Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW

FISIKA DASAR

“KINEMATIKA”

Jurnal 1 : Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

Jurnal 2 : Kesulitan Mahasiswa Dalam Memahami Konsep Kinematika Gerak 1 Dimensi

DOSEN PENGAMPU : Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd

Satria Mihardi,S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

NOVA AULIA PUTRI (4201121016)

PENDIDIKAN FISIKA B

PROGRAM S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya bisa dapat menyelesaikan penyusunan Critical Journal Review ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah alat ukur fisika dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami bapak Drs. Juru
Bahasa Sinuraya, M.Pd dosen alat ukur fisika yang selalu memberikan dukungan serta
bimbingannya sehingga makalah alat ukur fisika ini dapat disusun dengan baik.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah ilmju pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembacanya, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.

Dalam makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang.Oleh karena itu saya harapakan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, 28 maret 2020

NOVA AULIA PUTRI


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR.........................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan CJR......................................................................................................................4
C. Manfaat Critical Journal Review.....................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
IDENTITAS JURNAL................................................................................................................................5
A. Informasi Identitas Jurnal Utama.....................................................................................................5
B. Informasi Identitas Jurnal Kedua.....................................................................................................5
BAB III........................................................................................................................................................6
RINGKASAN JURNAL.............................................................................................................................6
A. Abstrak Jurnal Utama......................................................................................................................6
B. Abstrak Jurnal Kedua......................................................................................................................6
C. Review Jurnal..................................................................................................................................7
1. Jurnal Utama................................................................................................................................7
2. Jurnal Kedua..............................................................................................................................10
BAB IV.....................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Journal Review memiliki banyak manfaat terutama bagi kalangan mahasiswa dan
masyarakat umum. Karena kurangnya minat mahasiswa dalam membaca maka dengan adanya
Critical Journal Review ini akan memudahkan pembaca dalam membaca dan menganalisis
materi yang sama dalam satu review dengan sumber yang berbeda-beda sehingga secar tidak
langsung menguatkan pemahaman pembaca mengenai materi yang dibahas,

Selain itu dengan adanya Critical Journal Review ini mahasiswa akan dilatih untuk berpikir
dan bertindak secar sistematis dan bebas mengutarakan pendapat. Sebab opini yang berdasarkan
sumber akan lebih baik dibandingkan dengan opini sendiri. Oleh karena itu mahasiswa terutama
jurusan kependidikan dalam Critical Journal Review ini akan mampu berpikir analisis sesuai
perannya sebagai guru dimana nanti akan menghadapi banyak pertanyaan dari siswa maupun
perencanaan dalam kegiatannya.

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Penyelesaian tugas mata kuliah alat ukur fisika
2. Menambah wawasan
3. Menambah pengetahuan
4. Meningkatkan kemampuan berpikir
5. Menguatkan pengertian akan hal yang sudah dibaca sebelumnya
6. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
pembahasan dalam jurnal tersebut.
7. Mengetahui kelebihan dam kekurangan jurnal tersebut.

C. Manfaat Critical Journal Review


1. Manfaat secara teoritis,yaitu menambah wawasan terkhusunya untuk mata alat ukur
fisika
2. Manfaat secara praktek, yaitu memudahkan pembaca untuk melihat, mamahami dan
mengerti isi dari jurnal tersebut
3. Dapat sebagai bahan pertimbangan
4. Dapat sebagai referensi
BAB II

IDENTITAS JURNAL

A. Informasi Identitas Jurnal Utama


Judul Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

Jurnal Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/EPFT/article/view/2370
Download

Volume dan Nomor Vol. 1, No. 1

ISSN p-ISSN : 2338 3240,e-ISBN :2580 5924

Tahun 2018

Penulis Agus Pujianto, Nurjannah dan I Wayan Darmadi

Reviewer Nova Aulia Putri

Tanggal 28 Maret 2021

B. Informasi Identitas Jurnal Kedua


Kesulitan Mahasiswa Dalam Memahami Konsep Kinematika
Judul
Gerak 1 Dimensi

Jurnal Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan.

http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/user/register
Download

Volume dan Nomor Volume 4 ,Nomor 1

ISSN ISSN : 2502-471X

Tahun 2019

Penulis Abu Zainuddin, Sentot Kusairi, Siti Zulaikah

Reviewer Nova Aulia Putri

Tanggal 28 Maret 2021


BAB III

RINGKASAN JURNAL

A. Abstrak Jurnal Utama

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsepsi siswa pada konsep kinematika gerak
lurus. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini dipilih subjek
penelitian sebanyak 24 siswa. Data dikumpulkan menggunakan tes konsepsi berbentuk pilihan
ganda sebanyak 10 nomor dengan lembar jawaban yang disertai Certainity Response Indeks
(CRI) dan wawancara. Tes digunakan untuk mengungkap konsepsi siswa, wawancara digunakan
untuk menegaskan hasil tes konsepsi siswa secara lebih dalam mengenai konsep kinematika
gerak lurus. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsepsi yang dialami siswa kelas X SMA Negeri 6 Palu pada konsep
kinematika gerak lurus adalah sebesar 50,00% mengarah ke miskonsepsi dan siswa dengan
pemahaman konsep kinematika gerak lurus yang baik hanya sebesar 21,67%. Sedangkan siswa
yang menjawab benar dengan menebak dan kurang pengetahuan masing-masing sebesar 10,42%
dan 17,50%. Hasil wawancara diketahui bahwa salah satu faktor penyebab konsepsi siswa lebih
besar mengalami miskonsepsi tersebut adalah pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci : konsepsi, konsep, kinematika gerak lurus.

B. Abstrak Jurnal Kedua

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep
kinematika gerak 1 Dimensi. Subjek penelitian adalah 38 mahasiswa S1 Pendidikan Fisika
UNESA semester V kelas A. Metode penelitian menggunakan survei dengan menggunakan
instrumen berupa 20 soal pilihan ganda beralasan pada topik Mekanika Newton. Pada artikel ini
pembahasan difokuskan pada soal nomor 2 dan nomor 4 karena mengindikasikan kesulitan
mahasiswa dalam memahami konsep kinematika 1 dimensi. Dari hasil analisis alasan jawaban
mahasiswa diketahui bahwa mahasiswa mengalami kesulitan yakni, kesulitan dalam
membedakan posisi, perpindahan atau jarak; kesulitan memaknai percepatan negatif dan selalu
dianggap sebagai perlambatan.

Kata Kunci : -
C. Review Jurnal

1. Jurnal Utama
Review Isi Jurnal Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat
begitu pentingnya peranan ilmu fisika, sudah semestinya
fisika dipahami dengan baik oleh siswa. Upaya siswa dalam
mempelajari fisika sering menemui hambatan-hambatan.
Fisika biasanya dianggap sebagai pelajaran yang sulit
dipahami. Hal itu mungkin menyebabkan hasil belajar fisika
siswa menjadi kurang baik.

Banyak murid gagal atau tidak memberi hasil yang baik


dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-
cara belajar yang efisien dan efektif, mereka kebanyakan
hanya mencoba menghafal pelajaran. Padahal fisika bukan
materi untuk dihafal, melainkan memerlukan penalaran dan
pemahaman konsep yang lebih. Akibatnya jika diberi
evaluasi, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal, walaupun bentuk soal tersebut hampir sama dengan soal
yang pernah dipelajarinya. Untuk memecahkan masalah,
seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan
yang didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya.

Sebelum memasuki ruang-ruang pembelajaran peserta didik


telah memiliki konsepsi sendiri-sendiri tentang sesuatu,
termasuk yang berkaitan dengan materi fisika. Sebelum
mereka mengikuti pelajaran kinematika gerak lurus sudah
banyak memiliki pengalaman dengan peristiwa-peristiwa
tentang gerak (benda yang bergerak lurus, benda yang jatuh
bebas, dll). Karena pengalamannya itu mereka telah memiliki
konsepsi-konsepsi yang belum tentu sama dengan konsepsi
fisikawan. Konsepsi seperti itu disebut dengan prakonsepsi.

Suparno [2] mengatakan, jika prakonsepsi siswa sering kali


tidak cocok dengan pengetahuan yang diterima dari pakar,
maka siswa tersebut akan mengalami miskonsepsi.
Prakonsepsi siswa atas konsep fisika yang dibangun oleh
siswa itu sendiri melalui belajar informal dalam upaya
memberikan makna atas pengalaman meraka sehari-hari
mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan
konsepsi ilmiah [5]. Prakonsepsi siswa yang pada umumnya
bersifat miskonsepsi secara terus-menerus dapat mengganggu
pembentukan konsepsi ilmiah.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),


konsep kinematika gerak lurus merupakan salah satu pokok
bahasan yang diajarkan di SMA kelas X semester 1. Syahroni
[3] mengatakan bahwa beberapa ahli telah melakukan
penelitian untuk mengungkap miskonsepsi pada konsep
kinematika gerak lurus, di antaranya pada konsep percepatan
gravitasi dimana siswa beranggapan bahwa sebuah benda
yang lebih berat akan jatuh lebih cepat daripada benda yang
ringan pada peristiwa gerak jatuh bebas. Pada kaitan konsep
jarak dan perpindahan, siswa berpikir bahwa kedua konsep
ini sama.

Sehubungan dengan hal di atas, maka dilakukan analisis


konsepsi siswa dalam pembelajaran fisika untuk
mengevaluasi hasil dari pembelajaran yang telah diperoleh.
Peneliti mengambil responden dalam penelitian di kelas X
SMA Negeri 6 Palu yang merupakan salah satu sekolah yang
ada di Kota Palu. Hal ini akan membantu untuk menentukan
standar dari kualitas pemahaman konsep siswa di sekolah
tersebut. Pada penelitian ini akan diungkapkan konsepsi
alternatif fisika yang dimiliki siswa. Dalam penelitian ini,
digunakan bantuan Certainty of Response Index (CRI)
sehingga dapat diungkap yang menjawab benar dengan
menebak, kekurangan pengetahuan, miskonsepsi dan yang
benar-benar memahami konsep. Setelah menggunakan CRI,
selanjutnya dilakukan wawancara. Wawancara diharapkan
dapat mempertegas hasil yang diperoleh melalui CRI dan
memberikan deskripsi bentuk konsepsi siswa lebih spesifik
terhadap konsep tertentu.

Kajian penelitian ini ditekankan pada konsepsi siswa


mengenai konsep kinematika gerak lurus. Alasan mengambil
sub pokok bahasan kinematika gerak lurus yaitu, selain
materi ini telah dipelajari sebelumnya di SMP, konsep
kinematika gerak lurus dapat dilihat dalam kehidupan sehari-
hari. Setiap soal yang digunakan untuk menganalisis konsepsi
fisika siswa merupakan soal yang dirancang sedemikian rupa
sehingga setiap item soal dapat mengukur pemahaman siswa
terhadap satu segi dari tiap materi. Dalam setiap soal yang
digunakan masing-masing memiliki spesifikasi kontekstual
tentang gerak lurus beraturan (GLB), gerak lurus berubah
beraturan (GLBB), gerak vertikal ke atas, gerak vertikal ke
bawah dan gerak jatuh bebas yang berkaitan dengan materi
kinematika gerak lurus. Pemberian tes dilakukan setelah
pembelajaran materi tersebut agar diketahui konsepsi siswa
yang kemungkinan mengalami miskonsepsi dan yang benar-
benar memahami konsep.

Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas X SMA


Negeri 6 Palu Tahun Ajaran 2013/2014.

Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes pada
siswa tentang materi kinematika gerak lurus. Selain itu juga
dengan melakukan wawancara langsung dengan beberapa
orang siswa. Tes didesain khusus untuk dapat menggali
informasi tentang konsepsi siswa. Tes berbentuk pilihan
ganda dengan masing-masing option merupakan konsep dari
kinematika gerak lurus.

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Gerak Lurus


Dalam Kehidupan Sehari-hari Berdasarkan analisis dengan
menggunakan teknik CRI, dapat dilihat proporsi konsepsi
responden pada konsep tersebut,dapat dinyatakan bahwa
cukup besar proposi responden yang memiliki konsepsi
ilmiah pada konsep ini dengan CRI rerata yang cukup tinggi
sebesar 45,38 %. Berdasarkan jawaban responden terhadap
item tes nomor 1 dapat diketahui bahwa cukup dominan
proporsi responden memiliki konsepsi bahwa bola sepak yang
ditendang melambung bukan merupakan gerak lurus.
Sementara proporsi responden yang mengalami miskonsepsi
sebesar 33,33%.

Hasil wawancara dengan wakil kategori IV (SW-2) terungkap


memililki konsepsi bahwa buah kelapa jatuh dari pohonnya
bukan merupakan gerak lurus. Konsepsi ini muncul
didasarkan dengan anggapan bahwa buah kelapa jatuh dari
pohon itu di pengaruhi angin jadi tidak mungkin bergerak
lurus. Dalam hal ini respoden tidak mengetahui bahwa untuk
kasus buah kelapa jatuh dari pohon adalah gerak suatu benda
dalam lintasan lurus. Sehingga pada konsep ini masih ada
siswa yang belum bisa memberikan contoh gerak lurus dalam
kehidupan sehari-hari.

Kekuatan Penelitian 1. Terdapatnya metode penelitian.


2. Terdapatnya hasil penelitian.
3. Penjelasan pada isi jurnal sangat singkat dan mudah
dimengerti.
4. Terdapatnya pendahuluan yang disertai materi yang
lengkap.
Kelemahan Penelitian 1. Tidak menampilkan waktu penelitian secara spesifik.
2. Tidak terdapatnya saran.

2. Jurnal Kedua

Review Isi Pemahaman konsep sangat penting dikuasai oleh calon guru
Jurnal fisika sebelum terjun mengajar di kelas. Sebagai sutradara
dalam pembelajaran, seorang pendidik dituntut mampu
merancang pembelajaran yang tepat. Merancang
pembelajaran tidak dapat lepas dari pemahaman konsep
yang mumpuni. Rancangan pembelajaran yang kurang tepat
akan berdampak pada kesalahan konsep yang dialami oleh
peserta didik. Kesalahan konsep pada level pendidikan yang
lebih bawah akan dibawa terus pada level diatasnya sampai
didapatkan solusi dari kesalahan tersebut. Jika tidak
ditemukan solusi maka kesulitan belajar akan dihadapi oleh
peserta didik. Mengetahui pemahaman konsep sekaligus
untuk mendeteksi kesulitan yang masih dihadapi oleh
mahasiswa. Beberapa dekade terakhir fokus penelitian lebih
pada kesulitan mahasiswa dalam menjelaskan fenomena,
memahami konsep, dan memecahkan persoalan fisika.
Docktor & Mestre (2014) menyatakan bahwa terdapat tiga
teori untuk menjelaskan kesulitan tersebut. Pertama, teori
miskonsepsi memandang bahwa kesulitan mahasiswa
dikarenakan mereka telah memiliki pengetahuan yang tidak
sesuai dengan konsep sains (Baser, 2006). Kedua, teori
resource atau knowledge in pieces memandang bahwa
mahasiswa kesulitan menemukan permasalahan bahkan
sering gagal dalam mengaktivasi pengetahuan yang relevan
terhadap permasalahan disebabkan mereka tidak memiliki
pengetahuan yang utuh walau sebenarnya pengetahuannya
benar. Ketiga, teori kategori ontologis yang memandang
bahwa kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep fisis
dikarenakan kesalahan dalam menggolongkan pengetahuan.

Dalam beberapa dekade terakhir banyak peneliti yang


memandang bahwa kesulitan yang dialami oleh mahasiswa
disebabkan oleh adanya kekeliruan pemahaman atau
miskonsepsi (Halloun & Hestenes, 1987; McDermott, 1987;
Limon, 2001). Menurut teori miskonsepsi, pemahaman
konsep mahasiswa dibangun berdasarkan teori naive
(Sugara et al., 2017). Kekeliruan mahasiswa ini banyak
disebabkan karena pengalaman individual mahasiswa dalam
mengamati kehidupan sehari-hari. Dari pengamatan tersebut
kemudian dibangun sebuah pemahaman yang hanya benar
dalam konteks yang sempit namun sering kali
digeneralisasikan oleh mereka dalam konteks yang tidak
sesuai (Taqwa, 2017; Halloun & Hestenes, 1985).
Pemahaman yang dibangun sendiri oleh mereka justru lebih
dipercaya dan retensi untuk diubah (Berek, 2016) sehingga
ketika mahasiswa menyelesaikan persoalan, pengetahuan
yang keliru tersebut cenderung konsisten digunakan.

Berbeda dengan teori miskonsepsi, pandangan teori


resource beranggapan bahwa kesulitan mahasiswa dalam
memahami konsep bukan disebabkan karena mahasiswa
tidak memiliki pengetahuan yang benar, namun
pengetahuan yang benar tersebut sering kali tidak terangkat
saat menyelesaikan persoalan. Menurut teori resource,
pandangan teori miskonsepsi cenderung terbatas (Hammer,
1996; Hammer, 200). Pertama, menurut teori miskonsepsi
mahasiswa cenderung konsisten menggunakan pengetahuan
yang salah dalam menyelesaikan bermacam persoalan yang
disajikan dalam konteks yang beragam (Bektasli, 2011).
Namun, temuan menunjukkan bahwa pada saat siswa
diberikan soal yang berbeda konteks akan cenderung
memberikan alasan yang berbeda pula (Bektasli, 2011). Hal
tersebut jelas kontras dengan pandangan teori miskonsepsi.
Kedua, miskonsepsi dibentuk berdasarkan pengalaman dan
interaksi mahasiswa dengan lingkungan, namun
miskonsepsi menjelaskan bagaimana pengetahuan yang
keliru tersebut dapat berubah menjadi konsep yang benar
sesuai pandangan ilmuan (Docktor & Mestre, 2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan


mahasiswa dalam memahami konsep kinematika gerak 1
dimensi. Hal ini penting dilakukan untuk melihat keutuhan
pemahaman mahasiswa dalam memahami ide-ide pokok
dalam kinematika. Oleh karenanya, pembahasan dalam
artikel ini dilakukan dengan mengidentifikasi resouce
mahasiswa.

Subjek Subyek penelitian ini adalah sejumlah 38 mahasiswa S1


Penelitian Pendidikan Fisika Universitas Negeri Surabaya semester V.

Metode Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan


Penelitian menggunakan metode survey.

Hasil Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa mahasiswa


Penelitian mengalami kesulitan yang cukup mendasar dalam memahami
konsep kinematika gerak 1 Dimensi. Apabila kita gabungkan
kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep posisi,
perpindahan atau jarak, serta konsep percepatan, kita dapat
menyatakan bahwa mahasiswa mengalami kesulitan ketika
menghadapi soal dalam bentuk persamaan matematis.
Disamping itu, konsep posisi, perpindahan, kecepatan, dan
percepatan saling terkait. Keempatnya merupakan konsep
mendasar dalam kinematika, sehingga kesalahan memahami
satu konsep dalam kinematika akan berdampak pada
kesalahan dalam konsep yang lain. Kesulitan yang dihadapi
mahasiswa dapat dikategorikan sebagai resource atau
knowledge in pieces yang disebabkan ketidakutuhan dalam
pengetahuan tentang posisi, perpindahan atau jarak serta
percepatan yang menyebabkan kekeliruan yang cenderung
konsisten. Pemahaman yang dibangun sendiri oleh mereka
justru lebih dipercaya dan retensi untuk diubah (Berek, 2016)
sehingga ketika mahasiswa menyelesaikan persoalan,
pengetahuan yang keliru tersebut cenderung konsisten
digunakan. Penelitian ini bersesuaian dengan Docktor &
Mestre (2014) yang menyatakan bahwa terdapat tiga teori
untuk menjelaskan kesulitan, salah satunya adalah teori
resource atau knowledge in pieces, yang memandang bahwa
mahasiswa kesulitan menemukan permasalahan bahkan
sering gagal dalam mengaktivasi pengetahuan yang relevan
terhadap permasalahan disebabkan mereka tidak memiliki
pengetahuan yang utuh walau sebenarnya pengetahuannya
benar

Hasil penelitian ini memberikan gambaran akan pentingnya


strategi yang sesuai dan urutan pembelajaran yang tepat
ketika mengajarkan konsep-konsep fundamental dalam
kinematika gerak 1 Dimensi. Pembelajaran yang tepat tentang
vektor juga sangat diperlukan karena sebagian besar besaran
fisika adalah vektor. Sudah seharusnya penyelesaian soal
besaran vektor menggunakan aturan vektor yang sesuai.
Sekalipun gerak 1 Dimensi terkadang dikerjakan dengan cara
skalar, tanpa memperhatikan arah gerak karena memang
biasanya hanya pada satu arah. Namun kenyataannya, ketika
diberikan soal yang mengandung perubahan arah gerak maka
kesulitan akan muncul dan ini yang terjadi pada mayoritas
mahasiswa S1 Pendidikan Fisika yang mengampu Mata
kuliah Fisika Sekolah. Butuh latihan yang lebih banyak dalam
menerjemahkan soal dari bentuk matematis ke dalam bentuk
diagram. Pembelajaran yang melibatkan diagram gerak dapat
menjadi alternatif pilihan.

Penelitian ini mampu mengungkap kesulitan yang dihadapi


oleh mahasiswa dalam memahami konsep kinematika gerak 1
Dimensi, namun masih terdapat beberapa kendala. Pertama,
soal kinematika 1 Dimensi yang diujikan terlalu sedikit
sehingga kurang variatif. Oleh karena itu, perlu disiapkan soal
dengan jumlah lebih banyak dan lebih variatif sehingga
mampu mengungkap pemahaman konsep yang lebih
mendalam. Kedua, subjek penelitian yang dipilih belum
mewakili seluruh angkatan sehingga pada penelitian
selanjutnya perlu dilakukan penelitian di setiap angkatan,
sehingga profil pemahaman konsep mahasiwa materi
kinematika gerak 1 Dimensi lebih tampak.

Kekuatan 1) Terdapatnya metode penelitian.


Penelitian 2) Terdapatnya hasil penelitian.
3) Penjelasan pada isi jurnal sangat singkat dan mudah
dimengerti.
Kelemahan 1) Tidak menampilkan kata kunci pada jurnal.
Penelitian 2) Tidak terdapatnya saran
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis tes konsepsi dengan lembar jawaban yang disertai Certainity
Response Indeks (CRI) dan wawancara yang diberikan kepada siswa dapat disimpulkan bahwa
hasil rerata presentase konsepsi siswa kelas X SMA Negeri 6 Palu untuk konsep kinematika
gerak lurus adalah sebesar 50,00% mengarah ke miskonsepsi dan siswa dengan pemahaman
konsep yang baik hanya sebesar 21,67%. Sedangkan siswa yang menjawab benar dengan
menebak dan memiliki kurang pengetahuan masing-masing sebesar 10,42% dan 17,50%. Hasil
wawancara diketahui bahwa siswa lebih banyak memiliki konsepsi yang tidak benar ketika
menganalisa suatu kasus, khususnya tentang materi kinematika gerak lurus. Salah satu faktor
penyebab konsepsi siswa adalah pengalaman sehari-hari.

Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kesulitan dalam memahami
konsep kinematika gerak 1 Dimensi yang disajikan dalam bentuk persamaan matematis.
Kesulitan tersebut, antara lain (1) mahasiswa sulit membedakan persamaan posisi dan
perpindahan; (2) mahasiswa sulit dalam memahami percepatan negatif dan selalu dianggap
sebagai perlambatan. Agar didapat pemahaman konsep dimensi kinematika 1 D yang lebih
mendalam, soal yang disajikan lebih banyak dan variatif serta fokus hanya pada gerak 1
Dimensi. Kesulitan yang dihadapi mahasiswa dapat diatasi dengan strategi pembelajaran yang
tepat dan urut. Butuh latihan lebih banyak menerjemahkan soal dalam bentuk matematis ke
dalam bentuk diagram gerak.

B. Saran

Semoga dengan adanya Critical Jurnal Review ini dapat menambah pengetahuan kita
tentang jurnal mana saja yang dapat kita gunakan dan mempermudah kita dalam proses
pembelajaran di kelas. Baik sebagai mahasiswa , maupun sebagai calon guru untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Pujianto, Nurjannah dan I Wayan Darmadi,(2013), Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep
Kinematika Gerak Lurus, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 1, No. 1,p-ISSN :
2338 3240,e-ISBN :2580 5924.

Abu Zainuddin, Sentot Kusairi, Siti Zulaikah,(2019), Kesulitan Mahasiswa Dalam


Memahami Konsep Kinematika Gerak 1 Dimensi, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
dan Pengembangan, Volume 4 ,Nomor 1, ISSN : 2502-471X.

Anda mungkin juga menyukai