Skor Nilai:
BAB I.PENDAHULUAN
C. MANFAAT CBR
BABIII. PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang
berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala problematika
dan kehidupannya. Filsafat adalah untuk mengetahui kakikat sesuatu. Namun kalau
pertanyaan filosofis itu diteruskan, akhirnya akan sampai dan berhenti pada susuatu yang
disebut agama. Diantara permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh filsafat adalah
permasalaha yang ada dilingkungan pendidikan. Padahala menurut John Dewey, seorang
filosofi amerika, filsafat merupakan teori umum dan landasan pertanyaan dan menyelidiki
faktor-faktor realita dan pengalaman yang terdapat dalam pengalaman pendidikan. Apa
yang dikatakan John Dewey memang benar. Dan karena itu filsafat dan pendidikan memiliki
hubungan hakiki dan timbal balik, berdirilah filsafat pendidikan yang berusaha menjawab
dan memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofi dan memerlukan
jawaban secara filosofis disiplin ilmu pengetahuan yang lahir itu ternyata memiliki objek dan
sasaran yang berbeda, yang terpisah satu sama lain. Suatu disiplin ilmu pengetahuan
mengurus dan mengembangkan bidang garapan sendiri-sendiri dengan tidak
memperhatikan hubungan dengan bidang lainnya. Tugas filsafat adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang banyak
terdapat dalam lapangan pendidikan. Ajaran filsafat yang komprehensif telah menempati
status yang tinggi dalam kehidupan kebudayaan manusia, yakni sebagai ideologi berfilsafat
adalah membina manusia mempunyai akhlaq yang tertinggi.
C. Manfaat CBR
BUKU UTAMA:
1. Judul Buku : Filsafat Pendidikan
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : YusnadI, Ibrahim Gultom, Wildansyah Lubis, Arifin Siregar
4. Penerbit : Halaman Moeka
5. Kota Terbit : Banjarwangi, Ciawi, Kab. Bogor
6. Tahun Terbit : Agustus 2019
7. ISBN : 978-602-269-343-7
Buku Pembanding:
1. Judul Buku : FILSAFAT PENDIDIKAN
2. Edisi : KETIGA
3. Pengarang : Dr. Edward Purba, MA
4. Penerbit : Unimed Press
5. Kota terbit : Medan
6. Tahun terbit : Juli,2016
7. ISBN : 978-620-7938-38-0
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
BUKU UTAMA
Individu terdiri dari dua kata in dan devided. Dalam bahasa inggris in dapat diartikan tidak, sedangkan
devided terbagi. Jadi individu dapat diartikan “tidak terbagi” atau satu kesatuan . Manusia sebagai makhluk
individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsure fisik dan psikis, unsure raga dan jiwa. Seseorang
dikatakan sebagai manusia individu, mana kala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau memiliki cirri
khas yang tidak dimiliki anusia lain.
Manusia dikatakan makhluk social karena dalam diri manusia ada naluri dorongan untuk berhubungan
(interaksi) dengan orang lain, ada naluri kebutuhan social (social need) untuk hidup berkelompok dengan
orang lain, serta manusia itu sendiri tidak akan bisa hidup sebagai manusia tanpa bantuan orang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk social, karena manusia
tunduk dan patuh pada aturan, norma social yang berlaku dalam kelompoknya sebagai satu kebutuhan
untuk hidup rukun, keinginan mendapat respon positif dari orang lain (pujian), serta potensi yang ada pada
masing-masing individu akan berkembang jika dia hidup ditengah-tengah manusia.
Manusia sebagai makhluk budaya maksudnya adalh manusia mampu menciptakan dan melaksanakan
kebaikan, kebenaran, keadilan,dan bertanggung jawab dalam satu sistem tatanan kemasyarakatan.
Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budi, rasa dan karsa untuk menciptakan
kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidup bersama dalam
lingkungan masyarakat.
Kenapa manusia membutuhkan pendidikan hal ini disebabkan oleh Karena anak manusia lahir dengan
otensi yang masih laten, agar potensi sebagai modal dasar dapat berkembang maka perlu bantuan,
bimbingan dan pengarahan dari orang-orang yang lebih dewasa.
Manusia yang hanya sekedar ingin tahu dan setelah mendapatkanya lalu puas adalah tergolong orang-
orang pada umumnya. Keberadaan akal budi manusia membuat manusia tidak pernah berhenti berfikir,
tidak pernah puas dengan pengetahuannya yang dimilikinya dan rasa ingin tahu selalu mendorong
manusia untuk melakukan peneitian yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang
muncul di dalam pikirannya.
Pada dasarnya manusia mengakui pada kekuatan lain (ghaib) di luar kekuatan diriinya yang
menggerakkan seluruh isi alam secara teratur.Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna, dan
sempurna tersebut adalh milik Tuhan. Hal inilah yang merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan
tujuan beribadah kepada Tuhan. Dengan pendidikan, Manusia dapat mengenal Tuhannnya. Dengan
pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
melalui pedidikan yang tepat.
A. Pengertian Filsafat
1. Tinjauan Etimologi
Secara etimologis, Filsafat dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Yunani; philosopia dan
philosophos. Philo artinya cinta, sedangkan shopia atau shopos artinya kebijaksanaan, pengetahuan dan
hikmah. Filsafat berarti sejumlah gagasan yang penuh dengan kebijakasanaan, pegetahuan, dan hikmah.
2. Tinjauan Termologi
Pendidikan sebagai proses dan sebagai hasil dalam pelaksannaanya sanagat memerlukan adanya
pengkajian yang mendalam dan konfrehensif agar proses untuk menapai hasil yang dicapai dapat
meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai manusia mulia.
Mudyahardjo mengatakan bahwa filsafat pendidikan adalah pengetahuan dan substansi pelaksanaan
pendidikan yang berkaitan degan tujuan, latar belakang , cara hassil dan ilmu pendidikan yang
berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaananya.
Selain pendekatan linier, filsafat pendidikan dapar disusun dengan berpangkal kepada
pendekatan tertentu dari pada pendidikan itu sendiri. Misalnya berdasarkan suatu defenisi, pendidikan
yakni, pendidikan merupakan pemberdayaan (empowerment) sumber data manusia. Maka pendidikan
adalah memberi kebebasan kepada seseorang untuk mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan
potensi yang dimiliki. Kekakuan harus ditembus dengan memberikan kebebasan pada peserta didik,
namun kebebasan dimaksud bukan tanpa batas, akan tetapi kebebasan yang bertanggung jawab. Konsep
ini memunculkan pandangan bahwa yang membangun pengetahuan dan pengalaman pada diri seseorang
adalah orang itu sendiri, dengan demikian timbulah teori yang memberi kesempatan pada seseorang
untuk membangun pengetahuannya dan pengalamannya sendiri.
Pendekatan lain yang akan dikembangkan adalah ketika pendidikan itu menghadapi masalah atau
keadaan yang tidak seperti yang diharapkan,pasti memerlukan jawaban yang tidak semata – mata berada
dalam ruang lingkup pendidikan. Misalnya tentang manusia seutuhnya, untuk memperjelas konsep ini
memerlukan ilmu pengetahuan yang lain, jawaban itu tidak dapat seketika secara spekulatif seperti halnya
dalam filsafat. Kemungkinan – kemungkinan tersebut dengan mengingat tujuan pendidikan bila
dikembangkan secara proporsional akan sangat memadai dalam mengisi fundasi – fundasi ilmu
pendidikan, sebagai bagian utama dalam ilmu pendidikan umumnya
Filsafat pendidikan dan pendidikan berhubungan sangat erat sekali. Filsafat pendidikan merupakan
cabang filsafat umum menjadi dasar, arah ,dan pedoman suatu pendidikan.Karenanya filsafat pendidikan
adalah aktifitas pemikiran yang teratur yang menjadikannya sebagai media untuk menyusun proses
pendidikan, menyelaraskan, mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai tujuan yang dicapai.
Ontologis adalah pengetahuan tentang wujud dan hakekat keberadaan sesuatu atau bisa disebut studi
yang membahas keberadaan,realitas sesuatu yang bersifat konkrit. Dengan kata lain, Ontologi adalah Ilmu
yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud dengan berdasarkan logika semata.
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri daari dua kata episteme dan logos.
c. Kurikulum
Yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum lebaral merupakan landasan bagi kebebasan
manusia. Kebebasan memiliki aturan- aturan. Oleh karena itu, di sekolah diajarkan pendidikan sosial, untuk
mengajar “respek” (rasa hormat) terhadap kebebasan untuk semua. Respek terhadap kebebasan bagi
yang lain adalah esensial. Kebebasan dapat menimbulkan konflik.
d. Peranan Guru
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru pada hari ini , besok lusa
mungkin menjadi murid.
e. Metode
Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai harus merujuk
pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik.
F. Filsafat Pendidikan Progresivisme
Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Kaum
progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar cepat mencapai tujuan.
1. Strategi Pendidikan
Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di
masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan siswa adalah memebekali mereka dengan strategi-
strategi pemecahan masalah.
2. Pendidikan
Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan memfokuskan pada guru
atau bidang muatan.
a. Kritik terhadap Proggresivisme
b. Siswa tidak mempelajari warisan sosial
c. Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan
d. Megurangi bimbingan dan pengaruh guru
e. Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendidri
G. Filsafat Pendidikan Perenilaisme
Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan,
terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis
adalah dengan jalan mundur ke belakang menggunakan kembali nilai- nilai pada zaman kuno dan abad
pertengahan. Tujuan pendidikan menurut pemikiran perenialis adalah memastikan bahwa para siswa
memperolehpengetahuan tentang prinsip- prinsip atau gagasan- gagasan besar yang tidak berubah.Latar
belakang filsafat perenialisme adalah filsafat- filsafat dari Plato, Aristoteles, Thomas Aquina
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan taman siswa
dan ruang pendidikan INS Kayu Tanam
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia. Konsep dasar ini tertuang dalam pembukaan
UUD tahun 1945. Pancasila adalah falsafah bangsa yang digalidari bumi Indonesia.Ia lahir melalui proses
yang panjang dan sebgai cita-cita bersam seluruh bangsa Indonesia.
Disamping Pancasila sebagai dasar dan idiologi bangsa dan Negara republic Indonesia .Pancasila
sebagai produk filsafat bangsa Indonesia berarti sebagai rujukan dalam bersikap dan bertingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Antara filsafat dengan teori pendidikan juga berhubungan erat Karena teori pendidikan bersumber
dari pemikiran filsafat, sementara pemikiran tentang pendidikan bersumber pula dari filsafat. Boleh
dikatakan Pancasila adalah filsafat pendidikan nasional. Itu artinya, segala ide, pemikiran dan upaya yang
dilakukan tentang pendidikan tidak boleh dari pendidikan.
Berikut dikemukakan beberapa persoalan yang menjadi hambatan dalam ketercapaian tujuan
pendidikan:
Kelebihan
Dilihat aspek materi, pada buku utama dan buku pembanding filsafat pendidikan pada
pembentukan materi sangat bagus dari sub bab dijabarkan dengan detail.dan memaparkan materi
sesuai judul dan tidak menyimpang dan juga dari segi bahasa sangat bagus dari bentuk tulisan
yang mudah dipahami pembaca.
Pada aspek tampilan, cover bukunya juga bagus membuat menarik pembaca untuk
membacanya. Pada buku pembanding yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” karya Dr. Edward
Purba covernya juga bagus untuk dilihat. Dan pada cover buku utama lebih bagus Karena lebih
berwarna dari buku pembanding.
Pada aspek layout dan tata letak penulisan pada buku utama dan pembanding ini
menggunakan bahasa baku dan tidak terlihat menggunakan bahasa tidak baku. Terdapat kalimat
yang bercetak tebal yang merupakan inti pembahasan dan bercetak miring Pemilihan jenis,
fontnya sudah bagus.
Pada aspek tata bahasa, Buku utama dan pembanding juga dari segi bahasa sangat bagus dari
bentuk tulisan yang mudah dipahami pembaca.
Kelemahan
Pada buku utama ini jauh dari kata sempurna, banyak penulisan buku yang kurang sempurna.
ini tidak termasuk "kata baku maupun font penulisan". Pada halaman 7,42 dan 81 ada kesalahan
peletakan tanda baca koma dimana penulisan kalimat” manusia dikatakan sebagai makhluk
social,karena,” disini terdapat kesalahan peletakan tanda baca “koma”.dan pada peletakan jarak
pada kalimat terbilang jauh; terdapat pada halaman 24,80,83,61,64.78,113,115,30.
Dan juga ada kesalah pemberian tanda baca titik terdapat pada halaman 96 “metodologi
berpikir manusia Indonesia.." seharusnya pemberian titik hanya satu untuk mengakhiri
kalimat.dan juga kekurangan pemberian angka pada halaman 97 “ UUD 45” seharusnya UUD
1945.dan pada 113 ada kesalahan penulisan yaitu doktirn seharusnya doktrin. Dan juga
pemberian judul huruf besar yang salah dimana subbab pertama penulisannya “A. Manusia
sebagai Makhluk hidup” dan setelah itu judul selanjutnya “D. Manusia sebagai makhluk social”
tidak sempurna dan tidak sesuai. Ada halaman yang hilang yaitu halaman 110-113 Ada 2
halaman yang hilang dan halaman 30-33 ada 2 halaman yang hilang juga.
Dilihat dari daftar isi, halaman dengan judul materi tidak sesuai terlihat pada subbab
Falsafah Pancasila tidak sesuai dimana jika dilhat di daftar isi berada di halaman 95 , Jika dilihat
isi buku pada halaman 96 jika daftar isi salah membuat pembaca bingung mencari materiDan
pada buku ini tidak ada Indikator atau kompetensi pembelajaranDengan kekurangan ini membuat
buku ini dikatakan kurang sempurna.
Pada buku pembanding struktur penulisan lebih baik dari buku utama tetapi terdapat
ketidaksesuaian huruf judul dan judul berikutnya.pada awalnya pemberian hurufnya bagus akan
tetapi judul selanjutnya tidak; “Flsafat Pendidikan Progresivisme” dengan “Filsafat pendidikan
perenialisme” dan tidak adanya rangkuman untuk pembaca. Rangkuman itu penting karena
pembaca dapat lebih memahami materi yang telah dibahas.Dan ukuran hurufnya terlalu kccil
sehingga menyulitkan pembaca dalam membaca.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran dengan cara
berpikir dan karena adanya suatu keragu ragun. Maka dari itu dibutuhkan suatu buku sebagai
pegangan bagi mahasiswa untuk lebih memahami secra mendalam tentang mata kuliah filsafat
pendidikan. Dan untuk mendalami apa yang ada pada materi tersebut diberikan tugas Critical
Book Report sebagai salah satu cara dalam membantu mahasiswa dalam memhami isi buku
tersebut.
Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:
1. Walaupun memiliki judul buku yang samaakan tetapi kedua buku memiliki perbedaan
dalam pembahasan materinya serta bagian bagian tambahan ( pada buku pembanding
terdapat ; Indikator pembelajaran dan evaluasi dalam setiap babnya, sedangkan buku utama
tidak memiliki didalamnyan).
2. Buku Utama lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku pembanding,
namun dilain Bab Pembanding utama memiliki pembahasan yang lebih lengkap dibanding
dengan buku pembanding ( Bab yang membahasa pengantar Filsafat dan filsafat
pendidikan )
3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang dan tidak
dilengkapi dengan gambar pendukung
B.SARAN
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview menyarankan agar
filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru, orang tua maupun
masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu, juga
disarankan agar adanya perkembangan tindak lanjut mengenai isi buku sehingga nantinya
dilengkapi dengan gambar agar peserta didik yang membacanya lebih tertarik.
Buku Filsafat Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku pegangan
mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena kedua buku ini memiliki
bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar filsafat dan penyusunan materi yang
sistematis. Namun tidak menutup kemungkinan agar mahasiswa menggunakan beberpara
referensi buku lain sebagai pegangan dalam berfilsafat.
Daftar Pustaka
1. Purba, Edward.2016. filsafat pendidikan. Medan: Unimed Press
2. Yusnadi. 2019. FIlsafat Pendidikan. Bogor: Halamanmoeka