Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. Konsep Dasar IPS

PRODI S1 PGSD - FIP

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA : Siti aulia daulay

NIM : 1232111002

DOSEN PENGAMPU : Dra RISMA,M.Pd

MATA KULIAH : KONSEP DASAR IPS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

APRIL 2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “CRITICAL BOOK REVIEW” ini dengan tepat
waktu. Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu ibu Dra, risma M.Pd yang
telah memberikan tugas laporan ini.

Harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca serta untuk kedepannya saya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
laporan agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak kekurangan
dalam laporan ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

1 April 2024

Penyusun
(siti aulia daulay)

Kata pengantar ……………………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………

BAB I ……………………………………………………………………………………………………………………
Pendahuluan ………………………………………………………………………………………………………………

Tujuan ……………..………………………………………………………………………………………………………..

Identitas buku……………………………………………………………………………………………………………

BAB II ……………………………………………………………………………………………………………………

Isi buku ………………………………………………………………………………………………………………

Ringkasan buku utama ………………………………………………………………………………………………

BAB III ………………………………………………………………………………………………………………

Pembahasan ……………………………………………………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam


meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis
yang dianalisis
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu saya
membuat CBR Konsep Dasar IPS ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang Konsep Dasar IPS.

B. Tujuan penulisan CBR

1. Mengulas isi sebuah buku


2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku pertama dan buku yang lainya
4. Membandingkan isi buku
5. Mengkritisi satu topik materi kuliah Konsep Dasar IPS dalam tiga buku yang
berbeda

C. Manfaat CBR

1. Menambah wawasan pengetahuan tentang pengertian IPS, ilmu – ilmu sosial,


dan lainnya.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di
lengkapi dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan
dan kelebihan buku tersebut.
3. Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan
atas buku-buku yang dianalisis tersebut.

D. Identitas buku yang direview: (tidak termasuk buku pembanding)

1. Judul : Konsep Dasar IPS


2. Edisi : Cetakan 1
3. Pengarang : Toni Nasution, M.Pd dan Maulana Arafat Lubis, M.Pd
4. Penerbit : Samudra Biru
5. Kota terbit : Banguntapan Bantul DI Yogyakarta
6. Tahun terbit : 2018
7. ISBN : 978-602-5610-98-1

BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
BAB I PENDAHULUAN
Mempelajari konsep dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berisi tentang hakikat dan
karakteristik konsep dasar IPS, sejarah perkembangan IPS, ruang lingkup dan cakupan
konsep yang mendasar pada kajian konsep dasar IPS. Dengan mempelajari materi konsep
dasar IPS ini diharapkan mampu membantu memahami konsep-konsep yang mendasar pada
kajian IPS yang berpengaruh terhadap kehidupan masa kini dan masa yang akan datang
secara kritis dan kreatif.

BAB II HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS


A. Latar belakang
Pengertian social studies mengandung hal-hal sebagai berikut:
1. Social Studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu sosial
2. Disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada tingkat
persekolahan maupun tingkat perguruan tinggi.
3. Aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu sosial itu perlu diseleksi sesuai dengan
tujuan tersebut

B. Lahirnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum sekolah
Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau termasuk dalam bidang pendidikan sebagai akibat
pemberontakan G.30S/PKI. Pada Replita 1 (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang
pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan. Kelima masalah
tersebut antara lain: kuantitas (berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan
belajar), kualitas (menyangkut peningkatan mutu lulusan), relevansi (kesesuaian sistem
pendidikan dengan kebutuhan pembangunan), efektivitas sistem pendidikan dan efisiensi
penggunaan sumber daya dan dana, pembinaan generasi muda untuk menyiapkan tenaga
produktif.

C. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies)


Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu sosial
secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang
pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi ilmu-
ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Di Indonesia IPS
menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaharuan kurikulum SD, SMP, SMA sejak 1975
dan masih berlangsung hingga sekarang. IPS sangat penting diajarkan kepada peserta didik,
sebab setiap individu ialah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Agar setiap individu
menjadi warga negara yang baik maka ia perlu mendapatkan pengetahuan yang benar tentang
konsep dan kaidah-kaidah sosial, menentukan sikap sesuai dengan pengetahuan tersebut dan
memiliki keterampilan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

D. Perbedaan antara Ilmu-Ilmu Sosial (Social Sciences) dan Ilmu Pengetahuan


Sosial (Social Studies)
Beberapa perbedaan tersebut yaitu:
1) Aspek kehidupan manusia yang menjadi objek studi ilmu-ilmu sosial terpisah,
misalnya sosiologi objek studinya interaksi sosial, antropologi objek studinya
kebudayaan, ekonomi objek studinya kebutuhan manusia, geografi objek studinya
ruang atau interelasi manusia dengan faktor alam pada ruang, ilmu politik objek
studinya kekuasaan, sejarah objek studinya waktu atau riwayat masa lampau,
psikologi sosial objek studinya proses mental manusia sebagai makhluk sosial.
Sedangkan, IPS bukan disiplin ilmu mandiri seperti ilmu-ilmu sosial lainnya. IPS
juga mengkaji manusia dalam konteks sosialnya, namun, IPS mengkaji aspek
kehidupan sosial manusia sebagai satu kebulatan atau unidimensional.
2) Ilmu-ilmu sosial (social sciences) lebih dipusatkan pada pengkajian ilmu murni.
Kerangka kerja ilmu-ilmu sosial lebih diarahkan kepada pengembangan teori dan
prinsip ilmiahnya. Setiap disiplin ilmu-ilmu sosial (sosiologi, antropologi, sejarah,
geografi, ilmu politik, ekonomi, dan lain-lain) berusaha untuk mengembangkan
kajiannya sesuai dengan alur keilmuannya. Oleh sebab itu, ilmu-ilmu sosial tidak
menekankan aspek pendidikan, namun ilmu-ilmu sosial dirumuskan sebagai
disiplin akademik mengenai manusia dan konteks sosialnya yakni berusaha
mengetahui apa dan menjelaskan mengapa (to describe and to explain).
Sedangkan ilmu pengetahuan sosial (social studies) lebih menekankan pada aspek
pendidikannya. Oleh sebab itu, IPS disebut juga pendidikan IPS. Materi IPS
diambil dari ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran.

E. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies)


IPS sebagai komponen kurikulum sekolah merupakan kesempatan yang baik untuk
membina afeksi, kognisi, dan psikomotor pada anak didik untuk menjadi manusia
pembangunan Indonesia. Bahan kajian IPS bukanlah hal yang bersifat hafalan belaka,
melainkan konsep dan generalisasi yang diambil dari analisis tentang manusia dan
lingkungannya. Pengetahuan yang diperoleh dengan pengertian dan pemahaman akan lebih
fungsional. Perolehan pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki siswa diharapkan
dapat mendorong tindakan yang berdasarkan nalar, selanjutnya dapat diterapkan dalam
kehidupannya. Nilai dan sikap merupakan hal yang penting dalam ranah afektif, terutama
nilai dan sikap terhadap masyarakat dan kemanusiaan. Sebagai contohnya menghargai
martabat manusia dan peka terhadap perasaan orang lain, lebih-lebih lagi nilai dan sikap
terhadap negara dan bangsa.
Tujuan keterampilan yang dapat diraih dalam pengajaran IPS sangatlah luas.
Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan sudah barang tentu juga meliputi
keterampilanketerampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh pengetahuan, nilai, dan sikap.
Menurut Bruce Joyce (Cheppy, p. 14-15), ada 3 tujuan IPS, yaitu:
1) Humanistic education: diharapkan IPS mampu membentuk anak didik untuk
memahami segala pengalamannya serta diharapkan lebih mengerti tentang arti
kehidupan ini.
2) Citizenship education: setiap anak didik harus dipersiapkan untuk mampu
berpartisipasi secara efektif di dalam dinamika kehidupan masyarakatnya.
masyarakat diliputi segala aktivitas yang menyandarkan setiap warganegara untuk
bekerja secara benar dan penuh tanggungjawab demi kemajuannya.
3) Intellectual education: tiap anak didik ingin memperoleh cara dan sarana untuk
mengadakan analisis terhadap gagasan-gagasan serta mengadakan pemecahan
masalah seperti yang telah dikembangkan oleh ahli-ahli ilmu sosial. Bersamaan
dengan pertumbuhan kemampuannya, anak didik seharusnya belajar untuk
menjawab sebanyak mungkin pertanyaan serta menguji data secara kritis dalam
berbagai situasi sosial.
F. Landasan Pendidikan IPS
1) Landasan Filosofis
Memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan apa
objek kajian dan domain apa saja yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan
Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu (aspek ontologis).
2) Landasan Ideologis
Dimaksudkan dengan sistem gagasan mendasar untuk memberi pertimbangan dan
menjawab pertanyaan:
1) Bagaimana keterkaitan antara das sein Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin
ilmu dan das solen Pendidikan IPS
2) Bagaimana keterkaitan antara teori-teori pendidikan dengan hakikat dan praksis etika,
moral, politik dan norma-norma perilaku dalam membangun dan mengembangkan
Pendidikan IPS.
3) Landasan Sosiologis
Memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan citacita, kebutuhan
kepentingan, kekuatan, aspirasi serta pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial
yang akan membangun teori-teori dan prinsip-prinsip Pendidikan IPS sebagai pendidikan
disiplin ilmu. Landasan ini memberikan dasar-dasar sosiologis terhadap pranata dan institusi
pendidikan dalam proses perubahan sosial yang konstruktif.
4) landasan Antropologis
Landasan ini memberikan dasar-dasar sosio-kultural masyarakat terhadap struktur
Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dalam prosesperubahan sosial yang
konstruktif.
5) Landasan Kemanusiaan
Menurunkan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan karakteristik
manusia sebagai sasaran proses pendidikan.
6) Landasan Politis
Memberikan arah gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan arah dan garis
kebijakan dalam politik pendidikan Pendidikan IPS.
7) Landasan Psikologis
Memberikan gagasan-gagasan mendasar untuk membentuk cara-cara Pendidikan IPS
membangun struktur tubuh disiplin pengetahuan, baik dalam tataran personal maupun
komunal berdasarkan entitasentitas psikologisnya.
8) Landasan Religius
Memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar tentang nilai-nilai, norma, etika, dan
moral yang menjadi jiwa Pendidikan di Indonesia.

BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPS

A. Perkembangan IPS di Negara Lain

IPS sebagai satu kesatuan sistem dalam kurikulum pendidikan sangat erat kaitannya
dengan kurikulum ilmu sejarah, Geografi dan Civics. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20, IPS telah dijadikan sebagai istilah resmi dalam kurikulum pendidikan, khususnya di
Amerika Serikat.

Tujuan Pendidikan IPS ialah mendidik siswa menjadi warga negara yang baik, warga
masyarakat yang konstruktif dan produktif yaitu warga negarayang memahami dirinya sendiri
dan masyarakatnya, mampu merasa sebagai warga negara, berpikir sebagai warga negara,
bertindak sebagai warga negara, dan jika mungkin juga mampu hidup sebagaimana layaknya
warga negara.

Untuk mencapai tujuan tadi, Pendidikan IPS tidak memberikan pengetahuan yang
rinci dan lengkap dari setiap bidang ilmu, melainkan sejauh materi-materi tersebut memiliki
signifikan kuat padadiri siswa dan komunitasnya, serta bisa meningkatkan hasrat mereka
untuk lebih jauh mengerti dirinya dan lingkungannya. Materi-materi dari tangan pertama atau
yang diangkat dari lingkungan setempat, utamanya yang memahamkan siswa tentang relasi
mutualistik dari kekuatan-kekuatan dan peristiwa-peristiwa sekitar yang bisa diamati dan
dicermati dalam aktivitas keseharian di sekolah sangat disarankan, dari pada materi-materi
yang terdapat di dalam buku-buku teks. Kecuali yang memuat kondisi-kondisi dan
pengalaman-pengalaman aktual, atau topik-topik keseharian seperti sanitasi, kesehatan,
perumahan, makanan alami, pekerja siswa, rekreasi, dan pendidikan sosial.

B. Perkembangan Pendidikan IPS dalam Sistem Pendidikan di Indonesia

Keberadaan pendidikan IPS dalam sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat


dipisahkan dari sistem kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia. Seperti telah
dikemukakan oleh sejumlah pakar bahwa secara embrionik kurikuler, pendidikan IPS di
lembaga pendidikan formal atau sekolah di Indonesia pernah dimuat dalam kurikulum tahun
1947, kurikulum berpusat mata pelajaran terurai tahun 1952, kurikulum 1964, dan kurikulum
1968. Baru dalam kurikulum tahun 1975, kurikulum 1984, dan kurikulum tahun 1994,
pendidikan IPS telah menjadi salah satu mata pelajaran yang berdiri sendiri pada jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah yang disesuaikan dengan karakteristik atau kebutuhan
peserta didik. Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, maka tidak ada lagi kurikulum yang bersifat terpusat
(kurikulum nasional). Menurut PP tersebut, penyusunan kurikulum menjadi kewenangan
satuan pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Pemerintah pusat yang menugaskan kepada Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) hanya berkewajiban menyusun standar nasional termasuk
dalam membuat Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang mulai tahun
2006 diterbitkan dalam bentuk Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 22 tentang Standar Isi (SI) dan nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

C. Pembagian perubahan kurun waktu IPS di Indonesia


1. Pendidikan IPS pada Tahun 1945-1964
2. Pendidikan IPS dalam Kurikulum 1964-1968
3. Pendidikan IPS dalam Kurikulum 1975 dan 1984
4. Pendidikan IPS dalam Kurikulum 1994
5. Pendidikan IPS dalam Permendiknas

BAB IV IPS DAN ILMU-ILMU SOSIAL

A. Ilmu Pengetahuan Sosial


IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau
nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah social studies dalam
kurikulum persekolahan di negara lain seperti Amerika Serika. Namun, pengertian IPS di
tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna, disesuaikan dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik khususnya antara IPS untuk Sekolah Dasar (SD)
dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA). Pengertian IPS di persekolahan tersebut ada yang berarti nama mata pelajaran yang
berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (integrated) dari sejumlah mata pelajaran atau
disiplin ilmu, dan ada yang berarti program pengajaran. Perbedaan ini dapat pula
diidentifikasi dari perbedaan pendekatan yang diterapkan pada masing-masing jenjang
persekolahan tersebut.

B. Ilmu-Ilmu Sosial

Karakteristik dari ilmu-ilmu sosial sebagai barikut :

1) Berbagai batang tubuh disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan secara


sistematis dan ilmiah
2) Batang tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan
kuat serta dapat diuji tingkat kebenarannya.
3) Batang tubuh disiplin ilmu-ilmu sosial ini disebut juga struktur disiplin ilmu, atau ada
juga yang menyebutnya dengan fundamental ide.
4) Teori dan generalisasi dalam struktur itu disebut pula pengetahuan ilmiah yang
dicapai lewat pendekatan konseptual dan syntactis yaitu lewat proses bertanya,
berhipotesis, pengumpulan data (observasi dan eksperimen). Setiap teori dan
generalisasi ini terus dikembangkan, dikoreksi, dan diperbaiki untuk membantu dan
menerangkan masa lalu, masa kini dan masa depan serta membantu memecahkan
masalah-masalah sosial melalui pikiran, sikap, dan tindakan terbaik.

Kontribusi ilmu-ilmu sosial dalam pengembangan pendidikan IPS dalam kurikulum


sekolah tidak diragukan lagi sebagaimana pentingnya teori dalam pengembangan ilmu-ilmu
sosial. Namun, perlu ada klarifikasi tentang teori, khususnya teori ilmu sosial dalam konteks
pendidikan IPS. Bank mengakui bahwa sebenarnya banyak ahli yang menyarankan agar para
pengembang kurikulum melakukan identifikasi terhadap teori-teori ilmu sosial yang dapat
membantu para siswa dalam mengambil keputusan dan belajar konsep dan generalisasi.

Beberapa Ilmu Sosial yang juga menjadi sumber IPS :

1. Konsep Dasar Sosiologi


a. Pengertian Sosiologi

Sosiologi ialah salah satu cabang dari ilmu sosial yang mempelajari tentang pola-pola
hubungan antara manusia dan manusia, baik seara individu, maupun seara kelompok yang
berakibat pada lahirnya pola-pola sosial, di antaranya: nilai-nilai, norma-norma, dan
kebiasaan yang dianut oleh manusia di dalam kelompok tersebut

b. Objek studi sosiologi adalah sebagai berikut :


Sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam waktu yang cukup lama,
berkesinambungan serta melakukan interaksi dengan keinginan-keinginan dan perasaannya
sehingga timbul sistem komunikasi dan peraturan dalam mengatur hubungan antarmanusia
tadi, mempunyai identitas dan tujuan bersama.

c. Ruang lingkup sosiologi

Ruang lingkup sosiologi dapat dibedakan menjadi beberapa sub disiplin ilmu
sosiologi, seperti sosiologi pedesaan, sosiologi industri, sosiologi perkotaan, sosiologi medis,
sosiologi wanita, sosiologi militer, sosiologi keluarga, sosiologi pendidikan, dan sosiologi
seni. Berikut penjelasan ruang lingkup sosiologi tersebut.

d. Tujuan dan Manfaat Sosiologi

Nilai guna sosiologi, sebagai berikut:

1) Dapat dijadikan alat dan sarana untuk memahami masyarakat tertentu, di


antaranya: petani, pedagang, buruh, pegawai, komunitas keagamaan, militer, dan
sebagainya.
2) Sebagai alat untuk memahami struktur masyarakat, pola-pola interaksi, serta
stratifikasi sosial.
3) Hasil studi sosiologi terhadap kondisi masyarakat dapat digunakan sebagai dasar
untuk menetapkan suatu kebijakan, baik dari pemerintah, perusahaan, badan
dunia, atau yang lainnya.
4) Hasil kajian sosiologi dapat dijadikan pertimbangan untuk memecahkan masalah-
masalah sosial.
5) Data tentang masyarakat dapat membantu kegiatan pembangunan, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi hasil-hasilnya.

2. Konsep Dasar Antropologi


a. Pengertian Antropologi

Antropologi merupakan disiplin ilmu yang luas, dengan menggabungkan humaniora,


ilmu sosial, dan ilmu alam untuk menjelaskan apa itu manusia dan artinya menjadi manusia.
Jadi, antropologi merupakan ilmu yang mengkaji manusia untuk memperoleh pengertian atau
pemahaman tentang manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, masyarakat dan
kebudayaannya.

b. Objek Studi Antropologi sebagai berikut :


1) kebudayaan,
2) suku bangsa
3) perilakunya

c. Ruang Lingkup Antroplogi


a) Antropologi fisik
1) Palaentologi primat, yaitu ilmu yang mempelajari deskripsi dari varietas-
varietas manusia yang tidak ada lagi di dunia.
2) Evolusi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari perkembangan type-type
manusia, dimulai dari makhluk-makhluk bukan manusia.
3) Antropometri, yaitu studi tentang teknik pengukuran tubuh manusia.
4) Somatologi yaitu studi tentang varietas manusia yang masih hidup dan
tentang perbedaan sex dari variasi perseorangan.
5) Antropologi rasial, yaitu ilmu yang mempelajari tentang penggolongan
manusia dalam kelompok-kelompok ras, sejarah ras manusia dan hal-hal
tentang pencampuran ras.
b) Antropologi budaya
1) Prehistrory: mempelajari sejarah perkembangan persebaran kebudayaan-
kebudayan manusia di muka bumi dalam zaman manusia belum mengenal
huruf.
2) Etnolinguistik: mempelajari kebudayaan manausia di dalam kehidupan
masyarakat, yang dikumpulkan sebanyakbanyaknya suku bangsa yang
tersebar dari ucapan-ucapan dan perbendaharaan kata.
3) Etnologi: mempelajari tentang kebudayaan manusia yang di muka bumi.

d. Tujuan dan Kegunaan Antropologi


1) Dapat mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat
secara universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat
(suku bangsa).
2) Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus dilakukan sesuai dengan
harapan warga masyarakat dari kedudukan yang disandang.
3) Akan memperluas wawasan terhadap tata pergaulan umat manusia diseluruh
dunia yang mempunyai kekhususuan-kekhususan yang sesuai dengan
karakteristik daerahnya, sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi.
4) Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta
memiliki kecakapan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat, baik yang
menyenangkan serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan
permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakatnya.

3. Konsep Dasar Ilmu Ekonomi


a. Pengertian Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari kebutuhan manusia dan upaya-
upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia guna mencapai kemakmuran.

b. Objek Studi Ekonomi

Ruang lingkup dalam bidang ekonomi dikenal menjadi dua yaitu bersifat mikro dan
bersifat makro.

c. Ruang lingkup ekonomi


1. Makroekonomi
Kebijakan makroekonomi adalah kesempatan kerja full employment (kondisi
di mana seluruh sumber daya, khususnya tenaga kerja dapat terserap
sepenuhnya) dan stabilitas harga. Stabilitas output dari tahun ke tahun untuk
menghindari ledakan pertumbuhan atau resesi yang sangat parah merupakan
sasaran tambahan. Akan tetapi, tingkat pertumbuhan output pada jangka waktu
yang lebih panjang, tergantung pada banyak faktor seperti teknologi,
pelatihan, dan insentif yang cenderung termasuk dalam misi penawaran atau
kebijakan mikroekonomi. Dalam perekonomian yang terbuka, baik posisi
neraca pembayaran maupun pola tingkat pertukaran di pasar pertukuran valuta
asing, dapat dipandang sebagai suatu tujuan yang terpisah dari kebijakan
makroekonomi atau sebagai suatu halangan terhadap operasional
makroekonomi.

2. Mikroekonomi
Mikroekonomi ialah studi mengenai unit-unit pengambilan keputusan
individual dalam perekonomian, seperti rumah tangga, pekerja, dan
perusahaan yang secara umum dikenal dengan sebutan mikroekonomi.
Sebagai contoh, ekonomi mikro meneliti determinasi harga terhadap beras,
harga relatif beras dan baja, atau employment dalam industri baja sementara
makro ekonomi berurusan dengan determinasi tingkat employment dalam
suatu perekonomian khusus, atau dengan tingkat harga dari seluruh komoditas.
Kendati demikian, perbedaan antara dua bidang analisis ekonomi ini berguna
untuk berbagai tujuan. Terdapat enam topik yang sering dipresentasikan dalam
mikro ekonomi yaitu teori perilaku konsumen, teori pertukaran, teori produksi
dan biaya teori perusahaan, teori distribusi, dan teori ekonomi kesejahteraan.

d. Manfaat Mempelajari Ekonomi


1. Membantu Cara Berpikir yang Tepat dalam Pengambilan Keputusan
2. Membantu Memahami Masyarakat
3. Membantu Pemahaman tehadap Masalah-Masalah Global
4. Membangun Masyarakat yang Lebih Demokrasi

4. Konsep Dasar Geografi


a. Pengertian Geografi

Seacara bahasa Geografi berasal dari kata Geo dan Graphein yang berarti bumi dan
tulisan, untuk itu ilmu geografi membahas tentang ilmu yang mempelajari bumi. Menurut
pengertian yang dikemukakan oleh Eratosthenes, geographika berarti tulisan tentang bumi.
Pengertian bumi dalam geografi tersebut, tidak hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi
saja, melainkan juga meliputi segala gejala dan proses alamnya, maupun gejala dan proses
kehidupannya. Oleh karena itu, dalam hal gejala dan proses kehidupan melibatkan kehidupan
tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia sebagai penghuni bumi tersebut.
b. Objek Studi Geografi
1. Objek Material (fenomena geosfer)
Atmosfer atau udara yang menyelubungi bumi
Litosfer atau kulit bumi
Hidrosfer (air)
Biosfer (hewan dan tumbuhan)
Anthrosfer (manusia)

2. Objek Formal (cara pandang, cara berfikir, atau analisis terhadap segi
materialnya)
Analisis keruangan
Analisis Ekologi atau kelingkungan
Analisis kompleks wilayah (kewilayahan)

c. Ruang Lingkup Geografi


1. Geografi fisik
2. Geografi manusia

d. Manfaat Mempelajari Geografi


1. Subjektivisme, yaitu kegunaannya bagi manusia. Contoh: jika seorang
geograf ingin menjadikan suatu wilayah tertentu sebagai daerah pemukiman,
maka terlebih dahulu melakukan pengkajian tentang jenis tanah, morfologi,
aksebilitas, kondisi air tanah dan kondisi sosial pada suatu wilayah tertentu.
2. Objektivisme logis, yaitu yang bersifat empiris baik melalui hasil percobaan,
pengukuran. atau yang lainnya. Contoh: melihat letak geografis Indonesia
yang dilalui oleh jalur sirkum mediteran, seberapa tinggi tingkat kerawanan
bencana alam letusan gunung api di indonesia, dan lain-lain.
3. Nilai etika dan estetika yang berkenaan dengan interaksi manusia dengan
lingkungannya. Misalnya jika tidak beretika dalam menggunakan wilayah
maka bisa saja terjadi bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan lain-lain

5. Konsep Dasar Sejarah


a. Pengertian Sejarah

History yang bersumber dari bahasa Yunani kuno historia yang berarti belajar dengan
cara bertanya-tanya. Kata historia diartikan sebagai telaahan mengenai gejala-gejala
(terutama hal ihwal manusia) dalam urutan kronologis. Setelah menelusuri arti sejarah yang
dikaitkan dengan arti syajarah dan dihubungkan dengan kata history, bersumber dari kata
historia dapat disimpulkan bahwa sejarah ialah cerita atau kejadian yang benar-benar telah
terjadi pada masa lampau.

b. Objek Studi Sejarah


1) Objek material yang merupakan fokus kajian sejarah ialah manusia.
2) Objek formal digunakan untuk mengkaji objek materialnya adalah
aktivitasmanusia yang pernah terjadi dalam suatu rentang waktu di masa
lampau.

c. Ruang Lingkup Sejarah


1) sejarah sosial
2) sejarah ekonomi
3) sejarah kebudayaan
4) sejarah demografi
5) sejarah politik
6) sejarah kebudayaan rakyat
7) sejarah intelektual
8) sejarah keluarga
9) sejarah etnis
10) sejarah psikologi
11) psikologi histor
12) sejarah pendidikan
13) sejarah medis

d. Manfaat Mempelajari Sejarah


1. Nilai Intrinsik
 Sejarah sebagai ilmu
 Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau
 Sejarah sebagai pernyataan pendapat
2. Nilai Ekstrinsik
 Kegunaan Inspiratif
 Kegunaan Rekreatif

6. Konsep Dasar Ilmu Politik


a. Pengertian

Ilmu politik senantiasa berkenaan dengan masalah :

1. Kekuasaan, sumber kekuasaan, pengaruh, pembuat dan pelaksanaan kebijakan


2. Kewenangan dan kekuasaan berdasarkan legitimasi
3. Konflik dan konsensus
4. Pengambilan keputusan dan cara mendistribusikan kekuasaan.

b. Objek Ilmu Politik


1. Negara yaitu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyatnya
2. Kekuasaan yaitu kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi
perilaku seseorang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan para pelaku
3. Pengambilan keputusan yaitu hasil dari membuat pilihan di antara beberapa
alternatif, sedangkan pengambilan keputusan menunjukan pada proses yang
terjadi sampai keputusan itu tercapai.
4. Kebijakan umum yaitu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku
atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk memcapai
tujuan itu.
5. Pembagian yaitu pembagian dan penjatahan nilai-nilai dalam masyarakat. Nilai
dapat bersifat abstrak dan dapat bersifat konkret.

c. Ruang Lingkup Ilmu Politik


1. Bidang Teori Politik
a) Teori Politik
Generalisasi dari fenomena yang bersifat politik, bahasan dan renungan
atas: tujuan dari kegiatan politik, caracara mencapai tujuan itu,
kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan
oleh situasi politik tertentu, kewajiban-kewajiban yang diakibatkan oleh
tujuan politik itu.
b) Sejarah Perkembangan Ide-Ide Politik
Tradisi Klasik (Plato dan Aristoteles),
Tradisi Abad Pertengahan (Santo Austinus, Santo Thomas
Aquinas, Marthin Luther),
Tradisi Pencerahan (Nicholo Machiavelli, Thomas Hobbes, John
Locke, Montesquieu, Jean Jacques Roseau),
Tradisi Modern (George Wilhem Friedeich Hegel, Karl Henrich
Marx, John Stuart Mill).
2. Bidang Lembaga-Lembaga Politik
a) Undang-Undang Dasar
b) Pemerintahan Nasional
c) Pemerintahan Lokal atau Daerah
d) Fungsi Ekonomi dan Sosial Dari Pemerintah
3. Bidang Kepartaian, Golongan, dan Pendapat Umum
4. Bidang Hubungan Internasional

d. Manfaat Ilmu Politik


1. Memberi jalan yang lebih baik dalam hal negosiasi kepentingan antar
kelompok dalam masyarakat.
2. Membahagiakan hidup manusia yang tinggal dalam wilayah yang sama.
3. Tujuan politik ialah tindakan politik. Untuk mencapainya diperlukan
pembelajaran untuk memperbesar kepekaan pembelajar sehingga ia dapat
bertindak baik secara politik. Misalnya menelaah kesalahan-kesalahan yang
dibuat oleh para penguasa dan berusaha untuk mengurangi ketidaktahuan diri
mereka yang dikuasai.
4. Politik sebagai ilmu menaruh perhatian pada dalil-dalil, keabsahan, percobaan,
hukum, keragaman, dan pembentukan asasasas universal.
7. Konsep Dasar Psikologi Sosial

a. Pengertian Psikologi Sosial

Psikologi sosial sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku individual


sebagai fungsi stimulus-stimulus sosial. Psikologi sosial sebagai ilmu tentang pengalaman
dan perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus sosial.

b. Kedudukan, Objek dan Ruang Lingkup Psikologi Sosial

Psikologi sosial memiliki ketertarikan dengan cakupan yang luas. Walaupun


demikian, fokus utama psikologi sosial yakni memahami bagaimana dan mengapa individu
berperilaku, berpikir, dan memiliki perasaan tertentu dalam konteks situasi sosial. Situasi
sosial yang dimaksud ialah kehadiran orang lain secara nyata maupun seara imajinatif.

c. Tujuan Psikologi Sosial

Untuk memahami, menjelaskan, meramalkan, memodifikasi, dan memecahkan


masalah terkait dengan cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku individu yang dipengaruhi
kehadiran orang lain.

BAB V HUBUNGAN ANTARA ILMU SOSIAL DAN IPS (SUMBER DAN MATERI IPS)

Secara konseptual hubungan antara IPS dengan ilmu-ilmu sosial dapat diuraikan sebagai
berikut :

1. Disiplin ilmu-ilmu sosial dijadikan kerangka utama berfikir dalam mengembangkan


kurikulum.
2. Bahan untuk IPS dikembangkan terlebih dahulu, serta memilih dan memilah disiplin-
disiplin ilmu sosial kemudian diidentifikasikan konsep-konsep dasar yang perlu
diketahui peserta didik. Konsep-konsep dasar ini dipilih dan disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai dalam kurikulum IPS. Konsep dasar yang dipilih
dijadikan pokok bahasan dalam kurikulum. Dengan kata lain, ilmu-ilmu sosial secara
langsung memberikan bahan pembelajaran untuk kurikulum IPS. Oleh karena itu,
topik-topik yang akan diajarkan dalam kurikulum IPS ialah hasil dan inventarisasi
konsep dasar dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Tidak salah jika dikatakan bahwa IPS
ialah gabungan ilmu-ilmu sosial yang diajarkan di sekolah.

Ilmu Sosial sebagai Sumber IPS

Geografi yang mengungkapkan kesuburan tanah, jenis dan penyebaran tanah jenis
mata pencaharian penduduk, jenis dan penyebaran sumber daya, transportasi-komunikasi,
iklim dan pengaruhnya terhadap kehidupan, pemukiman, tenaga air, globe, peta dan lain-lain
harus menjadi sumber dari materi IPS. Menelaah sesuatu gejala dan masalah sosial dengan
tidak dihubungkan dengan aspek serta ruang geografisnya, tidak akan dapat mengungkapkan
gejala dan masalah itu lebih jauh. Metode dan pendekatan geografi sangat membantu untuk
lebih mengerti gejala dan masalah yang sedang dipelajari.

Sejarah dengan proses sejarah yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa kehidupan


berdasarkan kurun waktunya merupakan sumber dan materi IPS yang sangat berharga.
Melalui materi dan pengungkapan sejarah, kita akan dapat memupuk aspirasi anak didik
tentang kesenian, kebudayaan dan kehidupan pada umumnya. Melalui materi sejarah, anak
didik akan dapat menghargai jasa tokoh-tokoh yang telah berjuang untuk membela kebenaran
dan hak asasi manusia. Mempelajari dan mengkaji gejala serta masalah kehidupan
berdasarkan proses sejarahnya merupakan suatu penelaahan yang dinamis. Melalui
penelahaan proses sejarah ini kita tidak hanya dapat mengerti peristiwa-peristiwa kehidupan
masa lampau dan masa kini yang sedang kita alami, melainkan kita akan mampu juga
memperhitungkan kejadian-kejadian masa yang akan datang. Kita akan mampu melakukan
prediksi sesuatu gejala dan masalah kehidupan masa yang akan datang. Jika masalah itu
merupakan bahaya yang akan mengancam kehidupan, kita dapat melakukan usaha untuk
mencegahnya,atau sekurang-kurangnya melakukan usaha mengurangi bahaya tersebut.

Mata pelajaran ekonomi yang merupakan usaha memenuhi kebutuhan materi dari
sumber daya dengan modal yang terbatas, produksi bahan kebutuhan, pengangkutannya,
distribusinya dan lain-lain kegiatan usaha saling memenuhi kebutuhan antara berbagai
kelompok manusia diantara berbagai daerah menjadi sumber dan materi IPS. Ilmu ekonomi
dan mata pelajaran ekonomi mendidik para siswa dapat memanfaatkan sumber daya dan
tenaga yang terbatas, untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses produksi dengan
distribusinya yang menggunakan berbagai cara menjadi materi yang berharga bagi
pengajaran IPS. Perdagangan, pengangguran, kelaparan dan lain-lain ialah peristiwa-
peristiwa ekonomi sehari-hari yang dapat dijadikan sumber dan materi pelajaran IPS untuk
mengembangkan pengertian anak didik kepada hubungan dasar sistem ekonomi dengan cara
hidup manusia yang selanjutnya juga dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk
menciptakan kehidupan ekonomi yang wajar bagi dirinya sendiri dan masyarakat.

Antropologi yang mengungkapkan bagaimana kemampuan manusia menciptakan


hasil-hasil kebudayaan dengan perkembangannya dari keadaan yang sederhana kepada
keadaan yang makin maju, merupakan sumber dan materi yang harus dipelajari pada
pengajaran IPS. Bagaimana daya adaptasi manusia di berbagai ruang geografi terhadap
keadaan lingkungan setempat yang menghasilkan tingkat-tingkat kebudayaan yang berbeda-
beda merupakan materi yang berharga untuk memupuk pengertian para siswa kepada
kemampuan budaya manusia yang berbedabeda. Keanekaragaman ini dapat memupuk saling
pengertian antar kelompok yang menjadi dasar kerjasama di antara kelompok-kelompok yang
bersangkutan. Suasana dan kemampuan ini harus dipupuk dan disajikan pada pengajaran IPS,
kita akan dapat membukakan pengertian anak didik seluas-luasnya sehingga mereka tidak
akan meremehkan dan merendahkan tradisi dan kebiasaan yang berlaku pada kelompok lain.
Bahkan kebalikannya mereka akan mengisolasikan dirinya dari masyarakat. Pokoknya,
melalui antroplogi sebagai sumber dan materi pengajaran IPS, guru dapat membentuk dan
membimbing anak didik menjadi warga negara yang sadar dan penuh dengan tanggungjawab
terhadap dirirnya sendiri dan terhadap masyarakat.
BAB VI PARADIGMA PEMBELAJARAN IPS

Ada tiga istilah yang termasuk bidang pengetahuan sosial, yaitu: Ilmu Sosial (Sosial Science),
Studi Sosial (Social Studies), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

a) Ilmu Sosial (Sosial Science)

Ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia
baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu, ilmu sosial adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat.

b) Studi Sosial (Social Studies)

Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis,
melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Studi
Sosial tidak selalu bertaraf akademis universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran
bagi siswa sejak pendidikan dasar dan dapat berfungsi sebagai pengantar bagi lanjutan
kepada disiplin-disiplin ilmu sosial. Studi sosial merupakan suatu bidang pengkajian tentang
gejala ndan masalah sosial yang terjadi pada masyarakat.

c) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi,
antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan
sebagainya.

Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1. Manusia, tempat, dan lingkungan


2. Waktu, keberlanjutan, dan peubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Dalam hal ini ada 4 paradigma pembelajaran IPS yang menjadi tradisi pembelajaran IPS
antara lain :

1. IPS sebagai Transmisi Kewarganegaraan


2. IPS sebagai Ilmu Sosial
3. IPS sebagai Reflektif Inquiry
4. IPS sebagai Transformasi Sosial

BAB VII PENGEMBANGAN MATERI AJAR IPS

A. Materi IPS
1. Materi Substansi

Substansi ilmu-ilmu sosial terdiri dari pandangan, tema, topik, fenomena, fakta,
peristiwa, prosedur, konsep, generalisasi dan teori.
2. Materi Proses

Proses adalah berbagai prosedur, cara kerja, metode kerja tertentu dalam materi
kurikulum pendidikan ilmu-ilmu sosial yang harus dilaksanakan siswa di dalam kelas, dalam
ruang tertentu, atau bahkan di luarlingkungan sekolah. Proses sangat berguna untuk
mengembangkan wawasan, keterampilan, dan berbagai kemampuan berpikir. Dengan
kemampuan, wawasan, keterampilan berpikir dan pelaksanaan teknis, apayang dipelajari
siswa bukan hanya sekedar mengetahui dan memahami saja tetapi melatih siswa bekerja
berdasarkan apa yang dikemukakan dalam materi tersebut.

3. Sikap, Nilai, dan Moral

Pendidikan IPS perlu mengembangkan aspek sikap, nilai dan moral,karena :

1. Dalam setiap disiplin ilmu ketiga unsur itu ada, tidak ada disiplin ilmu yang
bebas dari ketiga unsur tadi.
2. Berhubungan dengan pendidikan IPS sebagai wahana untuk menarik perhatian
generasi muda sehingga mereka mau belajar dan melanjutan pendidikannya di
jejang yang lebih tinggi dalam ilmu-ilmu sosial.
3. IPS memiliki tugas mengembangkan kepribadian siswayang utuh dan sesuai
dengan tuntutan masyarakat, sehingga nilai dan moral yang adadi masyarakat
menjadi bagian dari diri siswa. Sikap, nilai dan moral yang dapat
dikembangkan IPS yaitu:
a. Pengetahuan dan pemahaman nilai dan moral yang berlaku dalam masyarakat
seperti:
Religiusitas
Penghormatan terhadap keteladanan
Prestasi
Sifat kepedulian sosial
Menghormati orang tua
Kepedulian terhadap tetangga
b. Toleransi
c. Kerjasama/ gotong royong
d. Hak azasi manusia

4. Pengorganisasi Materi IPS


Pengorganisasi Terpisah
Pengorganisasi Korelatif
Pengorganisasi Fusi

BAB VIII DIMENSI DAN STRUKTUR IPS

A. Dimensi IPS
1. Dimensi Pengetahuan
2. Dimensi Keterampilan
3. Dimensi Nilai dan Sikap
B. Struktur IPS
1. Fakta
2. Konsep
3. Generalisasi
4. Teori

BAB IX KETERAMPILAN-KETERAMPILAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Pengembangan keterampilan merupakan bagian yang cukup esensial dalam proses


belajar mengajar IPS. Keterampilan-keterampilan yang dimaksud merupakan kebutuhan
mendasar untuk kehidupan anak didik pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
Semua fakta barangkali bisa berubah, dilupakan atau tidak sesuai lagi dengan kebutuhan
zaman, namun keterampilan-keterampilan yang diperoleh melaui proses belajar biasanya
akan berguna selama hidup.

Suatu keterampilan tidak akan bisa dipelajari secara cepat. Sebagian besar
keterampilan dapat dikaji secara baik dengan jalan induktif. Setelah melalui beberapa
penjelasan, anak didik dapat memahami tentang apa yang harus mereka kerjakan dan
bagaimana cara kerja mereka. Cara ini hanya akan terwujud apabila mereka mampu
meningkatkan tingkat kesadarannya terhadap permasalahan yang diberikan oleh gurunya.

Di samping itu keterampilan juga dapat dikaji dengan jalan deduktif. Sebagai misal,
guru menunjukkan bahwa air di dalam peta diberi warna biru. Pada kesempatan lain anak
didik akan dapat melihatnya dengan benar sepanjang pemberian warna tersebut sesuai dengan
apa yang telah diinformasikan kepadanya.

BAB X PENDIDIKAN GLOBAL

Tujuan pendidikan global ialah untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan,


sikap yang diperlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia yang sumber daya alamnya
semakin menipis dan ditandai oleh keragaman etnis, pluralisme budaya, dan semakin saling
ketergantungan. Perlunya meningkatkan orientasi para siswa dalam wawasan internasional
semakin disadari. Meskipun demikian, khusus di Indonesia upaya untuk meningkatkan dan
memperluas pemahaman global pada lembaga pendidikan dasar dan menengah masih perlu
diberdayakan. Berikut penjelasan lebih mendalam tentang pendidikan global.

A. Materi Pendidikan Global

National Council for the Social Studies mengemukakanbeberapa gejala atau fenomena proses
globalisasi sebagai berikut:

1) Adanya evolusi dalam sistem komunikasi dan transportasi global.


2) Penggabungan perekonomian lokal, regional dan nasional menjadi perekonomian
global.
3) Meningkatkan intensitas interaksi antar masyarakat yang menciptakan budaya global
sebagai panduan dari budaya lokal, regional dan nasional yang beragam.
4) Munculnya sistem internasional yang mengikis batas-batas tradisi politik internasional
dan politik nasional.
5) Meningkatnya dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem di bumi.
6) Meningkatkan kesadaran global yang menumbuhkan kesadaran akan kedudukan
manusia di bumi sebagai anggota makhluk manusia sebagai penduduk bumi dan
sebagai anggota dalam sistem global.

B. Kajian tentang Masalah dan Isu-Isu Global


1) Kajian Tentang Nilai Manusia
2) Kajian tentang Sistem Global
3) Kajian tentang Masalah-Masalah dan Isu-Isu Gobal
4) Kajian Sejarah Hubungan Antarbangsa dan Saling Ketergantungan

BAB XI PENDIDIKAN IPS DAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

Pendidikan nilai diibaratkan sebagai suatu pupuk, peserta didik diibaratkan tanah dan
beberapa bidang studi diibaratakan sebagai bermacam tanaman. Setiap siswa menerima
berbagai mata pelajaran di sekolah, jika setiap mata pelajaran tersebut tidak memiliki ruh.
Pendidikan nilai dalam arti tidak diintegrasikan kepada pendidikan nilai, maka penyampaian
mata pelajaran tersebut akan hampa dan tak berarti, demikian juga siswa yang menerima
berbagai pelajaran tersebut tidak tumbuh menjadi siswa yang utuh (ada sesuatu yang hilang
dalam diri siswa. Dalam proses pembelajaran siswa menerima berbagai mata pelajaran yang
bermuatan pendidikan nilai, maka setiap ilmu yang telah mereka dapatkan melalui berbagai
mata pelajaran ditambah pendidikan nilai akan mengokohkan akar-akar setiap siswa. Dari
proses pendidikan nilai inilah lahir siswa-siswi yang berfikir sholeh dan beramal cerdas,
cerdas intelektual, spritual, emosional dan sosial.

Nilai, norma, moral tidak dapat dipisahkan dan saling terkait satu samalain, ketiganya
saling berhubungan dan mempengaruhi kehidupan manusia. Untuk mewujudkan ketiga hal
diatas diperlukan pendidikan sejak anak berusia muda. Sekarang ini sedang digalakkan
pendidkan karakter untuk membangun moral bangsa, dan hal itu sudah menjadi salah satu
tujuan pendidikan khususnya di Indonesia.

Dengan pendidikan nilai, norma, dan moral kita berharap manusia akan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusian serta menghargai kemampuan dan karya orang lain lebih
bertanggungjawab, adil, santun, penuh toleran dalam bersikap dan bertindak sehingga dapat
mengembangkan diri dalam bidangnya.

BAB XII METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS

A. Berikut macam-macam metode pembelajaran yang dapat dikaitkan pada


pembelajaran IPS :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Bermain Peran (Role Playing)
5. Tanya Jawab

B. Macam-macam media pembelajaran IPS :


1. Media Cetak; merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai sarana
dalam aktivitas belajar, seperti: buku teks, brosur, booklet, leaflet, dan handout.
2. Media Pameran; media pameran atau display media digunakan sebagai sarana
informasi dan pengetahuan yang menarik bagi penggunaannya, seperti: realia,
model, diorama, dan poster.
3. Media Audio; merupakan jenis media yang efektif dan efisien untuk digunakan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu melatih kemampuan
penggunanya dalam mendengar informasi dan pengetahuan lisan secara
komprehensif, seperti: piringan hitam, radio, MP3/ MP4.
4. Media Gambar Bergerak; merupakan jenis media yang mampu menayangkan
gambar bergerak yang terintegrasi dengan unsur suara, seperti: film dan video.
5. Multimedia; produk dari kemajuan teknologi digital. Media ini mampu
memberikan pengalaman belajar yang luas wawasan bagi penggunanya.
Multimedia dapat menampilkan pesan dan pengetahuan dalam bentuk gabungan
atau perpaduan antara beberapa format penayangan, seperti teks, audio, grafis,
video, dan animasi secara serentak. Kemampuan seperti ini program multimedia
dapat menayangkan informasi dan pengetahuan secara komprehensif yang dapat
dipelajari oleh siswa. Multimedia memiliki ciri alat seperti: laptop, infokus, ebook.
Adapun aplikasi untuk membuat media pembelajaran multimedia seperti: movie
maker dan lain-lain.
6. Media Berbasis Web (Internet); merupakan media yang dapat diakses dari online
dengan menggunakan jaringan internet. Media ini kerap sering digunakan
seseorang dalam menunjang pembelajaran, seperti: mozila firefox, google crome,
internet explorer, opera, dan lain-lain.

BAB XIII PENDIDIKAN IPS DALAM KURIKULUM 2013

Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, bukan


kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan saintifik berisikan proses
pembelajaran yang didesain agar siswa mengalami belajar secara aktif melalui suatu tahapan-
tahapan. Pendekatan saintifik dilahirkan atas munculnya kurikulum 2013.

1. Observasi
2. Bertanya
3. Mencoba/ Mengumpulkan informasi
4. Menalar
5. Networking/ Komunikasi

BAB XIV PERMASALAHAN IPS DI SEKOLAH

A. Permasalahan Kurikulum IPS di SD


1. Bahwa pendekatan proses yang menjadi salah satu acuan kurikulum pendidikan
IPS di SD masih kering. Terutama utnuk SD. SD yangmasih jauh komunikasinya
dengan sekolah-sekolah lainnya, pelaksanaan kurikulum kadang stagnan (jalan di
tempat). Hal ini mengingat besarnya jumlah SD yang jauh dari jangkauan
komunikasi ideal.
2. Masih banyak persepsi bahwa pendidikan IPS sebagai pelajaran yang tidak terlalu
penting, atau kadang disepelekan karena terlalu mudah, menggiring pelajaran IPS
hanya menekankan aspek kognitif. Aspek afektif dan psikomotorik jarang
dijadikan parameter secara lebihtegas.
3. Bahwa pembelajaran IPS pada tingkat SD belum begitu besar peranannya secara
realita sebagai problem solving dalam kehidupan sehari-hari.

B. Permasalahan Kurikulum IPS di SMP


1. Bahwa walaupun kurikulum IPS tersusun secara integral, tetapi belum
menonjolkan sebagai sebuah pendekatan inter dan transdisiplin. Fenomena ini
kadang terjadi penerjemahan yang berbeda antar guru.
2. Sulitnya membuat kelas berkolaborasi, terutama koordinasi waktu dan tenaga,
sehingga guru akan memilih pembelajaran saparated, sesuai dengan bidang
studinya sendiri-sendiri.
3. Bahwa pendekatan trans-interdisiplin pendidikan IPS di SMP dikhawatirkan
hanya sebagai formalitas kurikulum, yang hanya terlihat dalam pelaporan dan
penilaian akhir yang menggabungkan tiga bidang studi.
4. Rendahnya motivasi guru untuk melakukan perubahan dan pembaharuan dalam
pengajaran, sehingga mereka cenderung monoton melakukan yang biasanya
mereka lakukan. Implikasinya bahwa IPS menjadi mata pelajaran yang kurang
diminati, atau disukai karena terkesan sebagai mata pelajaran hapalan.

C. Permasalahan Kurikulum IPS di SMA


1. Terjadinya perbedaan antara SMA-SMA umum dan SMK, sementarabelum
terdapat konsep pendidikan IPS yang mantap.
2. Bahwa pendidikan IPS di SMA dan SMK masih mengedepankan aspek kognitif,
fenomena ini berangkat dari munculnya pragmatisme pendidikan.
3. Munculnya penjurusan IPA dan IPS di SMA ternyata tidak berpengaruh signifikan
dalam pembelajaran IPSdi perguruan tinggi. Bahkan sering lulusan IPA
mempunyai kelebihan-kelebihan di perguruan tinggi ketika mereka masuk jurusan
ilmu-ilmu sosial.
4. Pendidikan IPS di SMA/SMK belum mampu secara signifikan menjadi pegangan
problem solver para siswa.

KESIMPULAN
CBR merupakan metode pemecahan masalah dengan menggunakan kasus-kasus yang
serupa di masa lalu dan CBR juga merupakan metode yang penting dan bermanfaat untuk
menyelesaikan masalah dalam berbagai bidang. CBR menawarkan banyak keuntungan,
seperti efisiensi, kualitas solusi, daya adaptasi, kolaborasi, dan pengurangan biaya.

SARAN

Adapun saran yang disampaikan dalam CBR ini yaitu :

1.kemampuan peserta didik dalam kualitas pembelajaran khususnya di tingkat SD sangat


ditentukan oleh kemampuan guru, oleh karena itu guru harus mampu mengembangkan
kreativitas agar pembelajaran semakin berkualitas.

2.untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus bias menggunakan sumber belajar
dan media serta model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman dengan
memperhatikan karakteristik dan minat peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Diktat : konsep dasar ips, oleh Tim Dosen PGSD Fip Unimed
Kuswanto,2008. Ilmu pengetahuan sosial untuk kelas II sd. pusat perbukuan departemen
pendidikan nasional. jakarta

Anda mungkin juga menyukai