Anda di halaman 1dari 14

Makalah Optik

GELOMBANG OPTIK

Disusun Oleh:
Aulya Ulillah (190204061
Muhammad Abyzar (190204052)
Muammar Khadafi (190204085)
Rosi Nofianti (190204011)

DOSEN PEMBIMBING :

Arusman. S.Pd.I.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas pada mata kuliah
dengan tepat pada waktunya. Shalawat dan Salam semoga senantiasa
tercurah limpah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya, hingga sampai kepada kita sebagai umatnya.

Makalah ini telah disusun semaksimal mungkin. Jika masih


terdapat kesalahan dan kekurangan pada makalah ini maka karena
kurang luasnya referensi yang penulis dapatkan dan kurangnya
ketelitian dalam penyusunana makalah ini. Maka dari itu, saran dan
kritik yang membangun sangat terbuka demi terbentuknya makalah
yang lebih baik dikemudian waktu.

Banda Aceh, 10 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II............................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Pengertian gelombang.........................................................................3
B. Gelombang dan Optik.........................................................................3
C. Interferensi..........................................................................................5
D. Difraksi................................................................................................5
E. Dispersi................................................................................................6
F. Polarisasi.............................................................................................7
G. Optik Geometrik..................................................................................7
H. Pemantulan Cahaya.............................................................................8
I. Pembiasan Cahaya.............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini kemajuan teknologi terus meningkat termasuk
dalam penggunaan gelombang elektomagnetik dalam kehidupan
sehari-hari. Sebenarnya, gelombang elektromagnetik selalu ada
disekitar kita. Salah satu contohnya adalah gelombang radio.
Tanpa kita sadari, pula di dalam tubuh manusia juga terdapat
gelombang elektromagnetik yaitu sinar inframerah.
Banyak manusia yang tidak sadar bahwa gelombang
elektromagnetik banyak yang digunakan untuk peralatan
elektronik pada saat ini. Peralatan elektronik yang mereka
gunakan berasal dari pemanfaatan gelombang elektromagnetik.
Salah satu contohnya adalah telepon genggam. Telepon
genggam ini merupakan salah satu contoh perkembangan hasil
dari gelombang elektromagnetik. Foster (2004) menyatakan
bahwa gelombang elektromagetik ini terdiri dari spektrum
gelombang elektromagnetik yang dibedakan berdasarkan
frekuensi atau panjang gelombang.
Gelombang bunyi adalah pemampatan mekanis atau
gelombang longitudinal yang merambat melalui
medium,sehingga mempunyai sifat- sifat dapat
dipantulkan(reflection), dapat dibiaskan (refraction), dapat
dilenturkan (difraction), dan dapat digabungkan (interferention).
Bunyi dapat dimanfaatkan dengan adanya cepat rambat bunyi,
pemantulan dan resonansi. Saat ini sudah banyak teknologi
dalam segala bidang memanfaatkan gelombang bunyi tersebut,
salah satunya adalah KacamataTuna netra.

1
Berdasarkan pemaparan mengenai gelombang diatas,
dapat diketahui bahwa materi gelombang memiliki aplikasi yang
sangat beragam dan membuktikan pentingnya materi ini. Oleh
karena itu dalam makalah ini dibahas mengenai bahasan
gelombang optik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gelombang ?
2. Apa itu gelombang optik?
3. Apa itu interferensi ?
4. Apa itu difraksi ?
5. Apa itu dispense ?
6. Apa itu polarisasi ?
7. Apa itu geometric?
8. Apa itu pemantulan cahaya?
9. Apa itu pembiasan cahaya?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu gelombang ?
2. Mengetahui apa gelombang optik?
3. Mengetahui apa interferensi ?
4. Mengetahui apa difraksi ?
5. Mengetahui apa dispense ?
6. Mengetahui apa polarisasi ?
7. Mengetahui apa geometric?
8. Mengetahui apa pemantulan cahaya?
9. Mengetahui apa pembiasan cahaya?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat, gerak
gelombang dapat dipandang sebagai perpindahan momentum dari
suatu titik di dalam ruang ke titik lain tanpa perpindahan materi.

1. Gelombang berdasarkan arah rambatnya dan arah getarnya


terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Gelombang transversal, adalah gelombang yang arah
rambatnya tegak lurus dengan arah getarannya.
Contohnya gelombang air, cahaya dan tali.
b. Gelombang longitudinal, adalah gelombang yang arah
rambatnya sejajar dengan ara getarannya. Contohnya
2. Gelombang berdasarkan mediumnya adalah
c. Gelombang mekanik, adalah sebuah gelombang
yang dalam perambatannya memerlukan medium,
conohnya gelombang pada tali
d. Gelombang eleromagnetik, adalah gelombang
yang tidak memerlukan medium.

B. Gelombang dan Optik


Kata optik berasal dari bahasa dari latin, yang artinya
tampilan. Optika fisis atau optika gelombang adalah cabang studi
cahaya yang mempelajari sifat-sifat cahaya yang tidak
terdefinisikan oleh optik geometris dengan pendekatan sinarnya.
Makna sifat cahaya dalam optik fisis diterapkan dengan pendekatan
frekuensi tinggi. Teori pertama dicetuskan oleh Robert Hooke pada
sekitar tahun 1660. Christiaan Huygens menyusul dengan Treatise
on light pada tahun 1690 yang dikerjakannya semenjak tahun 1678.

3
Cahaya diartikan sebagai emisi deret gelombang ke segala arah
dalam medium yang dinamakan Luminiferous ether. Karena
gelombang tidak terpengaruh oleh medan gravitasi, cahaya
diasumsikan bangkit bertambah lamban ketika merambat
menempuh medium yang bertambah padat.

Pada sekitar tahun 1800, Thomas Young menyatakan bahwa


gelombang cahaya bisa saling berinterferensi, bisa dipolarisasi,
memiliki warna sesuai dengan panjang gelombangnya dan
menjelaskan color vision dalam konteks reseptor tiga warna pada
mata.. Pada tahun 1921, Fresnel menunjukkan cara matematis
bahwa polarisasi hanya bisa diterangkan oleh teori gelombang,
karena gelombang merambat tanpa vibrasi longitudinal. Kelemahan
teori gelombang hanya karena gelombang membutuhkan medium
untuk merambat, hipotesa substansi Luminiferous ether diajukan,
namun digugurkan oleh percobaan Michelson-Morley.

Pada tahun 1845, Michael Faraday menemukan bukti relasi


selang cahaya dengan medan elektromagnetik pada percobaan rotasi
(Faraday Longair, Malcolm, 2003). Serangkaian percobaan Faraday
berikutnya menginspirasi James Clerk Maxwell dengan On Physical
Lines of Force pada tahun 1862, A Treatise on Electricity and
Magnetism pada tahun 1873 dengan penjabaran matematis yang
dinamakan persamaan Maxwell. Segera sesudah itu, Heinrich Hertz
mengukuhkan teori Maxwell dengan serangkaian percobaan pada
gelombang radio. Penemuan kedua tokoh tersebut mengakhiri era
optika klasik dan membuka lembaran baru pengembangan radio
modern, radar, televisi, citra elektromagnetik, komunikasi nirkabel
dllnya.

4
C. Interferensi
Interferensi adalah penjumlahan superposisi dari dua
gelombang cahaya atau bertambah yang menimbulkan pola gelombang
yang baru. Interferensi mengacu untuk interaksi gelombang yang
saling berkorelasi dan koheren satu sama lain, karena cahaya tersebut
bersumber dari sumber yang sama atau memiliki frekuensi yang
serupa. Dengan mengabaikan efek optik non linear, dua buah
gelombang cahaya dengan frekuensi yang sama bisa berinterferensi
satu sama lain dengan konstruktif atau destruktif, bergantung pada
jabatan fase gelombang tersebut, (H. D. Young, 1992)
combined

waveform

wave 1

wave 2

Two waves 180° out

Two waves in phase of phase

Interferensi gelombang cahaya merupakan salah satu bentuk


superposisi. Dalam matematika, superposisi adalah bentuk fungsi
penjumlahan.

D. Difraksi
Difraksi merupakan sebuah fenomena gelombang yang terjadi
sebagai respon gelombang terhadap halangan yang berada pada arah
rambatnya. Pada gelombang cahaya, difraksi adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan respon cahaya dengan sinar yang
melengkung mengitari halangan kecil pada arah rambatnya, dan radiasi

5
gelombang yang menyebar keluar dari sebuah rana/celah kecil(bahasa
inggris:slit).

Fenomena difraksi pertama kali diterangkan oleh Francesco


Maria Grimaldi pada tahun 1665 dengan nama Latin diffringere
yang artiannya to break into pieces (J.L. Aubert 170 dan D.Brewster
1831) dengan penjabaran sifat gelombang yang bisa terurai
dijadikan potongan-potongan gelombang. Potongan- potongan
gelombang ini bisa bergabung kembali dalam sebuah resolusi optis.

E. Dispersi
Dispersi sering juga dinamakan chromatic dispersion
merupakan sebuah fenomena ketika kecepatan fase sebuah gelombang
bergantung untuk frekuensinya (Born, Max, 1999) atau pada ketika
kecepatan grup gelombang tersebut bergantung pada frekuensi. Dispersi
terjadi karena cahaya dengan beragam jenis frekuensi memiliki
kecepatan fase yang berbeda-beda, hal ini bisa dikarenakan oleh
dispersi material dan dispersi pandu gelombang.

Dispersi material terjadi karena beradanya perbedaan


tanggapan medium terhadap frekuensi cahaya yang menempuhnya,
misalnya fenomena color fringe pada fotografi dampak perbedaan
indeks bias lensa terhadap cahaya yang menempuhnya, fenomena
separasi warna pada prisma yang membentuk pola warna pelangi,
Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu.
Salah satu bentuk dispersi material yang paling umum adalah
nisbah terbalik selang indeks bias dan panjang gelombang, yang bisa
diamati biasanya materi transparan dielektrik yang tidak menyerap
cahaya, dinamakan normal dispersion. Pada medium dengan indeks
bias berbanding lurus terhadap panjang gelombang, cahaya akan
diserap oleh medium, dinamakan anomalous dispersion (J.D. Jackson,
1975).
Dispersi pandu gelombang terjadi pada ketika cepat rambat

6
gelombang di dalam sebuah pandu gelombang (misalnya serat optik)
bergantung frekuensinya, karena struktur geometris medium.
Hamburan adalah anggota fisis bentuk radiasi, seperti cahaya atau
suara, yang terdeviasi dari arah rambatnya dampak beradanya ketidakteraturan
di dalam medium rambat. Ketidakteraturan medium bisa berupa partikel,
gelembung udara dalam cairan, tetes cairan, fluktuasi kepadatan medium cair
(fluid), cacat pada padatan kristal, kekasaran permukaan, sel organisme, dan
serat tekstil pakaian. Keteraturan struktur medium yang mendeviasi arah rambat
cahaya Polarisasi.

F. Polarisasi
Polarisasi adalah orientasi gelombang. Pada cahaya terdapat 3 jenis
polarisasi, osilasi gelombang cahaya bisa berarah pada satu arah (linear
polarization) atauber-rotasi bersamaan dengan arah rambatnya (circular atau
elliptical polarization). Circular polarization bisa berputar searah atau
berlawanan jarum jam, arah polarisasi dinamakan wave chirality.

G. Optik Geometrik
 Teori Cahaya
1. Teori gelombang chustian huygens (1629-1695)
Pada dasarnya cahaya sama seperti gelombang bunyi,
perbedaannya hanya terletak pada frekuensi dan panjang
gelombangnya. Karena gelombang bunyi merupakan
gelombang mekanik maka dalam rambatannya memerlukan
medium. Akibatnya karena cahaya sama dengan gelombang
bunyi maka dalam perambatan cahaya memeriukan medium (eter
alam) dinamakan dispersi pandu gelombang.
2. Teori Emisi Sir Isaac Newton ( 1642-1727 )
Sumber cahaya dipancarkan oleh partikel-partikel yang sangat kecil
dan ringan , memancarkan kesegala arah dengan kecepatan yang
sangat besar.
3. Eksperimen James Clark Maxwell (1831-1879) Cahaya merupakan

7
gelombang elektromagnetik dengan kecepatan 3.108 m/sTeori
kuantum Max Karl Ernest Ludwig Planck (1858-1947) Energi
cahaya merupakan paket-paket kecil yang disebut kuanta, teorinya
sering dikenal dengan teori kuantum cahaya. Sedangkan energi
kuantumnya disebut foton.
4. Teori Cahaya Albert Einstein (1879-1955), Dengan adanya efek
fotolistrik, maka cahaya memiliki sifat kembar (dualisme), yaitu
bersifat sebagai gelombang dan bersifat sebagai materi

H. Pemantulan Cahaya
Saat gelombang mengenai sebuah penghalang datar,
seperti cermin, gelombang-gelombang baru dibangkitkan dan
bergerak menjauhi penghalang tersebut. Fenomena ini
disebut pemantulan. Pemantulan terjadi pada bidang batas
antara dua medium berbeda, seperti permukaan udara dan
kaca, dalam

kejadian di mana sebagian energi datang dipantulkan dan


sebagian ditransmisikan (diteruskan).
Terbentuknya gelombang baru tersebut berdasar pada
Prinsip Huygens, yang menyatakan bahwa setiap titik pada
bidang gelombang primer berkelakuan sebagai sumber anak
gelombang sekunder yang kemudian berkembang dengan laju
dan frekuensi yang sama dengan gelombang primernya
(Tipler, 2001:442)

8
Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah sinar yang
mengenai permukaan udara-kaca.

Garis nornal
Sinar datang Sinar patul
r =
i

i r

Penghal
an

9
Gambar 1. Pemantulan cahaya

Sudut i yang terbentuk antara sinar datang yang jatuh pada


batas medium dan garis normal disebut sudut datang, sedangkan sudut
r yang terbentuk antara garis normal dengan sinar pantul disebut
sudut pantul. Sudut pantul yang terbentuk dari sinar pantul besarnya
sama dengan sudut datang.
Hukum Pemantulan cahaya menyatakan bahwa :
“sinar datang, garis normal, dan sinar pantul bertemu pada satu titik
dan terletak pada satu bidang datar”
r = i

I. Pembiasan Cahaya
Ketika seberkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang
memisahkan dua medium berbeda, misalnya udara-kaca, cahaya tersebut
dipantulkan dan sebagian lagi memasuki medium kedua, sinar yang
ditransmisikan/diteruskan disebut disebut sinar bias. Peristiwa yang terjadi
merupakan pembiasan.
Untuk cahaya yang memasuki kaca dari udara, ada sebuah ketertinggalan
fase (phase lag) antara gelombang yang diradiasikan kembali dan gelombang
datang. Demikian juga ada ketertinggalan fase antara gelombang hasil (resultan)
dan gelombang datang. Ketertinggalan fase ini berarti bahwa posisi puncak
gelombang dari gelombang yang dilewatkan diperlambat relatif terhadap posisi
puncak gelombang dari gelombang datang di dalam medium tersebut.
Gelombang yang dilewatkan tidak berjalan di dalam medium
sejauh gelombang datang aslinya. Jadi kecepatan gelombang yang
dilewatkan lebih kecil daripada kecepatan gelombang datang (Tipler,
2001:446)

10
DAFTAR PUSTAKA

Hugh D.Young. 2002. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga

Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas
XII. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Siregar, R.E. (2016). Rambatan Gelombang Optik dalam Medium Berlapis.


Bandung : Erlangga.
Supiyanto. 2006. Fisika Untuk SMA untuk Kelas XII. Jakarta : Erlangga.

11

Anda mungkin juga menyukai