Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan karakter di lingkungan sekolah

seharusnya menjadi pemikiran bersama. Krisis karakter yang terjadi di kalangan siswa

ditandai dengan adanya berbagai pelanggaran. Zubaedi (Ramdhani, 2014: 28) menyatakan

bahwa demoralisasi ini terjadi karena proses pembelajaran cenderung mengajarkan

pendidikan moral dan budi pekerti sebatas tekstual semata dan kurang mempersiapkan

pembelajar untuk menyikapi kehidupan yang kontradiktif tersebut. Oleh Karena itu,

penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character

education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang

melanda di negara kita (Akhwan, 2014:61).

Selanjutnya, Mendiknas (2010) menyatakan bahwa pembangunan karakter dan

pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan

peserta didik menjadi cerdas, juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun. Pembinaan

karakter yang termudah dilakukan adalah ketika anak-anak masih duduk di bangku SD. Itulah

sebabnya pemerintah memprioritaskan pendidikan karakter di SD.

Pendidikan karakter tidak merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi harus

diintegrasikan dalam kurikulum. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Judiani (2010: 281) yang

menyatakan bahwa pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah tidak diajarkan

dalam mata pelajaran khusus tetapi masuk dalam setiap pembelajaran.

Kupang merupakan Ibu Kota Provinsi NTT sekaligus sebagai salah satu kota di

Indonesia yang sedang berkembang. Seiring dengan perkembangan Kota Kupang, berbagai

teknologi dan hiburan pun menjamur di Kota ini. Berbagai dampak ditimbulkan akibat

4
perkembangan ini, baik dampak positif maupun negatif. Dampak positif yang terasa adalah

perkembangan ini membuat pemikiran orang – orang yang mendiami kota ini menjadi lebih

maju. Di sisi lain, dampak negatif yang diberikan pun cukup banyak. Beberapa diantaranya

yaitu dengan masuknya teknologi maka penduduk terkhususnya siswa lebih mudah untuk

menjangkau berbagai hal dari teknologi yang ada misalnya pornografi. Ditambah lagi dengan

munculnya berbagai tempat hiburan misalnya bar, kafe, Mall, Bioskopmembuat siswa lebih

banyak menghabiskan banyak waktu di tempat ini dan berbagai masalah seperti perkelahian,

pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba muncul di tempat ini.

Melihat kondisi tersebut, pihak sekolah baik dari SD, SMP, SMA dan Perguruan

Tinggi tidak seharusnya mendiamkan hal tersebut. Pendidikan karakter harus terus menerus

ditanamkan khususnya dimulai dari sekolah dasar agar anak – anak dapat memegang nilai –

nilai yang benar ketika mengahadapi berbagai kemajuan yang dapat membawa dampak

negatif bagi karakternya.

Untuk itu, perlu bagi pemerintah, Orang Tua, Guru dan berbagai pihak untuk melihat

sejauh mana implementasi pendidikan karakter di Sekolah Se- KotaKupang Khususnya

Sekolah Dasar. Oleh Karena itu, Penulis bermaksud untuk melakukan penelitian berjudul

Pemetaan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Se- Kota Kupang.

1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemetaan

implementasi pendidikan karakter di Sekolah Dasar Se – Kota Kupang.

5
1.3. Urgensi Penelitian

Melihat kondisi pergaulan siswa di Kota Kupang yang berdampak pada perubahan

karakter serta pentingnya pendidikan karakter bagi siswa khususnya siswa Sekolah Dasar,

maka dengan adanya pemetaan implementasi pendidikan karakter di Sekolah Dasar Se –

Kota Kupang ini, bisa menjadi bahan masukan bagi Pemerintah, Orang Tua maupun Guru

Sekolah Dasar mengenai deskripsi implemetasi pendidikan karakter di Sekolah Dasar serta

dapat menjadi bahan evaluasi untuk penguatan pendidikan karakter di Sekolah Dasar yang

lebih baik.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. State of Art

Pendidikan karakter (character education) perlu di integrasikan dalam kurikulum di

sekolah dalam rangka mengatasi krisis moral yang sedang melanda negara kita terkhususnya

peserta didik dari setiap jenjang pendidikan.

Sehubungandengan hal tersebut beberapa peneliti telah melakukan beberapa

penelitian mengenai integrasi Pendidikan Karakter dalam pembelajaran di sekolah.

Diantaranya penelitian yang dilakukan Zuchdi, et.al.(2010) dalam penelitian berjudul

Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Bidang Studi di

Sekolah Dasar menyatakan bahwa model pendidikan karakter yang efektif adalah yang

menggunakan pendekatan komprehensif. Pembelajarannya tidak hanya melalui bidang studi

tertentu, tetapi diintegrasikan ke dalam berbagai bidang studi. Metode dan strategi yang

digunakan bervariasi yang sedapat mungkin mencakup inkulkasi (lawan indoktrinasi),

keteladana, fasilitasi nilai, dan pengembangan soft skills (antara lain berpikir kritis, kreatif,

berkomuni- kasi efektif, dan dapat mengatasi masa- lah). Semua warga sekolah (pimpinan

sekolah, semua guru, semua murid, pegawai administrasi, bahkan juga penjaga sekolah serta

pengelola warung sekolah) dan orang tua murid serta pemuka masyarakat perlu bekerja

secara kolaboratif dalam melaksanakan program pendidikan karakter. Tempat pelaksanaan

pendidikan karakter baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam berbagai kegiatan,

termasuk kegiatan di rumah dan dalam lingkungan masyarakat dengan melibatkan partisipasi

orang tua murid

Sejalan dengan hal tersebut, Afandi (2011) dalam penelitian berjudul Integrasi

7
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran ilmu

pengetahuan sosial dapat di masukkan nilai - nilai pendidikan karakter dengen

mengintegrasikan materi dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial tersebut. Selanjutnya,

Penelitian oleh Winarni (2013) tentang Integrasi Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan.

Hasil Penelitian menunjukan Pengintegrasian pendidikan karakter dalam perkuliahan dapat

dilakukan dengan memasukkan nilai-nilai karakter dalam perencanaan (silabus dan RPP),

bahan ajar dan media, implementasi di kelas, penilaian, monitoring, dan evaluasi kegiatan

secara keseluruhan.

Penelitian oleh Akhwan (2014) tentang Pendidikan Karakter: Konsep dan

Implementasinya dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Hasil Penelitian tersebut

menunjukan bahwa Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan

pendidikan dapat tercapai. Di antara metode pembelajaran yang sesuai adalah metode

keteladanan, metode pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman.

Adapun persamaan penelitian – penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

menggunakan Sekolah Dasar sebagai tempat diambil subjek penelitian. Perbedaannya dilihat

dari isi adalah penelitian diatas berfokus mengenai pemaparan integrasi pendidikan karakter

di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi sedangkan penelitian yang dilakukan berfokus

pada pemaparan pemetaan implementasi pendidikan karakter yang telah dilaksanakan di

Sekolah Dasar. Penelitian – penelitian tersebut di ambil sebagai state of art dari penelitian

karena beberapa teori dan hasil penelitian tersebut dapat menjadi landasan berpikir mengenai

implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar.

Lebih lanjut, terdapat penelitian yang menunjukan peran pendidikan karakter dalam

mengembangkan kecerdasan moral siswa. Setiawan (2013) dalam penelitian berjudul Peran

Pendidikan Karakter dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral menyatakan bahwa

8
kecerdasan moral harus secara sadar dipelajari dan ditumbuhkan melalui pendidikan karakter

secara aplikatif. Pada tahap awal implementasi pendidikan karakter di tingkat persekolahan

perlu dilakukan melalui pengkondisian moral (moral conditioning) yang kemudian berlanjut

dengan latihan moral (moral training). Desain pendidikan karakter seperti ini berfungsi

sebagai wahana sistemik pengembangan kecerdasan moral yang membekali peserta didik

dengan kompetensi kecerdasan plus karakter.

Penerapan pendidikan karakter di sekolah harus didukung pula oleh lingkungan

pendidikan yang baik hal ini dikatakan dalam penelitian oleh Ramdhani (2014) tentang

lingkungan pendidikan dalam implementasi Pendidikan Karakter. Hasil pembahasan

menunjukkan bahwa lingkungan pendidikan memberikan pengaruh besar dalam pendidikan

karakter. Penelitian ini berkesimpulan bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan karakter

perlu ditopang oleh lingkungan pendidikan yang baik.

Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan karakter dapat diterapkan melalui

pendidikan nilai. Penelitian oleh Wening (2012) mengenai pembentukan karakter bangsa

melalui pendidikan nilai menyatakan bahwa (1) guru menemukan 17 nilai-nilai kehidupan

(pendidikan nilai) yang terkandung dalam konsep pendidikan konsumen yang merupakan

dimensi pembentuk karakter; (2) siswa menjelaskan bahwa pendidikan nilai yang diperoleh

dari keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media masa cenderung cukup baik; dan (3)

pendidikan nilai melalui keluarga, teman sebaya, dan media massa berpengaruh terhadap

pembentukan karakter peserta didik, namun melalui sekolah tidak berpengaruh terhadap

pembentukan karakter. Pembelajaran dengan menggunakan intervensi buku cerita

pembelajaran nilai-nilai kehidupan dapat membentuk karakter siswa. Dalam silabus dan buku

ajar terkandung sedikit dimensi pendidikan nilai.

Sehubungan dengan penelitian mengenai pemetaan Implementasi Pendidikan

9
KarakterZuchdi, et.al (2014) dalam penelitian berjudul Pemetaan Implementasi Pendidikan

Karakter di SD, SMP, SMA di Kota Yogyakarta menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan

karakter di sekolah sudah dipadukan dalam berbagai mata pelajaran. Penilaian pengetahuan

dan kemauan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai target pendidikan karakter baru pada

sebagian soal-soal yang dibuat guru, sedangkan penilaian perilaku yang sesuai dengan nilai-

nilai target dilakukan oleh kebanyakan guru hanya dengan wawancara.

Adapun persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

penelitian tesebut berfokus pada pemetaan implementasi pendidikan karakter di sekolah.

Perbedaan dengan penelitian tersebut, dari subjek penelitian yaitu penelitian ini hanya

berfokus pada sekolah dasar dengan mempertimbangkan sekolah dasar sebagai dasar awal

pembentukan karakter bagi siswa. Dari sisi tempat penelitian. penelitian ini dilakukan di

Kota Kupang.

b. Road Map (Peta Jalan)

Bermula dari pemikiran mengenai krisis karakter yang terjadi di kalangan siswa yang

ditandai dengan adanya berbagai pelanggaran. Demoralisasi ini terjadi karena

pembelajaran di sekolah cenderung mengajarkan pendidikan moral dan budi pekerti

sebatas teks semata. Oleh karena itu, Pendidikan karakter sangat relevan untuk mengatasi

krisis moral tersebut.

Pendidikan karakter yang termudah dilakukan adalah ketika anak-anak masih duduk

di bangku SD. Itulah sebabnya pemerintah memprioritaskan pendidikan karakter di SD.

Saat ini pendidikan karakter sudah diintegrasikan dalam kurikulum dengan cara

memasukkan nilai – nilai karakter dalam setiap mata pelajaran.

Melihat kondisi kota kupang sebagai kota yang berkembang, disertai dengan

munculnya berbagai permasalahan mengenai karakter siswa baik itu pornografi,

10
pornoaksi, perkelahian, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba maka pendidikan

karakter menjadi suatu keharusan dalam dunia pendidikan. Hal ini harus dilihat secara

serius oleh pemerintah, orang tua, guru dan masyarakat yang terkait. Salah satu langkah

yang dapat dilakukan adalah dengan melihat sejauh mana pendidikan karakter ini telah

diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah. Sehingga, Penulis bermaksud untuk

melakukan penelitian berjudul Pemetaan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah

Dasar Se- Kota Kupang dimana hal tersebut dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak

terkait.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. JenisPenelitian

Penelitianinimerupakanpenelitiansurvei yang

bertujuanuntukmendeskripsikanimplementasipendidikankarakter di sekolah,

darisegiperencanaan, pelaksanaan, danevaluasi, sertakendala yang dihadapi.

PenelitianAwal
MengenaiKondisiKarakterSiswaSekolahDasar di Kota Kupang
(Agustus 2018)

PembuatanKuesioner
KuesionerPenelitiandibuatdandilakukanUjiValiditasdanReliabilitass
ertadiberikankepada Validator
untukmemvalidasibutirsoaldalamkuesioner (Validator: 2 Dosen BK
dan 1 Orang DosenPancasilaUniversitas Nusa Cendana)

PembagianKuesionerdanWawancara
Kuesioner di bagikankepada 150 orang Guru yang
menjadisubyekdalampenelitianini.
DalampembagianKuesionerdisertaidenganwawancaramendalamu
ntukmemperjelassetiapbutirpertanyaandalamkuesioner

Pengolahan Data danAnalisis Data


Pengolahan DataKuantitatifmenggunakanSPSS dan Excel Serta
analisissecaraKualitatif

PemaparanHasildanKesimpulan

PembuatanLaporanAkhirPenelitian

12
Adapunprosedurpenelitianinisebagaiberikut.

3.2. TempatdanWaktuPenelitian

Penelitianiniakandilaksanan diSekolahDasar Se- Kota Kupangpada semester

genaptahunajaran 2017/ 2018.

13
Alasanpemilihantempatiniuntukdijadikansebagailokasipenelitianyaitu:

1. Belumpernahdilakukanpenelitianini di Kota Kupang.

2. Kota KupangmerupakanibukotaProvinsi NTT, dimanasebagaikota yang

sedangberkembang, banyaksekaliteknologi yang

masukdandapatdijangkauolehsemuakalangantermasuksiswasekolahDasar. Hal

iniberdampakbaikpositifmaupunnegatif. Dampaknegatifnyaadalahanak –

anakdapatmasukdalamsitus – situspornografi. Lebihlanjut,

masuknyatempathiburansepertiBar, Kafe, mall, bioskopmembuatsiswa –

siswacenderunguntukmenghabiskanbanyakwaktu di

tempatinisehinggatidaksedikitkejahatan yang terjadi di tempat – tempatsepertiini.

3.3. SubyekPenelitian

Populasipenelitianiniadalahsekolah-sekolahdarijenjang SD di Kota

Kupang..Sampeldipilihdenganteknikarea cluster random sampling,

dimanadalamsetiapwilayahdipilihsatu SD. Setiapsekolahterpilihakandiambil 5 orang

Guru sebagaiResponden. SehinggadariPopulasi130 Sekolah, akandipilihsekitar 30

Sekolahberdasarkanwilayah, dimanamasing – masingsekolahakandipilih 5 orang Guru

untukdijadikanResponden. DenganDemikian, JumlahSampel/ Respondenyaitu 150

Orang.

3.4 TeknikPengumpulan Data

14
Pengumpulan data

dilakukandengancaramambagikuesionerdanwawancarakepada 5 orang Guru

darimasing – masingsekolahterpilih. Pengumpulan data dilakukandenganangketuntuk

guru dandokumenberupa RPP yang dibuatoleh guru kelas

Data yang terkumpuldianalisissecarakuantitatifuntukmendeskripsikan(1)

perencanaan, pelaksanaan, danpenilaianpendidikankarakter; dan (2) jeniskendala yang

dihadapi.

3.5. InstrumenPenelitian

InstrumenPenelitianberupaAngketdanPedomanwawancara.

3.6. Luaran

HasilPenelitianiniakandibuatdalambentukjurnal yang akandiseminarkandalam

seminar nasionaldan di

publikasikandalamjurnalnasionalterakreditasidanjurnalnasionaltidakterakreditasi.

3.7. IndikatorCapaian yang Ditargetkan

Penelitianinidikatakantercapaiapabilapenelitiberhasilmengumpulkan data

berupainformasitentangimplementasipendidikankarakterdarisegiperencanaan,

pelaksanaan, evaluasisertakendala yang dihadapi.Ditetapkanindikator –

indikatordarisegiperencanaanyaitupemrakarasapendidikankarakter, pemilihannilai

target pendidikankarakter, pihak internal yang terlibatdalampendidikankarakter,

kesiapandalammelaksanakanpendidikankarakter (pelatihanpendidikankarakter). Dari

segipelaksanaanyaituintegrasipendidikankarakterdalampembelajarandengancaramem

asukannilai – nilaikarakterdalamSilabusdan RPP, dalam media pembelajaran,

15
danmelaluipembiasaan. Dari segipenilaianpendidikankarakermelauipengamatansehari

– hariatausecara periodic mengenaiperubahankarakterdalamdirisiswa. Kemudian,

informasimengenaikendalaimplementasipendidikankarakter.

16

Anda mungkin juga menyukai