Anda di halaman 1dari 35

Excecutive Summary

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos dan Sophia yang berarti cinta
kebijaksanaan atau belajar. Lebih dari itu, dapat diartikan cinta belajar, pada
umumnya hanya ada dalam filsafat. Sedangkan pendidikan dapat dikatakan sebagai
usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangka potensi-potensi
pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat dan kebudayaan.
Menurut Al-Syaibany, filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur
yang menjadikan filsafat menjadi sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan
memadukan proses pendidikan. Artinya Filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-
nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Peranan filsafat
pendidikan sebagai jiwa,pedoman, dan pendorong adanya pendidikan. Beberapa ide
filsafat yang memengaruhi pendidikan tersimpul dalam pandangan aliran empirisme,
nativisme, dan naturalism, serta konvergensi.
Objek materi filsafat, yang pada garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga
persoalan pokok yaitu : (1) Hakikat Tuhan, (2) hakikat alam, (3) hakikat manusia.
Sudut pandang filsafat sangat luas dan dapat memberi penjelasan bahwa filsafat
(sebagai cabang ilmu pengetahuan lain) dapat berdiri sendiri. Sendiri selain
mempunyai objek, juga mempunyai sudut pandang yang mutlak bagi setiap ilmu.
Bagi kita bangsa Indonesia, tujuan tertinggi pendidikan kita jelas sebagaimana
disebutkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, TAP MPRS Nomor
III/MPR/1988 mengenai pendidikan bahwa pendidikan nasional kita bertujuan
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Tujuan umum atau tertinggi pada
tujuan akhir yang bersifat operasional dalam TAP MPR tadi bersasaran pada
pencapaian kemampuan optimal yang menyeluruh (integral) sesuai idealitas yang di
inginkan.
Pendidikan melaksanakan fungsi seluruh aspek kehidupan hidup untuk
mewujudkan potensi manusia sebagai aktualitas. Sehingga mampu menjawab
tantangan dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga, yang berfungsi
membantu keluarga mendidik anak-anak. Selama manusia berupaya untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup sejahtera, maka pendidikan tetap
menjadi penentu dan menjadi satu keharusan (imperative) bagi manusia sebagai
makhuk biologis.
Menurut Brameld, perkembangan pemikiran dunia filsafat pendidikan dapat
diketahui melalui aliran filsafat pendidikan progressivisme, essentialisme,
perennialisme, dan rekonstruksionalisme.

i
Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena memberikan
saya kesempatan untuk melaksanakan tugas kuliah saya yaitu Critical Book Report
(CBR), yang berjudul “Filsafat Pendidikan” dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa CBR yang saya kerjakan masih memiliki banyak
kekurangan, baik dari materi ataupun teknik pengkajiannya. Oleh karena itu, saya
sangat berharap bahwa CBR yang saya kerjakan dapat menambah wawasan kita
semua tentang filsafat pendidikan.
Semoga CBR ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan sekiranya
CBR ini dapat berguna bagi diri kami sendiri maupun orang yang membacanya. Akhir
kata saya ucapkan terima kasih atas perhatian pembaca dan saya mohon maaf jika
ada kata-kata yang kurang dimengerti, saya berharap pembaca dapat memakluminya.
Terima kasih.

Medan, 17 September 2018

Penulis

ii
Daftar Isi

Contents
Excecutive Summary........................................................................................................................ i
Kata Pengantar .................................................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan CBR ....................................................................................................... 1
1.3 Manfaat CBR .......................................................................................................................... 1
1.4 Identitas Buku ...................................................................................................................... 2
BAB II Ringkasan Isi Buku ............................................................................................................ 2
BUKU UTAMA ................................................................................................................................... 2
BUKU PEMBANDING 1 ............................................................................................................... 10
BUKU PEMBANDING 2 ............................................................................................................... 16
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................................ 24
3.1 Pembahasan Isi Buku ..................................................................................................... 24
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku .............................................................................. 29
BAB IV Penutup.............................................................................................................................. 30
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 30
4.2 Rekomendasi ..................................................................................................................... 31
Daftar Pustaka ................................................................................................................................ 32

iii
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR

Mengkritik sebuah buku, perlu dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan


kelemahan dari buku tersebut. Dengan mengkritik buku yang berjudul“ Filsafat
Pendidikan ” maka akan mempermudah pembaca untuk mengetahui inti
sari, kelebihan serta kekurangan dari buku tersebut jika dibandingkan dengan
buku lain. Hal ini juga dilakukan untuk mengulas lebih dalam lagi buku “ Filsafat
Kepemimpinan ” karena menyajikan ba n yak in formasi b e rman faa t t ent an g
fi lsa fa t dala m dunia p en di di ka n.

1.2 Tujuan Penulisan CBR

Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu
yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan,
meningkatkan dan melatih mahasiswa untuk berpikir kritis dalam mencari informasi
yang diberikan oleh setiap bab dari buku utama dan buku pembanding, dan juga
menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Filsafat Pendidikan pada
Jurusan Matematika di Universitas Negeri Medan.

1.3 Manfaat CBR

Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi
ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca
dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan
pertimbangan, meningkatkan dan melatih mahasiswa untuk berpikir kritis
dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku utama dan
buku pembanding, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata
kuliah Filsafat Pendidikan pada Jurusan Matematika di Universitas Negeri
Medan.
1
1.4 Identitas Buku

Buku Utama yang direview


1. Judul : Filsafat Pendidikan
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Muhammad Anwar
4. Penerbit : Kencana
5. Kota terbit : Depok
6. Tahun terbit : 2017
7. ISBN : 978-602-1186-52-7

2 BAB II Ringkasan Isi Buku

2.1 BUKU UTAMA ( FILSAFAT PENDIDIKAN oleh Muhammad Anwar )

BAB 1
PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN
DAN KEHIDUPAN MANUSIA

A. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos dan Sophia yang berarti cinta
kebijaksanaan atau belajar. Lebih dari itu, dapat diartikan cinta belajar, pada
umumnya hanya ada dalam filsafat. Filsafat ditinjau dari segi istilah, menurut
para ahli seperti Plato, Al-Kindi, Ibnu Sina, Immanuel Kant dapat disimpulkan
bahwa filsafat ialah upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami,
mendalami, dan menyelami secara radikal, integral dan sistematik mengenai
ketuhanan, alam semesta, dan manusia.
B. Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu pengetahuan dan Kehidupan Manusia
1. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan
Dalam imu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, dan asal
atau pokok.

2
2. Kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia
 Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti
pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
 Filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia.

BAB 2
PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN SERTA
PERANANNYA
A. Pengertian Pendidikan
Dalam pengertian yang sederhana dan umum, makna pendidikan sebagai
usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangka potensi-potensi
pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat dan kebudayaan.
B. Seluk-Beluk Filsafat Pendidikan
Di Inggris, filsafat pendidikan bertumpu pada prinsip-prinsip pendidikan
yang mencakup tujuan pendidikan, tujuan kurikulum, metode mengajar,
organisasi pendidikan, dan lain sebagainya. Di negeri Belanda dan Jerman Barat,
tidak dikenal filsafat pendidikan dan hanya ada istilah pedagogik (Belanda) dan
padagogik (Jerman Barat) yang artiya ilmu pendidikan (mendidik). Ilmu
pendidikan atau mendidik disamakan dengan filsafat pendidikan, karena istilah
pada kedua negara tersebut telah mengandung aspek-aspek teoritis dan praktis.
Setelah melalui beberapa pertimbangan dengan dasar-dasar alasan (asumsi
dasar) yang telah teruji, maka lahirlah cabang ilmu pengetahuan baru yang
disebut filsafat pendidikan.
C. Pengertian Filsafat Pendidikan
1. Filsafat Pendidikan Bermakna sebagai Filsafat Tradisional
Dengan menggunakan pendekatan tradisional, filsafat pendidikan telah
berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap
berbagai pertanyaan filosofis yang diajukan terhadap problem hidup dan
kehidupan manusia dalam bidang pendidikan.
2. Filsafat Pendidikan dengan Menggunakan Pendekatan yang Bersifat Kritis

3
Filsafat pendidikan dengan menggunakan pendekatan filsafat kritis, tidak
terikat waktu dan periodisasi. Selain itu, dapat menerapkan analisis yang
dapat menjangkau dimensi waktu kini dan masa yang akan datang sehingga
pemikiran logis kritis ini mendapatkan tempat utama.
D. Peranan Filsafat Pendidikan
Peranan filsafat pendidikan sebagai jiwa,pedoman, dan pendorong adanya
pendidikan. Beberapa ide filsafat yang memengaruhi pendidikan tersimpul dalam
pandangan aliran empirisme, nativisme, dan naturalism, serta konvergensi.

BAB III
MASALAH POKOK FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
A. Objek dan Sudut Pandang Filsafat
1. Objek materi filsafat terdiri atas tiga persoalan pokok yaitu; masalah tuhan,
masalah alam, dan masalah manusia.
2. Objek formal filsafat
Sudut pandang filsafat sangat luas dan dapat memberi penjelasan bahwa filsafat
(sebagai cabang ilmu pengetahuan lain) dapat berdiri sendiri. Sendiri selain
mempunyai objek, juga mempunyai sudut pandang yang mutlak bagi setiap ilmu.
B. Sikap Manusia Terhadap Filsafat
1. Berpandangan yang bersifat pesimis
2. Pandangan yang bersifat skeptic
3. Pandangan yang bersifat negative
4. Golongan yang memandang dan sudut yang positif
C. Masalah Esensial Filsafat dan Pendidikan
Menurut John S. Brubacher problem esensial antara filsafat dan pendidikan
adalah realitas, pengetahuan, dan nilai.

BAB IV
PROSES HIDUP SEBAGAI DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN
A. PENDAHULUAN
Menurut Rupert. C. Lodge, pendidikan yaitu in thissense, life is education, and
education is life. Artinya, seluruh pendidikan merupakan masalah hidup dan

4
kehidupan manusia. Karena, segala pengalaman sepanjang hidup memberikan
pengaruh pendidikan bagi seseorang.
B. Proses Pendidikan Bersama Perkembangan Proses Kehidupan
Proses pendidikan berlangsung bersama dengan proses hidup dan
kehidupan seseorang untuk seumur hidup. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
John Dewey dalam analisisnya, yaitu pendidikan itu sebagai salah satu kebutuhan
hidup, salah satu fungsi social, bimbingan, sarana pertumbuhan, dan
mempersiapkan, mengembangkan dan membentuk kedisiplinan.
C. Proses Hidup Manusia dan Filsafat Pendidikan
Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan manusia, bahwa
mereka harus melaksanakan tugas-tugas hidup yang dilaksanakan dan ditunaikan
dengan baik dan sempurna. Tetapi terkadang timbul pertanyaan tentang diri
sendiri dan arti hidupnya. Proses pemikiran manusia seperti ini dalam kehidupan
manusia, juga mendasari perkembangan filsafat pendidikan atau sebagai dasar
filsafat pendidikan.

BAB V
TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A. Manusia dan Tujuan Hidupnya
Manusia adalah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota populasi di
permukaan bumi ini.
1. Tujuan Hidup Manusia Mengalami Proses Perkembangan
2. Tujuan Hidup Bangsa Indonesia
Pola Umum GBHN menjelaskan tentang tujuan arah pembangunan jangka
panjang, sebaga berikut :
a. Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia.
b. Sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang adlah terciptanya landasan
yang kuat bagi bangsa Indonesia
3. Tujuan Hidup Manusia Menurut Pandangan Islam

5
Tujuan hidup menurut pandangan islam adalah menyembah, mengabdi,
dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Artinya, mengabdikan diri
kepada-Nya harus sesuai dengan kehendak-Nya.

B. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan di Indonesia menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Pendidikan Nasioal Bab II Pasal 3, menyatakan : “ Pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak yang mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
1. Fungsi Tujuan Pendidikan
 Tujuan pendidikan memberikan arah pada proses yang bersifat edukatif.
 Tujuan pendidikan tidak selalu member arah pada pendidikan, tetapi
harus mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin.

2. Cara Menentukan Tujuan Pendidikan


Menurut John S. Brubacher, dalam menetapkan tujuan pendidikan dapat
ditempuh tiga cara atau pendekatan yaitu: (1) A historical analysis of social
institutions approach; (2) A Sociological analysis of current life approach; dan
(3) Normative philosophy approach.

3. Kriteria Kualifikasi Tujuan Pendidikan


Menurut Dewey, ada tiga kriteria :
a. Tujuan yang sudah ada harus menciptakan perkembangan yang lebih
baik daripada kondisi sebelumnya.
b. Tujuan itu harus fleksibel dan dapat diubah menurut keadaan.
c. Tujuan itu harus menunjukkan kebebasan kegiatan.

4. Sasaran Tujuan dan Tujuan Tertinggi dalam Pendidikan

6
Tujuan umum atau tertinggi pada tujuan akhir yang bersifat operasional
dalam TAP MPR tadi bersasaran pada pencapaian kemampuan optimal yang
menyeluruh (integral) sesuai idealitas yang di inginkan.

BAB VI
FUNGSI PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK BIOLOGIS

A. Fungsi Pendidikan dalam Hidup dan Kehidupan Manusia


Mampu menjawab tantangan dan memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh umat manusia dalam dinamika hidup dan perubahan yang terjadi
pada masa-masa yang akan datang.
B. Peranan Lembaga Pendidikan
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga, yang
berfungsi membantu keluarga mendidik anak-anak.
C. Pendidikan adalah Suatu Keharusan Bagi Manusia Sebagai Makhluk Biologis
Selama manusia berupaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup
sejahtera, maka pendidikan tetap menjadi penentu dan menjadi satu keharusan
(imperative) bagi manusia sebagai makhuk biologis.

BAB VII
DEMOKRASI PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Dalam pemerintah demokrasi, demokrasi harus dijadikan filsafat hidup yang
harus ditanamkan kepada setiap peserta didik.
B. Pengertian Demokrasi Pendidikan
Demokrasi pendidikan dalam pengertian luas patut selalu dianalisis sehingga
memberikan manfaat dalam praktik kehidupan dan pendidikan yang
mengandung tiga hal, yaitu: (1) Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia,

7
(2) Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat, dan (3) Rela
berbakti untuk kepentingan atau kesejahteraan bersama.
C. Prinsip-prinsip Demokrasi dalam Pendidikan
1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai
luhurnya.
2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat
dan berbudi pekerti luhur.
D. Prinsip-prinsip Demokrasi dalam Pandangan Islam
1. Al-Qur’an
Dari contoh ayat-ayat Al-Qur’an dapat dipahami adanya prinsip
musyawarah dan persatuan dan kesatuan umat sebagai salah satu sendi
atau pilar demokrasi.
2. Hadist Rasulullah saw.
Pendidikan harus disebarluaskan ke segenap lapisan masyarakat secara
adil dan merata, sesuai kondisi jumlah penduduk yang harus dilayani.
E. Demokrasi Pendidikan di Indonesia
Pelaksanaan demokrasi pendidikan tidak hanya terbatas pada pemberian
kesempatan belajar, tetapi juga mencukupi fasilitas pendidikan sesuai jenis dan
jenjang pendidikan yang dibutuhkan masyarakat.

BAB VIII
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Menurut Brameld, perkembangan pemikiran dunia filsafat pendidikan dapat
diketahui melalui aliran filsafat pendidikan progressivism, essentialism,
perennialism, dan reconstructionism.
B. Aliran Progresivisme
Pendidikan progresivisme selalu menekankan pada tumbuh dan
berkembangnya pemikiran dan sikap mental, baik dalam pemecahan masalah
maupun kepercayaan diri peserta didik.
1. Ciri Utama Aliran Progresivisme

8
Aliran ini mempunyai konsep yang mempercayai menusia sebagai subjek
yang memiliki kemampuan unuk menyelesaikan masalah. Progresif
merupakan sifat positif dari aliran tersebut. Sedangkan sifat negatifnya adalah
aliran ini kurang menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoritas dan
absolute.
2. Progresivisme dan Perkembangannya
Aliran progresivisme sebagai aliran pemikiran, baru berkembang dengan
pesat pada permulaan abad ke- XX.
3. Progresivisme dan Pendidikan Modern
Pada pendidikan modern itu, rekonstruksi dunia pendidikan telah banyak
dilakukan oleh aliran ini melalui inisiatif dan karya nyata.
C. Aliran Esensialisme
Esensislisme merupakan perpaduan antara ide-ide filsafat idealisme dan
realisme. Pertemuan dua aliran itu bersifat eklektik, yakni keduanya sebagai
pendukung, tidak melebur menjadi satu atau tidak melepaskan identitas dan ciri
masing-masing aliran.
1. Ciri-ciri Utama Aliran Esesnsialisme
Memandang bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan
fleksibilitas dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan
yang berubah, mudah goyah, kurang terarah, dan tidak menentu serta kurang
stabil.
2. Pola Dasar Pendidikan Esensialisme
Pola dasar pendidikan aliran Esensialisme yang didasari oleh pandangan
humanisme, yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah kepada
keduniaan, serba ilmiah, dan materialistik.
D. Aliran Perennialisme
Perennialisme masih memandang penting terhadap peranan pendidikan
dalam proses mengembalikan keadaan manusia sekarang kepada kebudayaan
masa lampau yang dianggap ideal.
1. Ciri-ciri Utama Aliran Perennialisme
Aliran ini memandang keadaan sekarang sebagai zaman yang sedang ditimpa
krisis kebudayaan karena kekacauan, kebingungan dan kesimpangsiuran.

9
2. Prinsip- prinsip Pendidikan Perennialisme
Peranan guru terutama mengajar dalam arti member bantuan pada anak
untuk berpikir jelas dan mampu mengembangkan potensi-potensi yag ada
pada diri anak.
E. Aliran Rekonstruksionalisme
Aliran Rekonstruksionalisme bercita-cita untuk mewujudkan suatu dunia
dimana kedaulatan nasional berada dalam pengayoman atau subordinat serta
kedaulatan dan otoritas internasional.

2.2 BUKU PEMBANDING 1


( Filsafat Pendidikan oleh Dr. Edward Purba, MA dan Prof. Dr.
Yusnadi, MS )

BAB I : PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN


A. PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan dalam arti yang sedalam
dalamnya. Filsafat diawali dengan adanya keragu raguan, keraguan yang
menimbulkan banyak pertanyaan.
 Tujuan dan ciri – ciri pikiran kefilsafatan
Tujuan filsafat yaitu mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara
mendalam. Jadi didalam filsafat harus refleksi, radikal dan integral. Ciri ciri pikiran
kefilsafatan yaitu merupakan pemikiran tentang hal hla serta proses proses dalam
hubungan yang umum.
 Alasan berfilsafat
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yakni keheranan,
kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.
 Peranan filsafat
Filsafat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu
pendobrak, pembebas, pembimbing.

B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Pendidikan diartikan sebagai proses dimana pendidikan merupakan usaha
sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing,

10
memimpin, mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan
dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaanya. Menurut
Mudyahardjo filsafat pendidikan dibedakan menjadi dua macam yaitu Filsafat
praktek pendidikan dan Filsafat ilmu pendidikan.

BAB II : FILSAFAT PENDIDIKAN


A. Filsafat pendidikan sebagai sistem
Filsafat ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau sistem
pemikiran yang dihasilkan oleh para pemikir atau filsuf. Filsafat pendidikan
terwujud dengan menarik garis linear anatara filsafat dan pendidikan. Selain
pendekatan linier, pendidikan dapat disusun dengan berpangkal kepada
pendekatan tertentu dari pada pendidikan itu sendiri.
B. Substansi filsafat pendidikan
Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai
bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan.
C. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan adalah:
 Filsafat dalam arti filosofis merupakan cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahlan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan
oleh para ahli.
 Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kebutuhan nyata.
 Filsafat dalam hal filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi
ilmu pendidikan.

BAB III : ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN


A. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan

11
1. Filsafat pendidikan idealisme: menyatakan bahwa kenyataan tersusun atas
gagasan-gagasan. Prinsipnya aliran idealisme mendasari semua yang ada dan
yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan
bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang nampak dan tergambar.
Yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih
berharga dan lebih tinggi dibanding dengan materi kehidupan manusia.
2. Filsafat pendidkan realisme : sistem kesilsafatan realisme percaya bahwa dengan
sesuatu atau lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang
dirinya sendiri, dan yang hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang. Salah
seorang tokoh atau penganut realisme mengemukakan bahwa manusia selalu
berusaha untuk mencapai tujuan hidup
3. Filsafat pendidikan Materialisme : Aliran ini menyatakan bahwa benda
merupakan sumber segalanya.
4. Filsafat pendidikan Pragmatisme : Menyatakan bahwa pengetahuan adalah apa
yang dialami oleh manusia. Menurut john dewey, pendidikan perlu didasarkan
pada tiga pokok: 1). Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup, 2).
Pendidikan sebagai pertumbuhan, 3). Pendidikan sebagai fungsi social.
5. Filsafat pendidikan Eksistensialisme : Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman
pengalaman individu.
6. Filsafat pendidikan Progresivisme : Menurut aliran ini kehidupan manusia
berkembang secara terus-menerus dalam suatu arah yang positif.
7. Filsafat pendidikan Perenialisme : Perenislisme mengemukakan bahwa situasi
dunia saat ini penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian, dan ketidak
teraturan terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural.
8. Filsafat pendidikan Esensialisme : Menyatakan bahwa peserta didik memiliki nilai
esensial dan perlu dipertahankan.
9. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme : Merupakan kelanjutan dari cara
berfikir progresifisme dalam pendidikan. Indinidu tidak cukup belajar di sekolah
tetapi sekolah harus mempelopori masyarakat.

BAB IV : FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA


A. Pandangan Filsafat pancasila tentang manusia, masyarakat, pendidikan dan nilai.

12
1. Filsafat Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang
dijunjung tinggi oleh manusia.
2. Filsafat pancasila tentang masyarakat : Hakekat masyarakat telah dijelaskan
bahwa masyarakat-bangsa dan negara indonesia menuju masyarakat yang
aman, damai, sejahtera, terbuka,adil, dan makmur.
3. Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan Pendidikan berlansung di
keluarga, rumah, sekolah, dan masyarakat.
4. Pandangan filsafat pendidikan tentang nilai pembangunan nasional adalah
upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah
dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai dasar negara,
pandangan hidup bangsa dan sumber nilai bagi bangsa indonesia.
B. Pandangan Filsafat Pendidikan Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional
Sebagai acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31
yang baru sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menjadi:
1. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional

BAB V : HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN


A. Hakekat Pendidikan
1. Pengertian Hakekat pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan bukan membentuk, bukan menciptakan seperti
yang diinginkan, tetapi menolong, membantu dalam arti luas. Untuk memberi
pemahaman akan hakekat dan pengertian pendidikan, berikut ini sejumlah pendapat
yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:
 pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku dalam usaha
mendewasakan seseorang melalui peelatihan dan pengajaran.
 dalam arti sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk
memperoleh pengetahuan sebagai sebuah proses dan metode-metode tertentu
 pendidkan adalah usaha yang dilakukan orang dewasa untuk mengalihkan segala
pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda.

13
 hakekat pendidikan adalah proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah
kedewasaan.
2. Tujuan Pendidikan
Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta didik harus mampu tujuan yang
sudah ditetapkan sesuai dengan kurikulum. Peserta didik setelah selesai
pembelajaran, maka perumusan tujuan, spesifik, terukur, dan berubah hasil belajar,
perilaku atau reformemce peserta didik yang mencakup aspek sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Hirarki tujuan pendidikan dapat digambarkan
sebagai berikut: Jenis tujuan kontinum, Tujuan pendidikan Nasional sangat umum,
Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi inti, Kompetensi dasar, Indikator sangat
spesifik
3. Pilar Pendidikan
Pendidikan harus didasarkan pada cinta kasih sesama, cinta masyarakat, cinta
bangsa dan negara, sebagai modal dasra timbulnya dan berkembangnya pengabdian
warga negara.
4. Aliran-aliran Pendidikan
 Nativisme: pribadi seseorang ditentukan oleh bawaan lahir.
 Naturalisme: pribadian seseorang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa
 Empirisme: pekembangan seorang anak ditentukan oleh lingkungan
 Konvergensi: pendidikan dapat diberikan, dapat dari pembawaan dan
lingkungan.
 Lingkungan pendidikan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,dan
lingkungan masyarakat.

B. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-
hal yang baik dalam kehidupan , sehingga seseorang memiliki kesadaran dan
pemahaman yang tinggi.
C. Hakekat Mnusia
Pandangan tentang manusia adalah manusia sebagai mahluk berfikir (homo
sapiens), manusia sebagai mahluk suka berbuat sesuatu (homo faber), manusia juga
bisa dididik, manusia juga suka berkawan dan berhati nurani serta memiliki rasa

14
ingin tahu. Manusia memiliki eksistensi manusia yakni: manusia sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, makhluk susila, sebagai makhluk religius.
D. Hakekat Masyarakat
Masayarakat akan selalu mengalami perubahan dan perubahan yang
menuntut perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi,
pengatuh regional dan global.
E. Hakekat peserta didik
Peserta didik harus merasakan suasana yang menyenangkan dilandasi rasa
kasih sayang dan penuh dengan tantangan atau motivasi sehingga peserta didik dapat
mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki.
F. Hakekat Guru atau Pendidik
Orang tua dirumah, guru di sekolah dan tokoh atau pemuka masyarakat, alim
ulama, pemimpin seluruhnya disebut pendidik. Karna itu para pendidik perlu
memperhatikan norma norma dan nilai susila sehingga setiap prilaku dan
tindakannya dapat ditiru dan dipertanggungjawabkan.
G. Hakekat Pembelajaran
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
manusia. Kegiatan belajar telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
H. Landasan-landasan Pendidikan: landasan agama,landasan filsafat, landasan
sosiologi, landasan hukum, landasan moral.
I. Asas-asas pendidikan: asas pendidikan sepanjang hayat, asas kasih sayang, asas
demokrasi, asas keterbukaan dan transparansi, asas kualitas, asas tanggung
jawab, panca darma taman sisiwa.

15
2.3 BUKU PEMBANDING 2
2.4 ( FILSAFAT PENDIDIKAN oleh DRs. Uyoh Sadulloh, M.Pd. )
2.5
2.6 BAB I PENDAHULUAN
A. Praktik pendidikan dan teori pendidikan
1. Praktik pendidikan
Menurut Redja M. ( Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) praktik pendidikan adalah
seperangkat kegiatan berasama yang bertujuan membantu pihak lain agar
mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pendidikan dapat dilihat dari
tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek dorongan.
2. Teori pendidikan
Pendidikan memerlukan teori pendidikan karena teori pendidikan akan
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan
tujuan yang akan dicapai.
2. Teori pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan akan mengetahui mana
yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
3. Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolsk ukur sampai dimana kita telah
berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.

B. Pendekatan pendekatan dalam teori pendidikan.


1. Pendekatan sains
Suatau pengkajian dengan menggunakan saint untuk mempelajari, menelaah,
dan memecahkan masalah – masalah pendidikan.
2. Pendekatan filosofis
Suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah – masalah
pendidikan dengan menggunakan metode filsafat.
3. Pendekatan Religi
Suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau
konsep – konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan
pendidikan.

16
4. Pendekatan Multidisplin
Suatu konsep yang kompherensif dan menyeluruh dalam mempelajari
pendidikan tidak bisa hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau
displin saja.
5. Pendekatan dalam Penulisan
Buku ini mencoba untuk mengkaji salah satu pendekatan diatas, yaitu
pendekatan secara filosofis.

BAB II FILSAFAT
A. Pengertian filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”.
Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau
kebijakan. Filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap
kearifan atau kebijakan. Berfilsafat berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir
dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah
apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis dan
universal.
B. Model – model Filsafat
1. Filsafat spekulatif
Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada.
2. Filsafat prespektif
Suatu ukuran standart penilaian tentang nilai-nilai, perbuatan manusia dan
penilaian tentang seni.
3. Filsafat analitik
Terdapat 2 model analitik. Analitik linguistik mengandung arti bahwa filsafat
sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah.dan analitik
positivistik logis mengacu pada ilmu matematika dan ilmua alam serta sosial.

C. Misi Filsafat
Para filsof berusaha memecahkan masalah masalah yang penting bagi
manusia, baik langsung maupun tidsk langsung. Melalui pengujian yang kritis, filsof

17
mencoba mengevaluasi informasi dan kepercayaan yang dimiliki mengenai alam
semesta serta kesibukan manusia di dunia.
D. Lapangan Filsafat
Filsafat membahas tiga persoalan pokok, yaitu masalah wujud, masalah
pengetahuan, dan masalah nilai.
1. Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat
yang tersimpul di belakang dunia fenomena.
2. Epistimologi
Epistimologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji
tentang asal, struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan.
3. Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai atau dengan kata
lain aksiologi adalah teori nilai.

E. Filsafat dan Sains


Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang
sifatnya kuantitatif dan objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang
nyata yang dapat disentuh dengan menggunakan pancaindera. Ciri umum sains
diantaranya
1. Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2. Hasil sains kebenarannya tidak mutlak.
3. Sains bersifat objektif.
Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis
dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan
filsafat bersifat pengetahuan synopsis.
F. Filsafat dan Agama
Menurut Randall dan Buchler (1942), pertama agama didefinisikan dengan
kepercayaan terhadap supranatural, atau secara popular diartikan sebagai
kepercayaan terhadap Tuhan. Kedua agama didefinisikan dengan kepercayaan atau
keyakinan.

18
BAB III.FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pendidikan
1. Makna pendidikan menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya.
2. Pendidikan sebagai proses transformasi nilai bahwa pendidikan menyangkut
hati nurani, nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Nilai- nilai
yang ditransformasikan dalam rangka mempertahankan, mengembangkan,
bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat.
3. Tujuan pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia-
manuasia yang berkebudayaan.
4. Alat pendidikan merupakan suatu situasi yang diciptakan secara khusus
dengan maksud mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).
5. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat maksudnya bahwa pendidikan bukan
hanya berlagsung di sekolah. Pendidikan dimulai segera setelah anak lahir dan
akan terus sampai manusia meninggal dunia.
6. Pendidikan hanya untuk manusia, karena hanya manusia yang dapat
memperoleh pendidikan.
B. Pengertian Filsafat Pendidikan.
Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany (1979:30) adalah: “pelaksanaan
pandangan falsafah dalam bidang pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu segi
dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan
prinsip- prinsip dan kepercayaan- kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah
umum dalam menyelesaikan masalah- masalah pendidikan secara praktis”.
C. Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan.
Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah
hidup dan kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek dari
kehidupan tersebut, karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan . Oleh
karena itu, pendidikan memerlukan filsafat.
D. Peranan Filsafat Pendidikan

19
Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para
perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.
E. Apakah yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang.
Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai
pendidikan, merupakan sekumpulan prinsip yang membimbing tindakan professional
seseorang. Jadi keyakinan, prinsip-prinsip yang menentukan filsafat pendidikan
seseorang.

BAB IV. MAZHAB- MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN


A. Filsafat Pendidikan Idealisme.
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan fisik. Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’
Implikasi Pendidikan Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan
idealisme sebagai berikut:
1. Tujuan Pendidikan
2. Kedudukan Siswa
3. Peranan Guru
4. Kurikulum
5. Metode
B. Filsafat Pendidikan Realisme
Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara
dualitas. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik
dan dunia rohaniah. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan realisme sebagai berikut:
a. Tujuan Pendidikan
b. Kedudukan Siswa
c. Peran Guru
d. Kurikulum
e. Metode
C. Filsafat Pendidikan Materialisme

20
Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi bukan
rohani, bukan spiritual, atau supernatural. Implikasi Pendidikan Power (1982)
mengemukakan implikasi filsafat pendidikan materialisme sebagai berikut:
a. Tema
b. Tujuan Pendidikan
c. Kurikulum
d. Metode
e. Kedudukan Siswa
f. Peranan Guru
D. Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika Asli. Namun berpangkal pada
filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa
yang manusia alami. Maksudnya bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari
hubungannya dengan apa yang dilakukan. Implikasi Pendidikan Power (1982)
mengemukakan implikasi filsafat pendidikan pragmatisme sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan
b. Kedudukan Siswa
c. Kurikulum
d. Metode
e. Peran Guru
E. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman-
pengalaman individu. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan eksistensialisme sebagai berikut:
a. Tujuan Pendidikan
b. Status Siswa
c. Kurikulum
d. Peranan Guru
e. Metode
F. Filsafat Pendidikan Progresivisme

21
Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada
tahun 1918. Kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar cepat
mencapai tujuan.
1. Strategi Pendidikan
2. Pendidikan
Kritik terhadap Proggresivisme :
 Siswa tidak mempelajari warisan social
 Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan
 Mengurangi bimbingan dan pengaruh guru
 Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sediri
G. Filsafat Pendidikan Perenilaisme
Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,
ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual,
dan sosio-kultural. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan
mundur ke belakang menggunakan kembali nilai- nilai pada zaman kuno dan abad
pertengahan. Tujuan pendidikan menurut pemikiran perenialis adalah memastikan
bahwa para siswa memperolehpengetahuan tentang prinsip- prinsip atau gagasan-
gagasan besar yang tidak berubah.
H. Filsafat Pendidikan Esensialisme
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa
pelopornya seperti C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell.
Dlam filsafat ini fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan
sejara kepada generasi muda. Prinsip pendidikan esensialisme yaitu:
1. Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras.
2. Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru
3. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.
4. Sekolah harus mempertahamkan metode- metode tradisional yang bertautan
dengan disiplin mental.
5. Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum
merupakan tuntutan demokrasi yang nyata.
I. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme.

22
Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar
suatu sekolah harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara
efektif dan bekerja secara konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu
dunia yang lebih baik dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”.
Singkatnya, sekolah- sekolah tidak harus mentransmisikan pengetahuan mengenai
tatanan sosial yang ada, melainkan juga harus berusaha merekonstruksinya.Implikasi
PendidikanPower (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan
rekonstruksionisme sebagai berikut:
1. Tema
2. Tujuan Pendidikan
3. Kurikulum
4. Kedudukan Siswa
5. Metode
6. Peran Guru

BAB V
ORIENTASI PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Psikologi Humanistik
Psikologi humanistic menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan
tanggung jawab personal. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi
diri individu.
B. Behavioristik
Behaviorisme berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang
diinginkan merupakan produk desain bukanya kebetulan. Perilaku kita benar- benar
ditentukan oleh tekanan- tekanan lingkungan yang membentuk perilaku kita. John B.
Watson (1978-1958) adalah perintis psikologi behavioristik tang utama dan B.F
Skinner (1904-1990) adalah promotor terkenalnya.
C. Konstruktivistik
Konstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi mental
yang digunakan para siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar.

23
3 BAB III
Pembahasan

3.1 Pembahasan Isi Buku

A. Pembahasan Bab I tentang Pengertian dan Kedudukan Filsafat dalam Ilmu


Pengertahuan dan Kehidupan Manusia.
Pengertian filsafat menurut buku yang diriview karangan Muhammad Anwar
(2017: 3) adalah filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos dan Sophia yang
berarti cinta kebijaksanaan atau belajar. Filsafat ialah upaya manusia dengan
akal budinya untuk memahami, mendalami, dan menyelami secara radikal,
integral dan sistematik mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia.
Sedangkan menurut buku pembanding 1 karangan Edward Purba dan
Yusnadi (2017 : 2), dari segi terminolog menjelaskan bahwa filsafat diawali
dengan adanya keragu-raguan. Keraguan-raguan yang terjadi menimbulkan
banyak hal yang dipertayakan.
Lebih detail disampaikan oleh buku pembanding kedua karangan Uyoh
Sadulloh (2017 : 16), Filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam
terhadap kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan sebagai suatu
pendirian hidup (individu), dan dapat juga disebut pandangan hidup
(masyarakat).
Berdasarkan ketiga pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa filsafat berasal
dari bahasa Yunani, yakni philos dan sophia yang berarti cinta dan kebijasanaan.
Filsafat bisa diartikan sebagai suatu kebijaksanaan hidup untuk memberi suatu
pandangan hidup berdasarakan refleksi atas pengalaman hidup maupun
pengalam ilmiah.

B. Pembahasan Bab 2 tentang Pengertian Pendidikan dan Filsafat Pendidikan


serta Peranannya.
Menurut buku yang diriview karangan Muhammad Anwar (2017, 20),
pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangka
potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai

24
yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Filsafat pendidikan sebagai ilmu yang
hakikatnya merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam dunia
pendidikan. Peranan filsafat pendidikan sebagai jiwa,pedoman, dan pendorong
adanya pendidikan.
Sedangkan menurut buku pembanding 1 karangan Edward Purba dan Yusnadi
(2017 : 13), pendidikan diartikan sebagai proses dimana pendidikan merupakan
usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing,
memimpin, mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan
dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaanya. Menurut Mudyahardjo
filsafat pendidikan dibedakan menjadi dua macam yaitu filsafat praktek pendidikan
dan filsafat ilmu pendidikan
Menurut buku pembanding kedua karangan Uyoh Sadulloh (2017, 54) makna
pendidikan secara khusus menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany adalah pelaksanaan pandangan falsafah
dalam bidang pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan
falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip- prinsip dan
kepercayaan- kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam
menyelesaikan masalah- masalah pendidikan secara praktis. Dan peranannya dapat
ditinjau dari tiga lapangan filsafat yaitu metafisika, epistomologi, dan aksiologi.
Berdasarkan ketiga pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa filsafat
pendidikan adalah ilmu yang hakikatnya merupakan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan dalam dunia pendidikan dan pelaksanaanya dalam pandangan falsafah di
bidang pendidikan. Dan peranannya dapat ditinjau dari tiga lapangan filsafat yaitu
metafisika, epistomologi, dan aksiologi.

C. Pembahasan Bab 3 tentang Masalah Pokok Filsafat dan Pendidikan


Menurut buku yang diriview karangan Muhammad Anwar (2017, 68-69),
objek dari filsafat dibagi menjadi objek materi filsafat dan objek formal filsafat.
Sudut pandang filsafat sangat luas dan dapat memberi penjelasan bahwa filsafat
dapat berdiri sendiri. Sendiri selain mempunyai objek, juga mempunyai sudut

25
pandang yang mutlak bagi setiap ilmu. Menurut John S. Brubacher problem
esensial antara filsafat dan pendidikan adalah realitas, pengetahuan, dan nilai.
Sedangkan di buku pembanding 1 dan 2 tidak ada menjelaskan tentang
masalah pokok filsafat dan pendidikan.

D. Pembahasan Bab 4 tentang Proses Hidup sebagai Dasar Filsafat Pendidikan


Menurut buku yang diriview karangan Muhammad Anwar (2017, 77),
Seluruh pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Karena,
segala pengalaman sepanjang hidup memberikan pengaruh pendidikan bagi
seseorang. Proses pendidikan berlangsung bersama dengan proses hidup dan
kehidupan seseorang untuk seumur hidup.
Sedangkan di buku pembanding 1 karangan Edward Purda dan Yusnadi tidak
ada menjelaskan tentang proses hidup sebagai dasar filsafat pendidikan.
Menurut pembanding kedua karangan Uyoh Sadulloh (2017 : 63), pendidikan
akan mulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung terus sampai manusia
meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh
karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Berdasarkan kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa, proses
pendidikan berlangsung bersama dengan proses hidup dan kehidupan seseorang
untuk seumur hidup. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan
berlangsung terus sampai manusia meninggal dunia. Tetapi terkadang timbul
pertanyaan tentang diri sendiri dan arti hidupnya. Proses pemikiran manusia
seperti ini dalam kehidupan manusia, juga mendasari perkembangan filsafat
pendidikan atau sebagai dasar filsafat pendidikan.

E. Pembahasan Bab 5 tentang Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan


Menurut buku yang diriview karangan Muhammad Anwar (2017, 77), Tujuan
hidup menurut pandanga islam adalah menyembah,mengabdi, dan berbakti
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Artinya, mengabdikan diri kepada-Nya harus
sesuai dengan kehendak-Nya. Dan tujuan di Indonesia menurut UU RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasioal Bab II Pasal 3, menyatakan : “

26
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak yang mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Sedangkan menurut buku pembanding 1 karangan Edward Purba dan
Yusnadi (2017 : 80), tujuan pendidikan pada waktu orde lama berbeda dengan
tujuan pendidikan setelah orde baru. Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta
didik harus mampu mengikuti pelajaran sesuai dengan kurikulum. Hirarki tujuan
pendidikan dapay digambarkan sebagai berikut: Jenis tujuan kontinum, Tujuan
pendidikan Nasional sangat umum, Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi
inti, Kompetensi dasar, Indikator sangat spesifik.
Menurut buku pembanding kedua karangan Uyoh Sadulloh (2017, 58),
Tujuan pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia-
manuasia yang berkebudayaan.
Berdasarkan ketiga pendapat diatas, tujuan pendidikan adalah untuk
menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia- manuasia yang berkebudayaan,
membimbing peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak yang mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

F. Pembahasan Bab 6 tentang Fungsi Pendidikan dalam Kehidupan Manusia


sebagai Makhluk Biologis
Menurut buku yang diriview karangan Muhammad Anwar (2017, 136),
Pendidikan merupakan hal yang utama dan universal serta sebagai satu
keharusan bagi manusia dalam mencapai kesejahteraan hidupnya. Selama
manusia berupaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup sejahtera,
maka pendidikan tetap menjadi penentu dan menjadi satu keharusan
(imperative) bagi manusia sebagai makhuk biologis.
Sedangkan menurut buku pembanding 1 dan 2 tidak ada membahas tentang
fungsi pendidikan dalam kehidupan manusia sebagai makhluk biologis.

27
G. Pembahasan Bab 7 tentang Demokrasi Pendidikan
Menurut buku yang diriview karangan Muhammad Anwar (2017, 137),
Demokrasi pendidikan dalam pengertian luas patut selalu dianalisis sehingga
memberikan manfaat dalam praktik kehidupan dan pendidikan yang
mengandung tiga hal, yaitu: (1) Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia,
(2) Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat, dan (3) Rela
berbakti untuk kepentingan atau kesejahteraan bersama.
Sedangkan menurut buku pembanding 1 dan 2 tidak ada membahas tentang
demokrasi pendidikan.

H. Pembahasan Bab 8 tentang Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan


Menurut buku yang di review karangan Muhammad Anwar ( 2017, ),
menurut Brameld, perkembangan pemikiran dunia filsafat pendidikan dapat
diketahui melalui aliran filsafat pendidikan progressivism, essentialism,
perennialism, dan reconstructionism.
Sedangkan menurut buku pembanding 1 karangan Edward Purba dan
Yusnadi (2017 : 27), Aliran filsafat pendidikan yang didasarkan pada empat
aliran pokok tentang realita dan fenomena yakni ; idealisme, realisme,
materialisme, dan pragmatisme, selain itu dijelaskan tentang pengkajian
terhadap fenomena atau gejala dan eksistensi manusia dalam pengembangan
hidup dan kehidupannya dalam alam dan lingkungannya yang tercakup dalam
eksistensialisme, progresivisme, perenialisme, esensialisme, dan
rekonstruksionisme.
Menurut buku pembanding kedua karangan Uyoh Sadulloh (2017, 96),
Mazhab filsafat pendidikan, yaitu filsafat pendidikan idealisme, filsafat
pendidikan realisme, filsafat pendidikan materialisme, dan filsafat pendidikan
pragmatisme, filsafat pendidikan eksistensialisme, filsafat pendidikan
progresivisme, filsafat pendidikan perenialisme, filsafat pendidikan esensialisme,
dan filsafat pendidikan rekonstruksionisme.
Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa aliran
filsafat terdiri dari idealisme, realisme, materialisme,pragmatisme

28
eksistensialisme, progresivisme, perenialisme, esensialisme, dan
rekonstruksionisme.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku

1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value)


 Buku utama yang direview memiliki kelebihan yaitu sederhana tetapi
menarik karena gambar pensil yang ada di tampilan depan memiliki
makna seperti sebuah pohon kehidupan dan ukuran dari buku tersebut
tidak terlalu besar sehingga pembaca tidak akan lelah membacanya.
Sedangkan kekurangannya ada pada warna background buku yang terlalu
gelap dan kertas yang ada didalam warna nya kuning tidak putih .
 Kelebihan buku pembanding 1 memiliki tampilan gambar dan warna yang
menarik dengan menggunakan gambar sebuah buku yang menjadi simbol
belajar dan ukuran dari buku ini juga tidak terlalu tebal.
 Kelebihan buku pembanding ke 2 adalah warna dari tampilan buku yang
sudah bagus dan tidak berwarna gelap. Ukuran dari buku ini juga
tergolong tidak terlalu tebal. Sedangkan kekurangan nya adalah gambar
dari tampilan buku yang menurut saya terlalu kekanak-kanakan dan
kurang menarik.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis,termasuk penggunaan font
 Kelebihan buku utama ini adalah tata letak penulisan atau paragraf
yang sudah bagus dan memiliki font yang sesuai sehingga tulisan tidak
terlalu besar atau kecil. Kekurangannya, masih ada beberapa kata
didalam isi buku yang kekurangan huruf atau penulisan kata nya kurang
lengkap.
 Kelebihan buku pembanding 1 juga sama seperti buku utama yaitu tata
letak penulisan atau paragraf yang sudah bagus dan memiliki font yang
sesuai sehingga tulisan tidak terlalu besar atau kecil.
 Kelebihan buku pembanding 2 yaitu tata letak penulisan atau paragraf
yang sudah bagus dan memiliki font yang sesuai sehingga tulisan tidak
terlalu besar atau kecil. Kekurangannya adalah pemilihan line spacing

29
yang kurang sesuai, seharusnya memakai yang 1,5 bukan 1.

3. Dari aspek isi buku


Pada ketiga buku yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku
yang cocok digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan
mahasiswa matakuliah filsafat pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau
materi yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis yang
memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang
dibahas pada setiap babnya. Namun untuk bahasan yang lebih lengkap
terdapat pada buku pembanding 1 , tetapi khusus mengenai filsafat buku
pendamping 2 lebih jelas dalam memaparkan materinya. Dan kekurangan
dari buku pendamping 1 adalah tidak adanya halaman pada daftar isi tentang
isi setiap bab.
4. Dari aspek tata bahasa
Bahasa yang digunakan dalam penulisan ketiga buku ini masih
digolongkan bahasa yang dapat dipahami mahasiswa yang baru belajar ilmu
filsafat, tetapi tata bahasa yang terlalu panjang bisa menjadi alasan buku-
buku ini masih sulit di mengerti . Pada bagian awal setiap Bab pada buku
pembanding 1 terdapat indikator yang membantu mahasiswa mencapai
kompetensi ajarnya. Pada bagian akhir terdapat latihan yang diberikan
untuk penugasan mahasiswa yang berguna untuk mengevaluasi pemahaman
mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya sehingga mahasiswa
dapat lebih memahami makna materi yang dipaparkan.

4 BAB IV Penutup

4.1 Kesimpulan

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yakni philos dan sophia yang berarti cinta
dan kebijasanaan. Filsafat bisa diartikan sebagai suatu kebijaksanaan hidup untuk
memberi suatu pandangan hidup berdasarakan refleksi atas pengalaman hidup
maupun pengalam ilmiah. Dan filsafat pendidikan adalah ilmu yang hakikatnya

30
merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam dunia pendidikan dan
pelaksanaanya dalam pandangan falsafah di bidang pendidikan. Dan peranannya
dapat ditinjau dari tiga lapangan filsafat yaitu metafisika, epistomologi, dan aksiologi.
Objek dari filsafat dibagi menjadi objek materi filsafat dan objek formal filsafat.
Sudut pandang filsafat sangat luas dan dapat memberi penjelasan bahwa filsafat
dapat berdiri sendiri. Sendiri selain mempunyai objek, juga mempunyai sudut
pandang yang mutlak bagi setiap ilmu. Menurut John S. Brubacher problem esensial
antara filsafat dan pendidikan adalah realitas, pengetahuan, dan nilai. Proses
pendidikan berlangsung bersama dengan proses hidup dan kehidupan seseorang
untuk seumur hidup. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan
berlangsung terus sampai manusia meninggal dunia.
Tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan generasi yang lebih baik,
manusia- manuasia yang berkebudayaan, membimbing peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak yang
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Selama manusia berupaya untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan hidup sejahtera, maka pendidikan tetap menjadi penentu
dan menjadi satu keharusan (imperative) bagi manusia sebagai makhuk biologis.
Aliran filsafat terdiri dari idealisme, realisme, materialisme,pragmatisme
eksistensialisme, progresivisme, perenialisme, esensialisme, dan
rekonstruksionisme.

4.2 Rekomendasi

Tata bahasa yang terlalu panjang pada bebarapa bab di buku utama dan
pembanding ini adalah pemicu pembaca kurang mengerti pada pembahasan. Jadi,
saran saya adalah untuk mempersingkat tulisan sehingga pembahasan bisa lebih
ringkas. Jika saja penggunaan tata bahasanya komunikatif dan tidak terjadi
kesalahan penulisan maka buku ini dapat menjadi salah satu buku filsafat
pendidikan yang sangat bagus karena isi dari buku ini sudah sangat lengkap dan
tidak meninggalkan point penting bagi pembaca.

31
Daftar Pustaka

Anwar, Muhammad. 2017. Filsafat Pendidikan. Depok : Kencana.


Purba, Edward dan Yusnadi. 2017. Filsafat Pendidikan. Medan : Unimed Press.
Sadulloh, Uyoh. 2017. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

32

Anda mungkin juga menyukai