Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Fisika

Polarisasi Cahaya

Disusun Oleh :

- Azka Nadia F
- Fadhil Bagus W
- M.Febriyan H
-Vanya Salsadilla

Kelas :
XII – IPA6

SMAN 25 BANDUNG
Tahun Ajaran 2017/2018
Daftar isi

KATA PENGANTAR ................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I ..................................................... Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN..................................... Error! Bookmark not defined.

1.1.LatarBelakang .............................. Error! Bookmark not defined.

1.2.Tujuan .......................................... Error! Bookmark not defined.

1.3.Alat dan Bahan............................. Error! Bookmark not defined.

BAB II .................................................... Error! Bookmark not defined.

TEORI DASAR ........................................ Error! Bookmark not defined.

2.1. pengertian polarisasi cahaya ....... Error! Bookmark not defined.

2.2.Jenis-Jenis Polarisasi Cahaya ........ Error! Bookmark not defined.

BAB III ................................................... Error! Bookmark not defined.

METODE PENELITIAN ............................ Error! Bookmark not defined.

3.1. Prosedur Kerja ............................ Error! Bookmark not defined.

BAB IV ................................................... Error! Bookmark not defined.

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................... Error! Bookmark not defined.

4.1. Hasil Pengamatan ....................... Error! Bookmark not defined.


4.2. Analisa data ................................ Error! Bookmark not defined.

4.3. Pembahasan ............................. Error! Bookmark not defined.

BAB V .................................................... Error! Bookmark not defined.

PENUTUP .............................................. Error! Bookmark not defined.

5.1. Kesimpulan ................................. Error! Bookmark not defined.


Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan
Praktikum fisika ini.

Dalam penyusunannya, kami selaku kelompok 6 mengucapkan terimakasih kepada Guru fisika
kami yaitu Ibu Yeti yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini 4ias memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami harap dimaklumi. Kami harap,
praktikum ini dapat bermanfaat.
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertanyaan yang muncul adalah apa yang dimaksud dengan cahaya? Bagaimana
dan kenapa cahaya dapat dipantulkan? Ternyata cahaya adalah suatu gelombang
tranversal, dan mungkin jawaban pertanyaan terakhir adalah menyangkut sifat dari
cahaya itu sendiri, yaitu mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi),
intervensi, pelenturan (difraksi), dan polarisasi.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui apakah polarisasi itu?
2. Mengetahui apakan ada pengaruh sudut yang diubah pada analisator

1.3 ALAT DAN BAHAN

POLARISATOR ANALISATOR

DUDUKAN POLARISATOR DINDING HASIL CAHAYA


CAHAYA FLASHLIGHT (POLIKOMATRIK)
BAB II

TEORI DASAR

2.1 PENGERTIAN POLARISASI

Polarisasi adalah proses pembatasan gelombang 7ias7r yang membentuk suatu gelombang

transversal sehingga menjadi satu arah. Efek polarisasi hanya dialami oleh gelombang

transversal. Cahaya juga dapat mengalami polarisasi menunjukan bahwa cahaya termasuk

gelombang transversal.

Polarisasi cahaya adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar gelombang. Gejala

polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali yang dilewatkan pada

celah. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati

celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka gelombang

pada tali tidak 7ias melewatizcelahztersebut. Ngubah arah polarisasi dan mengatur besar

intensitas cahaya yang akan diteruskan ke pengamat. Suatu cahaya tak terpolarisasi datang pada

lembar polaroid pertama disebut polarisator, dengan sumbu polarisasi ditunjukkan oleh garis-

garis pada polarisator.

Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh empat cara, yaitu:

1. Polarisasi karena Pemantulan

Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi) dijatuhkan dari medium udara, ke medium

kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan

sudah terpolarisasi, seperti pada gambar berikut:

2. Polarisasi karena Pemantulan dan Pembiasan


Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar biasnya

membentuk sudut 90o. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar dengan bidang

pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku : 𝐼𝑝 + r = 90° atau r = 90° - 𝐼𝑝

Dengan demikian, berlaku pula

Jadi, diperoleh persamaan

Keterangan :

n2 : indeks bias medium tempat cahaya datang

n1 : medium tempat cahaya terbiaskan

Ip : sudut pantul yang merupakan sudut terpolarisasi.

Persamaan diatas merupakan bentuk matematis dari Hukum Brewster.

3. Polarisasi karena Penyerapan Selektif

Polarisasi yang diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu polarisator dan analisator.

Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi linier dari cahaya alami

yang tak terpolarisasi. Analisator berfungsi untuk mengubah arah polarisasi dan mengatur besar

intensitas cahaya yang akan diteruskan ke pengamat.

Suatu cahaya tak terpolarisasi datang pada lembar polaroid pertama disebut polarisator, dengan

sumbu polarisasi ditunjukkan oleh garis-garis pada polarisator. Kemudian dilewatkan pada

polaroid kedua yang disebut analisator. Jika kuat medan listrik cahaya terpolarisasi vertikal

sebelum analisator adalah E, maka kuat medan listrik cahaya terpolarisasi yang keluar dari

analisator adalah E cos q

Maka intensitas sinar yang diteruskan oleh polarisator I1, haruslah memiliki I (Intensitas), dimana

:
1
I1 = ½ I0 𝐼0 = 2

dengan I0 adalah intensitas cahaya mula-mula (cahaya yang tidak Terpolarisasi). Cahaya dengan

Intensitas (I1) kemudian datang pada analisator dan cahaya yang keluar dari analisator akan

memiliki intensitas cahaya (I2). Menurut hukum Malus, hubungan antara 𝐼2 dan 𝐼1 dapat

sinyatakan oleh

I2 = I1 cos2 q atau I2 = ½ I0 cos2 q

dengan q sebagai sudut antara sumbu polarisasi dan sumbu analisator.

4. Polarisasi karena Pembiasan ganda (bias ganda)

Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati suatu bahan yang

mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, misalnya pada kristal kalsit.

1. berkas sinar biasa (ordinary)

2. berkas sinar luar biasa (extraordinary)

Ketika berkas cahaya yang tidak terpolarisasi memasuki bahan bias kembar, cahaya itu akan

terpisah menjdi 2 cahaya yang terpolarisasi.

5. Sinar 1 = Sinar istimewa

Tidak memenuhi hukum snellius (hukum pembiasan) dan cahaya ini adalah cahaya yang

terpolarisasi sempurna.

6. Sinar 2 = Sinar biasa

Memenuhi hukum Snellius dan cahaya terpolarisasi sebagian .

7. Polarisasi karena Hamburan

Jika cahaya datang pada suatu sistem (misal. Gas), maka elektron-elektron dalam partikel dapat

menyerap dan memancarkan kembali sebagian dari cahaya. Penyerapan dan pemantulan
kembali ini disebut sebagai hamburan. Hamburan inilah yang menyebabkan cahaya matahari

mengenai pengamat di bumi terpolarisasi sebagian. Hamburan jugalah yang menyebabkan langit

tampak biru. Berdasarkan analisis tentanghamburan, untuk intesitas cahaya tertentu, intensitas

cahaya yang dihamburkan bertambah dengan bertambahnya frekuensi. Karena cahaya biru

mempunyai frekuensi yang lebih tinggi dari pada cahaya merah, maka cahaya biru dihamburkan

lebih banyak dari cahaya merah.

2.2 JENIS-JENIS POLARISASI

1. Polarisasi Lingkaran

Untuk beda fasenya : π/2 ,3π/2 , atau kelipatan ganjil dari π/2 , getaran yang dihasilkan akan

berupa lingkaran. Gelombang dengan polarisasi melingkar dapat diuraikan menjadi 2 gelombang

dengan polarisasi tegak lurus.

8. Polarisasi linier

Polarisasi linear terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah yang tegak lurus

terhadap arah rambatan atau bidang medan listriknya.Untuk selisih fasenya : 0 , π , 2π, 3π , atau

setiap kelipatan bulat dari π , getaran yang dihasilkan akan linier .

9. Polarisasi ellips

Untuk semua selisih fasa lainnya, getaran yang dihasilkan akan berupa ellips. Gelombang

dengan polarisasi ellips dapat diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak lurus.

Ketiga polarisasi ini juga bisa terjadi akibat 2 buah gelombang cahaya yang orientasi arah medan

listriknya berbeda bergabung menjadi satu. Jika orientasi arah medan listriknya sama maka akan

terjadi superposisi (interferensi atau difraksi).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.

2. Pasang Analisator dan Polaristor pada dudukannya

3. Simpan dinding untuk melihat hasil cahaya di belakang polarisator

4. Lalu, putar arah derajat pada analisator kearah 0o

5. Beri cahaya polikromatik pada analisator, hasil cahaya gelap, redup, atau terang akan ada

pada dinding hasilnya.

6. Lakukan hal yang sama lagi pada sudut 45o, 90o, 135o, 180o, 225o, 270o, 315o

7. Lihat pula hasil yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 HASIL PENGAMATAN

SUDUT 0O SUDUT 45O SUDUT 90O

SUDUT 180O SUDUT 225O SUDUT 270O


SUDUT 315O

NO SUDUTO TERANG REDUP GELAP

1 0

2 45

3 90

4 135

5 180

6 225

7 270

8 315

Pada percobaan polarisasi ini, kami menyimpulkan bahwa cahaya yang terang hanya
pada sudut 0o dan 180o. Sementara cahaya redup terjadi pada saat sudut 45o, 135o, 225o, dan
315o. Sementara cahaya yang gelap hanya terjadi pada sudut 90o dan 270o.
BAB V

PENUTUP
V.1 KESIMPULAN

Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi
satu arah getar. Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa cahaya termasuk
gelombang transversal. Hal ini dibuktikan oleh peristiwa polarisasi cahaya. Polarisasi cahaya
adalah pembatasan atau pengutuban dua arah getar menjadi satu arah getar.

Anda mungkin juga menyukai