Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. Ilmu Sosial Budaya Dasar


PRODI S1 PGSD FIP

Skor Nilai :

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


Prof. Dr. Rusmin tumanggor, M. A, dkk.
Kholis Ridho, S.Ag., M.Si
Drs. Nurochim, M.M
2013

NAMA MAHASISWA : Elva Martaulina Hutapea


NIM : 1193111072
KELAS : PGSD Reguler F 2019
DOSEN PENGAMPU : Muhammad Arif, M.Pd
MATA KULIAH : Ilmu Sosial Budaya Dasar

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan Critical
Book Review dengan buku yang direview berjudul “Ilmu Sosial Budaya Dasar”. Critical
Book Review ini penulis buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar, semoga critical book review ini dapat menambah wawasan dan
pengatahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan critical book review ini, penulis tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan
2. Kepada dosen pengampu, Bapak Muhammad Arif, M.Pd

Penulis menyadari bahwa critical book review ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun perbaikan dan
penyempurnaan kedepannya. Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga
materi yang ada dalam critical book review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, Mei 2022

Penulis
Elva M Hutapea

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Rasionalisasi Penting CBR.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan CBR................................................................................................ 1
1.3 Manfaat Penulisan CBR.............................................................................................. 1
1.4 Identitas Buku..............................................................................................................1
BAB II RINGKASAN BUKU............................................................................................... 3
BAB IX PENUTUP.............................................................................................................. 23
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 23
B. Tinjauan Ke Depan........................................................................................................ 23
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................... 24
3.1 Keunggulan Buku...................................................................................................... 24
3.2 Kelemahan Buku........................................................................................................24
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................. 25
4.1 Kesimpulan................................................................................................................ 25
4.2 Saran.......................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Penting CBR


Mengkritik buku (Critical Book Review) merupakan kegiatan mengulas sebuah
buku dengan beberapa buku pembanging agar dapat mengetahui dan memahami
apa yang disajikan dalam buku tersebut. Kritik buku sangat penting karena dapat
melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang
disajikan penulis buku. Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif
kepenulisan lainnya. Critical Book Review yang berbentuk makalah ini berisi
tentang kesimpulan dari buku yang berjudul “Ilmu Sosial Budaya Dasar.” Semoga
usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


1. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurang dari suatu buku
2. Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam memilih buku sebagai referensi.
3. Meningkatkan keterampilan menganalisis dan mengevaluasi sebuah buku.
4. Untuk memenuhi tugas kuliah mata kuliah “Ilmu Sosial Budaya Dasar”

1.3 Manfaat Penulisan CBR


1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan isi umum dari sebuah buku.
2. Memberikan masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi dan substansi judul.
3. Agar mampu menerapkan komponen-komponen yang ada didalam buku saat turun ke
lapangan atau menjadi guru.

1.4 Identitas Buku


1. Judul Buku : Ilmu Sosial Budaya Dasar
2. Pengarang : Prof. Dr. Rusmin tumanggor, M. A
Kholis Ridho, S.Ag., M.Si
Drs. Nurochim, M.M
3. Tahun Terbit : 2013

1
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tebal Buku : 222 Halaman
6. ISBN : 978-602-8730-37-2

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

BAB I Substansi Arah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar


A. Hakikat, Tujuan dan Ruang Lingkup
1) Hakikat Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Ilmu sosial budaya dasar (ISBD) merupakan mata kuliah kehidupan
bermasyarakat (MBB) dengan visi “Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia
yang terpelajar yang kritis, dan arif dalam mmahami keberagaman,kesetaraan dan
kemartabatan manusia yang dilandasi dengan nilai-nilai estetika, etika dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat”.
Adapun misinya adalah “memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta
menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif kepada mahasiswa untuk memahami
keberagaman ,kesetaraan dan kemartabatan manusia dalam kehidupa bermasyarakat
selaku individu makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap
sumber daya dan lingkungannya”.
2) Tujuan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Tujuannya sebagai berikut dalam kehidupan bermasyarakat :
a. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang
keanegaragaman, kesetaraan, kemartabatan dan kebebasan serta keterikatan
manusia dengan individu dan makhluk sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami
keragaman,kesederajatan dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai
estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat
c. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan
kepada mahasiswa sebagai bekal dalam hidup bermasyarakat, selaku
individu dan makhluk sosial yang beradap dalam mempraktikkan
pengetahuan akademik dan keahliannya dan mampu memecahkan masalah
sosial budaya secara arif.
3) Ruang Lingkup Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial Dan Budaya (ISBD)
Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan mata kuliah ilmu sosial budaya dasar
(ISBD) pada perguruan tinggi, berikut ini merupakan ruang lingkup dan

3
subbahasnya, yaitu terdiri :
i. Pengantar ilmu sosial budaya dasar (ISBD) yang mencakup :
1. Hakikat dan ruang lingkup ISBD
2. ISBD sebagai MBB dan pendidikan umum
3. ISBD sebagai alternatif pemecah masalah sosial budaya
ii. Manusia sebagai makhluk budaya :
1. Hakikat anusia sebagai makhluk budaya
2. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan
3. Etika dan estetika budaya
4. Memanusiakan manusia melalui pemahaman konsep-konsep dasar manusia
5. Problematika kebudayaan
iii. Manusia sebagai individu dan makhluk sosial :
1. Hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial
2. Fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial
3. Dinamika interaksi sosial
4. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
iv. Manusia dan peradapan
1. Hakikat peradapan
2. Manusia sebagai makhluk beradap dan masyarakat
3. Evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya
4. Dinamika peradaban global
5. Problematika peradaban pada kehidupan manusia
v. Manusia, keragaman dan kesetaraan :
1. Hakikat keragaman dan kesetaraan manusia
2. Kemajemukan dalam dinamika sosial dan budaya
3. Keragaman dan kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya bangsa
vi. Manusia, nilai, moral dan hukum dalam domain akhlak mulia :
1. Hakikat,fungsi dan perwujudan nilai, moral dan hukum dalam kehidupan
manusia masyarakat dan negara
2. Keadilan, ketertiban dan kesejahteraan sebagai wujud masyarakat yang
bermoran dan menaati hukum
3. Problematika nilai, moral dan hukum dalam masyarakat dan negara

vii. Manusia,sains, teknologi dan seni :

4
1. Hakikat dan makna sains, teknologi dan seni bagi manusia
2. Dampak penyalahgunaan ipteks pada kehidupan sosial dan budaya
3. Problematika pemanfaatan ipteks di indonesia
viii. Manusia dan lingkungan :
1. Hakikat dan makna kehidupan bagi manusia
2. Kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia
3. Problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat
4. Isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan bangsa

Secara umum cukupan materi ilmu ini dapat disimpulkan adalah tentang eksistensi,
etika, variasi, dan perubahan budaya (peradaban), hak dan kewajiban, serta pelbagi alternatif
solusi masalah kehidupan.

B. ISBD sebagai MBB dan Pendidikan Umum


ISBD sebagai bagian dari mata kuliah kehidupan bermasyarakat (MBB) mempunyai
tema pokok, yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Dengan
wawasan tersebut diharapkan kepada perguruan tinggi mampu menghasilkan tenaga ahli
dengan tiga jenis Kemampuan secara simultan, yang meliputi kemampuan personal,
kemampuan akademis dan kemampuan profesional.
Degan bahasa lain perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan mahasiswa
yang memiliki kepribadian, keilmuan serta keterampilan hingga komitmen yang kuat
dalamm mengaktualisasikan talenta dirinya dalam membangun kehidupan bermasyarakat
sebagai objek dari kompetensi yang dimilikinya.

BAB II Manusia Sebagai Mahkluk Budaya


A. Hakikat Manusia Sebagai Mahkluk Budaya
Sebelum mengulas manusia sebagi makhluk budaya, penting bagi kita mencermati
kajian tentang filsafat manusia secara singkat dan mendasar. Bahwasannya diskusi klasik
yang hingga kini masih dibincangkan seputar manusia adalh pertanyaan siapakah
sebenarnya manusia itu ?. dengan pertanyaan tersebut sejauh ini telah menghasilkan
bermunculannya pelbagi teori, konsep, konstruk pemikiran bahkan telah berkembang
menjadi banyak aliran terkait pemikiran tentang hakikat manusia.

B. Hakikat Manusia dalam Kajian Islam

5
Melengkapi kajian hakikat manusia pada bahasan sebelumnya, maka dipandang
penting untuk mendiskusikan hakikat manusia dalam prepekktif Islam. Mengkaji manusia
dalam prespektif keislaman tidak dapat dilepaskan dari konteks masyarakat muslim itu
sendiri. Sebagaimana disebutkan Fazlur Rahman bahwasannya masyarakat Islam dibentuk
karena ideologinya, yaitu Islam (Fazlur Rahman, 1980 : 43). Ideologi adalah
Waltanschauung, yang menjelaskan realitas dalam prespektif tertentu. Ideologi adalah cara
memandang realitas. Diantara realitas penting yang diulas ideologi adalah hakikat manusia.
Konteks manusia dan masyarakat tersebut sebagaimana disebutkan dalam Al- Qur’an,
terdapat sekurangnya tiga istilah kunci yang mengacu kepada makna pokok manusia, yaitu :
basyar, insan dan al-nas.
Dengan demikian, dapat dimaknai bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah
SWT, berkewajiban memahami isi wahyu (Al-Qur’an dan Hadis), berakidah (berTuhan),
beribadah, berakhlakul karimah, memahami sosok pembawa dan pengembang serta
kebudayaan hingga peradaban agama, motivasi dan jenis penuntutan ilmu (langit dan bumi)
dalam hidup, serta aktualisasinya dalam kehidupan dari, masyarakat dan negara.

C. Hakikat Manusia dalam Kebudayaan


Kebudayaan sering kali dipahami dengan pengertian yang tidak tepat. Beberapa ahli
sosial telah berusaha merumuskan berbagai defenisisi tentang kebudayaan dalam rangka
memberikan pengertian yang benar tentang apa yang dimaksud dengan kebudayaan dalam
rangka memberikan pengertian yang benar tentang apa yang dimaksud tentang kebudayaan
tersebut. Akan tetapi, ternyata devenisi-devenisi tersebut tetap saja kurang memuaskan.
Terdapat dua alirang yang berusaha memberikan kerangka bagi pemahaman tentang
kebudayaan ini, yaitu aliran Ideasional dan aliran behaviorisme/materialisme. Dari berbagai
defenisi yang dubuat tersebut, koentjaraningrat berusaha merangkum pengertian
kebudayaan dalam tiga wujudnya, yaitu kebudayaan sebagai wujud cultural system, social
system dan artefact. Artinya kebudayaan yang tersusun atas beberapa komponen utama
yaitu yang bersifat kognitif, normatif dan material.

D. Etika dan Estetika Berbudaya


Prinsip-prinsip pengembangan kebudayaan Indonesia sebagai telah dilakukan
oleh generasi sebelumnya perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :
1) Jujur
2) Tanggung jawab

6
3) Menepati janji
4) Toleransi
5) Berpedoman pada kebudayaan Indonesia
6) Tanamkan minat sejak dini pada kebudayan daerah Indonesia
7) Mempelajara dan mengenali kebudayaan daerah Indonesia (tarian, kerajinan tangan,
seni betutur, alat musik, membangun rumah kebudayaan daerah dan lain- lain).

Sudah saatnya kebudayaan Indonesia memiliki kesejajaran dengan budaya barat. Oleh
karena itu, mulai disadari bahwa kebudayaan daerah di Indonesia memiliki keunggulan
mukai dari pandangan alam hingga pranata sosial. Dan masyarakat barat juga mulai
menyadari kekurangan kebudayaan mereka sendir, yang melihat lewaat gairah dan
keterkaitan kepada kebudayaan timur sebagai penawar kegeliisahan mereka.

E. Tantangan Budaya Populer

Defenisi budaya populer yang umum digunakan adalah segala bentuk ide, propektif,
sikap, gaya, style yang mudah dikonsumsi atau disukai, mudah dimengerti dan berbeda
dengan arus atau mainstream dan umumnya dikembangkan mulai teknologi, media
informatika dan pasar industri. Karena itu, budaya populer dianggap sebagai budaya
remeh, kurang intelik dibandingkan dengan budaya yang sudah mapan selama ini. Tuduhan
atau hujatan tersebut penting di kaji untuk tidak terjebak pada debat kusir tak berkesudahan.
Ciri-ciri budaya populer adalah :
1) Adanya tren atau tingkat kesukaan publik yang relatif tinggi
2) Memiliki tingkat pemahaman yang mudah diingat, mudah dimengerti, sehingga
publik mudah memahami dan mudah dinikmati
3) Mudah diadabtasi dan mudah diterima bahkan dijiblak atau menduplikasikannya
4) Umumya abersifat berkala, durasi, momentum, era tertentu, atau dengan bahasa lain
tidak bertahan lama, umumnya mudah dilupakan selama sekian lamanya trend
5) Mengundang unsur nilai keuntungan (profit) dan ini menjadi ciri utama dari budaya
populer.

F. Problematika Kebudayaan di Indonesia

Menelusuri pergulatan kebudayaan di Indonesia, akan ditemui sebuah fenomena


yang lazim dihidupi, yaitu kerendahdirian Indonesai terhadap kebuyaannya sendiri.
Kerendahdirian ini muncul pada diri sendiri. Kerendahdirian ini muncul pada kebudayaan

7
barat dengan kebudayaan daerah di Indonesia.barat yang sering diposisikan sebagai pihak
superior dan kebudayaan daerah di Indonesia sebagai pihak Inferior. Rendah diri ini
disebabkan oleh penjajahan, kerusakan perilaku masyarakat Indonesai, dan pencitraan yang
kuat dari media tentang keunggulan budaya barat. Namun, dari beberapa sebab tersebut,
yang terus terjadi hingga saat ini dan yang paling mendasar adalah pencitraan.dikatakan
mendasar karena pada saat penjajahan pun sudah terjadi proses pencitraan tersebut.
Menurut banyak ahli permasalahan kemunduran budaya Nasional muncul karena
persoalan pencitraan, dan karena itu juga harus diselesaikan dengan cara pencitraan. Sudah
saatnya kita melihat bahwa kebudayaan Indonesia memiliki kesejahteraan dengan budaya
barat, setelah kebudayaan Indonesia kurang dicitrakan dan kurang dikenali oleh sebagian
masyarakat Indonesia yang hidup mulai masa 70-an.tentu, dalam usaha mengenali
kebudayaan Indonesia adalah tugas yang ditambah oleh setiap warga negara Indonesia.
Pengenalan ini adalh salah satu modal untuk memiliki dan mengembangkan kebudayaan
Indonesia.

BAB III Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial


A. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Didalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan
kepentingan bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia sebagai makhluk individu,
karena pribadi manusia ingin memenuhi kebutuhan pribadi. Kepentingan bersama
didasarkan manusia sebagai makhluk sosial (kelompok) yang ingin memenuhi kebutuhan
bersama.
Manusia makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan
sendiri. Meskipun dia kaya, dia selalu membutuhkan bantuan orang lain. Telah berabad-
abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada, menitikberatkan pada pengeruh
masyarakat yang berkuasa kepada individu. Yakni memiliki unsur-unsur keharusan biologi,
yang terdiri dari :
a) Dorongan untuk makan
b) Dorongan untuk mempertahankan diri
c) Dorongan untuk melagsungkan hubungan beda jenis
Secara garis besar manusia faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi
manusia terdiri dari tiga hal yakni :

8
a) Tekanan emosional
b) Harga diri yang rendah
c) Isolasi sosial.
Dengan demikian, sebagai individu perlu tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Sebagai anggota masyarakat yang perlu menjalankan kewajiban dan haknya dalam tatanan
suatu kehidupan bersama. Berarti tidak semua kepentingan pribadi bisa dilaksanakan jika
musyawarah masyarakat tidak menghendakinya, atau kerena bisa dipandang masyarakat.

B. Fungsi dan Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu Sosial

Pada hakikatnuya, manusia senantiasa berperan ganda, yaitu sebagai mekhluk individu
dan makhluk sosial. Dalam berinteraksi dengan sekitar, ada hubungan secara vertikal
(hubungan dengan Tuhan) dan secara horizontal (hubungan dengan sesama manusia, alam
sekitar, dan makhluk lainnya). Manusia senbagai makhluk sosial artinya manusia tidak bisa
hidup sendirian. Manusia sejak lahir dan sampai ke ujung liang kubur seelalu membutuhkan
kehadiran orang lain selain dirinya sendiri. Jika manusia tidak berhubungan dan berinteraksi
kepada sesama manusia lainnya, maka orang tersebut belum bisa dikatakan manusaia.

C. Dinamika Interaksi Sosial : Akulturasi, Asimilasi, dan Inovasi


1. Akulturasi Budaya

Adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu sedemikian rupa dipengaruhi oleh unsur-unsur suatu
kebudayaan lain sehingga unsur-unsur lain itu diterima dan disesuaikan dengan
unsur- unsur kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya identitas kebudayaan
asli.
2. Asimilasi Budaya
Proses asimilasi dapat terjadi jika terjadi jika terjadi hal sebagai berikut :

a) Kelompok-kelompok manusia dengan lata belakang kebudayaan yang berbeda

b) Kelompok manusia ini saling bergaul secara sensitif

c) Pertemuan budaya-budaya antar kelompok itu masing-masing watak khasnya


dan unsur-unsur kebudayaan saling berubah sehingga memunculkan suatu
watak kebudayaan yang baru/campur.
3. Inovasi (Pembaruan) Campuran, Bermanfaat bagi ProseAsimilasi Proses pembaruan
(inovasi) dapat digolongkan dalam bentuk :

9
1) Discovery, atau penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru berupa gagasan
individu atau kelompok
2) Invention, atau tidak lanjut inovasi berupa pengakuan, penerimaan, dan
penerapan proses discovery oleh masyarakat
BAB 4 Manusia dan Peradaban
A. Hakikat Peradaban Manusia

Hakikat peradaban bisa kita mulai dengan defenisi “peradaban” itu sendiri. Peradaban
mengambil padanan kata civilization yang berarti nilai hidup satu kelompok atau bangsa
dalam merespom tantangan masa yang dihadapinya dalam era tertentu. Peradaban adalah
suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian atau unsur-unsur suatu
kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan indah. Dalam defenisi peradaban juga
mengandung adanya perkembangan pengetahuan dan kecakapan sehingga orang
memungkinkan memiliki tabiat “beradab”

B. Manusia Sebagai Makhluk Adab dan Masyarakat Beradab


Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal usul kehidupan dan dirinya.
Jawaban sementara ayas petanyaan tersebut ada tiga alternatif, yaitu melalui konsep
penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi.
Apakah manusia ada melalui penciptaan atau proses evolusi keduanya adalah
dialektika pemikiran tentang asal mula manusia yang cemerlang. kita tidak boleh terjebak
pada penjelasan kasual empirik tentang akar pohon manusia yang tanpa akhir. kita tetap
perlu melihat sisi lain berupa pelajaran penting dari diskusi tersebut. Mengapa manusia
dapat bertahan lebih kuat dibanding makhluk lainnya dari proses seleksi alam yang sedang
berlangsung? Apakah manusia melalui nilai-nilai kemanusiaan sehingga melahirkan
peradaban modern berupa peralatan peralatan canggih ataukah Memang secara fisik lebih
kuat dibandingkan dengan makhluk lainny? ataukah karena keahlian manusia dalam
berkomunikasi dengan manusia lainnya sehingga di berbagai tantangan dan rintangan alam
mampu di rekayasa dan dicarikan jalan keluatnya?

C. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya

Pada perkembangan kehidupan manusia modern muncul sejak beberapa ratus ribu
tahun terakhir sungguh Hanya Sekejap jika dibandingkan dengan sejarah planet bumi yang
sudah berusia 5 miliar tahun. Kita tidak dapat mengganggu sistem bumi secara keseluruhan,

10
namun kita telah mempengaruhinya dengan menggunakan energi yang menyebabkan
polusi suatu membuat makanan, tempat berteduh sejumlah produk lainnya bagi polusi dunia
yang meningkat, kita melepas senyawa-senyawa kimia yang menyebabkan timbulnya dari
radiasi UltraViolet dan kita membakar bahan bakar yang menyebabkan terbentuknya gas
gas panas yang tidak dapat keluar dari lapisan atmosfer sehingga jumlahnya terus bertambah.
Penambahan jumlah populasi juga menambah beban bagi potensi pertanian dan kebutuhan
lahan semakin meningkat.

D. Dinamika Peradaban Global

Mobilitas antar bangsa seperti saat ini menjadi salah satu ciri kuat perkembangan
masyarakat global mobilitas yang dilakukan atas alasan apapun telah menjadi fenomena
penting yang menandai terbukanya isolasi isolasi rutinitas kehidupan di berbagai belahan
dunia Namun demikian tidak dapat disangkal pula bahwa berbagai model dan
perkembangan momobilitas antar bangsa tidak lagi mengenal adanya batasan spesial
teritorial Kedaulatan suatu bangsa ruang maupun waktu berbagai pergerakan manusia yang
berlangsung dapat dikatakan bergerak di luar kendali ruang dan waktu.
Dalam konteks kehidupan Global tas tangan utama yang dihadapi banyak negara
adalah terjadinya ketidakseimbangan perkembangan sosial budaya dan politik termasuk
kesetimbangan pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada persaingan ketat pada pasar
tenaga kerja secara global globalisasi dengan demikian merupakan dunia terbuka yang
benar- benar telah meleburkan sekat yang membatasi pergerakan manusia dari dan ke
berbagai negara sehingga hampir menghilangkan keuangan waktu yang menjadi identifikasi
identitas sebuah bangsa

E. Problematika Peradapan dalam Kehidupan Manusia

Awal kelahiran modernisme merupakan sebuah proses revolusi peradaban tentang


cara pandang manusia terhadap realitas. Melalui fisika Decrates ia membangun sebuah
wacana besar tentang metode pemahaman terhadap realitas yang bertumpu pada konsep
democritus. Descartes membagi realitas di dalam atom-atom penyusun realitas dan
kemudian dicari sistemnya terhadap keseluruhan. Bersama para pengikutnya kemudian ilmu
fisika menjelma sebagai bentuk ideologi besar modernisme, bahkan kemudian mampu
meruntuhkan dominasi gereja yang kala itu menjadi satu-satunya tafsir kebenaran terhadap
segala macam realitas.

11
BAB V Manusia, Keragaman dan Kesetaraan
A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia

Masyarakat majemuk seperti Indonesia bukan hanya beraneka ragam corak


kesukubangsaan dan kebudayaan suku bangsanya secara horizontal tetapi juga secara
vertikal atau jenjang menurut kemajuan ekonomi teknologi dan organisasi sosial politik
tanpa disadari oleh orang banyak Indonesia sebenarnya dalam masyarakat Indonesia
terdapat golongan dominan dan minoritas sebagai mana terwujud dalam tindakan tindakan
yang dilakukan terhadap mereka dalam berbagai interaksi secara individual maupun secara
kategorikal baik pada tingkat nasional.

B. Kemajemukan dalam Dinamika Sosial dan Budaya

Pada dasarnya kemajemukan dalam masyarakat Indonesia dapat dipahami sebagai


bentuk perbedaan daya adaptasi antar kelompok kelompok yang berbeda secara ras suku
bangsa agama dan basa itu sehingga menjadikan kelompok-kelompok yang memiliki tingkat
perkembangan kebudayaan secara sosial ekonomi maupun politik dengan proses yang
demikian dengan mudah dapat dipahami pada adanya keseimbangan dan kesenjangan yang
dapat saja berlanjut ke arah pertikaian antara suku bangsa dan kelompok agama yang di
Indonesia populer dengan sebutan masalah Sara yang sejelas-jelasnya mengancam integritas
Indonesia sebagai suatu Nation atas suatu kesatuan.
Dalam pandangan Thamrin Amal tomagola struktur mozaik sosial budaya yang tegak di
nusantara kita ini dapat dideskripsikan dalam tiga aspek yaitu, struktur kesukuan, distribusi
wilayah agama, dan dari aspek tingkat pendidikan

C. Keragaman dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya Bangsa

Kita menyadari bahwa kepulauan nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan
bahasa. secara umum keragaman atau sosial budaya yang terjadi Nusantara kita ini dapat
dideskripsikan dalam tiga aspek yaitu. struktur kesukuan, distribusi wilayah agama, dan dari
aspek tingkat pendidikan namun keberagaman tersebut dalam konteks kekayaan menjadi
kekayaan yang patut kita syukuri keberagaman dalam konteks nusantara yang menjadi
konsep kesetaraan sesuai dengan konsep integrasi nasional dengan rebusan Bhineka Tunggal
Ika.

12
Tingkat jarang kebhinekaan bangsa kita sampai pada konflik tingkat nasional yang
menyebabkan ketergantungan integritas bangsa sebagai cita-cita bangsa sosial budaya begitu
kompleksnya menyangkut sebagai segi kehidupan manusia dan masyarakat serta unsur utama
dalam proses pembangunan diri manusia dan masyarakat.

D. Probelmatika Keragaman dan Kesetaraan Serta Solusinya dalam Kehidupan Masyarakat


dan Negara
Dalam penpencak perannya sebagai negara kepulauan atau negara maritim yang
masyarakatnya bersifat majemuk pemerintah dan masyarakat Indonesia masih harus belajar
banyak dari sejarah perjalanan nya sendiri tentang bagaimana mengelola kemajemukan
tersebut agar menjadi model selesai pembangunan bangsa masyarakat majemuk yang
tersusun oleh keragaman kelompok etnik atau suku bangsa beserta tradisi budaya nya itu
tidak hanya berpeluang menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat di masa mendatang
tetapi juga berpotensi mendorong timbulnya konflik sosial yang dapat mengancam
disintegrasi negara bangsa.
Sebagai unsur pembentuk sistem sosial masyarakat majemuk kelompok-kelompok
memiliki kebudayaan, batas-batas sosial budaya dan sejumlah atribut atau ciri-ciri budaya
yang menandai identitas dan eksistensi mereka, kebudayaan yang dimiliki kelompok etnik
menjadi pedoman hidup mereka dan atribut atribut budaya yang ada seperti adat istiadat
tradisi, bahasa, kesenian, agama, dan paham keagamaan, kesamaan leluhur, asal usul daerah,
sejarah sosial, pakaian tradisional atau ajaran ideologi politik

BAB VI Manusia, Nilai, Moral dan Hukum


A. Manusia Dan Nilai-Nilai Kemanusiaan

Manusia sebagai makhluk sosial dan berbudaya pada dasarnya dipengaruhi oleh nilai-
nilai kemanusiaan. Nilai tersebut berupa : etika yang erat hubungannya dengan moralitas
maupun estetika yang berhubungan dengan keindahan. Dalam realitas sosial
pengembangan supremasi hukum sangat tergantung pada empat komponen yaitu
a. Materi hukum
b. Sarana prasarana hukum
c. Aparatur hukum
d. Budaya hukum masyarakat.
Nilai-nilai kemanusiaan adalah suatu hal yang dapat memanusiakan manusia atau bisa
dikatakan juga kembali kepada fitrah manusia , itulah nilai-nilai kemanusiaan. Fitrah

13
manusia adalah punya sisi baik dan sisi buruk. Tetapi kita juga jangan lupa bahwa manusia
itu juga punya fitrah/kecendrungan ntuk menyempurnakan diri.

B. Nilai Budaya

Kebudayaan adalah konsep, keyakinan, nilai, dan norma yang dianut masyarakat yang
mempengaruhi perilaku mereka dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal
dari alam sekelilingnya.

Ada 6 nilai yang amat menentukan wawasan etika dan kepribadian manusia sebagai
individu maupun sebagai masyarakat yaitu : ekonomi ,solidaritas ,agama seni ,kuasa ,dan
teori.
1. Nilai teori. Ketika manusia-manusia menentukan dengan objektif identitas benda-
benda atau kejadian-kejadian maka dalam proses nya hingga menjadi pengetahuan
manusia mengenal adanya teori yang menjadi konsep dalam proses penilaian atas
alam sekitar.
2. Nilai Ekonomi. Ketika manusia bermaksud menggunakan benda-benda atau
kejadian- kejadian pada proses penilaian ekonomi atau kegunaan efisiensi untuk
memperbesar kesenangan hidup. Kombinasi antara nilai teori dan nilai ekonomi
yang senantiasa maju disebut aspek progresif dari kebudayaan.
3. Nilai Agama. Ketika manusia menilai sesuatu rahasia yang menakjubkan dan
kebesaran yang menggetarkan di mana di dalamnya ada konsep kekudusan dan ke
Pak Jiman kepada yang maha gaib Maka manusia mengenal nilai agama.
4. Nilai seni. Jika yang dialami itu keindahan di mana ada konsep estetika dalam
menilai benda atau kejadian-kejadian Maka manusia mengenai nilai seni.
Kombinasi dari nilai agama dan seni yang sama-sama menekankan intuisi perasaan
dan Fantasy disebut aspek ekspresif dari kebudayaan.
5. Nilai kuasa. Ketika manusia merasa puas jika orang lain mengikuti pikirannya
norma- normanya dan kemauannya maka ketika itu manusia mengenal nilai kuasa.

Nilai Solidaritas. Tetapi ketika hubungan itu menjelma menjadi cinta persahabatan dan
Simpati sesama manusia menghargai orang lain dan membantu mereka dalam manusia
mengenal nilai Solidaritas.

Enam nilai budaya itu merupakan kristalisasi dari berbagai macam nilai kehidupan
yang selanjutnya menentukan konfigurasi kepribadian dan norma etik individu dan
masyarakat. Nilai apa yang paling dominan pada seseorang atau sekelompok orang akan

14
menentukan sosok mereka sebagai manusia budaya( Al Insan Madaniyyun Bi at thab'i)

Orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai ekonomi cenderung kurang memperhatikan
halal dan haram orang yang lebih dipengaruhi oleh teori menjadi ilmuwan yang lebih
dipengaruhi oleh nilai kuasa cenderung tega dan nekad yang lebih dipengaruhi oleh nilai
agama dan seni cenderung menjadi Sufi dan seterusnya sehingga ada seseorang yang
materialis seniman dan pekerja sosial.

Budaya progresif akan mengembangkan cara berpikir ilmiah dan melahirkan berbagai
cabang ilmu pengetahuan sedangkan puncak dari budaya ekspresif bermuara pada
kepercayaan mitologis dan mistik. Pendukung budaya progresif pada umumnya dinamis dan
siap digantikan oleh generasi penerus dengan penempenemuan-penemuan baru, sedangkan
pendukung budaya ekspresif statis atau tradisional , memandang Kebudayaan sebagai
sesuatu yang sudah final.

C. Etika, Norma,Hukum dan Akhlak

Etika lahir dari hasil pemikiran manusia kapas tata nilai yang berkembang dalam suatu
masyarakat yang dipandang sebagai sebuah kebenaran bersama. Adapun moral adalah
tindakan manusia yang dipandang baik dan sesuai dengan pemikiran yang ada dalam
masyarakat.

Etika memiliki penjelasan sekurangnya Iya sebagai sistem nilai kode etik dan filsafat
moral. Sebagai sistem nilai Iya berarti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Dengan demikian persamaan etika dan moral adalah sebuah konsep tentang peraturan
yang berkembang dan diterima dikalangan masyarakat atau keduanya sama-sama tentang
baik buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia termasuk mana yang wajar dan tidak.
Perbedaannya adalah jika etika lebih bersifat teoritis dan konseptual sementara moral lebih
banyak bersifat praktis. Etika lebih menitikberatkan pada pembahasan tingkah laku manusia
secara universal atau yang berlaku umum dan normal lebih dekatdengan peraturan lokal
atau komunitas tertentu.Moral lebih menekankan pada ukuran baik dan buruk, wajar tidak
wajar, lebihjauh etika menjelaskan dan mengkaji ukuran yang diberikan norma.

Akan hanya norma, tata aturan hukumnya lahir dari norma yang terlambangkan atau
dibakukan oleh institusi legal seperti negara. Karena itu , antara kedua nya terdapat
hubungan yang cukup erat, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan. Kualitas sebuah

15
produk hukum ditentukan oleh norma moral yang berkembang di tengah masyarakatnya.
Karena itu berlakunya sebuah ketetapan hukum sebenarnya menunjukkan kualitas norma
moral yang berkembang pada masyarakat nya.

Perbedaan tegas antara norma dan hukum dapat dilihat dari sifat dari hukum yang
tertulis dan disusun dalam bentuk kitab undang-undang sementara norma umumnya
berbentuk kebiasaan yang tidak tertulis tetapi kuat dipatuhi atau dia kini.

D. Perlunya Keseimbangan Nilai-Nilai Insani.

Kamal atau kesempurnaan manusia terletak pada kestabilan dan keseimbangan nilai-
nilainya. Manusia dengan segala kemampuan yang ada pada dirinya dapat dianggap
sempurna ketika tidak hanya kecenderungan pada satu nilai dari sekian banyak nilai yang ia
miliki. Iya dapat dianggap sempurna ketika mampu menyeimbangkan dan menstabilkan
serangkaian potensi Insaninya . Orang-orang mengatakan Hakikat dan substansi Keadilan
adalah keseimbangan dan keselarasan “. Yang dimaksud dengan keseimbangan di sini
adalah seiring dengan perkembangan potensi Insania tercipta juga keseimbangan dalam
perkembangannya. Insan Kamil adalah manusia yang seluruh nilai Insania berkembang
secara seimbang dan stabil. Tidak satupun dari nilai-nilai itu yang berkembang tidak selaras
dengan nilai yang lain. Alquran menyebutkan manusia yang nilai-nilai insan
yang berkembang seimbang dengan sempurna ini sebagai “ Dan (ingatlah) ketika Ibrahim
diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat( perintah dan larangan-nya) , lalu Ibrahim
menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya aku akan menjadikanmu Imam bagi
seluruh (Qs Al-Baqarah:124)

E. Kesalehan Pribadi Dan Sosial

Manusia dalam keberadaannya di muka bumi senantiasa berada dalam 2 lingkup


yaitu lingkup personal dan sosial. Potensi sosial merupakan sebuah Inti atau sore dalam
mencapai kesempurnaan dirinya sebagai insan menuju Insan Kamil. Keberadaan insan
yang satu merupakan organ yang unik dan beragam. Setiap Insan atau personal
mempunyai potensi yang diberikan sama oleh Allah dalam rangka beribadah
kepadanya.
Kesalehan pribadi atau integritas diri merupakan sebuah fondasi yang penting dan
utama dalam merubah diri dan sosial. Seorang yang sholeh dan teruji dan kuat akan
bisa menjadikan komunitas sekitarnyaSaleh. Nilai-nilai kebaikan dari seseorang yang

16
Saleh belum teruji kalau dia tidak berinteraksi dengan komunitas sekitarnya nya
sebagai makhluk sosial.

BAB VII MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI

A. Hakikat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni bagi Manusia

Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi,
yang digunakan sebagai acuan untuk mengiterpretasikan dan memahami lingkungan beserta
isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitas, mengolah, dan memanfaatkannya
untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Sains dan teknologi dapat berkembang melalui
kreativitas penemuan (discovery), penciptaan (invenstion), melalui berbagai bentuk inovasi
dan rekayasa. Kegunaan nyata iptek bagi manusia sangat tergantung dari nilai,
moral, norma, dan hukum yang mendasarinya. Iptek tanpa nilai sangat berbahaya
dan manusia tanpa iptek mencerminkan keterbelakangan.
1) Hakikat dan Makna Sains
Sains dalam istilah inggris berarti sciense berasal dari bahasa latin yaitu scientia,
yang berarti knowledge atau ilmu pengetahuan (P. Medawar, 1986). Pengertian
pengetahuan sendiri istilah filsafat tidaklah sesederhana dipahami pada umumnya,
karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi) yang melingkupi makna
pengetahuan tersebut. Di antaranya pandangan Aristoteles (384 SM-322 SM), bahwa
pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diindra dan dapat merangsang budi,
oleh Bacon dan David Home (1711- 1776) diartikan sebagai pengalaman indra dan
batin. Menurut Immanuel Kant (1724-1804) pengetahuan merupakan persatuan antara
budi dan pengalaman. Tetapi tidak semua ilmu itu boleh dikatakan sains. Yang
dimaksud ilmu sains adalah ilmu yang dapat diuji (hasil pengamatan yang
sesungguhnya) kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-
kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau keyataan semata sehingga pengetahuan
yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori.
2) Hakikat dan Makna Teknologi
Istilah teknolgi berasal dari kata techne dan logia, kata Yunani Kuno techne
berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti
orang yang memiliki keahlian tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan
seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan satu pola, langkah, dan

17
metode yang pasti, keterampilan tersebut menjadi lebih teknik. Seperti yang
diungkapkan Jacques Ellul (1912-1994) dalam tulisannya berjudul The Technological
Society tidak mengatakan teknologi tetap teknik, meski arti dan maksudnya sama.
Teknologi itu sendiri memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal
impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia
menjadi lingkup teknis. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak untuk mesin,
teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang
dicapai secara rasioanal dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat
perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia.
3) Hakikat dan Makan Seni
Menurut pandangan tradisional, seni hanya diekspresikan oleh segelintir orang dan
audiensi yang ekslusif. Pandangan ini mengatakan bahwa kegiatan artistik yang benar, apa pun
macamnya hanya dilakukan oleh oran-orang tertentu yang memiliki kreativitas unik. Namun
dewasa ini, pandangan semacam ini dianggap terlalu sempit dan elitis.
Seni adalah suatu nilai hakiki yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam
seluruh sejarah kebudayaan manusia pun ditandai dengan seni manusia sebagaimana terungkap
dalam berbagai ragam karya seni. Mungkin sulit memisahkan permulaan kesenian dan
kebudayaan manusia, karena aktivitas sosial pada hakikatnya bersifat artistik, yakni
pembentukan lingkungan material menjadi lingkungan yang manusiawi berkat keterampilan dan
kreativitas manusia, manusia pernah didefenisikan sebagai a tool-using-animal, binatang yang
menggunakan alat. Karya seni merupakan wujud dari keseluruhan serta keagungan hati manusia.
Seni memang tiada lain dari keindahan yang terpancar dari segi batin yang halus, maka seni
merupakan aktif-kreatif-dinamis; suatu kekuatan yang dapat menghidupkan dan memperkarya
batin manusia dan masyarakat. Seni adalah nilai yang secara kreatif mendorong manusia kearah
pemenuhan martabat manusia sebagai manusia.
4) Hakikat dan Makan Sains, Teknologi, dan Seni bagi Manusia
Dalam kehidupan kita sehari-hari ini, berbagai pendapat yang mempertentangkan praksis
sain dan teknologi secara bipolar masih sering terdengar. Sudah tentu, diskursus tersebut tidak
mungkin muncul tanpa searah. Salah satu sebabnya, boleh jadi ialah karena pemahaman umum
tentang teknologi-sebagai perpanjangan tangan dari sains modern-yang dianggap selalu
berurusan dengan kepastian rasional dan serba keterukunan dalam logika positivisme. Adapun
seni atau lebih khusus lagi, seni rupa modern, umumnya dilihat sebagai praksis filsofis yang
justru identik dengan berbagai ketidakpastian, penafsiran personal, dan subjektif.

B. Dampak Penyalahgunaan IPTEKS Pada Kehidupan Sosial dan Budaya

Pengaruh negati ipteks secara manusiawi dirasakan pada masyarakat dewasa ini,

18
trlihat dari kondisi kehidupan manusia itu sendiri. Manusia pada ssat ini telah begitu jauh
dipengaruhi oleh ipteks. Gambaran kondisi tersebut adalah
1) Situasi Tertekan, manusia mengalami ketegangan akibat penyerapan ipteks, dan
mekanisme ipteks. Manusia melebur dengan mekanisme ipteks, sehingga waktu
manusia dan pekerjaannya mengalami pergeseran.
2) Perubahan ruang dan lingkungan manusia. Ipteks telah mengubah lingkungan
manusia dan hakikat manusia.
3) Perubahan waktu dan gerak manusia. Akibat ipteks, manusia terlepas dari hakikat
kehidupan.
4) Terbentuknya suatu masyarakat massa.akibat ipteks, manusia hanya membentuk
masyarakat massa, artinya ada kesenjangan sebagai masyarakat kolektif.
5) Ipteks manusiawi dalam arti ketat. Artinya ipteks manusiawi harus memberikan
kepada manusia suatu kehidupan manusia yang sehat dan seimbang, bebas dari
tekanan-tekanan.

C. Permasalahan Pemanfaatan IPTEKS Di indonesia

Yang tersisa diindonesia saat ini mungkin adalah budaya dalam pengertian culture dan
heritage. Indonesia berlimpah berbagai ragam budaya yang membentang sepanjang
nusantara. Keanekaragaman budaya ini merupakan salah satu karakteristik unik yang
mampu memberikan nilai tambah tinggi bagi produk yang akan menjadi implementasi
budaya ini.
Masalahnya kemudian adalah bagaimana untuk mengembangkan potensi ipteks kreatif yang
dimiliki indonesia. Satu hal yang harus jadi perhatian adalah bagaimana mengakomodasi
pengembangan bidan yang relati baru ini di indonesia sehingga mampu menciptakan nilai
tambah yang tinggi dan hal lainnya adalah bagaimana untuk menjaga dan mengembangkan
sumber dari ipteks kreatif yaitu penciptaan ide dari manusia-manusia kreatif indonesia

BAB VIII MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A. Ekologi Manusia dan Kesadaran Individu Dalam Pengolaan Linkungan

Secara alamiah manusia berinteraksi dengan lingkungannya,manusia sebagai pelaku


dan sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Perlakuan manusia terhadap lingkungan
sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupannya sendiri. Manusia dapat
memanfaatkan lingkungan tetapi perlu memelihara lingkungan agar tingkat kemanfaatannya

19
bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan. Bagaimana manusia menyikapi dan mengelola
lingkungannya pada akhirnya akan mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan.

Ekologi Manusia, menurut Amos H. Hawley (1950:67) dikatakan: “Human ecology


may by defined, therefore, in terms that have already been used, as the study of the form
and the development o the community in human population” (Ekologi manusia, dengan
demikian bisa diartikan, dalam istilah yang biasa digunakan, sebagai studi yang mempelajari
bentuk dan perkembangan komunitas dalam sebuah populasi manusia).
B. Kesadaran Individu Dalam Masyarakat

Kesadaran individu dalam masyarakat mengenai lingkungan hidup dan


kelestariannya merupakan hal yang amat penting dewasa ini di mana pencemaran dan
perusakan lingkungan merupakan hal yang sulit dihindari. Kesadaran masyarakat yang
terwujud dalam berbagai aktivitas kontrol lainnya adalah hal yang sangat diperlukan untuk
mendukung apa yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan- kebijakan penyelamatan
lingkungannya. Kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya bagaimana menciptakan suatu
yang indah atau bersih saja, akan tetapi ini sudah masuk pada kewajiban manusia untuk
menghormati hak-hak orang lain. Hak orang lain tersebut adalah untuk menikmati dan
merasakan keseimbangan alam secara murni. Sehinga kegiatan-kegiatan yang sifatnya
hanya merusak saja, sebaiknya dihindari dalam perspektif ini. Oleh karena itu, tindakan
suatu kelompok yang hanya ingin menggapai keuntungan pribadi saja sebaiknya juga harus
meletakkan rasa toleranis ini. Dengan begitu kita bisa mengatakan bahwa keadaan
masyarakat akan lingkungannya adalah suatu bentuk toleransi ini. Dengan begitu kita bisa
mengatakan bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungannya adalah suatu bentuk dari
toleransi ini.

C. Pencemaran Lingkungan

Umumnya ahli lingkungan membagi kriteria lingkungan hidup dalam tiga golongan
besar, yakni :
1) Lingkungan Fisik : segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda mati.
2) Lingkungan Biologis: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda hidup.
3) Lingkungan Sosial, adalah manusia yang hidup secara bermasyarakat.

D. Pengendalian Pencemaran

20
Salah satu akibat yang paling pasti dari adanya pencemaran adalah perubahan tatanan
lingkungan alam atau ekosistem yang sebelumnya secara alami telah terjadi. Akibat lainnya
adalah tidak atau kurang berungsi satu atau beberapa elemen lingkungan dikarenakan
kegiatan manusia yang mengeakibatkan pencemaran tersebut. Akibat lain, dan ini barangkali
yang paling fatal adalah menurunnya kualitas sumber daya dan kemudian tidak bisa
dimanaatkan lagi.

E. Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi terhadap pembentukan dan
perkembangan perilaku individu, baik linkungan fisik maupun linglkungan sosiopsikologis,
termasuk di dalamnya adalah belajar. Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri
individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :
1) Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial. Yang dimaksud dengan
lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain
yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya
akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul
suatu dengan lainnya.
2) Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu. Lingkungan dengan aneka ragam
kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi
kekayaan budaya bagi dirinya.

F. Isu-isu Penting Tentang Persoalan Lintas Budaya

Kebanyakan masyarakat dunia dewasa ini disatukan oleh sistem komunikasi dunia.
Kejadian di suatu masyarakat atau di suatu tempat tidak akan luput dari sorotan media
komunikasi sehingga masyarakat di tempat lain pun mengetahuinya. Secara umum,
persoalan lintas budaya umumnya terkait dengan perkembangan kebudayaan dari suatu
wilayah atau bagian di dunia memengaruhi atau dipengaruhi. Persoalan lintas budaya dapat
diartikan pula sebagai perkembangan modernisasi yang berkembang terus menjadi
globalisasi.
Globalisasi adalah sistem atau tatanan yang meyebabkan suatu negara tidak mungkin
mengisolasi diri akibat kemajuan teknologi dan komunikasi. Dalam era globalisasi unsur-

21
unsur budaya saling memengaruhi dari satu budaya ke budaya lain. Pengaruh globalisasi
tersebut dapat dikelompokkan pada dua macam, yaitu : pengaruh positi dan pengaruh negatif.

Dengan demikian, pentingnya kemudian mencermati linkungan sekitar kita dalam


beraktivitas dan bertindak. Lingkungan yang berasal dari luar dan bernilai positif dapat
diadaptasi dan dipraktikan menjadi kebiasaan keseharian. Demikian sebaliknya, ,lingkungan
yang negatif dapat merubah bahkan merusak kebiasaan yang telah berjalan baik selama ini.

G. Kerusakan Budaya Dasar Kehidupan

1) Person
 Tidak adanya pola pemenuhan kebutuhan hidup yang terbiasakan ata
teradatkan
 Kecaunya pegangan nilai dan norma acuan regulasi dan spritual
bersikap dan berperilaku
 Kuran memaksimalkan potensi untuk pengayaan produksi kehidupan
 Apatid terhadap penggunaan peluang pada even-even yang memungkinkan
 Lemahnya kemauan meningkatkan pendiidkan walaupun profesinya menuntut
ha tersebut dan peluang juga terbuka
 Teknik manajemen sikap dan perilaku sangat lamban serta jauh dari inovatif
 Centang perenang dalam penataan bahasa dan komunikasi ketika
mengartikulasikan pengetahuan, pernyataan sikap dan penampilan perilaku
 Kering kerontang dalam seni penampilan seluruh aktivitas
 Putusya mata rantai fungsi sejak lini idea terhadap aktivitas hingga lini produk.

2) Kelembagaan Negara
 Kurangnya pengetahuan regulasi keberagaman mainstream dan membiarkan
tumbuhnya keberagaman yang merubah penafsiran dari akar nilai dan norma
agama.
3) Kelembagaan Dunia
 Dunia akan terus kacau jika Lembaga PBB hanya sebagai lambang
kedamaian dan pertolongan dunia aka tetapi penuh dengan kebohongan

 Dunia tidak akan pernah damai jika hak veto 5 negara terus mengecilkan arti
hak kemerdekaan berpendapat dan bersuara negara anggota lainnya.

22
 Di dunia tidak akan ada keteladanan dan panutan jika di negara yang
mengklaim sebagai dasar negara demokrasi tapi di negaranya sendiri tidak
terlaksana demokrasi dengan baik

 Dunia tidak akan damai jika sebuah negara menyuruh negara lain
mengahancurkan nuklirnya sementara negaranya terus memelihara bahkan
mengembangkannya

 Dunia tidak akan lepas dari berbagai macam penyakit jika berbagai negara
terus memproduksi narkoba dan sindikatnya, bisnis seks bebas dan
penggunaan sejata kimia.
BAB IX PENUTUP
A. Kesimpulan

Problematika kebudayaan tersebut perlu ditelaah dan disikapi dengan serius guna tidak
jatuh pada penasiran kebudayaan yang keliru. Karena tujuan akhir dari pengembangan
kebudayaan sejatinya adalah untuk kemajuan peradaban manusia yang lebih baik. Sebagai
bangsa yang bermartabat, kebudayaan indonesia haruslah ditempatkan sebagai konsepsi dan
strategi dalam pembangunan nasional. Dengan itu, proses integrasi sosial dan politik
NKRI tetap kukuh terpelihara. Demikain juga tujuan kesejahteraan sosial bagi setiap
warga Negara RI dapat tercapai.

B. Tinjauan Ke Depan

Mahasiswa dan para pengkaji keilmuan sosial dan budaya perlu memiliki kesadaran
dan pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai
mahkluk individu dan sosial. Akhirnya buku ini penting bagi manusia, alumni, dosen, dan
warga masyarakat yang berminat dalam memahami eksistensi, esensi, dan substansi
kehidupan bermasyarakat dan berkebudayaan. Mulai dari fakta, data, konsep, teori, dan
filosofi kehidupan bersama dan berpranata serta norma acuan didalamnya.

Langkah berikutnya memahami kestabilan, kemajuan, kekacauan, dan


kemundurannya. Berkontribusi jasa yang sangat prestisius adalah dengan memberikan ilmu
dan aktivitas dalam pelestarian, pengembangan dan perspektif hari depan yang menjanjikan
bagi keamanan, kesejahteraan serta kebahagiaan masyarakat pendukung kebudayaan yang
bersangkutan. Selamat belajar!

23
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Keunggulan Buku

1. Keunggulan dari buku ini adalah materi yang disajikan dijelaskan dengan baik dan
lengkap dan mudah dipahami oleh pembaca.

2. Materi yang dibahas dalam bab bab saling berkaitan dan berkesinambungan karena
materi yang disajikan dalam buku yang berjudul rekaya Ilmu sosila dan budaya
daasr ini menerangkan pengetahuan pengetahuan dasar, dan juga menjelaskan
dengan melengkapi dengan gambar gambar yang dimana mahasiswa dituntut untuk
dapat mengerti dan memahami isi buku yang disajikan.

3. Buku ini juga dilengkapi dengan tujuan umum pembvelajaran, tujuan khusus
pembelajaran dan juga uraian materi yang baik dan lengkap. Oleh karena itu buku
ini baik digunakan sebagai bahan ajar kepada mahasiswa.
3.2 Kelemahan Buku
1 Kelemahan kelemahan dari buku ini adalah Beberapa penjelasan yang terlalu
singkat sehingga ada mahasiswa yang tidak mengerti, Beberapa dimuat dalam buku
sulit untuk dipahamidikarenakan Penjelasan gambar kurang lengkap
2 Materi yang dibahas dalam bab bab saling berkaitan dan berkesinambungan karena
buku ini menerangkan pengetahuan pengetahuan dasar dan juga tujuan
pembelajaran. Akan tetapi Dalam ini banyak penulisan kalimat yang kurang baik
karena beberapa penempatan kata ada yang salah sehingga mahasiswa harus pandai
menelaah maksud dari buku tersebut.

24
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

1. Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar menjelaskan materi secara detail dan
mudah dipahami
2. Buku ini banyak memuat materi materi tetapi sebagian dai materi tersebut tidak
dijelaskan secara lengkap.
3. Buku ini cocok diggunakan dosen dosen sebagai bahan ajar kepada mahasiswa.

4.2 Saran
Penjelasan dari buku ini dijelaskan secara singkat, sehingga sebagian Mahasiswa sulit
unuk memahami isi dari buku mekanika ini baik dari segi materi, gambar dan juga
penyelesaian soal soal. Untuk itu, perlu ada buku referensi yang memuat penjelasan materi
yang lebih lengkap dan juga penjelasan penjelasan soal yang mudah dipahami dan
dimengerti.

25
DAFTAR PUSTAKA

Rusmin Tumanggor, Kholis Ridho, Nurochim.2013. Ilmu Sosial dan Bdaya Dasar : Kencana
Prenadamedia Group, Jakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai