PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku
melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang
akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal
buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Yang lebih jelasnya
dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang
bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.
Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang,
cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang
dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat bermanfaat
untuk mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi
buku yang telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada pembaca agar mengetahui dan
memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan
baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat memahami apa
yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.
B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)
Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan
dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu
tugas individu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
di Universitas Negeri Medan.
Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.
Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama
atau penulis lainnya.
Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi buku.
D. Identitas Buku
BUKU UTUMA
Judul Buku : Ilmu Sosial Budaya Dasar
Penerbit : Andi
ISBN : 978-979-29-2291-2
BUKU PEMBANDING
Judul Buku :
Penulis :
Penerbit :
Tebal Buku :
Kota Terbit :
Tahun Terbit :
ISBN :
BAB II
BUKU UTAMA
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah salah satu mata kuliah berkehidupan berkebangsaan
(MBB) di Perguruan Tinggi. Visi kelompok MBB di Perguruan Tinggi merupakan sumber nilai
dan pedoman bagi penyelenggara program studi guna mengantarkaan mahasiswa memantapkan
kepribadian, kepekaan sosial, kemampuan hidup bermasyarakat, pengetahuan tentang pelestarian
sumber daya alam, lingkungan hidup, dan mempunyai wawasan tentang perekembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
Misi kelompok MBB di Perguruan Tinggi membantu menumbuhkembangkan daya kritis, daya
kreatif, apresiasi, dan kepekaan mahasiswa terhadap nilai-nilai sosial yang :
2. Memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
serta
3. Ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya dan lingkungan hidup
secara arif.
Masalah-masalah sosial dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan sebagian besar masyarakat sebagai suatu yang tidak diinginkan atau tidak
disukai dan karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki. Sebagai contoh,
pedagang kaki lima selalu dianggap sebagai masalah sosial di kota-kota karena menjadi sumber
dari berbagai kekacauan lalu lintas yang akan menjadi sumber utama kejahatan yang mudah
terjadi.
Kalau ditelaah lebih lanjut, maka terlihat bahwa yang terutama ditekankan berkenaan dengan
pengertian masalah-masalah sosial tersebut adalah adanya kondisi atau suatu keadaan tertentu
dalam kehidupan sosial masyarakat yang bersangkutan. Kondisi atau keadaan sosial tertentu
sebenarnya merupakan hasil dan proses kehidupan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan-
kebutuhan jasmaniah, dan kebutuhan-kebutuhan kejiwaan.
Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia menggunakan kebudayaan sebagai
model-model petunjuk sebagai resep-resepnya didalam mengusahakan lingkungan alam dan
sosialnya yang diwujudkan dalam kehidupaan sosial di masyarakat.
Prof. Dr. Harsja Bachtiar (dalam Abdulkadir, Muhammad, 2005:1) yang mengelompokkan ilmu
dan pengetahuan menjadi 3 (tiga) yaitu :
Pengetahuan Budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang
bersifat duniawi. Yang termasuk kelompok ini antara lain : filsafat, seni, sejarah, antropologi
budaya, hukum, agama, dan lain-lain.
Istilah sosial budaya merupakan bentuk gabungan dari istilah sosial dan budaya. Sosial dalam
arti masyarakat, budaya atau kebudayaan dalam arti sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat. Sosial budaya dalam arti luas mencakup segala aspek kehidupan. Dalam hubungan
ini, pengertian sosial budaya mencakup dari dua segi utama kehidupan manusia.
1. Segi Kemasyarakatan
Pengertian kemasyarakatan pada hakikatnya adalah merupakan pergaulan hidup manusia dalam
kehidupan bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan,
dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu kelompok sosial.
2. Segi Kebudayaan
Kebudayaan merupakan totalitas cara hidup yang manifestasinya tampak dalam tingkah laku
yang terlembagakan. Hakikat budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan
manusia dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta
merupakan kekuatan pendukung dan penggerak kehidupan.
Bentuk sosial budaya, artinya setiap kelompok sosial budaya mempunyai batas-batas yang telah
ditentukan berdasarkan tipe kelompok, yang membedakannya dengan kelompok yang lain. Tipe
kelompok dibedakan lagi antara yang tradisional alamiah dan yang modern. Tipe kelompok
alamiah didasarkan pada kesatuan geografis, ikatan perkawinan, dan hubungan darah, sedangkan
tipe kelompok modern didasarkan pada kepentingan yang sama dan keahlian profesional.
Dengan demikian ada 4 (empat) macam tipe kelompok sosial budaya yaitu :
1. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kesatuan geografis, seperti desa, kota,
daerah aliran sugai, daerah pantai, dan daerah pegunungan.
2. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan ikatan perkawinan dan hubungan darah,
seperti keluarga dan keluarga besar.
3. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kepentingan yang sama, seperti Koperasi,
Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Yayasan.
4. Tipe kelompok sosial budaya kesakliah profesional, seperti kelompok profesi dan
kelompok pengusaha.
Berdasarkan hakikat keilmuan, maka tujuan ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian dari
kehidupan masyarakat adalah :
Berpangkal dari tujuan pembelajaran mata kuliah ilmu sosial budaya dasar, maka ada 2 (dua)
permasalahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup pembahasan, yaitu :
Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan berkeseimbangan
yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Masa dalam kehidupan manusia dapat dibagi
dua, yaitu masa prasejarah ( masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal
tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal tuisan). Ada dua produk revolusioner
hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu :
1. Penemuan roda untuk transportasi Pada mulanya, roda hanya digunakan untuk
mengangkat barang berat di atas batang pohon.
2. Bahasa, Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran
seseorang kepada orang lain.
Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (palaeolitikum),
zaman batu tengah/madya (mesolitikum), dan zaman batu baru.
2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian hidup yang
terdiri atas :
a) Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana
(tadisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).
b) Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.
c) Masa kemahiran teknik atau perundingan, meliputi tradisi semituang perunggu
dan tradisi semituang besi.
A. Pengertian Pemuda
Pada dua dekade yang lalu, terminologi pemuda selalu memiliki maka ideologis. Pemuda
bukanlah sebuah gugus gagasan yang hanya dibatasi oleh persoalan umur semata. Pemuda,
sebagai sebuah konsep, memiliki dimensi politis. Bennedict Anclerson, misalnya, menyebut
bahwa defenisi “pemuda” selalu dikaitkan dengan dimensi politik.
Bila generasi muda sebelumnya diklasifikasikan sebagai lapisan masyarakat yang digambarkan
sebagai contoh generasi yang diisi oleh sosok-sosok yang penuh idealisme, berani berkorban,
berani menderita, dan menjadi pelopor setiap perubahan sosial ataupun politik untuk kepentingan
bangsanya, maka generasi muda sekarang memiliki sosok yang sangat lain. Keunikan atau ciri
khas pemuda sekarang yang lain adalah sikap pragmatisme. Persoalan keuangan dan karir adalah
persoalan paling utama bagi generasi muda saat ini. Selain tantangan berbeda yang dihadapi
pemuda saat ini, beragamnya referensi sebagai dampak dari kemajuan teknologi dan luasnya
pergaulan mereka juga membuat cara pandang atau sikap mereka dalam menghadapi berbagai
persoalan yang ada mejadi berbeda.
B. Pendidikan Karakter
Pendidikan bisa dikatakan berkarakter apabila melibatkan berbagai macam komposisi niai (nilai
agama, nilai moral, nilai-nilai umum, dan nilai-nilai kewarganegaraan). Secara detail pendidikan
karakter memiliki nilai-nilai sebagai berikut :
Nilai keutamaan. Manusia memiliki nilai keutamaan kalau ia menghayati dan melaksanakan
tindakan-tindakan yang utama, yang membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Sejarah
mencatat, sejak zaman kolonial, bangsa Indonesia menempatkan nilai keutamaan, seperti
kesatuan dalam kehidupan bersama sebagai sebuah bangsa sebagai nilai utama yang
diperjuangkan.
Nilai keindahan. Pada masa lalu, nilai keindahan ditafsirkan terutama pada keindahan fisik,
berupa hasil karya seni, patung, bangunan, sastra dan lain-lain. Nilai keindahan dalam tataran
yang lebih tinggi menyentuh dimensi interioritas manuia itu sendiri yang menjadi penentu
kualitas dirinya sebagai manusia. Bangsa Indonesia sejak dahulu memiiki rasa religiositas, rasa
seni yang tinggi. Oleh karenanya, pengembangan nilai-nilai keindahan bukan hanya merupakan
sebuah proses berproduksi, dalam arti bukan meghasilkan sebuah obyek seni saja, namun juga
pengembangan dimensi interioritas manusia sebagai insan yang memiliki kesadaran religius yang
kuat.
Nilai adil. Jika ingin berbuat adil, manusia harus bekerja. Penghargaan atas nilai kerja inilah
yang menentukan kualitas diri seorang individu.
Nilai cinta tanah air (patriotisme). Pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai patriotisme
secara mendalam tetaplah relevan, mengingat ikatan batin seseorang senantiasa terpaku pada
tanah tumpah kelahirannya, dan ibu pertiwi yang membesarkannya.
Nilai demokrasi. Kebersamaan berpikir dan menyampaikan pendapat merupakan harga mati bagi
masyarakat yang demokratis. Kehidupan sosial menjadi lebih baik dan beradab ketika terdapat
kebebasan utuk berpikir dan menyampaikan pendapat.
C. Menuju Pendidikan Berkarakter
Keteladanan. Keteladanan memang menjadi salah satu hal yang klasik bagi berhasilnya
sebuah tujuan pendidikan karakter. Konsistensi dalam mengajarkan pendidikan karakter tidak
sekedar melalui apa yang dikatakan melalui pembelajaran di dalam kelas, melainkan nilai itu
tampil dalam diri sang guru, dalam kehidupannya yang nyata di luar kelas. Karakter guru
menentukan (meskipun tidak selalu) warna kepribadian anak didik.
A. Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata “budaya” yang berasal dari kata Sansekerta “budhayah”, sebagai
bentuk jamak dari buddhi, yang berarti budi atau akal. Kebudayaan adalah hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal. Koentjaraningrat memberikan pengertian kebudayaan
sebagai “keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu”. Jadi kebudayaan merupakan produk
budaya.
a. Wujud kebudayaan
Ralp Linton, membanginya menjadi wujud phisik dan non phisik sedangkan
Koentjaraningrat membaginya kedalam tiga wujud, yaitu wujud ideal yaitu : kompleks, ide-ide,
gagasan, nilai-niai, norma-norma, peraturan-peraturan dan sebagainya yang berfungsi mengatur,
mengendalikan dan memberi arah kepada kelakuan manusia serta perbuatan manusia dalam
masyarakat, maka sering disebut “adat tata cara”.
b. Wujud sistem sosial, yaitu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
c. Wujud kebudayaan fisik, yaitu benda-benda hasil karya manusia, misalnya pabrik,
komputer, candi Borrobudur dan lain-lain.
B. Perwujudan Kebudayaan
Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, apabila perwujudan budaya itu penekanannya pada
akal (mind), maka akan menimbulkan tingkat peradaban yang berbeda. Mind selalu dihubungkan
dengan civilization, bukan culture, maka ada yang disebut peradaban tinggi dan peradaban
rendah, karena alat ukurnya adalah akal dan pikir manusia.
Sedangkan apabila perwujudan budaya itu penekanannya pada ketiga unsur (akal,
perasaan dan kehendak) secara bersamaan maka akan timbul tingkat kebudayaan yang berbeda,
maka ada kebudayaan tinggi, ada kebudayaan rendh karena diukur dengan faedahnya bagi
manusia. Dengan demikian akan terjadi, walaupun peradabannya tinggi, belum tentu mempunyai
kebudayaan yang tinggi, begitu pula sebaiknya, belum tentu masyarakat yang mempunyai
peradaban rendah, pasti kebudayaannya rendah pula.
C. Sistem Nilai Budaya
Nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk. Konsep-konsep tentang
nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, membentuk sistem nilai
budaya. Sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia, dalam
tindakan yang paling abstrak. Sistem-sistem tata kelakuan yang tingkatannya lebih kongkret,
seperti aturan-aturan khusus, hukum, norma-norma, semuanya berpedoman pada sistem budaya
itu.
Ahli Antropologi Kluckhohn, membagi sistem nilai budaya kedaalam 5 (lima) masalah :
A. Pengantar
Kasih sayang sudah dikenal sejak lahir dan bahkan sejak anak ada dalam kandungan. Kasih
sayang berkembang seirama dengan perkembangan anak menuju ke kedewasaan. Dalam
hidupnya kadang-kadang kasih sayang ini ternoda oleh perbuatan-perbuatan keji yang
berlawanan dengan perbuatan kasih sayang.
B. Pokok Bahasan
Cinta kasih merupakan paduan dua kata yang mengandung arti psikologis yang dalam, yang sulit
didefenisikan dengan rangkaian kata-kata. Mungkin dapat diberi arti tertentu apabila sudah
diwujudkan dalam tingkah laku manusia terhadap manusia lainnya, atau terhadap alam
sekitarnya, atau terhadap Tuhan.
Cinta kasih yang bersumber pada unsur rasa, yang merupakan ungkapan perasaan, didukung oleh
unsur karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan dipertimbangkan dengan akal yang
menimbulkan tanggung jawab. Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih sayang kemesraan,
belas kasihan, pengabdian.
Apabila dirumuskan secara sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan
belas kasihan dan pegabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab.
c. Ungkapan Cinta
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa cinta kasih adaah ungkapan perasaan yang
diwujudkan dengan tingkah laku, seperti dengan kata-kata atau pernyataan, dengan tulisan,
dengan gerak, atau dengan media lainnya. Ungkapan dengan kata-kata atau pernyataan, misalnya
aku cinta kamu, tidurlah sayang, jauh dimata dekat dihati, cintaku dikampus biru. Ungkapan
dengan tulisan misalnya, surat cinta, surat ibu kepada putri tersayang. Ungkapan dengan gerak,
misalnya salaman, pelukan, ciuman, dan rangkulan. Sedangkan dengan media, misalnya
setangkai bunga, benda kado dan lain-lain. Cinta kasih adalah kebutuhan kodrati manusia, yang
merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan manusia.
Cinta kasih antara pria dan wanita merupakan titik awal timbulnya keluarga sebagai unit
masyarakat terkecil dan berkembangbiak umat manusia di muka bumi ini. Cinta kasih antara pria
dan wanita yang sudah dewasa (akil balik) merupakan kodrat yang tidak dapat dipungkiri, dan
harus ada. Dasar cinta kasih ini timbul perpaduan hidup antara pria dan wanita yang harmonis
dalam bentuk perkawinan yang dihargai oleh agama, hukum, dan oleh masyarakat. Cinta kasih
tulus antara satu sama lain dalam ikatan perkawinan yang harmonis dilandasi oleh perasaan
sayang, kemesraan, yang merupakan kunci kebahagiaan. Dalam hubungan cinta kasih antara pria
dan wanita, kemesraan yang diutamakan, kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih
sayang yang mendalam.
Cinta kasih antara sesama manusia dilandasi oleh rasa belas kasihan. Balas kasihan ini timbul
karena ada penderitaan yang dialami manusia. Penderitaan ini mengandung pengertian yang luas,
misalnya penderitaan karna bencana alam, bencana perang, karna sakit,karna sudah tua, karna
yatim piatu, dan lain-lain.
Cinta kasih yang dilandasi belas kasihan yang merupakan dasar untuk menciptakan
kebersamaan, perdamaian, dan saling menghargai. Apabila dalam hidup manusia, cinta kasih
sudah memudar atau menghilang dari lubuk hatinya, maka akan timbul takabur, kekejaman,
kepuasan yang tiada tara, nafsu setan merajalela, nilai-nilai kemanusiaan diinjak-injak. Lihat saja
contohnya terjadi perkosaan wanita, perkosaan hak asasi, ras diskriminasi di Afrika Selatan.
Cinta kasih dengan Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia adalah
makhluk ciptaan Tuhan, karna itu manusia merasa takut kepada Tuhan. Jika manusia
mengabaikan perintah Tuhannya, ia akan memperoleh murka. Untuk itu manusia menaruh cinta
kasih kepada Tuhannya untuk wujud cinta kasih kepada Tuhan ialah pengabdian pemujaan atau
sembayang.
Cinta kepada Tuhan menurut ajaran agama adalah takwa dan mengabdi kepada Tuhan artinya
menuruti perintahNya dan menjauhi laranganya. Pemujaan atau sembayang adalah bentuk
komunikasi ritual oleh manusia kepada TuhanNya.
Ada cinta terhadap sesama perpaduan dari cinta Agape dan cinta Philia. Cinta kepada sesama
dinamakan belas kasihan karna cinta ini bukan karna cakepnya, kayanya, cantiknya, melainkan
karena penderitaannya. Perbuatan atau sikap yang menaruh belas kasihan kepada orang lain,
adalah orang berakhlak. Rasa belas kasihan tidak terkandung unsur “pamrih.” Belas kasihan
yang kita tumpahkan, benar-benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas.
A. Pengantar
Prof. Subekti SH mengemukakan pendapat bahwa keadilaan itu berasal dari Tuhan, tetapi
manusia diberi kecakapan untuk meraba, atau merasakan keadaan yang dinamakan adil itu.
B. Keadilan
1. Pengertian keadilan
Contohnya: Dr sukartono dipanggil seorang pasien, Yah namanya. Sebagai seorang dokter ia
menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya, Yah menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya,
hubungan mereka berubah dan dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis yang saling
mencinta. Bila Dr. Sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan
komutatif.
Diantara tiga hak alamiah itu yang terpenting adalah hak akan hidup. Dari hak akan hidup
itulah kemudian muncul hak-hak yang lain, yang saat ini dinamakan azasi manusia.
Hak-hak yang timbul dengan adanya hak-hak azasi itu antara lain:
Hak-hak azasi kemudian pada tanggal 10 Desember 1948 ditulis dalam piagam yang memuat 30
pasal diterima sebagai “Universal Declaration of Human Right” (pernyataan sedunia tentang
hak-hak azasi manusia). Disamping mempunyai hak-hak azasi seperti diatas, menurut Thomas
Hobbes, manusia juga mempunyai sifat-sifat yang melekat pada dirinya, yaitu:
1. Cornpetifio, yaitu sifat untuk belum menguasai manusia yang lain, karena adanya
rasa takut dan khawatir ia tidak akan mendapatkan perhatian.
2. Defentio, yaitu sifat untuk mempertahankan diri dan membela diri. Sifat membela diri
ini merupakan cara dan jaminan untuk menyelamatkan dirinya.
3. Gloria, yaitu sifat untuk dihormati, disegani dan dipuji.
Berbicara masalah hak azasi manusia, tidak dapat terlepas dari masalah keadilan. Supaya
manusia dapat menerima hak-haknya dengan baik, maka perlu diterbitkan.
2. Kendatipun cenderung manusia untuk menolak perkosaan rasa keadilan tersebut bisa
dibilang sebagai suatu kecenderungan umum, akan tetapi ada kondisi-kondisi tertentu kadang-
kadang manusia juga tidak bisa menghindarkan diri dari praktek-praktek dari perkosaan rasa
keadilan tersebut. Ilusi yang sangat menarik barangkali bisa kita kutip dari kutipan cerpen
Bambang Istijab
A. Pengantar
Hidup manusia disamping sebagai makhluk Tuhan dan makhluk individu, juga
merupakan makhluk sosial hidup dalam lingkungan masyarakat. Didalam interaksi sosial
manusia diberi tanggung jawab, ia disamping memiliki hak juga memiliki kewajiban.
Seseorang mau bertanggung jawab karena adanya kesadaran atau keinsyafan atau
pengertian atas segala perbuatan. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi
bagian hidup manusia, bahwa setiap manusi dibebani dengan tanggung jawab.
B. Tanggung Jawab
Responsibility = having the character of a moral agent capable of determining one’s own acts;
capable of deterred by consideration of sanction of or consequences.
Kita dapati bahwa dalam kata “having the character” itu dituntut sebagai suatu keharusan
akan adanya pertangung jawaban moral karakter. Dalam falsafah hidup, nilai dari tanggung
jawab itu dijadikan sebagai salah satu kriteria dari kepribadian atau personality seseorang.
Dari segi filsafat, suatu tanggung jawab itu paling sedikit didukung oleh 3 (tiga) unsur,
yaitu :
a. Kesadaran = coscioness
b. Sadar berisi pengertian : tahu, kenal, mengerti, dapat memperhitungkan arti, guna sampai
kepada soal akibat daripada sesuatu perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang
baru dapat dimintai tanggung jawab, bila ia sadar tentang apa yang diperbuatnya.
Kecintaan = love, affestion
c. Cinta, suka menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesedihan untuk berkorban,
contoh : cinta tanah air.
Keberanian = courage, bravery
d. Berani berbuat berani tanggung jawab. Berani disini didorong oleh rasa keikhlasan, tidak
bersikap ragu-ragu, dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudian
sebagai konsekuensi dari tindak perbuatan.
Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang
dibuatnya. Atas dasar itu lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab :
Tanggung jawab itu dapat diketahui wujudnya apabila sudah dinyatakan dengan
perbuatan yang menghasilkan kematangan pribadi suasana keseimbangan atau keselarasan antar
manusia. Kesadaran artinya sengaja karena dikehendaki. Perbuatan itu berupa pemenuhan
kewajiban, pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab berarti memfungsionalkan sifat-sifat manusia untuk mempertahankan
nilai-nilai pribadi yang luhur, serta dapat menumbuhkan nilai harga diri manusia sebagai
manusia. Jadi tanggung jawab adalah keadaan manusia akan segala tingkah laku dan
perbuatannya.
3. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan yang baik yang berupa pikiran, pendapat atau pun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan mungkin kepada pimpinan, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu
ikatan dimana semuanya itu dilakukan dengan penuh ikhlas. Timbulnya pengabdian pada
hakekatnya adanya rasa tanggung jawab.
4. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban yang artinya memberikan secara ikhlas dalam wujud-
wujud tertentu seperti : harta, benda, waktu, tenaga pikiran bahkan mungkin nyawa demi
cintanya atau ikatannya dengan sesuatu demi kesetiaan, kebenaran.
5. Kesadaran
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa tahu atau ingat (kepada
keadaan yang sebenarnya), ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsan), siuman, bangun dari
tidur, ingat, tahu dan mengerti, misalnya rakyat telah sadar akan politik.
Jadi kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran dan perasaan dimana telah terbuka
tentang apa yang telah dikerjakannya. Namun dalam pengertian kesadaran dalam hal ini
hanyalah dibatasi pada kesadaran moral ini sangat penting bagi kehidupan manusia.
Kesadaran moral dikatakan merupakan keterbukaan hati atau pikiran akan menghargai hak-hak
dan kewajiban orang lain, untuk berbuat yang tidak melanggar hak dan kewajiban orang lain.
Kita lihat misalnya apa yang dialami Abdul Malik, pengacara yang menangani kasus
pembunuhan Kasinen di Sragen akhir tahun 1982 lalu. Usahanya untuk menjadikan pembela
keluarga Sucianto, pelaku pembunuhan itu berbuntut dengan mengalirnya berbagai surat kaleng
yang kesemuanya mengancam dan mengancam jiwanya.
Bab VIII : Manusia dan Penderitaan
A. Pengantar
B. Penderitaan
1. Pengertian Penderitaan
Penderitaan mempunyai kata dasar derita yang berasal dari kata dhra (Bahasa
Sansekerta), yang berarti menahan atau menanggung. Penderitaan adalah beban phisik atau jiwa
manusia yang dapat menekan diri manusia. Pendapat Franklien J. Meine menyatakan bahwa
penderitaan (suffering) adalah keadaan yang berhubungan dengan rasa sakit, tak menyenangkan
hati, menderita rugi, dan suka menderita. Penderitaan manusia dalam kehidupan dapat disengaja
atau tidak disengaja. Semedi (bertapa) dengan tanpa makan, minum dan bertempat di tempat
sunyi, berpuasa bagi orang Islam dan lain-lain. Tetapi sebagian besar penderitaan tidak disengaja
oleh manusia. Misalnya bencana kelaparan, wabah penyakit, gangguan, gangguan keamanan,
kecelakaan dan lain-lain.
2. Sumber Penderitaan
Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai banyak dimensi yang semua dimensi
merrupakan satu kesatuan utuh. Ini menurut pandangan monopruralisme, yang memandang
manusia banyak aspek sebagai satu kesatuan yang monodualis. Manusia mempunyai dimensi-
dimensi kebendaan (alam), individu, sosial, jiwa, Tuhan dan sebagainya.
Agar mempermudah untuk memahami hubungan dimensi manusia dan kebutuhan
manusia disini disederhanakan berbagai dimensi daan kebutuhan itu hanya dibedakan atas aspek
kejasmanian (phisik), kejiwaan (psikis), dan sosial. Sehingga kebutuhan manusia cukup
dibedakan antara kebutuhan phisik, kebutuhan psikis, dan kebutuhan sosial.
1. Kebutuhan phisik (basic needs) meliputi makanan, minuman, bernapas, pakaian, tempat
tinggal, seks , kesehatan dan sebagainya.
2. Kebutuhan psikis (psichologizal needs) meliputi keindahan, kenikmatan, moral, ilmu
pengetahuan, religious, dan sebagainya.
3. Kebutuhaan sosial (social needs) meliputi pergaulan, kekeluargaan, persahabatan,
berkelompok,berkomunikasi dan sebagainya.
Misalnya: pembantu rumah tangga yang diperkosa majikannya,anak tiri disiksa ibu tiri,seorang
anak yang tidak mau mengakui ibu kandungnya,akibat perang Irak-Iran,perceraian oranng tua.
Penderitaan ini merupakan azab dari Tuhan pada diri manusia atau kutukan Tuhan karena dosa-
dosa manusia. Misalnya tenggelamnya raja Fir’aun,derita Nabi Ayub,bencana alam misterius.
3. Rasa sakit
Rasa sakit adalah rasa tidak enak bagi penderitanya. Rasa sakit dapat ditimbul karena
adanya gangguan pada organ tubuh manusia atau karena suatu penyakit. Misalnya sinar yang
menyilaukan menyebabkan rasa sakit pada mata, penyakit rheumatik menimbulkan rasa sakit
penderitaan pada persendian dan tulang.
Rasa sakit dan penyakit manusia dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan tiga macam, yaitu
sakit phisik, sakit syaraf (jiwa) dan sakit hati. Ketiga penyakit bisa merupakan rangakaian rasa
sakit pada manusia.
a. Sakit phisik
Rasa sakit phisik adalah perasaan tidak enak pada manusia. Dimana organ tubuh manusia
mengalami sakit dapat diperiksa (siamati) secara jelas melalui cara medis kedokteran.
Secara ilmiah sakit syaraf diistilahkan neourosis, sedangkan sakit jiwa diistilahkan psikosis.
Sakit syaraf merupakan ketidak atau kurang normalnya fungsi sel-sel syaraf dalam melakukan
tugasnya.
Sakit jiwa orang menyebutnya gila, dimana suatu keadaan kurang atau tidak normalnya fungsi-
fungsi kejiwaan antara lain mengingat, mengamat, mengkhayal (fantasi), menghapal,
menyimpan kesan dan sebagainya. Dengan demikian saraf dapat mengakibatkan kurang
normalnya fungsi-fungsi jiwa seperti diatas. Sehingga saraf dapat mengakibatkan sakit jiwa.
Baik saraf maupun sakit jiwa sering ditunjukkan dengan gejala-gejaa gangguan dengan
simtoma penyimpang perilaku manusia. Simtoma-simtoma itu antara lain sebagai berikut :
1) Gangguan pengamatan
a. Astenia : gangguan pada syaraf peraba dalam menerima stimulus melalui kulit,
misalnya tidak merasakan panas, dingin, dan kehalusan.
b. Agnosia : gangguan pada syaraf indera, sehingga mata tidak dapat berfungsi
untuk melihat
c. Illusi : kesesatan persepsi dengan menerima bayangan atau pesan yang
menyesatkan, misalnya fatamorgana dipadang pasir dikira sumber air.
d. Hallusinasi : kesalahan pengamatan dengan mengkhayal bayangan seolah-olah
ada stimulus, misalnya orang merasa dikejar-kejar orang lain, orang yang baru
membunuh orang lain merasa dikejarkejar almarhumnya.
3) Sakit Hati
Manusia dapat menderita sakit hati karena setiap orang merasa mempunyai harga diri dan
rasa iri serta dengki. Misalnya diejek, tidak dipedulikan, dicacimaki.
4) Siksaan
5) Neraka
Siksaan yang lebih megerikan lagi adalah siksaan di akirat yang sering disebut siksaan
kubur. Kehidupan neraka digambarkan kehidupan yang penuh siksaan daRI Tuhan Yang Maha
Esa.
Setiap orang yang menghadapi penderitaan akan berusaha untuk melepaskan diri dari
penderitaan. Manusia dalam melepaskan penderitaan dihadapkan pada dua kemungkinan
alternatif antara sikap negatif dan sikap positif. Dengan demikian cara menghadapi penderitaan
dengan sikap positif dapat dilakukan dengan cara :
a. Penyesalan perbuatan
b. Bertobat dihadapan Tuhan Yang Maha Esa
c. Inisiatif
d. Kompensasi
C. Contoh dalam Kehidupan
1. Derita menimpa orang tak memilih siapa saja kalau Tuhan ingin menimpakan, tidak dapat
ditolak, seperti halnya pesawat Fokker 28 milik Garuda di Branti, Tanjung Karang, Lampung.
A. Pengantar
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”, artinya tidak rasa tidak tenteram hati,
kurang tenang, tidak sabar lagi, merasa cemas, dan khawatir. Kegelisahan hanya dapat diketahui
dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu.
Kegelisahan itu timbul karena perbuatan sendiri atau karena perbuatan atau keadaan dari luar diri
manusia, yang memberi pengaruh psikologis yang merugikan terhadap harta kekayaan.
Kegelisahan pada dasarnya dapat terjadi karena suasana yang tidak pasti (ketidakpastian), karena
merasa terasing ( keterasingan), perasaan sepi (kesepian), dan ancaman utilmatum terhadap diri
maupun terhadap milik seseorang. Kegelisahan artinya keadaan perasaan yang tidak tenteram,
keadaan perasaan yang tidak tenang, keadaan perasaan yang tidak sabar lagi, keadaan perasaan
yang cemas dan khawatir. Kegelisahan bersumber pada unsur rasa dalam diri manusia, jadi
bersifat psychologis/kejiwaan.
B. Kegelisahan
1. Jenis-jenis Kegelisahan
a. Kecemasan Obyektif
Sering pula dinamakan kecemasan kenyataan, yaitu kecemasan yang disebabkan adanya
bahaya dari luar, misalnya anak sakit dalam keadaan koma, kemungkinan anaknya diculik,
dan lain-lain.
a. Kecemasan Neurotik
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah (syaraf). Kecemasan
ini disebabkan karena :
Rasa iri, dengki, benci, dendam dan sebagainya itu merupakan sebagian dari pernyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat, maka sering alasan untuk iri, benci,
dendam, dan sebagainya itu kurang dapat dipahami orang lain. Adapun sebab-sebab orang
gelisah pada hakikatnya takut kehiangan hak-haknya. Usaha-usaha untuk mengatasi
kegellisahan, pertama-tama harus dimulai dari diri sendiri, yaitu harus bersikap tenang.
a. Ketidak pastian
Ketidakpastian berasal dari kata “tidak pasti’, artinya tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak
tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Keadaan semacam ini lebih kuat tertuju
pada status, nama baik, martabat seseorang, yang menyentuh nilai kemanusiaannya, sehingga
dirasakan akan merugikan haknya. Ketidakpastian tentang lulus atau tidak dalam ujian Sarjana
yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah.
b. Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata “terasing”, artinya tersisih, terpisah, terpencil, dari pergaulan
masyarakat baik-baik.
A. Pengantar
Setiap manusia yang normal mempunyai cita-cita atau harapan dalam hidupnya. Ini berarti
bahwa ia ingin hidup dengan segala kesadaran ingin membina hidupnya agar selalu meningkat
martabat nya. Dalam istilah teknis psikologis hal itu disebut” Merealisasikan diri ( self
relazation), artinya manusia berusaha mengembangkan dirinya, sehingga hidupnya selalu
meningkat dan lebih baik serta dapat membantu memperkaya lingkungannya. Kepercayan
manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa mempengaruhi pandangan dan harapannya terhadap hari
kemudian.
B. Pokok Bahasan
Harapan yang sangat mendalam dapat menumbuhkan apa yang disebut keinginan. Harapan
berasal dari kata “harap” yang berarti keinginan sebelum sesuatu itu terjadi. Yang mempunyai
harapan itu hati, jadi putus harapan berarti putus asa. Contoh : seseorang mahasiswa yang selalu
memperhatikan dosennya, mengerjakan semua tugas yang diberikannya, selalu hadir setiap kali
kuliah dengan harapan memperoleh nilai yang baik. Perbuatan atau tindakan yang mengandung
motif, merupakan tindakan yang mempunyai pengharapan, artinya bahwa tindakan-tindakan itu
tujukan pada suatu titik sasaran akhir, suatu hasil sebagai imbalannya, imbalan dari segala
usaha, jerih payah yang telah dilakukannya. Harapan selalu dilatarbelakangi oleh kehidupan
yang berfokus pada kebutuhan hidup, yang bertujuan untuk menciptakan kemakmuran,
kesenangan, kebahagaian dan kebaikan.
2. Percaya diri
Kemampuan yang mendukung usaha atau perjuangan untuk membangkitkan sikap “percaya diri”
kemampuan meliputi kemampuan fikiran dan kemampuan fisik. Dengan kemampuan fikiran dan
kemampuan fisik, manusia dapat meramalkan dan merencanakan secara sempurna usaha dan
perjuangan yang ditempuhnya dalam mewujudkan keinginan.
Untuk mencapai keberhasilan apa yang diharapkan, kesulitan-kesulitan yang menghadang harus
diatasi, dengan cara membangkitkan kemampuan yang berarti memupuk sikap percaya diri dan
membangkitkan gairah atau semangat kerja. Cara mengingkatkan kemampuan ini adalah:
ANALISIS
Sudibyo, Lies MH, dkk. 2013. Ilmu Social Budaya Dasar. Yogyakarta : C.V ANDI
OFFSET.