Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang bertemakan
“Pemantulan dan pembiasan berdasarkan teori Huygens” ini. Adapun Maksud
dan tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu
persyaratan untuk pemenuhan tugas mata kuliah Optika yang diampu oleh Ibu
Dr. Friska Octavia Rosa, M.Pd . Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang Kami miliki.
Tak lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr.
Friska Octavia Rosa, M.Pd selaku dosen mata kuliah Optika dan seluruh teman-
teman yang telah membantu dalam penyususnan makalah ini. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat positif dan membangun sehingga
diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan optika fisis (en:physical optics). Pada puncak optika klasik, cahaya
didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik dan memicu serangkaian
penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday dengan
penemuan sinar katode, tahun 1859 dengan teori radiasi massa hitam oleh
Gustav Kirchhoff, tahun 1877 Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status
energi sistem fisik dapat menjadi diskrit, teori kuantum sebagai model dari teori
radiasi massa hitam oleh Max Planck pada tahun 1899 dengan hipotesis bahwa
energi yang teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi jumlahan diskrit yang
disebut elemen energy.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui apa itu gelombang, cahaya, pemantulan, dan pembiasan ?
2. Mengetahui dan memahami teori hyugens?
3. Mengetahui dan memahami penurunan hukum pemantulan dan
pembiasan prinsip hyugens?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mempunyai arah yang tidak teratur (baur). Contohnya, pemantulan cahaya
pada tembok, kayu, batu, tanah dan sebagainya.
■ Pemantulan teratur adalah pemantulan cahaya yang terjadi pada permukaan
yang rata, di mana berkas sinar (cahaya) pantulnya mempunyai arah yang
teratur (sama). Pemantulan teratur bersifat menyilaukan, namun mampu
menghasilkan bayangan yang jelas. Pemantulan teratur bisa terjadi pada
cermin.
Cahaya yang datang harus miring pada batas dua medium, karena jika tegak
lurus maka tidak akan mengalami proses pembiasan.
Cahaya yang datang dari medium lebih rapat menuju medium kurang rapat
(ex. kaca ke udara) harus menghasilkan sudut bias lebih kecil dari 90°. Hal ini
karena jika sinar bias sama dengan 90° maka cahaya tidak akan memasuki
medium kedua. Sedangkan jika sudut bias lebih besar dari 90° maka akan
terjadi peristiwa pemantulan sempurna.
C. Teori Huygens
4
sebut gelombang cahaya menurut teori ini cepat rambat cahaya memenuhi
persamaan :
C=λ ¿ f
C=cepat rambat
λ= panjang gelombang
f =frekuensi Hz atau Cps
R2
Medium 1 Q1
A B
Medium 2
5
Jika medium 2 bersifat reflektor gelombang yang datang ke batas
medium R1dan R2 adalah sinar cahaya yang dating sejajar ketika R1 sudah
mencapai batas medium yakni titik A R2 baru sampai dititik B.Titik A merupakan
sumber cahaya sekunder yang diatas dari A‟ sudah mencapai titik B‟ ,maka
sumber cahaya sekunder yang diatas dari A sudah mencapai titik A‟ karena
dicapai pada titik A‟ pada maktu yang sama yakni waktu yang di tempuh AA‟ dan
BB‟ selama t detik. AA‟=BB‟=V1t.
6
R1
R2 Normal
n B
AA‟=V2t
7
Hukum pembiasan
Perbandingan V1 terhadap V2 selalu konstan dan dapat didefinisikan
sebagai suatu indeks bias relative atau :
Indeks bias relative antara dua medium dapat didefinisikan yaitu
perbandingan kecepatan gelombang cahaya dalam medium-medium
tersebut.
Jika kecepatan cahaya udara atau ruang hampa (c) digunakan sebagai acuan
maka indeks bias suatu medium atau indeks bias absolute suatu medium adalah
„‟perbandingan anatara kecepatan cahaya diudara atau vakum dan kecepatan
cahaya dimedium tersebut „‟.
8
a. Sinar bias untuk n2>n1
9
c. Untuk θ1>θ2 untuk sinar datang dari n1 ke n2
d. Untuk θ1>θ2 untuk sinar datang dari n1 ke n2 & n1>n2 terjadi refleksi total
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut prinsip Huygens setiap titik pada suatu gelombang dapat
dipandang sebagai suatu pusat gelombang sekunder yang memancarkan
gelombang baru ke segala arah dengan kecepatan yang sama pada suatu
rambat gelombang.
“Setiap titik pada suatu muka gelombang, dapat dipandang sebagai pusat
gelombang sekunder yang memancarkan gelombang baru ke segala arah
dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan rambat gelombang. Muka
gelombang yang baru diperoleh dengan cara melukis sebuah permukaan yang
menyinggung ( menyelubangi ) gelombang-gelombang sekunder tersebut”
11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang
https://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya
https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Huygenss
https://www.fisikabc.com/2018/05/materi-pemantulan-dan-pembiasan-
cahaya.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195912311
985031-JAJA_KUSTIJA/DIKTAT_KULIAH_FISIKA_OPTIK.pdf
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-teori-gelombang-cahaya-
12077/
12
13