Polarisasi Cahaya
Disusun Oleh :
- Azka Nadia F
- Fadhil Bagus W
- M.Febriyan H
-Vanya Salsadilla
Kelas :
XII – IPA6
SMAN 25 BANDUNG
Tahun Ajaran 2017/2018
Daftar isi
Dalam penyusunannya, kami selaku kelompok 6 mengucapkan terimakasih kepada Guru fisika
kami yaitu Ibu Yeti yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini 4ias memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami harap dimaklumi. Kami harap,
praktikum ini dapat bermanfaat.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertanyaan yang muncul adalah apa yang dimaksud dengan cahaya? Bagaimana
dan kenapa cahaya dapat dipantulkan? Ternyata cahaya adalah suatu gelombang
tranversal, dan mungkin jawaban pertanyaan terakhir adalah menyangkut sifat dari
cahaya itu sendiri, yaitu mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi),
intervensi, pelenturan (difraksi), dan polarisasi.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui apakah polarisasi itu?
2. Mengetahui apakan ada pengaruh sudut yang diubah pada analisator
POLARISATOR ANALISATOR
TEORI DASAR
Polarisasi adalah proses pembatasan gelombang 7ias7r yang membentuk suatu gelombang
transversal sehingga menjadi satu arah. Efek polarisasi hanya dialami oleh gelombang
transversal. Cahaya juga dapat mengalami polarisasi menunjukan bahwa cahaya termasuk
gelombang transversal.
Polarisasi cahaya adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar gelombang. Gejala
polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali yang dilewatkan pada
celah. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati
celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka gelombang
pada tali tidak 7ias melewatizcelahztersebut. Ngubah arah polarisasi dan mengatur besar
intensitas cahaya yang akan diteruskan ke pengamat. Suatu cahaya tak terpolarisasi datang pada
lembar polaroid pertama disebut polarisator, dengan sumbu polarisasi ditunjukkan oleh garis-
Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi) dijatuhkan dari medium udara, ke medium
kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan
membentuk sudut 90o. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar dengan bidang
pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku : 𝐼𝑝 + r = 90° atau r = 90° - 𝐼𝑝
Keterangan :
Polarisasi yang diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu polarisator dan analisator.
Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi linier dari cahaya alami
yang tak terpolarisasi. Analisator berfungsi untuk mengubah arah polarisasi dan mengatur besar
Suatu cahaya tak terpolarisasi datang pada lembar polaroid pertama disebut polarisator, dengan
sumbu polarisasi ditunjukkan oleh garis-garis pada polarisator. Kemudian dilewatkan pada
polaroid kedua yang disebut analisator. Jika kuat medan listrik cahaya terpolarisasi vertikal
sebelum analisator adalah E, maka kuat medan listrik cahaya terpolarisasi yang keluar dari
Maka intensitas sinar yang diteruskan oleh polarisator I1, haruslah memiliki I (Intensitas), dimana
:
1
I1 = ½ I0 𝐼0 = 2
dengan I0 adalah intensitas cahaya mula-mula (cahaya yang tidak Terpolarisasi). Cahaya dengan
Intensitas (I1) kemudian datang pada analisator dan cahaya yang keluar dari analisator akan
memiliki intensitas cahaya (I2). Menurut hukum Malus, hubungan antara 𝐼2 dan 𝐼1 dapat
sinyatakan oleh
Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati suatu bahan yang
mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, misalnya pada kristal kalsit.
Ketika berkas cahaya yang tidak terpolarisasi memasuki bahan bias kembar, cahaya itu akan
Tidak memenuhi hukum snellius (hukum pembiasan) dan cahaya ini adalah cahaya yang
terpolarisasi sempurna.
Jika cahaya datang pada suatu sistem (misal. Gas), maka elektron-elektron dalam partikel dapat
menyerap dan memancarkan kembali sebagian dari cahaya. Penyerapan dan pemantulan
kembali ini disebut sebagai hamburan. Hamburan inilah yang menyebabkan cahaya matahari
mengenai pengamat di bumi terpolarisasi sebagian. Hamburan jugalah yang menyebabkan langit
tampak biru. Berdasarkan analisis tentanghamburan, untuk intesitas cahaya tertentu, intensitas
cahaya yang dihamburkan bertambah dengan bertambahnya frekuensi. Karena cahaya biru
mempunyai frekuensi yang lebih tinggi dari pada cahaya merah, maka cahaya biru dihamburkan
1. Polarisasi Lingkaran
Untuk beda fasenya : π/2 ,3π/2 , atau kelipatan ganjil dari π/2 , getaran yang dihasilkan akan
berupa lingkaran. Gelombang dengan polarisasi melingkar dapat diuraikan menjadi 2 gelombang
8. Polarisasi linier
Polarisasi linear terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah yang tegak lurus
terhadap arah rambatan atau bidang medan listriknya.Untuk selisih fasenya : 0 , π , 2π, 3π , atau
9. Polarisasi ellips
Untuk semua selisih fasa lainnya, getaran yang dihasilkan akan berupa ellips. Gelombang
dengan polarisasi ellips dapat diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak lurus.
Ketiga polarisasi ini juga bisa terjadi akibat 2 buah gelombang cahaya yang orientasi arah medan
listriknya berbeda bergabung menjadi satu. Jika orientasi arah medan listriknya sama maka akan
METODE PENELITIAN
5. Beri cahaya polikromatik pada analisator, hasil cahaya gelap, redup, atau terang akan ada
6. Lakukan hal yang sama lagi pada sudut 45o, 90o, 135o, 180o, 225o, 270o, 315o
1 0
2 45
3 90
4 135
5 180
6 225
7 270
8 315
Pada percobaan polarisasi ini, kami menyimpulkan bahwa cahaya yang terang hanya
pada sudut 0o dan 180o. Sementara cahaya redup terjadi pada saat sudut 45o, 135o, 225o, dan
315o. Sementara cahaya yang gelap hanya terjadi pada sudut 90o dan 270o.
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi
satu arah getar. Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa cahaya termasuk
gelombang transversal. Hal ini dibuktikan oleh peristiwa polarisasi cahaya. Polarisasi cahaya
adalah pembatasan atau pengutuban dua arah getar menjadi satu arah getar.