KATA PENGANTAR.............................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1.LatarBelakang................................................................................................2
1.2.Tujuan.............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................8
METODE PENELITIAN.........................................................................................8
BAB IV..................................................................................................................10
Untuk ɵ1 = 225o...............................................................................................11
4.3. Pembahasan..............................................................................................13
BAB V....................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
5.1. Kesimpulan..................................................................................................18
5.2. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
praktikum ini. Oleh Karena itu kami sangat berterima kasih apabila ada kritik atau
saran yang membangun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan nantinya
PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
transversal menjadi satu arah getar tertentu. Difraksi gelombang ini mempunyai
pola pola yang berbeda-beda misalnya Polarisasi Lingkaran , untuk beda fasenya :
π/2 ,3π/2 , atau kelipatan ganjil dari π/2 , getaran yang dihasilkan akan berupa
gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi linier polarisasi linear terjadi
ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah yang tegak lurus terhadap arah
setiap kelipatan bulat dari π , getaran yang dihasilkan akan linier . Polarisasi ellips
Untuk semua selisih fasa lainnya, getaran yang dihasilkan akan berupa ellips.
polarisasi tegak lurus. Ketiga polarisasi ini juga bisa terjadi akibat 2 buah
menjadi satu. Jika orientasi arah medan listriknya sama maka akan terjadi
superposisi (interferensi atau difraksi). Oleh karena untuk membuktikan hal ini
maka kami kelompok 1 melakukan percobaan ini yang berjudul polarisasi cahaya
3. Polarization analizer
5. Aparature Brucket
6. Interface 750
9. Laptop
1.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
suatu gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Efek polarisasi hanya
tali yang dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka
gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan
dengan arah tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak
cara, yaitu:
udara, ke medium kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57 o, maka sinar
Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar
biasnya membentuk sudut 90o. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan
sejajar dengan bidang pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias,
Keterangan :
Polarisasi yang diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu polarisator
yang tak terpolarisasi. Analisator berfungsi untuk mengubah arah polarisasi dan
Suatu cahaya tak terpolarisasi datang pada lembar polaroid pertama disebut
Kemudian dilewatkan pada polaroid kedua yang disebut analisator. Jika kuat
medan listrik cahaya terpolarisasi vertikal sebelum analisator adalah E, maka kuat
medan listrik cahaya terpolarisasi yang keluar dari analisator adalah E cos q
Maka intensitas sinar yang diteruskan oleh polarisator I1, haruslah memiliki I
(Intensitas), dimana :
1
I1 = ½ I 0 I 0 =
2
dengan I0 adalah intensitas cahaya mula-mula (cahaya yang tidak Terpolarisasi).
Cahaya dengan Intensitas (I1) kemudian datang pada analisator dan cahaya yang
keluar dari analisator akan memiliki intensitas cahaya (I2). Menurut hukum Malus,
Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati suatu bahan
yang mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, misalnya pada kristal
kalsit.
Ketika berkas cahaya yang tidak terpolarisasi memasuki bahan bias kembar,
Jika cahaya datang pada suatu sistem (misal. gas), maka elektron-elektron dalam
cahaya biru mempunyai frekuensi yang lebih tinggi dari pada cahaya merah, maka
Untuk beda fasenya : π/2 ,3π/2 , atau kelipatan ganjil dari π/2 , getaran yang
Polarisasi linear terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah yang
tegak lurus terhadap arah rambatan atau bidang medan listriknya.Untuk selisih
fasenya : 0 , π , 2π, 3π , atau setiap kelipatan bulat dari π , getaran yang dihasilkan
akan linier .
Untuk semua selisih fasa lainnya, getaran yang dihasilkan akan berupa ellips.
Gelombang
tegak lurus.
Ketiga polarisasi ini juga bisa terjadi akibat 2 buah gelombang cahaya yang
orientasi arah medan listriknya berbeda bergabung menjadi satu. Jika orientasi
arah medan listriknya sama maka akan terjadi superposisi (interferensi atau
difraksi).
BAB III
METODE PENELITIAN
yaitu penelitian yang semua variable - variable dalam penelitian dapat dikontrol
sepenuhnya.
analisator (ɵ2) pada bagian atas, agar cahaya tidak terhalang oleh tangan
6. Mencatat besar nilai presentase intensitas cahaya yang tertera pada layar
monitor.
ɵ1
BAB IV
ɵ1
No ɵ2
450 2250
1 (%) 1(%)ɵ
1 30 101,3 101,3
2 60 101,0 101,3
3 90 101,3 101,3
Untuk ɵ1 = 225o
yang diperoleh dengan menentukan besar sudut pada polarisator dan analisator.
1
I 1= I o
2
I 2=I 1 cos 2 θ
1
¿ I cos 2 θ
2 0
Untuk θ=θ1−θ2
4.3. Pembahasan
suatu gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Efek polarisasi hanya
yang terjadi pada tali yang dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan searah
dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya
jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak
bisa melewatizcelahztersebut
Tujuan dari Percobaan ini yaitu menentukan Sudut antara dua polarisasi dan
menentukan sudut antara tiga polarisasi. Untuk alat dan bahan yang digunakan
dalam percobaan ini adalah polarization Analyzer OS-8533, Basic optics Bench
(60 cm) OS-8541, aperture Bracket OS-8534, Red Diode Laser OS-8525A,
Prosedur kerja yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu Menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan pada percobaan Kemudian merangkai alat dan
yang disiapkan oleh asisten pada seperti pada diprosedur kerja Setelah itu
monitor, kemudian memutar analisator (ɵ2) pada bagian atas, agar cahaya tidak
terhalang oleh tangan dengan kedudukan 30o, kemudian mencatat besar nilai
presentase intensitas cahaya yang tertera pada layar monitor, setelah itu memutar
kembali analisator pada bagian atas, agar cahaya tidak terhalang oleh tangan
dengan kedudukan 60o. Mengulangi langkah sebelumnya untuk sudut 90o, 120o,
150o,180o, 210o,240o, 270o, 300o dan 330o untuk yang terakhir mengulangi
diteruskan.
Pada percobaan ini sinar laser dilewatkan pada sebuah polalisator dengan
intensitas I0, pada polarisator ideal intensitas cahaya yang dilewatkan adalah 50%
atau 0,5. Akan tetapi, jika cahaya dilewatkan pada polalisator dan analisator yang
dipasang bersilangan, tidak ada intensitas cahaya yang melewati analisator. Secara
intensitas cahaya yang lewat analisator.I0 adalah intensitas awal sebelum masuk
polalisator dan θ adalah sudut antara arah polarisasi polalisator dan arah polarisasi
analisator. Jika keduanya sejajar, maka θ=0o dan jika keduanya saling
bersilangan, maka θ=90°.
diantaranya, yaitu:
1. Kaca mobil
Kaca mobil pada umumnya berwarna hitam, biru atau hijau tua. Kaca itu
mengecil
2. Kacamata ryben
seperti di pantai atau sedang naik sepeda motor. Tujuannya supaya sinar
yang keluar dari kaca ryben sudah terpolarisasi dan intensitas cahaya
3. Film 3 dimensi
Film ini dibuat dengan menggunakan dua buah kamera atau kamera
gelombang cahaya dari gambar pada suatu arah getar tertentu. Bersamaan
dengan itu filter lain dibagian kanan akan meneruskan gelombang cahaya
tegak lurus arah getar yang dihasilkan oleh filter pertama. Penonton
mengenakan kacamata khusus yang berfungsi sebagai filter. Filter ini akan
menyebabkan kesan gambar yang diterima oleh mata kiri dan kanan akan
4. Sacharimeter
display. LCD digunakan dalam berbagai tampilan mulai dari jam digital,
cahaya yang dihamburkan oleh molekul udara. Cahaya merah dan jingga
daripada cahaya biru dan ungu sehingga cahaya merah dan jingga
dihamburkan lebih sedikit daripada cahaya biru dan ungu. Itulah sebabnya
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
pembatasan atau pengutuban dua arah getar menjadi satu arah getar.
sebagai berikut:
I = Io Cos2 ɵ
analistor) jika kedua sumbu polarisasi tegak lurus satu sama lain.
5.2. Saran
materi perkuliahan, karena fakta dalam lapangan lain materi yang disampaikan
oleh dosen lain pula yang dipraktekkan. Sehingga mahasiswa kurang mengetahui
2016].