Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MATA KULIAH : KONSEP DASAR IPA DI SD


PDGK4103

MODUL 10 : OPTIK
KB I : CAHAYA DAN SIFTANYA

DOSEN PEMBIMBING : SUJAK, S.Pd,.M.M

Disusun Oleh :

1. IRMA HESTIANA
2. LILY NURINDAH SARI
3. M.FAHMI SIHAP
4. JOKO PEBRIADY

UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR PANGKALAN BALAI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sesungguhnya tidak ada yang berhak
disembah, selain Dia. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW,
pembawa risalah kebenaran dan penutup utusan Tuhan. Makalah  ini disusun sebagai
tugas mata kuliah “ KONSEP DASAR IPA DI SD  ” yang diajarkan oleh (Dosen) dalam
modul 10 yaitu “ OPTIKA “.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada (dosen)  yang  telah mengajarkan
berbagai pengetahuan tentang mata kuliah “KONSEP DASAR IPA DI SD ”, dan juga
kepada semua rekan yang turut serta membantu dalam menyelesaikan pembuatan laporan
ini. Penulis senantiasa membuka diri untuk menerima berbagai saran dan kritikan yang
membangun guna menambah serta meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan khususnya
yang berkaitan dengan laporan ini.
Permohonan maaf dari lubuk hati kami yang dalam kepada semua pihak atas segala
kelebihan dan kekurangan yang ada dalam penyusunan laporan ini. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat  dan dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi siapa saja yang selalu
ingin menuntut ilmu pengetahuan.

                                                                                           

             Pangkalan Balai, 04 Desember 2022


Tertanda,

                                                                        

  Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….............. iii

BAB I  PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………….............. 1

1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………... 1

1.3  Rumusan Tujuan……………………………………………………………. 1

BAB II   PEMBAHASAN 1

2.1 Cahaya dan Sifatnya………………………………………………………… 1

2.1.1 Model sinar cahaya………………………………………………………. 2

2.1.2 Pemantulan……………………………………………………………… 2

2.1.3 Pembiasan……………………………………………………………….. 3

2.1.4 Cahaya Sebagai Gelombang Elektromagnetik…………………………… 4

2.1.5 Dispersi……………………………………………………………………. 4

2.1.6 Interferensi Cahaya……………………………………………………….. 4

2.1.7 Difraksi Cahaya…………………………………………………………… 5

2.1.8 Polarisasi Cahaya………………………………………………………….. 5

BAB III    PENUTUP 6

A.    Kesimpulan…………………………………………………………………. 6

B.     Saran-saran………………………………………………………………… 6

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Cahaya memegang pernanan penting dalam kehidupan karena kita dapat


mengenali banyak informasi melalui cahaya yang masuk ke mata. Untuk melihat
suatu benda dengan dua cara : benda sebagai sumber cahaya, misalnya lampu dan
bintang dan benda yang memantulkan cahaya. Namun, untuk mengamati benda-
benda yang kecil atau benda yang jauh, dapat meminta bantuan alat-alat optik.

Dalam modul ini, akan mempelajari berbagai konsep tentang optika,


mencakup optika geometris, optika fisis, dan alat optik. Optika geometris
menganalisis peristiwa optis dengan bantuan sinar cahaya. Sedangkan optika fisis
memanfaatkan sifat gelombanng cahaya. Akan tetapi, peristiwa-peristiwa
interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya hanya dapat dijelaskan dengan
gelombang cahaya.

1.2  Rumusan  Masalah
Rumusan masalah ini antara lain berupa :
1.2.1        Apa saja yang termasuk pada cahaya dan sifatnya?

1.3  Tujuan Masalah
1.3.1        Untuk mengetaui apa saja yang termasuk pada cahaya dan sifatnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 CAHAYA DAN SIFATNYA


Ada 8 yang termasuk pada cahaya :
1) Model sinar cahaya
2) Pemantulan
3) Pembiasan
4) Cahaya sebagai gelombang elektromagnetik
5) Dispersi
6) Interferensi cahaya
7) Difraksi cahaya
8) Polarisasi cahaya

2.1.1        MODEL SINAR CAHAYA


Salah satu sifat cahaya adalah bergerak lurus kesemua arah. Hal ini dapat
dibuktikan dari berkas cahaya lampu senter yang tampak sebagai berkas lurus,
sumber cahaya tidak menghasilkan bayang-bayang dibelakang benda tak tembus
cahaya. Cahaya merambat melalui lintasan garis lurus yang disebut sinar cahaya.
Sinar merupakan suatu idealisasi yang dipakai untuk menggambarkan berkas
cahaya yang sangat sempit.

2.1.2        PEMANTULAN
Apabila seberkas cahaya menumbuk permukaan suatu benda, cahaya
tersebut dipantulkan. Pemantulan berkas cahaya sejajar oleh permukaan datar dan
dalam arah tertentu. Ketika seberkas sinar cahaya yang sempit jatuh pada
permukaan rata, kita perlu mendefinisikan sudut yang dibentuk oleh sinar datang
(normal berarti tegak lurus) sebagai sudut datang i. kemudian kita mendefinisikan
sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dan normal sebagai sudut pantul r.

Gb. Hukum pemantulan

 Pemantulan dibagi menjadi 2 janis, yaitu :


1) Pemantulan teratur: Pemantulan yang terjadi jika bidang pemantulnya
datar dan licin.
2) Pemantulan baur: pemantulan yang terjadi jika bidang pemantulnyamer
upakan bidang yang kasar dan tidak rata.

2.1.3        PEMBIASAN
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan berkas cahaya ketika melewati
bidang batas antara dua medium yang berbeda kerapatannya. Hukum Snell yaitu
sudut bias suatu berkas sinar cahaya pada bidang batas antara dua medium yang
berbeda kerapatannya sama dengan perbandingan laju cahaya dalam dua medium
itu.

Pada contoh di atas terlihat sinar datang (i) > sinar bias (r) atau dengan kata lain
sinar  bias mendekati garis nornal....terjadi ketika sinar menembus batas bidang dari
mediumyang renggang ke medium yang lebih rapat. bila sinar berasal dari sebaliknya
yakni darimedium rapat ke medium yang lebih rengang maka sinar menjauhi garis
normal (i < r).

Dari gambar diatas kita memperoleh rumus sbb :

Keterangan :

n: Indeks bias mutlak

 c: Laju cahaya dalam ruang hampa ( 3,00 x 10m/s )

v: Laju cahaya pada suatu medium / zat (m/s)

2.1.4        CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK


Energi dapat di bawa dari suatu tempat ke tempat lain melalui dua cara,
yaitu oleh partikel atau oleh gelombang. Menjelang akhir abad ke-19, cahaya
dianggap merupakan gelombang elektromagnetik. Pada awal abad ke-20 dapat
ditunjukkan bahwa cahaya mempunyai sifat partikel juga. Teori gelombang
elektromagnetik tentang cahaya dapat menjelaskan berbagai gejala fisis.

2.1.5        DISPERSI
Dispersi adalah frekuensi-frekuensi yang berbeda ketika melewati bahan
yang mempunyai indeks bias bervariasi dengan frekuensi. Cahaya dengan panjang
gelombang lebih pendek dari 400 nm disebut ultraungu (UV = ultraviolet) dan
cahaya dengan panjang gelombang lebih besar dari 750 nm disebut inframerah (IR
= infrared).

2.1.6        INTERFERENSI CAHAYA
Interferensi konstruktif mengacu pada penguatan gelombang-gelombang yang
mempunyai fase sama dengan gelombang-gelombang lainnya, sedangkan interferensi
destruktif mengacu pada penghapusan sebagian atau seluruh gelombang-gelombang yang
berlawanan fase dengan gelombang-gelombang lainnya. Gelombang cahaya dari tabung
lucutan gas adalah inkoheren, sedangkan gelombang radio dari suatu antenna adalah
koheren.

2.1.7        DIFRAKSI CAHAYA
Difraksi adalah tepi rintangan yang berada dalam lintasan gelombang itu. Difraksi
cahaya sukar diamati karena panjang gelombang cahaya tampak sedemikian pendek.
Kurang dari 10-6 m, sehingga perluasan difraksi dalam zona banyang-bayang adalah kecil.
Peristiwa difraksi cahaya dapat ditunjukkan dengan kisi difraksi, yang tersiri atas celah-
celah sejajar yang berjumlah besar.

2.1.8        POLARISASI CAHAYA
Berkas gelombang transversal tak terpolarisasi adalah berkas gelombang yang
mempunyai getaran-getaran sama seringnya kesegala arah yang tegak lurus pada arah
rambatannya. Berkas gelombang transversal terpolarisasi adalah berkas gelombang yang
hanya mempunyai satu arah getaran yang tegak lurus pada arah hambatannya. Bidang
tempat getaran-getaran ini terjadi disebut bidang polarisasi.
Medan listrik yang sedang bergetar dalam gelombang cahaya menyebabkan
elektron-elektron dalam atom-aom dan molekul-molekul yang dijumpai juga bergetar
dengan frekuensi yang sama. Kemudian, elektron-elektron tersebut juga memancarkan
kembali gelombang-gelombang cahaya dengan frekuensi ini. Akibatnya, sejumlah
sejumlah gelombang cahaya yang dating dihamburkan ke samping dari lintasannya
semula.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
CAHAYA DAN SIFATNYA
1)      Model sinar cahaya
Sinar merupakan suatu idealisasi yang dipakai untuk menggambarkan berkas cahaya
yang sangat sempit.
2)      Pemantulan
Apabila seberkas cahaya menumbuk permukaan suatu benda, cahaya tersebut
dipantulkan. Pemantulan berkas cahaya sejajar oleh permukaan datar dan dalam arah
tertentu.
3)      Pembiasan
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan berkas cahaya ketika melewati bidang batas
antara dua medium yang berbeda kerapatannya.
4)      Cahaya sebagai gelombang elektromagnetik
Teori gelombang elektromagnetik tentang cahaya dapat menjelaskan berbagai gejala fisis.
5)      Dispersi
Dispersi adalah frekuensi-frekuensi yang berbeda ketika melewati bahan yang
mempunyai indeks bias bervariasi dengan frekuensi.
6)      Interferensi cahaya
Interferensi merupakan peristiwa perpaduan gelombang-gelombang cahaya.
7)      Difraksi cahaya
Difraksi adalah tepi rintangan yang berada dalam lintasan gelombang itu.
8)      Polarisasi cahaya
Bidang tempat getaran-getaran ini terjadi disebut bidang polarisasi.
3.2  Saran-saran
Pembaca harus lebih banyak membaca tentang Optik dan bagian-bagian yang
berkaitan dengan mata kita. Agar pembaca dapat mengetahui istilah-istilah yang terdapat
pada cahaya dan istilah lain dari mata manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Sumadri, Yosaphat, dkk. (2009 ). Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta. Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai