OLEH :
Nim : 1173111017
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini.
Tugas ini merupakan salah satu bentuk tugas pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Pada laporan kali ini saya diberikan instruksi untuk mereview buku. Buku yang saya kritik
adalah sebuah buku tentang “Ilmu Sosial Budaya Dasar ” sesuai dengan mata kuliah yang
diampu, karya dari Pamerdi Giri Wiloso, dkk
Dengan terselesaikannya tugas Critical Book Report ini, maka saya berharap telah
memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa tugas yang dikerjakan ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………. 5
A. Latar Belakang……..……............................................................................................ 5
B. Tujuan ….…………………………………………………………............................................. 5
C. Manfaat.……...………………………………………………………………………………………. 5
D. Identitas Buku…………………………………………………………………………………….. 6
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas Critical Book Review merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar. Tugas ini memberikan dampak positif karena dengan adanya tugas ini
membuat kita akan membaca lebih banyak buku, sehingga pengetahuan akan semakin
bertambah. Tugas ini tidak hanya bertujuan untuk membaca buku begitu saja, akan tetapi
harus memahami buku setiap bab nya, sehingga pemahaman terhadap materi yang diulas
akan semakin bertambah. Dengan begitu kemampuan kita untuk mengkritik juga semakin
bertambah. Dan kita juga jadi mengetahui bahwa mengkritik sesuatu harus ada yang menjadi
bandingannya. Kali ini saya akan mereview buku yang berjudul Ilmu Sosial Budaya Dasar,
sesuai dengan mata kuliah yang diampu karya Pamerdi Giri Wiloso, dkk. Buku ini adalah
salah satu buku mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan serta dapat memberikan pemahaman
kepada pembaca tentang nilai-nilai social dan budaya yang menjadi dasar dalam
mengembangkan keilmuan yang lebih luas. Kajian budaya dasar ini juga menjadi salah satu
alat untuk menjadikan pendidikan yang interdisipliner, bagian dari integrasi keilmuan umum.
Buku ini sangat penting untuk dibahas khususnya dalam dunia pendidikan karena
Istilah ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic
humanitisme yang berasal dari bahasa inggris. Dengan mempelajari humanitisme itu sendiri
seseorang diandaikan bisa menjadi lebih manusiawi lebih berbudaya dan lebih halus. Tetapi
ISBD yang dimaksud adalah ISBD yang berkaitan dengan soft skills. Soft skills adalah
isitilah sosiologis yang berkaitan dengan kecerdasan,emotional,sifat kepribadian,ketrampilan
social,komunikasi. Soft skills menyangkut karakter pribadi seseorang yang dapat
meningkatkan interaksi individu, kinerja pekerjaan dan prospek.
Oleh karena itu, pemahaman seluruh konsep ilmu social budaya dasar menjadi sangat
orgen untuk diperhatikan. Mengusahakan agar mahasiswa mempunyai kepekaan terhadap
lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
4
yang baru. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka
tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut, mengusahakan agar mahasiswa,
sebagai calon pemimpin bangnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing
tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat,
menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu
sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih
lancar dalam berkomuikasi
5
C. Manfaat
D. Identitas buku
6
BAB II
RINGKASAN BUKU
Secara operasional, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) harus diambil dan dikuasai
oleh setiap mahasiswa dalam rangka pembentukan kompetensi kesarjanaan yang berwawasan
sosial budaya. Sehingga ketika berkarya mereka mampu berfikir kritis, kreatif, luas, sistemik-
ilmiah, peka dan empatik secara sosial budaya, demokratis, beradap, serta terampil dan arif
dalam mencari solusi pemecahan masalah sosial-budaya. Untuk mencapai tujuan institusional
tersebut maka dari itulah buku karya Pamerdi Giri Wiloso, dkk ini ditulis.
Dalam buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini disajikan dalam sepuluh bab yang ditulis
oleh delapan penulis yang berbeda. Pada bab 1 tentang “Manusia Makhluk Membudaya” yang
ditulis oleh Pamerdi Giri Wiloso yaitu seorang lulusan dari Universitas Twente, Nederland
berisikan bahwa manusia sebagai makhluk Allah Sang Pencipta yang memiliki akal budi dan
diberi hak istimewa yaitu makhluk yang mampu mengolah realitas dengan segala akal budinya
tersebut demi martabat kemanusiaanya. Sehingga manusia secara esensi merupakan makhluk
yang membudaya.
Pada bab ke-2 mengenai “Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial” yang
ditulis oleh Daru Purnomo yang merupakan seorang Magister Sains dalam Geografi Sosial di
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada bab ini menekankan bahwa setiap menusia
memiliki dimensi indeividualitas dan sosialitas (Veeger,1985: 4-9). Hakekat manusia secara
pribadi pada dasarnya adalah hidup bersama, dan dalam kebersamaan itu akan menimbulkan
ikatan dan kesalingtergantungan antara satu sama lain. Sedangkan sebagai makhluk sosial,
manusia sangat membutuhkan keberadaan orang lain dan menjalin intraksi melalui kontak dan
komunikasi karena dorongan untuyk melakukan imitasi, sugesti, simpati, identifikasi.
Pada bab ke-3 mengenai “Manusia, Nilai, Moral, dan Hukum” yang ditulis oleh
Bambang Suteng Sulasmono seorang yang memiliki gelar Doktor dalam Pendidikan Kewargaan
Negara di Universitas Negeri Malang, Malang. Dalam bab ini dibahas bahwa setiap kehidupan
bersama memiliki nilai-nilai dalam menakar baik buruknya, penting tidaknya, layak tidaknya
tidakan seseorang. Nilai sosial umumnya dirumuskan dalam bentuk norma yang dilengkapi
sanksi, norma merupakan perumusan konkrit dari nilai yang abstrak berisi serangkaian petunjuk
hidup yang berisi perintah dan larangan dan dilengkapi sanksi bagi pelanggarnya. Dalam norma
7
ada norma hukum yang bersifat memaksa yang diformulasikan secara jelas,tegas dan
diberlakukan oleh lembaga yang berwenang. Dalam sistem tata hukum Republik Indonesia
memiliki hukum dasar sekaligus hukum tertinggi yaitu UUD 1945.
Pada bab ke-4 mengenai “Manusia dan Peradaban” ditulis oleh Tomi Febriyanto seorang
Megister Sains dalam Sosiologi dan Ilmu Komunikasi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Dibahas bahwa kosep penting yang berkaitan dengan dinamika manusia dan kebudayaan adalah
peradaban yang merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu yang telah
mencapai kemajuan dalam bidang ilmu pegetahuan, tekonologi dan seni yang telah maju.
Peradaban terbentuk lewat perubahan sosial dan sebagai penanda akan peradaban yang paling
mutakhir adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta proses globalisasi yang
menyertainya.
Pada bab ke-5 mengenai “Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia” ditulis oleh Tri
Kadarsilo, Dokterandus dalam Pendidikan Geografi Sosial di Universitas Satyawacana, Salatiga.
Pada bab ini hakekatnya manusia mampu menciptakan dan menggunakan kebudayaan karena
manusia adalah makhluk yang keaktifannya berwajah multidimensional, dan dengan cipta karsa
rasa yang terbentuk manusia menciptakan dan menggunakan kebudayaan. Indonesia sebagai titik
pertemuan dari berbagai macam ras memiliki pengelompokan kebudayaan suku dengan berbagai
15 kelompok suku dan dengan kebudayaannya masing-masing. Sehingga dalam praktek hidup
keseharian, dibutuhkan prinsip pluralitas dan multikulturalisme.
Pada bab ke-6 mengenai “Manusia, Keragaman, dan Kesetaraan” ditulis oleh Suwarto
Adi, Magister Sains (Kandiadat) dalam Studi Pembangunan Universitas Satya Wacana, Salatiga.
Dalam bab ini individu yang menjalani hidup di tengah masyarakat, seorang manusia
menjalankan fungsi dan peran membentuk identitas diri dan masyarakat. Keragaman sosial
budaya pembawa dinamika perubahan yang berjalan cepat mesti dikelola secara demoktatis.
Keragaman memunculkan problematika yang rumit, dipengaruhi faktor internal dan eksternal.
Dengan demikian keragaman mesti saling mengisi untuk membentuk sebuah kehidupan
masyarakat yang demokrasi.
Pada bab ke-7 mengenai “Pluralitas Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia” ditulis
oleh Pamerdi Giri Wiloso, berisikan sebagai sebuah identitas koletif, kebudayaan beraspek statis
dan dinamis. Di Indonesia merupakan “perisimpangan lalu lintas arus gerak berbagai corak
bangsa dan budaya” sehingga muncul persilangan kebudayaan. Dalam pengelolaan pluralitas
8
kebudayaan di Indonesia harus berjalan secara demokratis, peretisipatonis, dan memberi
kesempatan setiap warga negara untuk mampu mencapai suatu tingkat kesadaran bahwa
Indonesia lebih luas dari lingkungannya sendiri. Hal yang demikian akan mampu membangun
kesadaran kebudayaan daerah disamping kesadaran kebudayaan nasional, dan memperkokoh
kepribadian daerah di dalam keanekaragaman kebudayaan Indoneisa.
Pada bab ke-8 mengenai “Manusia, Komunikasi, antara Budaya dan Globalisasi” ditulis
oleh Dewi Kartika Sari, Sarjana Ilmu Komunikasi UNS, Surakarta. Pada bab ini berisikan
bahwa dalam komukasi antar budaya yang terjadi antar orang–orang yang memiliki kebudayaan
yang berbeda. Dalam perbedaan ini penyesuaian diri harus terjadi diantara pihak yang
berkomunikasi sehingga tercapainya tujuan kegiatan yang melibatkan interaksi tersebut. Era
globalisasi akan muncul manusia informasi yang ditandai dengan pembentukan realitas ekonomi
berbasis teknologi informasi, namun di tengah gencarnya arus terpaan media massa tetap saja
bertahan sikap dimana satu komunitas budaya kesulitan memahami latar belakang komunitas
budaya lain sebagai sesama peserta komunikasi lintas budaya.
Pada bab ke-9 mengenai “Kebudayaan IPTEK dan Globalisasi” ditulis oleh Daru
Purnomo yang berisikan bahwa di era globalisasi ini semakin dipengaruhi oleh keberhasilan
teknologi dan cara berfikir ilmiah. Ilmu sains yang mengobservasi alam materi, yang berupaya
mencari hubungan alamiah berpola mempunyai kemampuan dalam dirinya untuk menguji diri
sendiri. Sebagi hasil penerapan sistematik sains untuk kepentingan praktis, teknologi mengalami
pengorganisasian secara luas dalam ranahtechnostructure. Masuknya teknologi dan industri
modern dapat mengganggu keseimbangan sosialitas dan individualitas manusia sebagimana
mewujud dalam rasa frustasi dan alenasi eksistensi mereka.
Pada bab terakhir mengenai “Manusia dan Lingkungan” ditulis oleh Nick Tunggul
Wiratmoko seorang Magister Sains dalam studi pembangunan di Universitas Satya Wacana,
Salatiga. Pada bab ini berisikan dalam hubungan antara masyarakat beserta kebudayaan dengan
lingkungan yang menghidupinya ternyata keduanya terlibat dalam hubungan dialetik. Manusia
sebagi Imago Dei seharusnya mengelola dan memelihara bumi secara berkelanjutan. Dengan
pertumbuhan pendduduk yang begitu cepat, akan muncul persoalan lingkungan. Hal itu harus
ditangani dengan meninggalkan paradigma antroposentrisme dan beralih ke paradigma baru yang
menempatkan manusia dalm relasi kesetaraan dan kesatuan dengan bumi yang dihuninya.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan yang dimiliki buku dengan judul Ilmu Sosial dan Budaya Dasar karya
Pamerdi Giri Wiloso, dkk dari segi estetika terletak pada cover yang memiliki desain yang
sangat menarik dan elegan untuk di baca oleh mahasiswa, pendidik maupun calon
pendidik. Dari segi layout dan tata letak sudah sangat baik, penulis menyusun materi
dan sub babnya dengan sangat perhitungan. Dari bab 1 ke bab selanjutnya saling
berkaitan dan disusun dari yang sederhana kekompleks, ukuran huruf sudah pas sangat
jelas untuk dibaca, penggunaan tulisan juga sudah sesuai dengan EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan) pada penulisan kata asing hurufnya menggunakan mode italic
(dimiringkan) penggunaan huruf pada judul juga menggunakan model Bold (Tebal)
sangat jelas.
Kemudian dari segi isi saya sangat suka karena menjabarkan materi yang sederhana
dulu seperti pengertian dan pembukaan lainnya baru dilanjutkan ke pembahasan yang
10
lebih kompleks seperti pengaplikasian dan metodenya. Didalam buku juga sangat
banyak memuat pendapat para ahli hampir disetiap pembahasan dan halaman
mencantumkan pendapat ahli sehingga tidak diragukan lagi keabsahan serta
kemukhtahiran isinya.
Selain memaparkan tentang materi Ilmu Sosial Budaya, buku ini juga disertai
dengan lampiran yang berisi Tindak lanjut dari matri, tes formatif beserta jawabannya.
Sehinga pembaca akan dapat memahami apa yang disampaikan penulis. Pada buku ini
juga terdapat rangkuman dari masing-masing bab sehingga akan lebih mempermudah
memahami konsep yang disampaikan penulis.
1.2.2 Kekurangan
Salah satu kritikan untuk buku ini, penulis kurang mencantumkan ilustrasi atau gambar
yang membantu mendeskripsikan materi yang sampaikan. Hanya pada bab ke-10 yang ditulis
oleh Nick Tunggul Wiratmoko yang secara jelas memberi gambaran atau ilustrasi, sehingga
pembaca akan semakin jelas dengan apa yang diuraikan oleh penulis.
11
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Buku ini sangat bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa dalam rangka
pembentukan kompetensi kesarjanaan guna ketika terjun di tengah masyarakat mereka
mampu berfikir kritis, kreatif, luas, sitemik-ilmiah, peka dan empatik secara sosial
budaya, serta terampil dalam memecahkan masalah sosial-budaya.
1.2Rekomendasi
Saya merekomdasikan buku ini untuk bahan ajar dan bacaan oleh pendidik maupun
calon pendidik serta mahasiswa, karena buku ini sudah cukup baik dan bagus,
kemudian hendaknya kita mahasiswa calon sarjana harus membentuk kompetensi
kesarjaanaan sejak dini guna mengembangkan fikiran yang kritis, luas sehingga ketika
terjun ditengah masyarakat mampu mengahdapi tantangan dimasa depan.
Untuk penulis sebaiknya mencantumkan ilustrasi atau gambar yang membantu
mendeskripsikan materi yang sampaikan
12