DISUSUN OLEH :
Nama : Inra Wisada MAnurung
NIM : 4183530009
Kelas : Matematika ND A 2018
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu sosial budaya dasar
yaitu Critical Journal Review. Dan saya juga berterima kasih kepada Bapak dosen yang
telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saya
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan saya juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
3.2 Saran............................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
RINGKASAN JURNAL
4
berbagai aspek kehidupan (Saefullah, 1994:35); (2) semakin meluas dan membaiknya
sarana dan prasarana transportasi, (3) pertumbuhan industri di kota-kota besar yang
banyak membuka peluang kerja, (4) pembangunan pertanian, khususnya melalui paket
program revolusi hijau (Hugo, 1975). Tetapi pada umumnya faktor ekonomi dianggap
sebagai faktor utama menjadi pendorong arus urbanisasi.
2. Pembahasan
a. Urbanisasi Penduduk Desa Jetis
Desa Jetis merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Tawangsari,
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Terletak kira-Kira sejauh dua kilometer di
sebelah utara kota kecamatan, dan enam kilometer di sebelah selatan kota kabupaten,
sedangkan dengan Kota Solo kira-kira berjarak 20 kilometer. Dari segi transportasi,
ada beberapa jalur jalan yang menghubungkan desa Jetis dengan desa-desa di
sekitarnya. Sebagian prasarana jalan tersebut telah diaspal, dan sebagian lain berupa
jalan makadam. Seperti umumnya desa-desa di Jawa, Jetis adalah desa pertanian.
Menurut data monografi desa, luas Desa Jetis adalah 256,77 hektar, terdiri dari: (1)
persawahan 89,92 hektar; (2) pekarangan/pemukiman 89,48 hektar; (3) tegalan 67,81
hektar; dan (4) lain-lain (jalan, sungai, dsb) seluas 3,53 hektar.Apabila jumlah kepala
keluarga di Desa Jetis ada 632 kk, maka rata-rata pemilikan tanah bagi setiap keluarga
adalah 0,37 hektar, dan bila jumlah penduduknya ada 3427 orang maka pemilikan
tanah rata-Rata tiap orang adalah 0,069 hektar. Bila mengacu pengertian cukupan
seperti yangdikatakan Singarimbun (1976:25) bahwa seseorang dapat kecukupan
kehidupannya jika dapat mengolah 0,7 hektar sawah tadah hujan, dan sebidang tanah
darat 0, 3 hektar, maka keadaan penduduk di Desa Jetis dapat dikatakan amat
kekurangan tanah pertanian. Kondisi yang memprihatinkan ini ditunjang pola
pemilikannya yang tidak merata. Hanya sebagian kecil penduduk yang memiliki tanah
lebih dari satu hektar, sementara sebagian besar penduduk merupakan petanigurem
atau bertanah sempit, bahkan banyak di antaranya yang tidak memiliki tanah
persawahan sama sekali.
5
sepintas tentang liku-liku kehidupan mereka di kota tujuan. Penjelasan yang
dikemukakan didasarkan atas wawancara mendalam dengan beberapa informan dan
juga atas pengamatan dalam beberapa kali kunjungan di tempat tinggal mereka di
kota, khususnya yang ada di Jakarta. Sebagai pendatang di kota besar, mereka perlu
proses adaptasi, untuk bisa bertahan hidup di kota. Dalam proses adaptasi pada
berbagai aspek kehidupan di kota ini, peranan kerabat, teman, dan tetangga sedesa asal
sangat penting. Pada awal kedatangan di kota umumnya mereka menumpang untuk
sementara di tempat tinggal orang-orang yang telah terlebih dahulu berurbanisasi.
Sedangkan dalam hal pekerjaan seringkali mereka magang terlebih dahulu kepada
“seniornya” dengan cara mengikuti dan membantu pekerjaan yangdilakukan
“seniornya” tersebut. Bila dirasa sudah mampu barulah dilepas untuk bekerja sendiri.
Dengan latar belakang pendidikan yang relatif rendah, umumnya hanya
berpendidikan sekolah dasar, dan keterbatasan ketrampilan modern yang memadai,
sebagian besar dari mereka melakukan pekerjaan dalam bentuk usaha mandiri kecil-
kecilan, dengan menggunakan peralatan dan ketrampilan sederhana yang dikuasainya.
Mereka bekerja sebagai pedagang keliling seperti penjual bakso, mie ayam, buah
dingin, es, soto ayam, jamu, atau mainan anak-anak; pedagang kaki lima; tukang ojek;
pengemudi bajaj; atau pekerjaan-pekerjaan lain yang umumnya merupakan bagian
dari sektor informal di kota. Kemudahan memasuki lapangan kerja di sektor informal
nampaknya menjadi faktor utama yang menyebabkan mereka umumnya memasuki
sektor ini. Mereka beranggapan hidup di kota hanya untuk sementara waktu, sekalipun
sebenarnya telah tinggal di kota puluhan tahun. Mereka masih tetap merasa sebagai
orang desa, bahkan dari segi status kependudukan secara formal pun masih sebagai
orang desa, hal ini ditunjukkan dari pemilikan KTP mereka. Dalam hal tempat
tinggalpun mereka umumnya tidak pernah berfikir untuk memiliki tempat tinggal
sendiri di kota, sehingga umumnya mereka kost atau kontrak kamar secara patungan
satu kamar dihuni beberapa orang. Pengamatan yang dilakukan terhadap beberapa
lokasi menunjukkan bahwa tempat tinggal mereka umumnya nampak berjubel,
sumpek, pengap, panas, dan umumnya kurang memenuhi syarat kesehatan. Terkesan
bahwa rumah atau kamar yang mereka tempati di kota hanya untuk tempat tinggal
sementara, sekedar tempat untuk beristirahat. Pemilihan tempat tinggal yang demikian
6
barangkali terkait dengan mahalnya sewa rumah/kamar di kota. Yang menarik bahwa
tempat tinggal mereka di kota ini seringkali.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
a. Kelebihan
Kelebihan pada artikel pertama adalah dari jurnal ini memaparkan secara menarik dan
mudah dipahami,sangat mudah diterima dengan bahasa yang mudah dan langsung menuju
point yang ingin dijelaskan. Pengangkatan topic mengenai dampak pada Jakarta dari
urbanisasi dijelaskan secara terperinci.
b. Kekurangan
Kekuragan dari jurnal yang pertama yaitu jurnal tersebut memaparkan tidak terlalu
rinci dan kurang mendalami masalah masalah yang sedang terjadi
diindonesia.Kekurangan dari jurnal yang kedua yaitu terlalu berbelit dalam memaparkan
masalah yang diangkat dari jurnal tersebut.Dan yang terakhir jurnal tidak menjelaskan
metode apa yang digunaka dalam penelitian yang dilakukan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah saya mereview jurnal tersebut, saya mendapatkan kesimpulan bahwa jurnal
yang diriview sangat baik untuk digunakan sebagai bahan bacaan meskipun masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Dalam pembuataannya dapat menambah pengetahuan
yang sangat membantu pembaca.
3.2 Saran
8
Daftar Pustaka