Anda di halaman 1dari 5

TATA CARA LAPORAN BACAAN

Laporan Bacaan cukup diuraikan dalam satu sampai dua halaman saja yang terdiri atas tiga
paragraf dan berspasi 1,5.

Format laporan bacaan adalah sebagai berikut:

JUDUL (bukan judul teks atau buku yang dilaporkan)


NAMA PENULIS/MAHASISWA pembuat laporan dan nomor mahasiswa
DATA PUBLIKASI
- judul teks/buku - nama pengarang - kota dan nama penerbit - tebal buku
PENDAHULUAN
- hal yang menjadi masalah
- kaitan teks atau buku dengan permasalahan

ISI
- ikhtisar atau kutipan yang akan disumbangkan pada makalah kelompok

PENUTUP
- pendapat penulis mengenai bacaan yang disampaikannya.

Langkah-langkah pembuatan laporan bacaan sama dengan


langkah-langkah pembuatan ringkasan dan ikhtisar.
(1) Membaca teks yang dibutuhkan. Teks dapat diambil dari buku, artikel, atau internet.
(2) Menandai atau mencatat bagian-bagian yang dianggap penting.
(3) Menyusun laporan tugas mandiri. Usahakan untuk menggunakan kata-kata sendiri.
Beri tekanan pada kepentingan kutipan atau ikhtisar itu dengan permasalahan yang dihadapi.

Laporan tugas mandiri akan lebih lengkap jika tidak hanya merupakan kutipan atau ringkasan
dari sebuah teks atau buku. Sebaiknya, laporan itu merupakan sebuah sintesis dari beberapa teks
atau buku yang telah dibaca. Pada laporan tugas mandiri seperti itu, ketentuan cara pengutipan
berlaku pula.

Contoh LTM yang pernah saya buat sebagai berikut:

LTM XXXXX

Nama Mahasiswa

NPM

Penerapan Akhlak dalam Politik

Kasus : Fenomena Politik Dinasti dalam NKRI

Pokok Bahasan : Penerapan Akhlak dan Budi Pekerti dalam Kehidupan sehari-hari

Buku Acuan : Buku Ajar II - Manusia, Akhlak, Budi Pekerti, dan Masyarakat.

Pengarang Buku : Zakky Mubarak, Husmiaty Hasyim, Ismala Dewi, dan Ari Harsono.

Data Publikasi Buku : Badan Penerbit FKUI, Cetakan Kedua, Agustus 2010.

A. Subtopik pembahasan dari buku acuan

Akhlak dan budi pekerti di aplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Pengaplikasian
itu berguna bagi diri seseorang sebagai kehidupan pribadi, kehidupan sosial ataupun politik
Penerapan akhlak dan budi pekerti, sangat penting dalam pengembangan iptek dan seni. Dalam
penerapannya, ternyata banyak dijumpai masalah. Permasalahan tersebut, diharapkan dapat
dihindari secara maksimal atau kalau tidak, dapat diminimalisir melalui kesadaran individu
terhadap nilai akhlak dan budi pekerti dengan pembekalan suatu kemampuan cerdas untuk bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang terpuji dan mana yang tercela,
sekaligus dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai bangsa dan negara yang terbuka, serta terletak di posisi yang strategis di tengah
percaturan dunia, maka tantangan yang dihadapi tidak hanya datang dari dalam, tetapi juga
datang dari luar. Masyarakat di Indonesia seperti juga masyarakat lain di seluruh dunia,
merupakan masyarakat majemuk dan global, terdiri dari berbagai macam ras, suku, agama,
golongan, adat istiadat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan
oleh adanya perbedaan dari sumber kepercayaan, keyakinan, ajaran, adat istiadat, etika, dan
moral. Perbedaan itu seharusnya diarahkan untuk mendatangkan manfaat yang besar, misalnya:
(1) berlomba untuk mewujudkan kebaikan, (2) mengembangkan saling pengertian, (3)
mengembangkan pemahaman terhadap kelompok lain, (4) mengembangkan toleransi, (5)
mengembangkan kelapangan dada dalam menghadapi perbedaan-perbedaan yang terjadi.

Menjalin komunikasi dengan relasi itu penting. Yang amat perlu diwaspadai adalah menonjolnya
kepentingan politik pribadi, kepentingan ekonomi dan memperebutkan kedudukan dengan
mengatasnamakan agama atau suku tertentu. Hal ini sering dilakukan oleh oknum-oknum
tertentu dengan tujuan supaya mendapat dukungan yang luas. Dengan demikian, oknum itu telah
menyalahgunakan agama atau suku tertentu untuk kepentingan dirinya, dalam rangka
memperoleh kedudukan, meraih kehidupan ekonomi dan kemewahan duniawi.

Hubungan dan solidaritas sosial merupakan sarana untuk menjalin hubungan yang harmonis
antara sesama anggota masyarakat. Saling mengerti dan memahami tentang perbedaan
kesibukan, perbedaan profesi dan perbedaan pendidikan dan kemampuan, merupakan hal yang
sangat penting untuk menjalin kehidupan bermasyarakat. Dengan saling memahami dan
mengerti tentang status dan kedudukan masing-masing pribadi, akan berdampak pada timbulnya
tenggang rasa yang tinggi, sehingga persatuan dan persaudaraan akan terujud secara alami dalam
kehidupan mereka.

B. Opini Kasus

Politik dinasti menjadi gejala umum dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di berbagai
wilayah. Para kandidat pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah memiliki hubungan
keluarga dan mereka pun bersaing untuk meraih dukungan masyarakat. Memang, dalam aspek
prosedural tidak ada yang salah. Namun, partai politik sebagai pemegang kendali utama dalam
penetapan kepala daerah, ternyata tidak mampu menghasilkan regenerasi kepemimpinan secara
profesional. Dalam kondisi semacam ini, tentu saja rakyat yang akan dirugikan. Lalu muncullah
pertanyaan sebagai analisa masalah yaitu "apa upaya yang dilakukan sebagai wujud budi pekerti
nyata yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan dan menghindari masalah tersebut?"

Mengingat partai politik masih mengandalkan jaringan keluarga sebagai sumber kekuatan untuk
memengaruhi massa, maka upaya untuk menghilangkan politik dinasti pun sulit. Namun, dari
hasil diskusi home group 3 untuk kasus ini sebagai hipotesa ialah perlunya langkah konkret
untuk memangkas kekuatan politik dinasti dengan diberlakukannya ketegasan transparansi dalam
sistem politik yang dapat dilihat langsung oleh masyarakat dan bersikap objektif dan demokratis
hingga tidak menurunkan kapabilitas calon kepala daerah.

Mengapa saya membuat dua bagian saja dalam LTM ini?

Mengingat dosen saya pernah mengatakan DILARANG KERAS mengutip isi tulisan dibuku
yang kemudian diubah-ubah sehingga saya buatlah terpisah antara kutipan yang ada dibuku
dengan opini saya.

Mungkin cukup sekian, dan terima kasih atas partisipasinya mengunjungi blog ini.
salam

Anda mungkin juga menyukai