Dosen Pengampu :
Oleh :
NIM. 4181111046
2019
BAB I
PENDAHULUAN
RINGKASAN BUKU
1. IDENTITAS BUKU
Buku 1
Penulis : Koentjaraningrat
Halaman : 151
2. Ringkasan buku 1
A. Manusia
Manusia adalah mahluk hidup yang berbudaya yang terus meningkatkan cara untuk
memenuhi tuntutan kehidupannya. Manusia lebih unggul dari mahluk-mahluk lainnya karena
memiliki akal budi. Dengan akal dan budinya manusia menciptakan kebudayaan.
B. kebudayaan
1. model kebuyaan
2. Sistem Budaya
a) System Adaptif
b) Sistem Kognitif
c) Struktur Simbol
d) System Simbol
3. Perubahan Kebudayaan
Beberapa factor yang menyebabkan perubahan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Discovery dan Invention
Penemuan (Discovery) dan Pembaharuan (Invention) bisa berupa benda-benda seperti
roda, bajak, computer, dan bisa juga berupa tingkah laku atau gagasan seperti demokrasi
pembelian dan penjualan.
b. Difusi
Difusi mengandung pengertian sebagai pinjaman elemen-elemen kebudayaan baru dari
luar dan diintegrasikan kedalam kebudayaan kelompok penerima. Pinjaman ini bisa
megakibatkan lompatan kebudayaan, namun bisa juga berakibat fatal.
c. Akulturasi
Akulturasi bisa mirip dengan difusi yang juga pijaman. Bedanya, jika difusi meminjam
kebudayaan secara sukarela, akulturasi lebih cenderung meminjamkan kebudayaan dengan
cara memaksakan.
d. Revolusi
Revolusi adalah proses perubahan yang berlangsung secara drastic dan cepat. Biasanya
disertai dengan pemberotakan.
4. Persoalan-persoalan Kebudayaan.
Demikian luasnya cakupan kebudayaan semakain banyaknya persoalan-persoalan
tingkat detilnya, dan tak habis-habisnya untuk dikaji. Namun ada dalam dua permasalahan
yang lebih penting dikaji secara bersama-sama yaitu globalisasi dan semakin pluralnya
kehidupan dunia yang mengarahkan pemikiran-pemikiran kepada wacana multikulturalisme.
5. Globalisasi
Globalisasi adalah keadaan yag ditandai dengan semakin intesifnya hubungan-
hubungan social masyarakat dunia.
a. Nilai Positif Globalisasi
Lewis dan Harris mendefenisikan globalisasi sebagai “konvergensi ekonomi dan difusi
inovasi. Defenisi ini menyiratkan bahwa praktik-praktik ekonomi dan motivasi dari berbagai
Negara akan menjadi lebih mirip satu sama lain dan inovasi pengetahuan akan mengalir dari
Negara-negara maju ke Negara yang ekonominya dianggap kurang maju.
Dari sisi kerohanian, Robert A.Sirico, 2009, menjelaskan globalisasi sebagai paradigm
baru yang menghubungkan keluarga manusia satu sama lain. Kemajuan teknologi telah
menigkatkan kemajuan masyarakat dalam berkomunikasi dan transportasi semakin cepat dan
radikal.
b. Resiko Globalisasi
Globalisasi yang dibentuk oleh jaringan system local yang memfasilitasi pertukaran
informasi, barang, modal, dan tenaga kerja yang sangat berstruktur jaringan, sangat rentan
terhadap dampak parah akibat dinamika social-politik dari system local. Resiko seperti ini
lazim terjadi pada system keuangan global yang dibentuk oleh jaringan local lembaga
keuangan independen.
c. Adaptasi Terhadap Globalisasi
Tidak ada Negara yang mampu berdiri sendiri dalam mencukupi kebutuhannya.
Indonesia perlu devisa. Sumber daya manusianya tidak mampu mengelola sumber daya alam.
Investor asing di undang untuk mengeksploitasi sumber daya tersebut.
d. Megendalikan Globalisasi
Agar tidak memperoleh efek yang merugikan dalam pelaksanaan globalisasi
diperlukan upaya pengendalian yang seksama. Pertemuan pemerintah antarnegara
untukmengenalikan globalisasi dianggap perlu dilakukan. Pertemuan G20 (20 negara) pada
dasarnya adalah usaha yang terorganisir untuk mengendalikan proses globalisasi yang
mempengaruhi setiap individu Negara termasuk Indonesia.
e. Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antar budaya memiliki banyak definisi namun pada dasarnya adalah
orang-orang dari berbeda latar belakang budaya berusaha untuk berkomunikasi untuk bekerja
bersama-sama. Tujuan komunikasi antar budaya adalah untuk membangun dan memahami
bagaimana orang-orang dan mengatasi perbedaan-perbedaan antar budaya dan membuatnya
lebih baik.
6. Multikulturalisme
Persoalan multikulturalisme perlu menjadi pusat perhatian dalam rangka membangun
suatu masyarakat yang terintegrasi. Sebagai sebuah ideology, multikulturalisme mengakui dan
mengagungkan kesederajatan dalam perbedaan antara kelompok yang dilihat secara budaya.
Ideology ini merupakan sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong dan terjadinya
pluralism budaya atau keanekaragaman berdasarkan perbedaan-perbedaan budaya sebagai
corak tatanan kehidupan masyarakat.
7. Masyarakat Majemuk
Sehubungan dengan wacana tentang masyarakat majemuk, perhatian para ahli telah
banyak berkisar pada kajian tentang etnisitas. Bart menjelaskan etnisitas sebagai organisasi
social askriptif yang berkenaan dengan asalmu asal para pelakunya.
1.Pengertian Peradaban
Dalam bahasa Indonesia, kata “peradaban” berasal dari kata “adab” yang berarti akhlak
atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti. Seseorang yang dikatakan beradab adalah apabila
ia dapat menunjukkan prilaku sopan dan mematuhi norma-norma yang berlaku di dalam
kehidupannya bermasyarakat.
Pengertian “peradaban” juga diartikan sebagai prilaku normative dalam konteks
masyarakat di mana cara hidup diperkotaan di anggap lebih unggul dari cara hidup “liar” atau
“barbar”. Konsep “peradaban” digunakan sebagai sinonim untuk superioritas kelompok
“budaya” (dan sering etis) tertentu.
2.Peradaban Klasik Kuno
Peradaban kuno sangat dipengaruhi oleh zaman pada periode antara 600 SM- 400 SM
dimana serangkaian orang bijak, nabi, agama dan filsuf reformasi, dari Cina, India, Iran, Israel,
dan Yunani, menubah arah peradaban selamanya.
3. Gugus Peradaban Dunia.
Peradaban dunia seoanjang masa dikelompokkan dalam beberapa gugus peradaban,
yaitu :
Gugus Mediterania
Gugus Timur Tengah
Gugus India Hindu dan Budha
Gugus Asia Timur
Gugus Asia Tenggara
Gugus Asia Tengah
Gugus Meso-Amerika
4.Identitas Budaya
Peradaban juga dapat menggambarkan identitas budaya dari suatu masyarakat yang
kompleks. Setiap masyarakat, baik yang dikatakan beradab maupun yang tidak beradab,
memiliki ide yang spesifik, adat istiadat, item tertentu dan seni, yang membuatnya unik. Dalam
hal seperti ini, peradaban lebih rumit dari budaya.
Suatu peradaban “manusia” akan menjadi ekspresi dan perluasan dua pilar “peradaban”
paling dasar yaitu bobot kejujuran yang di standarisiasi dan ukuran-ukuran moral konstitusi
kesehatan. Segala sesuatu yang lain, apakah teknologi, ilmu pengetahuan, seni, music, dll,
adalah dengan definisi ini dianggap sebagai komentar.
5. Peradaban dan Teori Sistem
Dengan menggunakan teori system, kelompok teoritisi lain melihat peradaban sebagai
suatu system yang kompleks, yaitu sebuahkerangka dimana sebuah kelompok objek yang dapat
dianalisis bekerjasama untuk menghasilkan beberapa hasil. Peradaban dapat dilihat sebagai
jaringan kota-kota yang muncul dari budaya pra-perkotaan, dan didefenisikan oleh ekonomi,
politik, militer, diplomatic, dan budaya interaksi diantara mereka. Setiap organisasi adalah
suatusistem social kompleks, dan peradaban adalah sebagai organisasi besar.
6. Masa Depan Peradaban
Beberapa ilmuwan lingkungan melihat dunia memasuki fase peradaban Planetary ,
yang dicirikan oleh pergeseran bebas dari terputunya Negara-bangsa dalam meningkatkan
konektivitas dunia global dengan lembaga-lembaga di seluruh dunia, tantangan lingkungan,
system ekonomi dan kesadaran.
Skala Kardashev mengklasifikasikan perdaban berdasarkan tingkat kemajuan
teknologi, terutama diukur oleh jumlah energy yang mampu dimanfaatkan dan membuat
ketentuan bagi peradaban yang jauh lebih berteknologi lebih maju daripada yang diketahui saat
ini.
7.Runtuhnya Peradaban
Peradaban tidak selalu langgeng dan maju atau meningkat dari waktu ke waktu. Dalam
sejarah dunia sering terjadi suatu peradaban besar runtuh dan diganti dengan peradaban baru
yang dimulai lagi dari awal, khususnya peradaban yang bersifat material. Banyak pendapat
yang telah diajukan tentang keruntuhan peradaban.
8.Peradaban dan Kritikan
Dengan berbagai alas an, peradaban telah dikritik dari berbagai sudut pandang.
Beberapa kritikus berkeberatan dengan semua aspek peradaban. Kritikus lainnya berpendapat
bahwa peradaban membawa campuran yang baik dan efek buruk.
Derrick Jensen (2006) mengkritik peradaban yang mengeksploitasi lingkungan.
Heinberg (2007) menyorotinya dari sisi pertanian intensif dan pertumbuhan perkotaan
cenderung menghancurkan peraturan peradaban dan habitat alami, serta menguras sumber daya
dimana di bergantung.
9.Modernisasi
Modernisasi sering dilawankan dengan tradisi. Menjadi moden adalah merubah tradisi
dan meninggalkan masa lampau, berarti meninggalkan cara-cara hidup masa lalu dan berusaha
mencari kesadaran baru dengan bentuk-bentuk ekspresif.
Menurut Katsoff (1992), hakekat tentang nilai umumnya ditinjau dari sudut pandang
kefilsafatan khususnya filsafat tentang nilai (Aksiologi). Nilai yang diamksud adalah sesuatu
yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.
B. Filsafat Niliai
Dalam kajian filsafat, persoalan nilai masuk dalam ranah filsafat nilai (aksiologi). Kata
aksiologi berasal dari kata Yunani axion (nilai) dan logos (teori) yang berarti teori tentang nilai.
Aksiologi menyelidiki hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan
(Kattsoff:1992). Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Secara garis besar, objek utama telaah
aksiologi adalah masalah etika dan estetika.
a. Etika
Etika adalah filsafat moral. Cabang filsafat khusus yang mengkaji tentang masalah baik
atau buruknya tindakan seseorang. Penilaian baik atau buruknya sesuatu tergantung kepada
anutan paham yang dianut si penilai. Seorang yang berfaham hedonis, akan melakukan
penilaian berdasarkan standar kenikmatan jasmaniah. Pihak lain yang berfaham eudaemonis
menekankan kepda kebahagiaan batiniah. Kaum utilitarianisme menekankan kepada kegunaan
praktisnya, penganut paham teleologisme menilai sesuatu berdasarkan tujuannya, dan
penganut deontologisme menekankan kepada kewajiban.
b. Estetika
Estetika adalah filsafat tentang keindahan yang membahas masalah indah atau tidaknya
fenomena alam atau produk ciptaan manusia. Sebagai ranah filsafat, pengertian keindahan
tidaklah tunggal, Seorang dapat merasakan adanya keindahan dan suatu bentuk, baik bentuk di
alam maupun bentuk karya manusia. Tetapi orang lain tidak menilainya seperti itu.
3. Jenis-jenis Nilai
Bahm ; (1984:51) menjelaskan 5 jenis nilai yaitu : Baik dan buruk (good and bad),
tujuan dan sarana (end and means), nilai subjektif dan objektif, nilai tersembunyi dan nyata
(apparent and real values), nilai actual dan potensial (actual and potential values), dan nilai
murni serta tidak murni (pure and mixed values).
Nilai – nilai pribadi berasal dari orang – orang atau sistem pada kelompok – kelompok
tertentu seperi kelompok budaya, agama, partai politik dan asosiasi. Nilai – nilai pribadi ini
tidak universal. Hanya ditentukan oleh keluarga, bangsa, sejarah generasi lingkungan yang
mempengaruhi pikiran, perasaan dan tindakan. Setiap individu memiliki konsep nilai yang
unik, yaitu pengetahuan pribadi akan nilai – nilai yang sesuai gen, perasaan dan pengalaman
mereka sendiri.
Essential life skill, 29 Juli 2014, mengemukakan 4 kategori dari sistem nilai pribadi yaitu :
- Nilai pribadi dengan sifat – sifat yang dapat dilihat bahwa seseorang layak bercita – cita
untuk memperoleh sesuatu dan hal tersebut menentukan karakternya.
- Nilai spititual
- Nilai keluarga
- Nilai karir
a. Nilai Budaya
Nilai – nilai ini dimiliki oleh anggota kelompok dalam suatu masyarakat tertentu,
mengidentifikasikan objek, kondisi atau karakteristik bahwa anggota masyarakat dianggap
penting dan berharga.
Ada perbedaan klarifikasi antara nilai kognitif dan pendidikan moral. Nilai kognitif
“menolong orang memperjelas untuk apa hidup mereka dan apa yang layak dikerjakannya.
Budaya yang berbeda mencerminkan nilai – nilai yang berbeda.
Essential life skils, 29 Juli 2014, selanjutnya menjelaskan bahwa, pada tradisi manapun ada
karakteristik nilai yang melampaui batas – batas sosial, ekonomi, dan agama. Beberapa
karakteristik niali tersebut adalah integritas, saling menghormati, loyalitas dan tanggung jawab.
Sikap hormat (respect) adalah sikap yang menghormati nilai – nilai dan martabat semua
orang dengan memperlakukan mereka secara adil dan sopan. Seseorang memperlakukan orang
lain dengan cara bagaimana mereka sendiri ingin diperlakukan.
Kesetiaan (loyalty) adalah komitmen dan kesetiaan kepada penyebab sesuatu. Seorang
atau sekelompok orang dapat diandalkan untuk berada didalam keadaan tertentu dan memberi
bantuan, baik ketika keadaan akan semakin sulit maupun keberuntungan semakin menurun.
d. Nilai Objektif
Nilai objektif adalah nilai yang melekat pada objek walaupun tanpa kehadiran subjek.
Ia tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Suatu perbuatan yang baik
adalah tetap baik walaupun tidak menguntungkan bagi orang yang menerima perbuatan
tersebut.
e. Nilai Intrinsik
Adopsi filsuf dari istilah “intrinsik” untu perbedaan ini mencerminkan suara teori
umum, sesuai dengan apa pun yang non instrumental yang baik pasti baik berdasarkan atas
sifat intrinsiknya. Gagsan ini di dukung oleg argumen almi bahwa : sesuatu disebut baik
hanya jika berhubungan dengan sesuatu yang lain, dengan non instrumental yang baik dan
yang dinilai baik hanya karena diperlukan dalm rangka untuk memperoleh hubungan
tersebut.
f. Nilai Ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah nilai yang berada diluar sesuatu yang dinilai. Nilai – nilai ini
umumnya timbul dari suatu perjanjian.
4. Moral
Dalam KBBI, moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas – batas suatu perbuatan,
kelakuan, sifat, dan perangai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut
maupun tidak patut.
- Prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk
Norma atau kaidah adalah petunjuk tingkah laku (perilaku) yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari – hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu
dengan disertai sanksi.
Sebagai individu manusia memiliki dorongan kehendak yang ingin dicapai dan
berkeinginan agar mereka bebas melaksanakan kehendaknya, tetapi sebagai anggota
masyarakat kebebasan tersebut harus dibatasi agar tidak merugikan pihak lain. Agar tidak
saling merugikan atau sebaliknya menghalangi kehendak seseorang, maka dibuat aturan –
aturan hidup bersama bermasyarakat. Aturan – aturan yang dibuat cenderung tidak
dilaksanakan jika tidak ada sanksi yang dibebankan kepada seseorang jika dia melanggar
aturan tersebut. Sanksi diupayakan setimpal dengan perbuatannya. Kesetimpalan sanksi
dengan perbuatan mencerminkan rasa keadilan. Aturan – aturan tingkah laku yang disepakati
bersama sangat terkait dengan apa yang disebut sebagai “hukum”.
6. Keadilan
Menurut Polemarchus keadilan adalah memberikan apa yang layak untuk orang lain.
Implikasi sederhana konsep keadilan ini mungkin bahwa “keadilan adalah berbuat baik kepada
teman dan membahayakan musuh. Ini juga merupakan pepatah tradisional dari moralitas
Yunani.
Menurut Plato, “Keadilan Individual” adalah kebajikan manusia yang membuat diri
mereka konsisten dan baik. Keadilan merupakan kesadaran sosial yang membuat hubungan
masyarakat internal menjadi harmonis dan baik.”
Aspek kedua konsep keadilan liberal menurut COOray (2-14) adalah seseorang tidak
boleh di hukum kecuali melakukan kesalahan. Ide dari kesalahan adalah benang emas yang
mengalir melalui tatanan hukum. Tapi seluruh hukum umum yang berkaitan dengan kejahatan,
kewajiban sipil dan hak milik ditandai dengan adanya anggapan bahwahukuman didasarkan
pada kesalahan mengandaikan perilaku yang dikenal dan pra standar yang mengikat
masyarakat yang sudah ada.
c. Pendekatan Proses
- Keberadaan undang – undang yang berfungsi untuk mempertahankan nilai – nilai dasar
membuktuikan bahwa keduanya dapat bekerja sama.
- Undang – undang dapat menyatakan apa yang dianggapnya sebagai pelanggaran yang
terang – terangan salah dan karena itu di hukum. Karena sering lewat penilaian
moralitas niat dan karakter seseorang memiliki ruang lingkup yang berbeda daripada
hukum.
- Undang – undang yang mengatur pelaksanaannya setidaknya sebagian melalui
ketakutan akan hukuman. Moralitas, ketika diinternalisasikan, telah menjadi kebiasaan
atau kedua seperti alam, mengatur perilaku tanpa paksaan. Orang yang saleh melakukan
hal yang tepat karena itu mulia untuk dilakukan.
- Moralitas dapat mempengaruhi hukum dalam arti bahwa ia dapat membuat tindakan
kelompok bermoral ilegal.
- Undang – undang dapat menjadi ungkapan moralitas umum dengan membuat kode di
jalan umum tentang prinsip – prinsip dasar perilaku yang diterima masyarakat.
1. Kesetaraan
Istilah gender diketengahkan oleh ilmuan sosial untuk menjelaskan mana perbedaan
perempuan dan laki – laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan mana yang
merupakan bentukan budaya yang merupakan bentukan budaya yang dikonstruksikan,
dipelajari dan disosialisasikan. Perbedaan ini sangat penting karena selama ini kita sering sekali
mencampuradukkan ciri – ciri manusia yang bersifat kodrati dan tidak beru1bah dengan ciri –
ciri manusia yang bersifat non kodrati yang sebenarnya bisa berubah atau diubah. Dengan
mengenali perbedaan gender sebagai sesuatu yang tidak tetap, tidak permanen, memudahkan
kita untuk membangun gambaran tentang realita relasi perempuan dan laki – laki yang dinamis
yang tepat dan cocok dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat.
2. Keseteraan dan keadlian Gender
Dengan PUG ini, pemerintah dapat bekerja lebih efisien dan efektf dalam memproduksi
kebijakan – kebijakan yang adil dan responsif gender kepada perempuan dan laki – laki atas
kesempatan yang sama, pengakuan yang sama, dan penghargaan yang sama di masyarakat.
Yang dimaksud dengan proses pengelolaan pendidikan adsalah keseluruhan proses dan
mekanisme pendayagunaan sumber daya pendididkan untuk mengatur jalannya sistem
pendidikan nasional pada setiap bentuk kegiatan pengelolaan pendidikan dari mulai proses
pengambilan keputusan,perencanaan, pengelolaan sampai pelaksanaan operasional
pendidikan. Setiap keputusan diambil oleh pimpinan, sejak tingkatan strategis sampai dengan
tingkatan operasional, harus dijabarkan secara konsisten ke dalam langkah – langkah
operasional pengelolaan, sehingga pelaksanaan pendidikan benar – benar mencerminkan
tujuan kebijaksanaan.
1. Pendahuluan.
Ilmu Pengetahuan, teknologi dan seni adalah hasil budi dan daya manusia untuk
memenuhikebutuhan hidupnya selalu bertambah. Jika pada masyarakat permulaan kebutuhan
hidupp terbatas pada pangan, sandang, dan papan, pada masyarakata modern jenis-jenis
kebutuhan semakin beragam. Jenis-jenis kebutuhan yang semula berpusat pada kebutuhan
yang bersifat materi, pada masyarakat masa kini kebutuhan telah menyangkut pada kebutuhan
spiritual,rohani,prestise,martabat social, aktualisasi diri bahkan kekuasaan.Untuk memenuhi
kebutuhan yang semakin beragam tersebut, manusia membutuhkan cara-cara tertentu untuk
memerolehnya. Proses penciptaan cara-cara atau teknik penemuhan kebutuhan yang
menggunakan pengetahuan logis, menghasilkan teknologi. Dengan menggunakan teknologi
tersebut, manusia mencapai aneka kebutuhannya yang bersifat fisikal. Karena penemuhan
kebutuhan fisik saja tidak juga dirasa mencukupi, manusia menciptakan karya-karya seni baik
sebgai ekspresi aktualisasi diri maupun untuk memperindah sejumlah peralatan yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang selalu berkembang.
Manusia dengan komponen fisik maupun psikis mampu memenuhi kebutuhan fisik
maupun psikisnya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan belum tentu mudah. Manusia harus
menyesuaikan diri dengan alam seperti yang tercermin dalam pandangan-pandangan hidup
tradisional. Dengan kearifan tradisionalnya manusia tidak mengeksploitasi alam tetapi
mengambil sesuatu dari alam sesuai dengan kebutuhannya saat tertentu.
Ilmu dan teknologi mempermudah kerja manusia. Dengan demikian ada waktu luang
bagi manusia disamping waktu yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan fisiknya.
Selanjutnya, kebutuhan barupun muncul yaitu kebutuhan spiritual. Maka mulailah muncul
kehendak dan kegiatan memperindah alat-alat yang digunakan. Pada tahap permulaan, kegiatan
memperindah sesuatu ini masih terbatas pada memperindah alat-alat yang digunakan pada
kehidupan sehari-hari. Pada perkembangan berikutnya, kegiatan memperindah benda-benda
ini tidak dapat terbatas pada memperindah alat-alat atauartefak teknologi yang digunakan saja,
melainkan berkembang kearah kegiatan aktualisasi diri dengan menghasilkan bentuk-bentuk
benda indah, baik yang berhubungan dengan nilai pakainya. Hasil kegiatan tersebut terwujud
dalam karya yang kemudian disebut seni. Bahkan dalam perkembangan berikutnya, karya seni
tidak hanya berfungsi ekspresif, tetapi juga menjadi sarana komunikasi gagasan dan citarasa
seniman kepada masyarakat pemerhati karyanya
Dalam Bahasa inggris, kata pengetahuan disebut knowledge, dan ilmu pengetahuan
disebut science. Pengetahuan dikenal dari berbagai jenisnya. Misalnya seorang mengetahui
bagaimana menyetel karburator.
Agar berlaku universal, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, ilmuwan tidak
dapat mengandalkan metode deduktif dengan menarik suatu kesimpulan umum dari statement
yang bersifat tunggal. Menurut Karl Popper, suatu ilmu pengetahuan haruslah tidak
menggunakan logika induktif melainkan deduktif. Dengan menggunakan logika deduktif maka
ilmu pengetahuan tidakalh harus dapat dibuktikan benar (verifiability) tetapi juga harus bisa
dibuktikan salah (falsifikasi).
Sesuatu yang umum dikalangan kaum terdidik mengatakan bahwa ilmu pengetahuan
adalah bebas nilai. Kuhn dalam Lasey (1999) mengatakan bahwa ada hokum yang tak tertulis
dalam kehidupan ilmiah yaitu pemerintah atau warga kebanyakan tidak boleh melarang
kegiatan-kegiatan sains. Kelompok anggota professional ilmuwan adalah pemilik tunggal
hokum-hukum keimuan.
2.2 Tekonologi.
Sebelum revolusi industry pada abad ke-18, teknologi didefenisikan secara luas dan
juga berkaitan dengan konsep seni. Dalam arti sempit teknologi menyangut carauntuk
mencapai tujuan penggunaannya dalam menggunakan alat-alat yang bersifat artifisialdan yang
merupakan hasil implementasi kecerdasan manusia(lihat Nye,2006; Ferre dalam Griffin,
2005;179-190). Dengan demikian teknologi secara umum merupakansebuah cara. Secara
terbatas teknologi adalah hasil manifrestasi manusia yang berupa artepak, misalnya bajak,
traktor, computer, dan lain-lain.
Teknologi bisa didefenisikan secara luas dan secara terbatas. Secara luas teknologi
adalah sebuah metode tentang bagaimana cara-cara mencapai tujuan dan yang menyangkut
penggunaan cara-cara. Sebyah cara adalah sebuah medium yang menengahi antara titik awal
dan hasil yang diinginkan. Dengan demikian seseorang dapat menyebut teknologi social.
2.3. Seni.
Seni menjadi bagian yang tak terlepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kiata
menonton tv, kita mendengar ,menikmati seni peran (performance), dan tayangan iklan, baik
iklan produk industry maupun perumahan.
2.3.1. Jenis-jenis seni.
Secara umum dikenal lima jenis utama seni yaitu senib rupa(visual), seni suara (audio)
seni seni tari(gerak) seni sastra (imajinasi berdasarkan makna kata) dan seni drama (seni peran).
Dalam perkembangannya, muncul seni-seni has ail kombinasi dari kedua atau lebih dari lima
seni yang disebut di atas, seperti saeni audio visual dan kemudian berkembang lagi menjadi
seni-seni multi media.
Dalam perkembangannya muncul jenis seni kombinasi dari dua atau tiga jenis seni
diatas disebut sebagai seni audio visual, terakhir seni multi media.
Artinya pengamat atau orang yang menilai suatu karya seni dibekali dengan
perangkaty etik ( sudut pandang pengamat yang mempunyai jarak dengan
seniman yang mempunyai dunianya sendiri sebagai emik(sudut pandang
seniman) yang tidak nyambung.
Sebagai kegiatan kesenian ekstraestetis, seni dilihat tidak dalam bingkai hasil
suatu karya seni dengan menggunakan pendekatan formalistic, tetapi dalam
memahaminya harus dilihat secara holistic yang tertanam dalam konteks
kebudayaan.
Dunia seni dan ilmu pengetahuan adalah dua dunia yang berbeda. Seni lebih melibatkan
kesadaran emosi manusia,sedangkan ilmu pengetahuan melibatkan kesadaran pikir.
1. Pendahuluan.
Manusia rangka memahami hakikat dan makna lingkungan bagi manusia, sebaiknya
harus mengerti dan paham terlebih dahulu secara konseptual apa yang dimaksud manusia dan
lingkungan. Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan segala
fungsi dan potensinya yang tunduk pada atiuran hokum alam, mengalami
kelahiran,pertumbuhan,perkembangan,mati dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi
dengan alam dan lingkungannya dalam suatu hubungan timbal balik.sedangkan Lingkungan
adalah suatub media dimana mahluk hidup bertempat tinggsl, mencari penghidupan, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas terkait secara timbal balik dengan keradaan mahluk
hidup lain yang menempatinya terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks
dan rill.
Didalam lingkungan juga terdapat factor-faktor yang berikut ini: Rantai, Habitat,
Populasi, Komunitas, Biosfer.
Apabila kita telusuri sejarah kehidupan manusia dipermukaan bumi dimana ketika
manusia hidup dalam taraf menggembara dan berburu, manusia hidup dalam taraf
mengembaradan berburu, manusia hidup dari hasil pemburuan, mencari buah-buahan serta
umbi-umbian yang ada dihutan-hutan. Manusia belum mengenal prihal bercocok tanam dan
bertani dan hidupnya pun mengembara dalam kelompok-kelompok kecil dan tidak di gua-gua.
3. Ringkasan buku 2
A. Latar Belakang
Pada era tahun 1973, Koentjaraningrat telah memberikan gagasan mengenai masalah-
masalah kebudayaan dan pembangunan secara luas. Lalu muncullah pertanyaan-pertanyaan
mengenai hal-hal tersebut. Sehingga, Koentjaraningrat menerbitkan buku tentang Kebudayaan,
Mentalitas dan Pembangunan untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh masyarakat.
Kebudayaan universal mencakup seluruh kebudayaan manusia yang ada di dunia dan
menunjukkan ruang lingkup dari kebudayaan serta isi dari konsep tersebut. Kebudayaan dapat
dengan berubah secara cepat maupun lambat seiring berjalannya waktu. Mentalitas
pembangunan di Indonesia juga menjadi kajian yang telah di kaji oleh Koentjaraningrat. Secara
logis, bayangan ke depan mengenai bentuk masyarakat seperti apa yang kita ingin capai dengan
pembangunan yang telah terjadi. Untuk mencapai suatu keadaan yang lebih makmur
diperlukan usaha yang keras dan lebih besar semangatnya daripada saat ini.
Wujud pertama merupakan ide dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak bisa diraba dan
di foto. Letaknya berada di dalam kepala manusia . Bila manusia itu berfikir, maka muncullah
ide yang dituangkan melalui tulisan. Kebudayaan tersebut dapat di definisikan menjadi adat
tata kelakuan.biasanya juga berfungsi sebagai peraturan, mengendalikan, dan memberi arah
prilaku daan perbuatan manusia di dalam masyarakat.
Wujud ke dua dinamai sebagai sistem sosial, yaitu terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang berinteraksi, saling berhubungan, serta bergaul dari satu dengan yang lain
dengan menghabiskan waktu bersama-sama dalam jangka waktu yang panjang. Selalu
mengikuti pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas
manusia dalam suatu masyarakat, maka sistem sosial itu bersifat kongkret, terjadi di sekitar
kita, bisa di observasi, di foto dan didokumentasikan.
Wujud ke tiga yaitu kebudayaaan fisik. Kebudayaan fisik merupakan seluruh hasil dari
aktivita, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat. Wujud ke tiga ini bersifat
paling kongkret diantara wujud sebelumnya. Semua kegiatan manusia serta apapun benda yang
dapat digunakan manusia, itu termasuk di dalam kebudayaan fisik.
3.2. Buku 2
3.2.1.kelbihan
Adapun kelebihan buku “Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan” adalah pertama
buku ini ditulis oleh seorang begawan antropologi Kontjaraningrat. Kedua buku ini
menjelaskan secara sederhana pengertian tentang budaya, adat, mentalitas, modernisasi dan
pembangunan, walaupun singkat namun menyangkut inti pembahasannya. Ketiga, buku ini
menjelaskan tentang sikap mental yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran
pembangunan indonesia, menjelaskan tentang kondisi mentalitas indonesia pada saat buku ini
diterbitkan ( sekitar 15 tahun lalu), dan upaya yang diperlukan untuk meningkatkan mentalitas
bangsa kita.
3.2.2 kekurangan
Sama halnyta dengan buku pertanma di atas, kekurangan pada buku ini juga terletak
pada kualitas percetakan yang kurang cerah, membuat minat membaca berkurang.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebudayaan dalam arti sempit ialah kesenian, dalam arti luas yaitu seluruh total
pemikiran, karya manusia yang tidak berakar pada nalurinya dan dapat dicetuskan sesudah
manusia melalui proses belajar. Kebudayaan juga mempunyai wujud yaitu wujud kebudayaan
yang bersifat abstrak, tidak dapat dilihat, di sentuh maupu di raba. Wujud ini terletak di dalam
kepala manusia sebagai pikiran. Lalu wujud ke dua yaitu tata kelakuan atau pedoman hidup
masyarakat. Dan wujud ke tiga yaitu kebudayaan fisik, wujud ini memerlukan keterangan yang
banyak karena wujud kebudayaan fisik adalah wujud yang paling konkret.
Budaya juga memiliki sistem nilai yang terdiri dari alam pikiran masyarakat itu sendiri.
Sistem budaya biasanya sebagai sistem pedoman tertinggi bagi prilaku manusia. Sistem tata
kelakuan manusia, hukum dan norma-norma juga berpedoman dalam sistem budaya.
Kehidupan yang dijalani sehari-hari sangat membutuhkan pedoman hidup, agar hidup yang
dijalani tidak sia-sia.
Mentalitas pembangunan merupakan usaha adaptasi dengan adanya perubahan di
dalam lingkungan. Manusia juga perlu bereksplorasi guna meningkatkan pembangunan demi
mencapai suatu kesuksesan. Untuk membangun mentalitas pembangunan, sikap tidak percaya
diri harus dihindari. Untuk melancarkan mentalitas pembangunan, dibutuhkan masyarakat
yang turut serta mendukung pembangunan tersebut.
4.2 Saran
Kedua buku di atas menjelaskan materinya dengan bagus, jadi baik digunakan sebagi
referensi untuk siswa, mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum juga.
Akan lebih menarik jika kualitas percetakannya lebih diperhatikan karena akan berpengaruh
terhadap minat baca seseorang.
DAFTAR PUSTAKA