Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REVIEW

FISIKA DASAR
Dosen Pengampu:
Prof. Drs. Motlan, M.Sc. Ph.D.

DISUSUN OLEH:
NAMA: DIANA RAMADHANI
NIM : 4181121005
KELAS : FISIKA DIK C 2018

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Fisika Dasar yang berjudul
”Pembiasan Cahaya” dalam bentuk tugas Critical Book Review. Saya juga berterima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Fisika Dasar atas bimbingannya.
Saya menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya
meminta maaf jika memilki kesalahan dalam penulisan dan saya juga mengharapkan kritik
dan saran yang akan berguna bagi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Medan, 14 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR .......................................................................... 4


1.2 Tujuan Penulisan CBR ....................................................................................... 4
1.3 Manfaat CBR ..................................................................................................... 4
1.4 Identitas Buku ................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5

2.1 Buku Utama ....................................................................................................... 5


2.2 Buku Pembanding .............................................................................................. 7
2.3 Kajian ................................................................................................................. 8
2.4 Persamaan dan Perbedaan Buku ........................................................................ 9
2.5 Kelengkapandan Variasi Soal Latihan .............................................................. 9
2.6 Kelebihan dan Kekurangan ............................................................................... 9

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 10


3.2 Saran ................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CBR

Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkan nya dengan
buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan
informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari buku yang lain.

1.2 TUJUAN/ALASAN PENULISAN CBR

1. Mengulas isi sebuah buku.

2. Mengetahui informasi sebuah buku.

3. Membandingkan isi buku utama dengan buku pembanding 1 dan pembanding 2

4. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap buku.

1.3 MANFAAT CBR

1. Untuk menambah pengetahuan tentang pembiasan optik

2. Untuk mengetahui banyak hal tentang buku.

1.4 IDENTITAS BUKU

Buku Utama

1. Judul buku : Fisika Dasar II

2. Pengarang/Editor : Mikrajuddin Abdullah

3. Penerbit : ITB

4. Kota terbit : Bandung

5. Tahun terbit : 2017

4
Buku Pembanding

1. Judul buku : Optik

2. Pengarang/Editor : Iwan Pewarna Suwarna

3. Penerbit : Duta Grafika

4. Kota terbit : Bogor

5. Tahun terbit : 2010

6. ISBN : 978-979-0409-19-4

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BUKU UTAMA


2.1.1 Pembiasan Cahaya

Perbedaan laju cahaya di udara dan dalam material menimbulkan fenomena menarik
ketika cahaya merambat dari udara masuk ke material atau cahaya merambat keluar dari
material menuju udara:
a) Apabila arah rambat cahaya tegak lurus bidang pembatas antara material dan udara,
maka cahaya tetap bergerak lurus walaupun mengalami perbuahan laju.
b) Tetapi, jika arah rambat cahaya tidak tegak lurus bidang pembatas udara dan material
maka di samping mengalami perubahan laju, arah rambat cahaya mengalami
pembelokkan pada bidang pembatas udara dan material. Perubahan arah rambat
cahaya ketika berpindah dari satu material ke material lain disebut pembiasan. Karena
fenomena pembiasan ini maka benda lurus yang dimasukkan ke dalam material
dengan indeks bias berbeda tampak patah pada bidang tas dua material.
2.1.2 Pembiasan Cahaya Oleh Lapisan Sejajar
Contoh lapisan sejajar adalah plat kaca di udara atau dalam air. Cahaya datang dari udara
menuju sisi pertama plat kaca sehingga mengalami pembiasan. Cahaya merambat dalam kaca
menuju sisi kedua dan mengalami pembiasan kembali di sisi kedua hingga cahaya kembali ke
udara.
Cahaya yang keluar pada bidang batas kedua ini merambat dalam arah persis sama
dengan cahaya datang pada bidang batas pertama. Tetapi, arah rambat cahaya telah
mengalami pergeseran. contoh berkas cahaya yang melewati kaca dengan ketebalan tertentu.
Tampak jelas pergeseran arah rambat cahaya setelah memewati kaca. Setelah keluar dari
kaca, arah rambat cahaya kembali sama dengan arah rambat sebelum memasuki kaca.
2.1.3 Pebiasan Oleh Prisma
Prisma adalah benda yang terbuat dari gelas tembus cahaya (transparan) yang kedua
sisinya dibatasi bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu satu sama lain. Karena
membentuk sudut tertentu, maka dua bidang pembatas tersebut saling berpotongan (tidak
sejajar). Dengan demikian, prisma merupakan kebalikan dari kaca plan pararel. Kalau kaca
plan paralel dua bidang pembatasnya sejajar sedangkan pada prisma dua bidang pembatasnya
tidak sejajar.

6
Sudut yang dibentuk oleh dua permukaan prisma yang saling berpotongan tersebut
dinamakan sudut pembias yang disimbolkan dengan β (baca: beta). Bidang permukaan
prisma berfungsi sebagai bidang pembias. Coba kalian perhatikan lukisan jalannya sinar yang
melewati sebuah prisma pada gambar berikut.

Jika suatu berkas sinar PQ datang pada salah satu sisi prisma yang sudut
pembiasnya β, maka oleh prisma sinar ini dibiaskan mendekati garis normal menjadi sinar
QR, kemudian sinar keluar lagi dari sisi prisma yang lain menjadi sinar RS dibiaskan
menjauhi garis normal. Dari lukisan jalannya sinar di atas, ternyata sinar datang PQ dengan
sinar keluar RS, perpotongan perpanjangan kedua sinar tersebut membentuk sudut yang
disebut sudut deviasi.

2.2 BUKU PEMBANDING


2.2.1 Pembiasan
Berkas cahaya yang dari udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami
pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium udara
dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, kamu dapat menyimpulkan
bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua medium yang berbeda kerapatan
optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal ketika sinar datang dari medium kurang
rapat (udara) ke medium lebih rapat (kaca). Sinar bias akan menjauhi garis normal ketika
cahaya merambat dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat.
Terjadinya pembiasan tersebut telah dibuktikan oleh seseorang ahli matematika dan
perbintangan Belanda pada 1621 bernama Willebrord Snell. Kesimpulan hasil percobaan nya
dirumuskan dan di kenal dengan Hukum Snellius.
Hukum Snellius menyatakan sebagai berikut
1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.

7
2. Sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, sinar
akan dibiaskan menjauhi garis normal.
3. Sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar
akan dibiaskan mendekati garis normal.

2.2.2 Sudut Deviasi


Prisma adalah benda bening, seperti kaca pan paralel yang ujungnya membentuk
sudut. Ketika sinar dilewwatkan pada prisma, ternyata terjadi penyimpangan arah sinar
datang pertama dengan sinar bias akhir. Hal ini diakibatkan karena ujung – ujungprisma
membentuk sudut. Sudut yang di bentuk antara perpanjangan sinar datang pertama dan sinar
bias akhir disebut sudut deviasi atau penyimpangan.

2.3 KAJIAN
2.3.1 Buku Utama

Pada buku utama yaitu buku Fisika Dasar II, penjelasan materi yang disajikan, baik
itu defenisi atau konsep yang disajikan dijelaskan dengan bahasa yang lebih rumit. Namun
buku ini tidak memiliki pendahuluan sehingga pembaca belum memahami maksud dari
penulisan. Pada buku Optik, pendukung materi seperti gambar,grafik dan contoh-contoh soal
cukup mendukung, dan pembaca tidak mudah bosan ketika membacanya.

2.3.2 Buku Pembanding

8
Pada buku pembanding, yaitu Optik, pemaparan konsep dan defenisi dijabarkan
secarasederhana. Pendukung materi seperti grafik, gambar dan contoh – cotoh soal kurang
lengkap. Dari segi pembahasan dan kedalaman isi materi, buku Fisika Dasar II ini terkesan
memaparkan materi secara umum, bahasa yang digunakan lebih sederhana sehingga pembaca
mudah untuk memahami nya.

2.4 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN BUKU


2.4.1 Konsep dan Definisi

Persamaan konsep dan defenisi pada buku utama dan buku pembanding adalah
padakonsep pembiasan cahaya pada kaca plan paralel, walaupun bahasa yang digunakan
berbeda, tetapi maksud dari kedua buku adalah sama.

2.4.2 Prinsip/ Teorema/ Dalil/ Sifat

Pada buku utama dan buku kedua, memiliki perbedaan dalam hal penjelasan
mengenai rumus – rumus integral tak tentu. Hal tersebut sangat terlihat jelas perbedaanya
terutama dari segi bahasa. Namun setelah dipahami kedua rumus memiliki makna yang sama.

2.5 KELENGKAPAN DAN VARIASI SOAL LATIHAN

Dalam kelengkapan soal dari buku utama dan buku pembanding, buku utama lebih
lengkap. Karena memiliki contoh dan pembahasannya yang cukup banyak, pembuktian dan
pembahasannya, serta soal-soal latihan. Sedangkan pada buku pembanding tidak memiliki
contoh dan pembahasannya serta soal – soal latihan.

2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kekurangan dan kelebihan dari kedua buku, dalam buku utama contoh dan soal-soal
latihan cukup banyak sehingga pembaca dapat mengaplikasikan ilmunya kedalam soal
tersebut. Sedangkan dalam buku pembanding soal-soal latihan tidak ada dan itu membuat
pembaca tidak bisa/sulit mengaplikasikan kan ilmu yang dia dapat dalam bentuk soal-soal
latihan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan yang di atas, maka dapat saya simpulkan buku yang lebih saya pahami
adalah buku Fisika Dasar II. Karena dengan adanya contoh-contoh soal beserta
pembahasannya saya bisa memahami dan mencoba mengaplikasikan nya dalam soal-soal
tersebut.

3.2 SARAN

Saran saya untuk buku pembanding adalah menambahkan contoh-contoh soal agar
pembaca bisa memahami lebih dalam lagi tentang pembiasan cahaya. Sedangkan saran saya
untuk buku utama, bahasa yang digunakan lebih sederhana lagi supaya dapat dimengerti oleh
pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajudin. 2017. Fisika Dasar II. Bandung:ITB.

Suwarna, Iwan. 2010. Optik. Bogor:Duta Grafika.

11

Anda mungkin juga menyukai