang
yang bias digunakan untuk menerpong realitas elitism ini.Di satu pihak ,kelompok
elite ini memiliki komitmen bagi kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.Menurut
Soekarno ,ada dua hal yang tidak bias dipisahkan ,yakni nasionalisme dan
internasionalisme.Karena ada nasionalisme yang tumbuh di luar prinsip
kemanusiaan.Paham gotong royong sebenarnya bukan dipergunakan dalam sehari-
hari oleh bangsa Indonesia saja,melainkan juga sangat ampuh dipakai oleh
anggota masyarakat internasional.

C.BAB III.ASAL-USUL NEGARA INDONESIA YANG BERPANCASILA


Persoalan tentang sebagai negara baru yang akan dibentuk adalah persoalan
tentang siapakah manusia Indonesia itu.Baik Sukarno maupun Supomo
menggagas bahwa karakter manusia Indonesia adalah manusia gotong
royong ,kekeluargaan,kekrabatan,religious,dan yang semacamnya.prinsip-prinsip
pendirian negara Indonesia harus menackup sekaligus elemen-elemen karakter
tersebut.
Sukarno mengajukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.Supomo
mencetuskan ide tentang negara integralistik yang menggarisbawahi karakter
kekluargaan dan kekrabatan dari masyarakat Indonesia .Kodrat/natura negara
Indonesia adalah kodrta dari manusia-manusia Indonesia.Sebagai suatu negara
baru yang lahir dari pergumulan perjuangan dan kesepakatan seluruh bangsa lewat
wakil-wakilnya,Indonesia lahir dengan tidak dari sendirinya,melainkan lewat
perjuangan konvensi.Gotong royong menjadi ciri khas dari manusia dan lembaga
social yang ada di Indonesia ,dan hal ini ditangkap oleh Soepomo.
Berdasarkan lembaga social asli Indonesia yang berciri gotong royong inilah
,Soepomo akhirnya mempromosiakan negara integralistik dimana negara bersatu
dengan seluruh rakyatnya dan mengatasi seluruh golongan dalam lapangan
apapun.Gotong royong bukanlah sikap kurang beranian,kurang percaya diri,atau
sikap tidak mandiri.Gotong royong berarti bahu-membahu dan saling
bergandengan tangan.
Hermonisasi ini juga tampak dalam konsep negara gotong royon.Negara gotong
royong ternyata juga diasalkan pada natura manusia Indonesia yang
mengedepankan semangat kerja sama dan Bahu-mambahu .Dari sebenarnya juga
tampak bahwa setidaknya dalam penggalian Soekarno tidak ada sifat merusak dan
koruptif dalam natural manusia Indonesia.

BAB IV.PANCASILA MENURUT SOEKARNO

Pancasila ditawarkan Soekarno sebagai Philosofische Grondslag dari


Indonesia merdeka.Setelah selama tiga hari bebrapa anggota BPUPKI berpidato
dan menawarkan aneka gagasan mengenai dasar apa yang dipakai bagi Indonesia
merdeka nanti,tibalah saatnya bagi Soekarno untuk menyampaikan hal yang sama.
Pada uraian berikutnya,Soekarno mengemukakan dasar dari Indonesia
merdeka.Argumentasinya ,seperti pada ajakannya untuk meraih kemerdekaan,juga
didahului dengan mereferensi sejarah kemerdekaan negara lain.Dengan ini
Soekarno mau mengatakan bahwa niat dan keinginan merdeka itu haruslah
bulat,akan tetapi dasar yang akan dipakai lagi Indonesia merdeka haruslah sesuatu
yang sudah mendarah daging dan ada dalan semua sanubari rakyat
Indonesia.Dalam rangka inilah Soekarno menyebut bahwa dasar negara Indonesia
yang ia pikirkan sudah ada dalam renungannya sejak 1918.
Dari analisis simbolis tampak bahwa Soekarno di satu sisi merupakan
simbolisasi,untuk menyampaikan gagasannya mengenai Pancasila Ekasila.Angka
lima,tiga,dan satu harus diakui merupakan simbolisme Soekarno untuk
mengakomodasi aspirasi yang yangberkembang saat itu dan mengingat masyarakat
amat menyukai symbol bilangan,meskipun sebenarnya dari analisi simbolis
muncul sifat kelogisan juga dari perasaan ini.Inilah kecerdasan Soekarno.

BAB V GOTONG ROYONG SEBAGAI SARI PATI PANCASILA


Pancasila dan nilai gotong royong yang diusulkan Soekarno sehatusnya
menjadi jiwa dan nilai dasar dari masyrakat Indonesia,karena Pancasila dan ilia-
nilai yang terkandung di dalamnya akan akan menentukan orientasi,tujuan,dan
menjadi nafas hidup bersama dan berbangsa.Soekarno mengatakan bahwa nilai-
nilai dalam Pancasila berasal dari bumi Indonesia sendiri.Fakta bahwa Indonesia di
berbagai tempat menjungjung tinggi nilai kebersamaan membuat Soekarno
merangkum Pancasila menjadi gotong royong itu sendiri.
Gotong royong sering dimaknai sebagai sarana untuk mempersatukan
berbagai macam perbedaan.Berbagai macam perbedaan yang ada pada teritoroal
suatu bangsa sepatutnya dapat disstukan melalui penyatuan visi dan misi yang
berlandaskan kebenaran yang dterima bersama,dab hal tersebut sudah menjadi sari
pati dari Pancasila.Hal ini lah yang menjadi dasar pemikiran Soekarno perihal cita-
citanya untuk mewujudkan sebuah bangsa yang menjadikan gotong royong sebagi
jati dirinya.
Muhammad Hatta di beberapa kesempatan mengungkapkan bahwa gotong
royong adalah nilai yang dihidupi bangsa ini sejak dulukala dan diejawantahkan
dalam berbagai bidang kehidupan,baik itu social,budaya,dan ekonomi.
Notonagoro berbicara mengenai gotong royong secara khusus ketika
menjelaskan filosofi dari sila keempat dari Pancasila.Ia menyatakan bahwa
kekluargaan atau gotong royong menjadi dasar demokrasi.
Driyarkara menjelaskan mengenai gotong royong dalam bingkai penjelasan
mengenai hubungann antara persona masyarakat.

BAB VI. LIGITIMASI DAN TUJUAN NEGARA INDONESIA


Ada beberapa macam legitimasi pemerintah suatu negara.Maksudnya,ada
bebrapa pengertian tegitimasi yang bias kita bedakan secara teoritis.Tetapi,harus
segra ditambahkan bahwa tidak semua legitimasi memiliki intensitas kewibawaan
yang sama.Legitimasi apakah yang menjadikan suatu pemerintahan politik
dikatakan sah.
Legitimasi politis adalah legitimasi yang membuat suatu pemerintahan
politik menjadi sah.Legitimasi religious sesungguhnya tidak bias disebut sebagai
suatu legitimasi yang sebenarnya.Legitimasi religious muncul dari masyarakat
negara yang mengedepankan nilai-nilai agama atau religiositas sebagai hal yang
penting dari tata hidup bersamanya.
Negara Pancasila kita yang bertujuan mencapai kesejahtraan umun ini
kemudian diejawantahkan dengan melindungi segenap tumpah
darah,mencerdaskan semua anak bangsa,dan turut serta aktif dalam pergaulan
dunia demi tercapainya abadi.

BAB VII. MASYARAKAT PANCASILA DALAM PERSPEKTIF PARADIGMA


KONFLIK DAN STRUKTURAL FUNGISIONAL
Bagi Karl Marx masyarakat adalah buatan manusia.Dari sini dapat
dimengerti bahwa manusia kemudian mempunyai kuasa untuk membentuk atau
pun mengubahnya.Auguste Comte berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu
entitas tersendiri.Benar bahwa masyarakat itu terdiri dari individu-individu,tetapi
masyarakat tidak bias diterangkan hanya dari kumpulan individu.
Hal penting dalam teori konflik
a.Kekuasaan adalah setiap kemampuan untuk memenangkan kemauan
sendiri,juga kalua kemauan itu bertentangan dengan kemauan orang lain.
b.kepentingan

BAB VII. ANALISI ATAS INDONESIA: (NEGARA


KESATUA,PENGURUS,KESATUAN,KEKLUARGAAN,FEDERAL ATAU
NEGARA AGAMA?)

Dari pendiri negara,kita mewarisi tidak hanya bangsa Indonesia yang


merdeka,bersatu dan berdaulat,melainkan juga khasanah tema-tema filsafat politik
yang sangat berharga.Salah satu tema yang sempat muncul dalam diskusi sangat
penting mengenai rancangan UUD 1945.
Gejala sectarian tak lain pangkalnya bermula dari klaim kebenaran dari
doktrin agama tertentu dan komunitas umat dari doktrin agama.Sebagai kritik
kebudayaan,agama secara ideal harus ditempatkan sebagai fenomena dalam
keragaman budaya.Artinya,saat agama mencoba menerjemahkan sebuah realitas
social.
Soekarno menggagas negara multicultural khas indonsia dengan
mengetengahkan konsep gotong royong.Konsep gotong royonglah yang
memungkinkan semua unsur yang berbhineka di tanah air Indonesia diakui
keberadaannya.Konsep gotong royong pulalah yang membuat pluralism mekar
dengan subur.

Anda mungkin juga menyukai