“POLARISASAI CAHAYA”
OLEH
KELOMPOK 2
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “polarisasi
cahaya”. Terimakasih juga kepada dosen pembimbing yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULAN
11. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari semua yang kita lihat adalah pantulan dari suatu cahaya.
Dari pantulan tersebut kita dapat menikmati segala keindahan ciptaanNYA. Bisa
dibayangkan bagaimana dunia ini tanpa cahaya, mungkin seperti malam hari tanpa sinar
lampu pijar. Mungkin itulah kenapa Allah SWT menciptakan matahari sebagai sumber
cahaya alami. Pertanyaan yang muncul adalah apa yang dimaksud dengan cahaya?
Bagaimana dan kenapa cahaya dapat dipantulkan? Ternyata cahaya adalah suatu gelombang
tranversal, dan mungkin jawaban pertanyaan terakhir adalah menyangkut sifat dari cahaya itu
sendiri, yaitu mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), intervensi, pelenturan
(difraksi), dan polarisasi. Muncul pertanyaan lagi, apa bukti dari semua sifat cahaya tersebut?
Bukti dari sifat polarisasi misalnya, jika kita keluar pada siang hari kita akan merasa silau
oleh terik matahari. Itu tidak akan terjadi jika kita memakai kacamata hitam karena
gelombang dari sinar matahari tersebut akan terserap oleh kacamata hitam. Disini penulis
akan mengkaji lebih jauh tentang salah satu sifat cahaya tersebut, yakni polarisasi.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan polarisasi cahaya?
2. Apa saja jenis polarisasi ?
3. Kenapa cahaya dapat berpolarisasi ?
4.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian polarisasi cahaya?
2. Untuk mengetahui jenis polarisasi ?
3. Untuk mengetahui sebab-sebab perpolarisasi ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
POLARISASAI CAHAYA
5
vertikal sebelum analisator adalah E, maka kuat medan listrik cahaya terpolarisasi yang
keluar dari analisator adalah E cos q
Maka intensitas sinar yang diteruskan oleh polarisator I1, haruslah memiliki I (Intensitas),
dimana :
1
I1 = ½ I0 𝐼0 = 2
dengan I0 adalah intensitas cahaya mula-mula (cahaya yang tidak Terpolarisasi). Cahaya
dengan Intensitas (I1) kemudian datang pada analisator dan cahaya yang keluar dari analisator
akan memiliki intensitas cahaya (I2). Menurut hukum Malus, hubungan antara 𝐼2 dan 𝐼1 dapat
sinyatakan oleh
I2 = I1 cos2 q atau I2 = ½ I0 cos2 q
dengan q sebagai sudut antara sumbu polarisasi dan sumbu analisator.
Ketika berkas cahaya yang tidak terpolarisasi memasuki bahan bias kembar, cahaya itu akan
terpisah menjdi 2 cahaya yang terpolarisasi.
1. Sinar 1 = Sinar istimewa
Tidak memenuhi hukum snellius (hukum pembiasan) dan cahaya ini adalah cahaya
yang terpolarisasi sempurna.
2. Sinar 2 = Sinar biasa
Memenuhi hukum Snellius dan cahaya terpolarisasi sebagian .
1. Polarisasi Lingkaran
6
Untuk beda fasenya : π/2 ,3π/2 , atau kelipatan ganjil dari π/2 , getaran yang dihasilkan akan
berupa lingkaran. Gelombang dengan polarisasi melingkar dapat diuraikan menjadi 2
gelombang dengan polarisasi tegak lurus.
2. Polarisasi linier
Polarisasi linear terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah yang tegak lurus
terhadap arah rambatan atau bidang medan listriknya.Untuk selisih fasenya : 0 , π , 2π, 3π ,
atau setiap kelipatan bulat dari π , getaran yang dihasilkan akan linier .
3. Polarisasi ellips
Untuk semua selisih fasa lainnya, getaran yang dihasilkan akan berupa ellips. Gelombang
dengan polarisasi ellips dapat diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak lurus.
Ketiga polarisasi ini juga bisa terjadi akibat 2 buah gelombang cahaya yang orientasi arah
medan listriknya berbeda bergabung menjadi satu. Jika orientasi arah medan listriknya sama
maka akan terjadi superposisi (interferensi atau difraksi).
1. PolarisasikarenaPemantulan
Cara sederhana untuk mendapatkan cahaya yang terpolarisasai adalah dengan pemantulan
cahaya berikut:
Sinar A dipantulkan oleh cermin P1 dan sinar yang terpantul dipantulkan lagi oleh cermin P2.
Ternyata apabila cermin P2 diputar terhadap poros cermin P1 dan P2 kelipatan 90° ternyata
cahaya terpantul B berintensitas nol.
7
Sudutpantulinidisebutsudutpolarisasi.
- Hukum Brewster
MenuruthukumSnellius
n1 sin Φ1 = n2 sin Φ2
Hukummalus
- HukumMalus
Bahan yang dapatmempolarisaricahayabiasamenjaditerpolarisasi. Disebut polarisator
sedangkan bahan yang dipergunakanuntuk
mencekterpolarisasinyasuatucahayadisebutanalisator .MenurutMalus , intensitascahaya yang
ditransmisikanolehanalisatortergantungpadasudutantarabidangpolarisatordanbidang
analisatorsebagaimanatergambar.
8
Hukum Malus
.....................................(1)
Presentase polarisasi:
..................................(2)
2. Polarisasikarenapenyerapan (Dikroisma)
Sifat kristal pembias kembar, dimana salah satu komponen terpolarisasi diserap lebih
kuat dari pada komponen yang lainnya. Contohnya kristal turmalin gambar C. Sinar biasa
terdiri atas komponen tegak lurus bidang gambar(warna merah) dan komponen sejajar
bidang gambar. 𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 Amplitudo komponen sejajar setelah masuk bahan formalin
menjadi lebih kecil(diserap) sedang, komponen sejajar tetap besarnya.
9
3. Polarisasi karena pembiasan ganda (Bias kembar)
Sebagaian kristal non kubik(misal: kuarsa, turmalin, kalsit) bersifat non isotrop artinya :
kecepatan cahaya tidak sama ke semua arah. Dalam bahan yang demikian laju cahaya
tergantung pada arah rambatan. Cahaya yang masuk dalam bahan tersebut terbagi menjadi
dua berkas yaitu berkas cahaya biasa(ordiner) dan berkas cahaya luar biasa(extra ordiner).
- Sinar biasa (sinar ordiner)
Sinar yang kecepatan rambatnya pada suatu medium sama ke semua arah.
Selektif Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang getar
gelombang cahaya dan hanya melewatkan salah satu bidang getar. Seberkas sinar yang telah
melewati polaroid hanya akan memiliki satu bidang getar saja sehingga sinar yang telah
melewati polaroid adalah sinar yang terpolarisasi.Peristiwa polarisasi ini disebut polarisasi
karena absorbsi selektif. Polaroid banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
untuk pelindung pada kacamata dari sinar matahari (kacamata sun glasses) dan polaroid
untuk kamera.
10
5. Polarisasi karena Hamburan Cahaya
Hamburan cahaya : fenomena penyerapan cahaya dan pemancarannya kembali oleh
suatu medium atau benda. Cahaya datang pada medium penghambur(cahaya datang tak
terpolarisasi) dalam arah sumbu Z: cahaya yang dihamburkan pada arah sumbu X.
Dipolarisasi pada arah sumbu Y, sedangkan cahaya yang dihamburkan pada arah sumbu Y
dipolarisasi pada arah X.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak
menjadi satu arah getar. Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa
cahaya termasuk gelombang transversal. Hal ini dibuktikan oleh peristiwa polarisasi
cahaya. Polarisasi cahaya adalah pembatasan atau pengutuban dua arah getar menjadi
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
12