Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Mengenali Karakteristik Siswa dalam Mengajar

(Progam Studi Pendidikan Fisika UIN Ar-Raniry)


Muammar Khadafi
Mahasiswa Fakustas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas UIN Ar-Raniry Banda Aceh
e-mail : 190204085@student.ar-raniry.ac.id

ABSTRAK

Pendidikan karakter di beberapa negara sudah mendapatkan prioritas sejak pendidikan dasar
dimulai. Namun di Indonesia, pendidikan karakter masih dipandang sebagai wacana dan belum
menjadi bagian yang terintegrasi dalam pendidikan formal. Artikel ini membahas tentang pentingnya
pendidikan karakter dalam sistem pendidikan formal. Dimulai dengan melihat contoh manfaat
pendidikan karakter di negara lain seperti Amerika dan Cina. Kemudian, dilanjutkan dengan usaha-
usaha yang dilakukan oleh Jurusan Teknik Industri UK Petra untuk merancang pendidikan karakter
yang sistematis dan terintegrasi dalam kurikulum bagi mahasiswa sebagai persiapan menuju ke dunia
kerja. Usaha tersebut antara lain penetapan pendidikan karakter sebagai salah satu rencana strategis
jurusan, penetapan tim, perancangan dan pelaksanaan program pendidikan karakter, evaluasi, serta
usaha perbaikan terus menerus.

Kata kunci: pendidikan karakter, perancangan dan pelaksanaan program.

ABSTRACT
In some countries, character education has been conducted and became an integrated part of
the education system since the early stage. Unfortunately character education in Indonesia has not
been fully considered and integrated with formal education system yet. This article will review the
importance of character education in formal education system. The review begins with the examples
of benefit gained through the implementation of character education in some countries. This article
also shows the effort done by the Industrial Engineering Department at Petra Christian University to
design and implement an integrated and systematic character education’s curriculum for its student.

Keywords: character education, design and programme, implementation.

1. PENDAHULUAN
Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan
sekitar. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara individu
tersebut memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari.
Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah salah satu sumber daya yang penting. Sambil
mengevaluasi tujuan kita, sangatlah penting untuk menyusun kurikulum yang secara jelas memuat
pendidikan karakter. Namun, semakin singkatnya waktu studi serta mahalnya biaya pendidikan
mendorong mahasiswa menjadi mahasiswa yang pragmatis dalam mencapai cita-citanya.
Kegiatan akademik sangat menuntut konsentrasi mahasiswa sehingga porsi bagi kegiatan-
kegiatan sosial menjadi semakin sedikit. Dorongan untuk berinteraksi secara sosial dengan sesama
sangat kurang, padahal hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter. Berdasarkan observasi
singkat kepada para alumni, ditemukan bahwa banyak alumni yang ternyata tidak siap terjun ke dunia
kerja. Daya tahan dan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan dan tekanan pekerjaan sering
dikeluhkan sebagai kendala utama yang menghambat pengembangan karir. Menyadari bahwa karakter
individu tidak bisa dibentuk hanya melalui satu atau dua kegiatan saja, maka akan disusun kurikulum
pembinaan karakter yang berkesinambungan dan terintegrasi dalam perkuliahan, dimana proses
tersebut juga melibatkan dosen, karyawan, dan lembaga lain dalam universitas, sehingga manfaat
pembinaan karakter dapat dirasakan.

2. PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER


2.1. Definisi Karakter
“Character determines someone’s private thoughts and someone’s actions done. Good character is
the inward motivation to do what is right, according to the highest standard of behaviour, in every
situation” (Hill, 2002).

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu
individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan
membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Karakter yang
menjadi acuan seperti yang terdapat dalam The Six Pillars of Character yang dikeluarkan oleh
Character Counts! Coalition ( a project of The Joseph Institute of Ethics). Enam jenis karakter yang
dimaksud adalah sebagai berikut: a. Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang
menjadi: berintegritas, jujur, dan loyal
b. Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak suka
memanfaatkan orang lain.
c. Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap
orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar.
d. Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati orang lain.
e. Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan serta peduli
terhadap lingkungan alam.
f. Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab, disiplin, danselalu
melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.

2.2. Pendidikan Karakter di Negara Lain


Sumber yang ada menunjukkan bahwa pendidikan karakter di beberapa negara dimulai sejak
pendidikan dasar, seperti di Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea.
Apakah ada bukti bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis
betul-betul memiliki efek positif dalam pencapaian akademis? Jawabannya ya. Berikut akan diberikan
abstrak dari beberapa studi hasil pendidikan karakter di Amerika dan Cina.
Pemerintah Amerika sangat mendukung program pendidikan karakter yang diterapkan sejak
pendidikan dasar. Hal ini terlihat pada kebijakan pendidikan tiap-tiap negara bagian yang memberikan
porsi cukup besar dalam perancangan dan pelaksanaan pendidikan karakter. Hal ini bisa terlihat pada
banyaknya sumber pendidikan karakter di Amerika yang bisa diperoleh. Kebanyakan, program-
program dalam kurikulum pendidikan karakter tersebut menekankan pada experiental study sebagai
sarana pengembangan karakter siswa.
The Monk Study. Dalam penelitiannya, Mr. Doug Monk dari Kingwood Middle School di
Humble, Texas, membandingkan evaluasi para guru terhadap murid sebelum dan sesudah
diimplementasikannya kurikulum Lessons in Character. Dalam kurikulum yang lebih banyak
mengajak murid untuk berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan sosial dan mengembangkan kepekaan
mereka, telah memberikan dampak positif dalam perubahan cara belajar, kepedulian dan rasa hormat
terhadap para staff sekolah, dan meningkatnya keterlibatan para murid secara sukarela dalam proyek-
proyek kemanusiaan (Brooks, 2005).
Di negara Cina, dalam program reformasi pendidikan yang diinginkan oleh Deng Xiaoping
pada tahun 1985, secara eksplisit diungkapkan tentang pentingnya pendidikan karakter: Throughout
the reform of the education system, it is imperative to bear in mind that reform is for the fundamental
purpose of turning every citizen into a man or woman of character and cultivating more constructive
members of society (Li, 2005). Karena itu program pendidikan karakter telah menjadi kegiatan yang
menonjol di Cina yang dijalankan sejak jenjang pra-sekolah sampai universitas.
Li Lanqing, seorang politikus dan birokrat Cina yang mempunyai pemahaman yang
komprehensif dan mendalam tentang pendidikan menenkankan tentang bahayanya sistem pendidikan
yang terlalu menekankan hapalan, drilling, dan cara mengajar yang kaku, termasuk sistem pendidikan
yang berorientasi hanya untuk lulus dalam ujian. Sebagai hasilnya, Cina yang relatif baru bangkit dari
keterpurukan ekonomi, sosial, dan budaya akibat Revolusi Kebudayaan yang dijalankan oleh Mao,
bisa begitu cepat mengejar ketertinggalannya dan menjadi negara yang maju. Presiden Jiang Zemin
sendiri pernah mengumpulkan semua anggota Politburo khusus untuk membahas bagaimana
mengurangi beban pelajaran siswa melalui adopsi sistem pendidikan yang patut secara umur dan
menyenangkan, dan pengembangan seluruh aspek dimensi manusia; aspek kognitif (intelektual),
karakter, aestetika, dan fisik (atletik) (Li, 2005).

KESIMPULAN
Pendidikan karakter penting bagi pertumbuhan individu menjadi manusia yang seutuhnya dan
sebaiknya dilakukan sejak dini. Namun bukan berarti jika pendidikan dasar belum mengakomodasi
pendidikan karakter, perguruan tinggi juga merasa tidak perlu untuk menyelenggarakannya. Penting
bagi perguruan tinggi untuk tidak hanya memperhatikan kebutuhan kompetensi akademis mahasiswa,
tapi juga pembinaan karakternya agar lulusan menjadi lulusan yang siap secara akademis dan
berkarakter baik. Keinginan jurusan TI UKP untuk membina karakter mahasiswa telah dituangkan ke
dalam rencana strategisnya dan perancangan program yang sistematis dan terintegrasi sudah mulai
dilakukan. Sebagai pilot project, dilakukan program live in dan pekan kepedulian. Hasil dari program
ini memang tidak dapat langsung merubah karakter mahasiswa, namun telah memberikan warna
positif dalam suasana perkuliahan. Untuk ke depannya, perancangan pendidikan karakter harus terus
dilakukan dengan komitmen yang tinggi dan dilakukan usaha perbaikan terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai