SKOR NILAI:
DISUSUN OLEH
NAMA : NAILA SYAKIRA
NIM : 1211151013
DOSEN PENGAMPU : NANI BARORAH NASUTION S.Psi., M.A.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,yang telah melimpahkan rahmatnya dan
hidayah-Nya kepada saya dapat menyelesaikan Critical Book Rewiew (CBR) untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Perkembangan.Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu,saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Demikian penyusunanya semoga dari
makalah ini dapat di ambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Identitas buku
BAB II
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan buku
Kekurangan buku
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas,
menganalisis, membandingkan, mengkritik dan memberi nilaI-nilai yang terkandung dalam
sebuah buku yang dianalisis. Sering kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan. Misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis
membuat CBR Perkembangan filsafat pendidikan ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih buku referensi terkhusus pada pokok pembahasan tentang Perkembangan filsafat
pendidikan.
D. Identitas Buku
RINGKASAN BUKU
Buku Utama
BAB 1 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN KEHIDUPAN
MANUSIA
Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang ditempuh untuk memecahkan masalah.
Sedangkan, pada pengertian ke dua, merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan
atau pembahasan masalah. Manusia, dalam hidup dan kehidupannya tidak pernah sepi dan terus
melekat dengan masalah, baik sebagai individu dalam keluarga, masyarakat, dan negara maupun
dalam masalah ekonomi, politik, sosial, pendidikan, dan lain sebagainya. Di samping itu, ilsafat
mempunyai konotasi dalam segala hal yang bersifat teoretis, transendental, abstrak, dan lain
sebagainya.
Apakah ilsafat itu? Filsafat dari segi bahasa, pada hakikatnya adalah menggunakan rasio
(berpikir). tetapi, tidak semua proses berpikir disebut ilsafat. Manusia yang berpikir, dapat diketahui
dalam kehidupan sehari-hari. Jika pemikiran manusia dapat dipelajari, maka ada empat golongan
pemikiran yaitu: 1. Pemikiran Pseudo-Ilmiah. 2. Pemikiran Awam. 3. Pemikiran Ilmiah, dan 4.
Pemikiran Filosois.
Filsafat juga merupakan ilmu tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan lain. Hal itu,
sebagaimana diungkapkan oleh John S. Brubacher sebagai berikut : Philosophy was, as its etymology
from the Greek words Pilos and Sopia suggests, love of wisdom of learning. More over it was love of
learning in general; it subsumed under one heading what to day we call science as well as what we
now call philosophy. It is for the reason that philosophy is often referred to us the mother as well as
the queen of the science. Maksud dari pada statement di atas adalah bahwa ilsafat berasal dari
bahasa Yunani, yaitu Philos dan Sopia yang berarti cinta kebijaksanaan atau belajar. Lebih dari itu,
dapat diartikan cinta belajar, pada umumnya hanya ada dalam ilsafat. Untuk alasan tersebut, maka
sering dikatakan bahwa ilsafat merupakan induk atau ratu ilmu pengetahuan.
Dari dua deinisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilsafat secara konsepsional is the mother
of science and synoptic thinking. Atau metode berpikir sinoptis, yakni berpikir merangkum dengan
jalan menarik kesimpulan umum dari berbagai cabang ilmu pengetahuan dalam suatu aksioma
melalui proses generalisasi dan abstraksi. Misalnya dalam ilmu biologi, psikologi, dan isika, kita akan
dapat menarik kesimpulan bahwa tiap peristiwa, tentu ada sebab terjadinya, dan setiap tingkah laku
makhluk apa pun tentu berarah tujuan, sedangkan hidup dan kehidupan ini pun mengikuti suatu
aturan tertentu. Kebalikannya adalah berpikir relektif, yang dimulai dari suatu keragu-raguan,
kemudian dirumuskan apa yang menjadi inti keraguan itu, baru ditemukan kemungkinan-
kemungkinan pemecahan atau penegasan keraguan itu untuk dicarikan datanya.
Dalam ilmu pengetahuan, ilsafat mempunyai kedudukan sentral, dan asal atau pokok. Karena,
ilsafat pada awalnya merupakan satu-satunya usaha manusia di bidang kerohanian untuk mencapai
kebenaran pengetahuan. Tetapi, manusia tidak pernah merasa puas dengan meninjau sesuatu dari
sudut yang umum, melainkan juga ingin memperhatikan hal-hal yang khusus. Kemudian, timbullah
penyelidikan mengenai hal-hal khusus yang sebelumnya masuk dalam lingkungan ilsafat. Jika
penyelidikan ini telah mencapai tingkat tinggi, maka cabang penyelidikan itu melepaskan diri dari
ilsafat, menjadi cabang ilmu pengetahuan baru yang berdiri sendiri.
Filsafat sebagai suatu ikhtiar berpikir, bukan berarti untuk merumuskan suatu doktrin inal,
konklusif, dan tidak bisa diganggu gugat. Dia bukan sekadar idealis seperti apa yang kita alami
sebagai realitas. Di samping itu, ada pula anggapan bahwa ilsafat hanya suatu kegiatan perenungan
yang bertujuan mencapai pengetahuan tentang hakikat dan segala hal yang nyata. Untuk sampai
pada pengertian lebih lanjut dari sekadar persepsi, ilsafat yaitu berupa kegiatan mental dalam wujud
konseptualisasi.
BAB 2 PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN SERTA PERANANNYA
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui dua istilah
yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu pedagogi dan
paedagoiek. Pedagogi beraiti pendidikan, sedangkan paeda artinya ilmu pendidikan. Pedagogik atau
ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki, merenung tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah
ini berasal dan kata Pedagogia (Yunani) yang berarti pergaulan dengan anakanak. Sedangkan, yang
sering menggunakan istilah paidagogos adalah seorang pelayan (bujang) pada zaman Yunani Kuno,
yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anakanak ke dan dari sekolah. Paidagogos berasal
dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Perkataan paidagogos yang pada
mulanya berarti pelayan, kemudian berubah menjadi pekerjaan mulia. Karena, pengertian pai (dari
paidagogos) berarti seorang yang tugasnya membimbing anak di dalam pertumbuhannya ke arah
mandiri dan bertanggung jawab.
Pada mulanya, ilsafat pendidikan adalah cara pendekatan terhadap masalah pendidikan yang
biasa dilakukan di negara Anglo Saxon. Di Amerika Serikat misalnya, ilsafat pendidikan dimulai
dengan pengkajian terhadap beberapa aliran ilsafat tertentu seperti pragmatisme, idealisme,
realisme, dan eksistensialisme, yang diakhiri dengan implikasinya ke dalam aspek-aspek pendidikan.
Apabila ditanyakan, apakah ilsafat pendidikan itu? Maka untuk menjawab pertanyaan
tersebut, digunakan dua pendekatan, yaitu (1) Menggunakan pendekatan tradisional, (2)
Menggunakan pendekatan yang bersifat kritis. Pada pendekatan pertama digunakan untuk
memecahkan problem hidup dan kehidupan manusia sepanjang perkembangannya. Sedangkan,
pada pendekatan ke dua, digunakan untuk memecahkan problematika pendidikan masa kini.
Dalam upaya memajukan kehidupan suatu bangsa dan negara, sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan, maka di dalamnya terjadi proses pendidikan atau proses belajar
yang akan memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang atau si terdidik ke
arah kedewasaan dan kematangan. Proses tersebut akan membawa pengaruh terhadap
perkembangan jiwa seorang anak didik atau peserta didik, dan/atau subjek didik ke arah yang lebih
dinamis, baik terhadap bakat atau pengalaman, moral, intelektual maupun isik (jasmani) menuju
kedewasaan dan kematangan. Tujuan akhir pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
semua potensi manusia (si terdidik, subjek didik) secara teratur akan terwujud, apabila prakondisi
alamiah dan sosial manusia memungkinkan. Seperti iklim, makanan, kesehatan, dan keamanan, yang
relatif sesuai dengan kebutuhan manusia.
BUKU PEMBANDING
BAB I PENDAHULUAN
Menurut Al-Maraghi (1985:127) “Khalifah, artinya jenis lain dari mahkluk sebelumnya. Bisa
juga diartikan sebagai pengganti Allah untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya terhadap umat
manusia”. Kemudian dalam pengertian secara ijmal, QS Al Baqarah ayat 30 tersebut menjelaskan
tentang nikmat-nikmat Allah, dengan nikmat itu manusia dapat menjauhkan diri dari maksiat dan
kufur serta memotivasi seseorang untuk senantiasa beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Di
samping itu, diciptakannya Adam as 2 dalam bentuk yang sempurna, di samping kenikmatan juga
memiliki ilmu pengetahuan yang banyak serta diberi kewenangan untuk berkuasa di muka bumi,
berkuasa penuh mengatur alam semesta serta berfungsi sebagai khalifah. Inilah nikmat paling agung
yang dianugerahkan Allah kepada Adam as yang wajib disyukuri oleh seluruh manusia sebagai
keturunannya sampai akhir zaman. Bentuk syukur yang paling layak adalah mengabdi sepenuh hati,
taat kepada segala perintah-Nya, termasuk menjauhi kemaksiatan yang dilarang oleh-Nya.
Dengan demikian, dalam buku ini akan dibahas secara runtut tentang aspek-aspek tersebut,
mulai dari pengertian dan ruang lingkup filsafat pendidikan Islam; Sejarah perkembangannya;
Pandangan filsafat Islam tentang alam semesta, manusia, masyarakat, dan ilmu pengetahuan;
Hakekat pendidikan, pendidik, dan peserta didik; Hakekat ilmu dan etika ilmuwan; Tujuan dan Fungsi
Pendidikan Islam; Hakekat kurikulum, alat pendidikan, dan evaluasinya; serta membahas sejumlah
tokoh filsafat pendidikan Islam, sehingga akan 6 tergambar bahwa filsafat pendidikan Islam
merupakan suatu sistem.
BAB VIII HAKEKAT KURIKULUM, ALAT PENDI- DIKAN, METODE, DAN EVALUASI
Membahas tentang hakekat berarti berbicara tentang teori hakekat berkenaan dengan
keberadaan sesuatu. Sebutan lain untuk teori hakikat ialah teori tentang keadaan. Hakekat adalah
realitas, yaitu ke-real-an yang sebenarnya. Dapat juga dikatakan bahwa hakekat adalah kenyataan
yang sebenarnya, keadaan sebenarnya tentang sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan
yang samar, bukan pula keadaan yang berubah. Sesuatu yang bersifat sementara, berubah, atau
fatamorgana bukan suatu hakekat.
Secara filosofis, teori hakekat termasuk bidang filsafat ontologis, yaitu pemikiran tentang
sesuatu yang ada dan keberadaan sesuatu. Salah satu karakteristik ontologis adalah mencoba
melukiskan hakekat terakhir yang ada, yaitu yang satu, yang absolut, bentuk abadi, Sempurna, dan
keberadaan segala sesuatu yang mutlak hanya bergantung kepada-Nya (pencipta). Dalam bab ini,
akan dikemukakan hakekat beberapa aspek yang merupakan aspek penting dalam proses
pendidikan, yaitu kurikulum, alat pendidikan, dan evaluasi.
Secara harfiah, istilah metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta
berarti melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dengan demikian dapat artikan bahwa 172
metode adalah cara atau jalan yang dapat digunakan atau dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan kata lain, metode dapat juga diartikan sebagai jalan yang dilalui atau cara yang digunakan.
Dalam bahasa Arab, istilah metode disebut thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang
dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan, apabila pekerjaan selesai berarti tujuan tercapai.
Menurut istilah, metode memiliki pengertian yang lebih luas, dapat diartikan sebagai cara,
dapat juga diartikan sebagai langkah atau prosedur. Dalam pendidikan, yang sudah barang tentu
berkaitan dengan anak manusia yang sedang tubuh dan berkembang, kata metode lebih tepat
diartikan sebagai cara, karena cara karena mengandung implikasi mempengaruhi serta saling
ketergantungan antara pendidik dan peserta didik. Dalam pengertian ini, antara pendidik dan
peserta didik berada dalam proses kebersamaan yang menuju ke arah tujuan tertentu, yang di
dalamnya terdapat interaksi. Apalagi jika peserta didik diposisikan sebagai subjek dan pendidik
sebagai pasilitator, maka metode apa pun yang digunakan oleh pendidik merupakan suatu cara
untuk menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dan mendorong
peserta didik agar aktif belajar.
Evaluasi merupakan bagian tak terpisahkan dengan proses pendidikan, bahkan merupakan
aspek penting dari konsep kurikulum. Maka, dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, pendidikan memegang peranan penting. Artinya, sumber daya manusia akan berkualitas
apabila pendidikan pun dilaksanakan secara berkualitas. Karena, keberhasilan proses pendidikan
secara langsung akan berdampak pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Salah
satu indikator kualitas pendidikan yang baik adalah lulusannya memiliki kompetensi sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
BUKU PEMBANDING 2
A. Kelebihan Buku
1. Ketiga buku ini menyampaikan materi yang sangat lengkap
2. Isi buku yang disajikan sudah baik, dan mencakup semua aspek berhubungan dengan
filsafat pendidikan.
3. Bahasa yang digunakan buku cukup menarik, dengan menyajikan beberapa konsep dasar
teori dan membandingkan dengan Tuhan dan Agama.
4. Buku ini memiliki cover yang menarik sehingga dapat menarik minat pembaca untuk
membaca isi buku ini.
B. Kekurangan Buku
1. Dalam ketiga buku masih ada beberapa penjelasan kurang biasa dipahami, karena
bahasa yang ditawarkan terlalu rumit untuk dipahami
2. Tidak adanya gambar, sehingga kurang meneraik bagi sebagaian orang
3. Konsep yang disajikan kurang mudah dicerna bagi pembaca awam
4. Banyak kata-kata asing yang kurang dipahami
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran