Anda di halaman 1dari 11

Volume 9 Nomor 1, Februari 2019

P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SMP NEGERI 2 SAWAN

Luh Ade Yuningsih1, I Gede Nurjaya2, Ni Made Rai Wisudariani3

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja

e-mail: {adeyuningsih99@yahoo.com1, gedenurjaya@gmail.com2,


rai.wisudariani85@gmail.com3} @undiksha.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan integrasi pendidikan karakter pada


pembelajaran bahasa Indonesia yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,dan
respons siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif . Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran bahasa
Indonesia dan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan . Objek penelitian ini adalah
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan respons siswa terhadap pengintegrasian
pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Sawan. Data
dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode wawancara, dokumentasi, observasi
dan angket. Hasil penelitian menun jukkan pendidikan karakter diintegrasikan pada
pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Sawan, baik dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Pada tahap perencanaan pembelajaran, guru
mencantumkan nilai-nilai karakter yang akan diintegrasikan dalam pembelajaran pada
RPP dalam sub komponen kompetensi inti dan penilaian sikap.Pelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Sawan secara keseluruhan sudah
mengintegrasikan nilai-nilai karakter. nilai-nilai karakter dintegrasikan pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2
Sawan melalui penilaian sikap. Evaluasi dilakukan melalui tes lisan dan
pengamatan. Respons siswa terhadap pengintegrasian pendidikan karakter pada
pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Sawan yaitu tergolong sangat positif (38,
40%), positif (26,86%), cukup positif (22,38%), kurang positif (5, 97%) dan sangat kurang
positif (5,97%). Hasil penelitian ini mengimplikasikan pada tahap perncanaan, guru harus
memahami hakikat pendidikan karakter sehingga sub komponen pada RPP dapat
diintegrasikan dengan baik dengan pendidikan karakter.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pembelajaran Bahasa Indonesia.

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 152


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

ABSTRACT

This study aims to describe the integration of character education in Indonesian language
learning including the planning, implementation, evaluation, and response of students. This
research is a descriptive study with qualitative and quantitave approaches. The subjects
of this study were Indonesian language teachers and seventh grade students SMP Negeri
2 Sawan. The object of this research is the planning, implementation, evaluation, and
response of studens towards the integration of character education in Indonesian language
learning in SMP Negeri 2 Sawan. The data in this study were collected through interview
methods, documentation, observations and questionnaires. The results showed that
sharacter language learning in SMP Negeri 2 Sawan, both in planning, implementing and
evaluation learning. At the learn planning stage, the teacher list character values that will
be integrated in learning in the learning implementation plan in the sub-components of core
competencies and attitude assessment. The overall implementation of Indonesian
language learning in SMP Negeri 2 Sawan has integraed charater values. Character
values are integrated when learning tekes place. Evalucation of learning Indonesia
language in SMP Negeri 2 Sawan through attitude assessment. Evaluation is done through
speaking and observation tests. Student responses to the integration of character
education in Indonesian language learning in SMP Negeri 2 Sawan are classified as very
positive (38, 40), positive (26,86%), quite positive (22,38%), positive now (5, 97%), and very
less positive (5, 97%). The results if this study imply at the planning stage, the teacher must
understand the nature of characterization so that the sub-components of the learning
implementation plan can be well integrated in character education.
Keywords: Character education, Indonesianlanguagelearning

PENDAHULUAN agar memberikan dampak positif atau


Kurikulum 2013 memiliki misi pribadi yang baik. Oleh sebab itu,
membentuk manusia mandiri dan pendidikan karakter merupakan bagian
berkepribadian melalui pengembangan dalam membangun jati diri sebuah bangsa.
pendidikan berbasis karakter. Misi ini Menyadari pentingnya karakter, dewasa ini
berangkat dari menipisnya karakter generasi banyak pihak menuntut peningkatan
muda terhadap nilai-nilai luhur yang melekat intensitas dan kualitas pelaksanaan
pada bangsa Indonesia, seperti kejujuran, pendidikan karakter pada lembaga formal.
kesantunan, kebersamaan cukup menjadi Banyak siswa yang perilakunya tidak sejalan
keprihatinan bersama. Pengembangan misi dengan ilmu yang diajarkan. Nilai-nilai
ini dalam kurikulum 2013 menjadi usaha karakter yang diintegrasikan melalui
untuk menumbuhkan nilai-nilai itu kembali pembelajaran bahasa Indonesia belum
menjadi karekter luhur bangsa yang sepenuhnya dapat terintenalisasi dalam diri
dibanggakan di hadapan bangsa lain. siswa. Siswa menganggap materi maupun
Namun, membangun karakter bangsa nilai-nilai kebaikan yang dijarkan dan yang
dibutuhkan waktu yang lama dan harus diujikan sebatas pengetahuan yang dihafal,
dilakukan secara berkesinambungan serta dilakukan selama proses pembelajaran,
konsistensinya. penciptaan budaya karakter tetapi ketika diluar pelajaran nilai-nilai
harus dari kebiasaan lingkungan belajar kebaikan yang dijarkan tidak sepenuhnya
yang baik. diaplikasikan.
Pendidikan karakter memegang Menurut Kurniasih dan Sani (2017: 25)
peranan penting sebagai upaya untuk pendidikan karakter bertujuan
membangun sumber daya manusia (SDM) meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
serta menguatkan moralitas bangsa yang hasil pendidikan yang mengarah pada
sudah mengalami kemunduran. Pendidikan pencapaian pembentukan karakter dan
karakter itu sendiri merupakan proses dari akhlak mulia peserta didik secara utuh,
pembentukan kepribadian generasi muda terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 153
Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

karakter diharapkan peserta didik mampu dan menyenangkan. Upaya ke arah


secara mandiri meningkatkan dan tersebut tentu saja harus dilakukan melalui
menggunakan pengetahuannya, mengkaji beberapa saluran yang terdapat dalam
dan menginternalisasi, serta proses pembelajaran bahasa Indonesia.
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan Beberapa saluran yang dapat digunakan
akhlak mulia sehingga terwujud dalam untuk membina karakter dalam
perilaku sehari-hari. Pada tingkat institusi, pembelajaran bahasa Indonesia yaitu,
pendidikan karakter mengarah pada melalui bahan ajar, melalui model
pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai- pembelajaran, dan melalui penilaian otentik.
nilai yang melandasi perilaku, tradisi, Hal ini dianggap pendidikan karakter sangat
kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol memiliki peran dalam pembelajaran bahasa
yang dipraktikkan oleh semua warga Indonesia.
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Hidayatillah (2010: 61) menyebutkan
Budaya sekolah merupakan ciri khas, langkah-langkah pengintegrasian
karakter atau watak, dan citra sekolah pendidikan karakter dalam mata pelajaran
tersebut di mata masyarakat. adalah sebagai berikut: (a) mendeskripsikan
Realisasi pendidikan karakter di kompetensi dasar. (b) mengidentifikasi
sekolah diimplementasikan melalui model aspek-aspek yang diintegrasikan ke dalam
otonomi, model integrasi, model sumplemen mata pelajaran. (c) mengintegrasikan butur-
dan model kolaborasi.Dalam pembelajaran, butir pendidikan karakter ke dalam
pendidikan karakter dapat diintegrasikan kompetensi dasar (materi pembelajaran)
dalam setiap mata pelajaran, salah satunya yang dipandang relevan atau ada kaitanya.
dalam mata pelajaran bahasa (d) melaksanakan pembelajaran (e)
Indonesia.Pembelajaran bahasa Indonesia menentukan metode pembelajaran. (f)
sangat relevan dalam pengitegrasian menentukan evaluasi pembelajaran. (g)
pendidikan karakter. Abidin (2012: 46) menetukan sumber belajar.
mengatakan bahwa bahasa adalah cermin Selama ini para guru di sekolah telah
kepribadian seseorang, yang berarti baik berusaha menjadi salah satu tempat atau
buruknya bahasa yang digunakan lingkungan yang dapat membantu anak
seseorang pada dasarnya adalah cerminan mengembangkan karakter yang baik. Salah
kepribadian orang tersebut. Senada dengan satunya adalah guru SMP Negeri 2 Sawan.
pendapat Abidin, Sutarno (2008: 76) Berdasarkan observasi awal yang dilakukan
menyatakan bahwa bahasa dapat di SMP Negeri 2 Sawan, peneliti
menunjukkan kepribadian, karakter, watak, menemukan bahwa SMP ini sudah
pembawaan, dan sifat seseorang. Watak menerapkan pendidikan karakter secara
dan tabiat seseorang dapat diamati pada : menyeluruh. Pendidikan karakter sudah
(a) tata cara dan isi bicara, (b) cara menulis menjadi bagian dari peningkatan kualitas
dan isi tulisan, (c) perilaku, cara bergaul sekolah.Hal ini ditinjukkan dari
dengan orang lain, (d) jalan pikiran, dan (e) keberhasilan pelaksanaan Penguatan
pencerminan hati dan perasaan. Pendidikan Karakter (PPK) di SMP Negeri 2
Pendidikan karakter dalam Sawan diapresiasi oleh pemerintah melalui
pembelajaran bahasa Indonesia memiliki penerimaan bendera hijau.
dua fungsi utama yakni membina karakter Penerapan ini dimulai dari
secara umum dan juga membina karakter perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
bangsa. Oleh sebab itu, pembelajaran Guru Bahasa Indonesia Ni Wayan Wetri
bahasa Indonesia berbasis karakter mutlak juga sudah menerapkan PPK ini dalam
diterapkan dalam seluruh dimensi pembelajaran. Berdasarkan keterangan
pendididkan. Pengintegrasian pendidikan awal yang disampaikan oleh Ni Wayan
karakter dalam pembelajaran bahasa Wetri, pendidikan karakter sudah Beliau
Indonesia yang berlandaskan integrasikan ke dalam pembelajaran bahasa
pembelajarakan aktif, kreatif, inovatif, efektif, Indonesia. Seperti yang ada dalam tahap

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 154


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

perencanaan yang dilakukan Ni Wayan peneliti itu sendiri. Oleh sebab itu, ketepatan
Wetri menyiapkan RPP berkarakter dan dalam memilih metode penelitian akan
bahan ajar yang mengandung pendidikan memengaruhi peneliti dalam manjawab
karakter. Dalam tahap pelaksanaan yang permasalahan penelitian. Tanpa metode
dilakukan Ni Wayan Wetri yaitu banyak hal penelitian yang akurat, tujuan penelitian
yang perlu disiapkan, agar pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik.
dengan PPK dapat berlangsung dengan Penelitian ini menggunakan rancangan
baik dan terambil berbahasa. Pada tahap penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
evaluasi Beliau juga menyiapkan asesmen Subjek penelitian ini adalah guru mata
yang bukan saja menyasar aspek pelajaran bahasa Indonesia dan siswa kelas
psikomotorik, kognitif tetapi juga menyasar VIII SMP Negeri 2 Sawan. Objek dalam
aspek afektif. Hal ini bertujuan untuk melatih penelitian ini adalah integrasi pendidikan
peserta didik agar terambil dan memilih karakter pada pembelejaran bahasa
karakter yang baik dalam berbahasa. Indonesia.
Mengingat pentingnya PPK (Penguatan Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri
Pendidikan Karakter) penulis merasa 2 Sawan, karena melaksanakan PPK
pentng dan tertarik melakukan kajian (Penguatan Pendidikan Karakter). Selain
tentang integrasi pendidikan karakter pada itu, SMP Negeri 2 Sawan juga sudah
pembelajaran bahasa Indonesia di SMP medapatkan bendera hijau dari
Negeri 2 Sawan. pemerintah.Bendera hijau membuktikan
Berdasarkan latar belakang di atas, bahwa sekolah ini sudah sangat layak
ada empat permasalahan yang dikaji dalam melaksanakan pendidikan karakter.
penelitian ini, yakni (1) Bagaimanakah Sebuah penelitian memerlukan alat-alat
mengintegrasikan perencanaan pendidikan untuk memperoleh data atau informasi.Alat
karakter di kelas VII SMP Negeri 2 Sawan tersebut adalah instrumen penelitian.
dalam pembelajaran bahasa indonesia?, (2) Instrumen yang digunakan dalam metode
Bagaimanakah mengintegrasikan wawancara digunakan adalah pedoman
pelaksanaan pendidikan karakter di kelas wawancara, metode dokumentasi adalah
VII SMP Negeri 2 Sawan dalam pencatatan dokumen, yaitu RPP, metode
pembelajaran bahasa indonesia?, (3) observasi digunakan adalah pedoman
Bagaimanakah mengintegrasikan evaluasi observasi sedangkan untuk metode angket
pendidikan karakter di kelas VII SMP digunakan adalah lembar kuisioner.
Negeri 2 Sawan dalam pembelajaran Dalam menganalisis data yang sudah
bahasa indonesia?, dan (4) Bagaimanakah dikumpulkan, peneliti menggunakan teknik
respons siswa terhadap pengintegrasian analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
pendidikan karakter pada pembelajaran Analisis data dalam penelitian ini
bahasa indonesai di SMP Negeri 2 Sawan?. menggunakan prosedur dengan model
Penelitian ini bertujuan untuk analisis yang meliputi (1) reduksi data, (2)
mendeskripsikan jawaban dari rumusan penyajian data, dan (3) penarikan simpulan
masalah tersebut.

METODE PENELITIAN
Penelitian dapat tercapai, itu
bergantung pada metode yang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digunakannya. Sukardi (2008:17) yang Hasil Penelitian
menyatakan bahwa metode penelitian dapat Hasil penelitian ini mencangkup (1)
diartikan sebagai yang secara sisitematis pengintegrasian pendidikan karakter dalam
direncanakan oleh para ahli peneliti untuk perencanaan pembelajaran bahasa
memecahkan permasalahan yang hidup Indonesia yang dilakukan oleh guru di kelas
dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi VII SMP Negeri 2 Sawan, (2)

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 155


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

pengintegrasian pendidikan karakter dalam membuat) dan ranah abstrak (menulis,


pelaksanaan pembelajaran bahasa membaca, menghitung, menggambar, dan
Indonesia yang dilakukan oleh guru di kelas mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
VII SMP Negeri 2 Sawan, di sekolah dan sumber lain yang sama
(3)pengintegrasian pendidikan karakter dalam sudut pandang /teori. Selain dalam
dalam evaluasi pembelajaran bahasa kompenen kompetensi inti, nilai karakter
Indonesia yang dilakukan oleh guru di kelas juga diintegrasikan pada teknik penilaian
VII SMP Negeri 2 Sawan, dan (4) respons yaitu penilaian sikap.
siswa terhadap pengintegrasian pendidikan Dalam teknik penilaian sikap
karakter di kelas VII SMP Negeri 2 Sawan. mengunakan tiga instrumen yaitu instrumen
Dalam tahap perencanaan, hal yang observasi, instrumen jurnal dan instrumen
disusun oleh guru adalah RPP. uraian. . Nilai- nilai pendidikan karakter itu
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam terintegrasi ke dalam instrumen observasi,
RPP dilakukan oleh guru dengan memilih dan instrumen jurnal. Dalam instrumen
dan mengintegrasikan nilai-nilai karakter observasi nilai pendidikan karakter yang
pada komponen RPP yang sesuai dengan tercermin adalah jujur, disiplin, tanggung
karakteristik kompetensi dasar yang akan jawab, dan percaya diri.Nilai pendidikan
dicapai. karakter juga ada dalam instrumen jurnal
Komponen RPP yang dapat yaitu sikap peduli.
dintegrasikan dengan nilai-nilai karakter Terkait dengan pendidikan karakter
adalah komponen kompetensi inti dan dalam RPP, nilai karakter belum
penilaian sikap.Dalam RPP kompetensi inti sepenuhnya diintegrasikan dalam penilaian.
memuat empat hal yaitu KI-1, KI-2, KI-3 dan Hal ini terlihat dari instrumen observasi dan
KI-4. Nilai- nilai pendidikan karakter itu instrument jurnal yang digunakan oleh guru
terintegrasi ke dalam KI-1, KI-2, KI-3 dan KI- belum memfokuskan pada nilai pendidikan
4. KI-1 merupakan nilai religius, KI-2 karakter. Dalam instrumen penilaian guru
merupakan nilai sosial, KI-3 merupakan tidak mencantumkan nilai-nilai pendidikan
nilai rasa ingin tahu, dan KI-4 merupakan karakter secara eksplisit.
nilai kreatif. Dalam KI-1 nilai-nilai karakter Data pengintegrasian pendidikan
diwujudkan dengan menghargai dan karakter dalam pelaksanaa pembelajaran
menghayati ajaran agama yang dianutnya. bahasa Indonesia, peneliti peroleh dari
menghargai dan menghayati ajaran agama tanggal 18 sampai 29 maret 2019 dalam
yang dianutnya. Dalam KI-2 nilai-nilai pembelajaran teks cerita fabel. Dalam
karakter diwujudkan dengan menghargai pembelajaran cerita fabel terdapat 4 kali
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, pertemuan.
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong Pertemuan pertama dilakukan oleh
royong), santun, percaya diri, dalam guru pada tanggal 18 pada jam 09.45 wita
berinterkasi secara efektif dengan pada kegiatan ini guru mengintegrasikan
lingkungan sosial dan alam dalam nilai disiplin, santun, tanggung jawab, rasa
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. ingin tahu, komunikatif, percaya diri, kritis,
Dalam KI-3 nilai-nilai karakter peduli dan menghargai preastasi.
diwujudkan dengan memahami dan Pertemuan kedua dilakukan oleh
menerapkan pengetahuan (factual, guru pada tanggal 21 pada jam 08.50 wita
konseptual, dan procedural) berdasarkan pada kegiatan ini guru mengintegrasikan
rasa ingin tahunya tentang ilmu nilai disiplin, santun, tanggung jawab, rasa
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait ingin tahu, komunikatif, percaya diri, kritis,
fenomena dan kejadian tampak mata. peduli dan menghargai preastasi.
Dalam KI-4 nilai-nilai karakter diwujudkan Pertemuan ketiga dilakukan oleh
dengan mengolah, menyaji, dan menalar guru pada tanggal 25 pada jam 09.45 wita
dalam ranah konkret (mengunakan, pada kegiatan ini guru mengintegrasikan
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan nilai disiplin, santun, tanggung jawab, rasa

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 156


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

ingin tahu, komunikatif, percaya diri, kritis, melalui pemberian angket kepada seluruh
peduli dan menghargai preastasi. siswa kelas VII G dan VII H. Hasil kuisioner
Pertemuan keempat dilakukan oleh pada seluruh kelas yang diikuti oleh 67 siswa
guru pada tanggal 28 maret 2019 pada jam adalah nilai tertinggi, yaitu 49 dan terendah
08.10 wita pada kegiatan ini guru 34 maka diperoleh tabel pengategorian
mengintegrasikan nilai disiplin, santun, seperti pada tabel berikut.
tanggung jawab, rasa ingin tahu,
komunikatif, percaya diri, kritis, peduli dan Tabel : 4.10 Kategori Kuesioner Siswa
menghargai preastasi. No. KreteriaKualitas Kategori
Pengintegrasian pendidikan 1. X ≥ 45,25 Sangat Positif
karakter dalam evaluasi pembelajaran 2. 42,75≤ X ˂ Positif
bahasa Indonesia dilakukan melalui 45,25
pemberian tes lisan. Penyampaian tes lisan 3. 40,25≤ X ˂ Cukup Positif
dilakukan di akhir pembelajaran. Pada akhir 42.75
pembelajaran hal-hal yang dilakukan guru 4. 37,75 ≤ X ˂ Kurang Positif
terkait dengan pendidikan karakter adalah 40,25
memberikan salah satu contoh-contoh yang 5. X ˂ 37,75 Sangat Kurang
ada di masyarakat terkait dengan Positif
bagaimana kalau anak-anak melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan etika, Berdasarkan tabel di atas, diperoleh
misalnya tentang kesalahan yang dilakukan hasil kategori siswa dalam menjawab
di rumahnya apakah di nasehati atau tidak kuisioner sebagai berikut.
mengenai benar atau tidaknya sikap Tabel 4.11 Kategori Nilai Kuisioner Seluruh
tersebut didalam bermasyakat. Yang kedua Siswa
penerapan kesadaran peduli lingkungan No Responsden Skor Katego
misalnya apakah kalian di rumah maupun di ri
sekolah selalu menjaga kebersihan diri 1 Desak Nyoman Mila 43
sendiri dan lingkungan sekitar kalian. Yanthi Positif
Kebanyakan orang itu mementingkan 2 Dewa Ayu Made 43
kebersihan diri sendiri dibandingkan Aprilia Dwiyani Positif
lingkungannya. Tes lisan dilakukan oleh
3 Dewa Kadek Agus 36 Sangat
guru dengan memeberikan pertanyaan dan Darmawan Kurang
siswa menjawab, lalu guru memberikan Positif
penilaian. Artinya sejak jawaban yang
4 Gede Gesa Adi 41 Cukup
diberikan oleh siswa, siswa memiliki
Pratama Positif
pengetahuan tentang pedidikan karakter
5 Gede Primayadnya 47 Sangat
yang sudah diajarkan
Positif
Setelah melakukan tes lisan, guru
6 Gusti Ayu Anix 47 Sangat
memasukkan hasil evaluasi ke dalam yang
Priyantini Panji Positif
sudah disiapkan. Dalam instrumen ini guru
hanya memaksukkan penilaian sikap 7 Gusti Ayu Ketut Tri 48 Sangat
seperti nilai jujur, disiplin, tanggung jawab, Sintya Utari Positif
dan percaya diri. Penilaian sikap dilakukan 8 I Komang Bondhi 42 Cukup
oleh guru pada saat diakhir Valentino Positif
pembelajaran.Cara yang dilakukan guru 9 Kadek Adi Sutiawan 43 Positif
adalah dengan memberikan pengutan 10 Kadek Ani 48 Sangat
secara langsung kepada siswa yang Anggardani Positif
memiliki sikap yang baik di dalam kelas. 11 Kadek Guliantini 47 Sangat
Data respons siswa terhafap Positif
pengintegrasian pendidikan karakter pada 12 Kadek Novi 34 Sangat
pembelajaran bahasa Indonesia diperoleh Juliandewi Kurang
Positif
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 157
Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

13 Kadek Putri Rsiani 45 Positif 41 Kadek Aryel Surya 44


14 Komang Robi 44 Sanjaya Positif
Dwipayasa Positif 42 Kadek Citra 43
15 Ketut Dharma 43 Anggreni Positif
Santika Positif 43 Kadek Pebriyani 48 Sangat
16 Komang Ari 46 Sangat Positif
Wibawa Positif 44 Kadek Ruspita Sari 48 Sangat
17 Komang Bayu 45 Positif
Darma Putra Positif 45 Ketut Agus 44
18 Komang Cantika 44 Budayana Positif
Dewi Januartini Positif 46 Ketut Budi 46 Sangat
19 Komang Gede 41 Cukup Kariastini Positif
Ardika Positif 47 Ketut Saputriani 46 Sangat
20 Komang Rediasa 45 Positif Positif
21 Komang Rossi Adi 42 Cukup 48 Komang Winiari 46 Sangat
Utama Positif Positif
22 Luh Anggrini 49 Sangat 49 Ketut Yudiantara 42 Cukup
Positif Positif
23 Luh Ayu Murti Sari 43 Positif 50 Komang Krisna 47 Sangat
24 Luh Supeni 44 Positif Kusuma Jaya Positif
25 Made Okta Listriani 45 51 KomangNopianti 46 Sangat
Devi Positif Positif
26 Maulia Karista Dewi 43 Positif 52 Komang Sri 46 Sangat
27 Ni Kadek Dhyana 47 Sangat Positif
Latassati Positif 53 Komang Wanda 47 Sangat
28 Pande Ketut Bayu 42 Cukup Tiana Pratiwi Positif
Positif 54 Much. Ramzi 44
29 Putu Alit 43 DwiPrastyo Positif
Mudiarsana Positif 55 Ni Kadek Yuli 46 Sangat
30 Putu Ani Pratiwi 46 Sangat Agustin Positif
Positif 56 Ni Komang Alit 48 Sangat
31 Putu Budiartama 44 Positif Darmayanti Positif
32 Putu Ega Juniarta 42 Cukup 57 Ni Made Dwi 46 Sangat
Positif Wahyuni Positif
33 Dewa Gede Windu 40 Kurang 58 Putu AgusTeguh 44
Sancaya Putra Positif Suyoga Bukian Positif
34 Dewa Ketut 44 59 Putu Amanda 47 Sangat
Sukaharta Positif Positif
35 Dewa Komang 42 Cukup 60 Putu Deva 42 Cukup
Astu Pianata Positif Wardana Utama Positif
36 Dewa Komang 39 Kurang 61 Putu Dhea 45
Ferdy Suryawan Positif Sumiaartini Positif
37 Gede Angga Adi 43 62 Putu Dinda 46 Sangat
Saputra Positif Maharani Positif
38 Gede Raindra 45 Sangat 63 Putu Jeli 46 Sangat
Pranata Positif Positif
39 I Gusti Ketut Surya 43 64 Putu Sari Budiasni 47 Sangat
Jnana Positif Positif
40 I Kadek Egar Widhi 44 65 Putu Surya Gandhi 43
Mugi Positif Saputra Positif

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 158


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

66 I Putu Jordan 42 Cukup Berdasarkan hasil penelitian di atas,


Sujaya Putra Positif integrasi pendidikan karakter pada
67 Ni Putu Ersa 47 Sangat pembelajaran bahasa Indonesia di SMP
Resiani Positif Negeri 2 Sawan. Hasil temuan penting
Jumlah 2,96 dalam penelitian ini, dianalisis secara
8 deskripstif kualitatif dan kuantitatf, yaitu
Rata-rata 44,2 dibahas dengan cara mendeskripsikan atau
4 Positif menggambarkan mengenai hal yang
ditemukan dengan kata-kata dan angka.
Skor rata-rata yang diperoleh dari 67 Dalam tahap perencanaan
siswa yang memberi respons adalah 44,24 pembelajaran, pendidikan karakter
(positif). Skor ini diperoleh dari jumlah skor diintegrasikan oleh guru dalam komponen
siswa dibagi jumlah siswa. Berikut ini RPP yakni KI (kompetensi inti) dan penilaian
adalah rincian data yang diketahui dari hasil sikap. Temuan menunjukkan bahwa
angket yang diisi oleh 67 siswa. Diketahui komponen RPP dapat diintegrasikan
bahwa 26 orang siswa dengan persentase dengan pendidikan karakter. Hasil ini
38,80% memiliki respons sangat positif, 18 mengatakan pandangan Permendikbud 81A
siswa dengan persentase 26,86% memiliki yang menyatakan bahwa tujuan Kurikulum
respons positif, 15 siswa dengan 2013 untuk menghasilkan peserta didik
persentase 22,38% memiliki respons cukup sebagai manusia yang mandiri dan tak
positif, 4 siswa dengan persentase 5,97% berhenti belajar, proses pembelajaran dalam
memiliki respons sangat kurang positif, dan RPP dirancang dengan berpusat pada
sangat kurang positif. Persentase siswa peserta didik untuk mengembangkan
yang memiliki respons sangat positif, positif, motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas,
cukup positif, dan kurang positif dan sangat inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat
kurang positif disajikan dalam tabel berikut. belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan
belajar.
Tabel : 4.13 Rekapitulasi Respons Siswa Perencanaan dalam kurikulum 2013
Kelas VII G dan VII H memberikan ruang bagi guru dalam
Kategori Frekuensi Persentase mengintegrasikan pendidikan karakter.
Sangat Positif 26 38,80% Namun hasil temuan ini menunjukkan guru
Positif 18 26,86% belum sepenuhnya mampu
Cukup Positif 15 22,38% mengintegrasikan nilai karakter ke dalam
Kurang Positif 4 5,97% perencanaan pembelajaran. Nilai karakter
tidak tampak pada tujuan pembelajaran,
Sangat Kurang 4 5,97%
Positif materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran. Menurut Mulyasa (2011: 78)
dalam implementasi pendidikan karakter,
Dari hasil penghitungan skor masing-masing
perencanaan pembelajaran perlu
siswa yang didapatkan, integrasi pendidikan
dikembangkan untuk mengoordinasikan
karakter pada siswa kelas VII SMP Negeri 2
karakter yang akan dibentuk dengan
Sawan pada pembelajaran bahasa
komponen pembelajaran lainnya, yakni
Indonesia, 17 siswa dengan persentase
standar kompetensi dan kompetensi dasar,
38,80% memberikan respons sangat positif.
materi standar, indikator hasil belajar, dan
Jadi dapat disimpulkan bahwa integrasi
penilaian. Kompetensi dasar berfungsi
pendidikan karakter pada pembelajaran
mengembangakan karakter peserta didik,
bahasa Indonesia mendapat respons sangat
materi standar berfungsi memaknai dan
positif dari siswa yang mengikuti integrasi
memadukan kompetensi dasar tangan
pendidikan karakter.
karakter; indikator hasil belajar berfungsi
menunjukkan keberhasilan pembentukan
karakter dalam setiap kompetensi dasar,
PEMBAHASAN

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 159


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

dan menentukan tindakan yang harus Integrasi pendidikan karakter di kelas


dilakukan apabila karakter yang telah VII SMP Negeri 2 Sawan pada
ditentukan belum terbentuk atau belum pembelajaran bahasa Indonesia mendapat
tercapai. respons sangat positif juga dapat diketahui
Pengintegrasian pelaksanaan dari siswa merasa lebih nyaman belajar
pendidikan karakter di kelas VII SMP dengan mengikuti integrasi pendidikan
Negeri 2 Sawan pembelajaran bahasa karakter. Dalam kegiatan integrasi
Indonesia sepenuhnya dilaksanakan pendidikan karakter respons siswa muncul
oleh guru. Dalam pelaksanaan ke dalam kesadaran siswa itu sendiri. Hal
pemebelajaran bahasa Indonesia yang tersebut sejalan dengan Soekanto (1990:
dilaksanakan oleh guru, nampak adanya 28) mengemukakan bahwa respons yang
nilai-nilai karakter yang terintegrasi pada muncul ke dalam kesadaran, dapat
langkah-langkah pembelajaran. Tetapi, memperoleh dukungan atau rintangan dari
nilai-nilai karakter tersebut tidak respons lain. Dukungan terhadap respons
sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai akan menimbulkan respons tidak senang.
karakter yang terdapat dalam RPP. Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator
Dalam pelaksanaan nilai-nilai respons yang positif adalah cenderung ke
karakter tersebut terimplisit dalam tindakannya.
pembelajaran. Pengintegrasian
pendidikan karakter dilakukan oleh guru
dalam tahapan-tahapan pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN
Ketika tidak tereksplisit tetapi terimplisit Simpulan dalam penelitian ini, yaitu
dalam tahapan-tahapan pembelajaran. (1) Pengintegrasian pendidikan karakter
Hal tersebut sesuai dengan kajian teori dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
yang didapat menurut Musfiroh (2018) SMP Negeri 2 Sawan terdapat dalam RPP,
bahwa karakter mengacu kepada Nilai-nilai karakter diintegrasikan ke dalam
serangkaian sikap (attitude), perilaku komponen RPP yang mencakup: komponen
(behavior), motivasi (motivation) dan inti, dan penilaian. Nilai-nilai karakter yang
keterampilan (skill). Jadi karakter tersebut terintegrasi dalam RPP cerita fabel adalah
ditunjukkan oleh orang melalui bersikap religius, sosial, rasa ingin tahu, kreatif, jujur,
dan berperilaku. Maka karakter itu bukan disiplin, tanggung jawab, percaya diri dan
belajar tentang karakter tetapi belajar sikap peduli. (2) Pengintegrasian pendidikan
berproses menunjukkan karakter. karakter dalam pelaksanaan pembelajaran
Pengintegrasian pendidikan dilakukan dalam proses pembelajaran baik
karakter dalam evaluasi pembelajaran pada tahap palaksanaan kegiatan ini,
bahasa Indonesia dilakukan oleh guru maupun penutup. Pada tahap pendahuluan
melalui tes lisan yang sesuai dengan guru menanamkan nilai santun dengan
teknik penilaian. Dalam teknik penilaian mengucapkan salam “Om Swastyatu” dan
terdapat beberapa penilaian pendidikan menanamkan nilai peduli dan disiplin
karakter. Dalam pembelajaran, sangat dengan menanyakan kabar siswa dan
penting adanya sebuah evaluasi untuk kehadiran siswa di kelas. Pada tahap
mengetahui seberapa besar siswa kegiatan inti guru menanamkan nilai gemar
memahami dan dapat menerapkan membaca dan mandiri pada kegiatan
pendidikan karakter pada kegiatan mengamati, nilai kritis, kreatif, komunikatif
pembelajaran melalui hasil pengamatan. dan santun pada kegiatan menanya, nilai
Halter sebut sesuai dengan kajian teori toleransi, demokratis, kritis dan kerja sama
yang di dapat menurut Zuriah (2011: 249- pada kegiatan mengeksplorasi, nilai kerja
250),bahwa penilaian karakter siswa tidak sama, kritis, dan gemar membaca pada
hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi kegiatan mengasosisi, nilai mengharga
dapat dilakukan melalui pengamatan preatasi pada kegiatan mengomunikasikan.
pergaulan peserta didik. Pada tahap penutup guru menanamkan nilai

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 160


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

mandiri yaitu siswa menyimpulkan materi diharapkan dapat menjadi pedoman dan
tanpa bantuan guru, nilai kritis terdapat disampaikan kepada guru-guru lain, sebagai
pada saat guru melakukan identifikasi pertimbangan dalam integrasi pendidikan
keunggulan dan kelemahan kegiatan karakter dalam perencanaan. Pelaksanaan,
pembelajaran, nilai toleransi pada saat evaluasi, dan (3) Penelitian ini belum
siswa memberikan unpan balik dalam mencapai hasil yang maksimal hanya saja
proses pembelajaran, nilai santun dengan masih meneliti pada tahap perencanaan,
mengucapkan salam “Om Santih, Santih, pelaksanaan, evaluasi dan respons siswa.
Santih, Om”. (3) Pengintegrasian pendidikan Penelitian ini dapat dikembangkan
karakter dalam evaluasi pembelajaran menjad ipenelitian survei. Hal tersebut
bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Sawan dimaksudkan agar peneliti mendapat
melalui pemberian tes lisan. Setelah pembanding hasil yang didapat, sehingga
melakukan tes lisan, guru memasukkan dapat memberikan masukan bermanfaat
hasil evaluasi ke dalam penilaian sikap Apabila penelitian seperti penelitian ini,
seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, dan hendaknya menggunakan pengamatan
percaya diri. (4) Respons siswa terhadap kelassecara berkeseinambungan dan tidak
pengintegrasian pendidikan karakter di kelas terlebih dahulu dikomunikasikan dengan
VII SMP Negeri 2 Sawan pada pembelajaran guru. Hal tersebut dimaksudkan supaya
bahasa Indonesia sudah tergolong sangat peneliti mendapatkan gambaran kebiasaan
posiif. Hal tersebut dibuktikan dari 67 siswa, guru dan siswa dalam kegiatan belajar
26 siswa dengan persentase 38,80% mengajar.
memberikan respons sangat positif, 18
siswa dengan persentase 26,86%
memberikan respons positif, 15 siswa DAFTAR PUSTAKA
dengan persentase 22,38% memberikan Abidin, Yunus, (2012).Pembelajran Bahasa
respons cukup positif, 4 siswa dengan Berbasis Pendidikan Karakter.
persentase 5,97% memberikan respons Bandung: Refika Aditama.
kurang positif, dan 4 siswa dengan Mulyasa, H.E.2011.Manajemen Pendidikan
persentase 5,97% memberikan respons Karakter. Jakarta:PT Bumu Angkasa.
sangat kurang positif. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Saran yang dapat disampaikan dalam Kebudayaan Republik Indonesia
penelitian ini, yaitu (1) Saran yang dapat Nomor 81A Tahun 2013 tentang
diberikan kepada guru bahasa Indonesia Implementasi Kurikulum 2013.
terutama di SMP Negeri 2 Sawan agar terus Suekanto, Soerjono. (1990) Sosiologi Suatu
meningkatkan kualitas pembelajaran Pengantar.Jakarta: PT Raja
bahasa. Hasil menunjukkan bahwa dalam Grafindo.
perencanaan pembelajaran belum Sukardi.2006.Keterampilan
maksimal dalam mengintegrasikan nilai-nilai Membaca.Singaraja : Undiksha
karakter dalam komponen RPP. Saran yang Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral &
dapat diberikan kepada guru bahasa Budi Pekerti dalam Perspektif
Indonesia terutama di SMP Negeri 2 Sawan Perubahan: Menggagas Platform
agar terus meningkatkan kualitas Pendidikan Budi Pekerti secara
pembelajaran bahasa Indonesia. Hal Kontekstual dan Futuristik
tersebut dapat dimulai dari mempersiapkan Jakarta: Bumi Aksara.
pembelajaran dengan tekun terutama dalam
pemilihan tujuan, metode, dan materi dan
kegiatan pembelajaran. (2) Penelitian ini
dapat dijadikan masukan yang bermanfaat
bagi guru-guru dalam mengintegrasikan
pendidikan karakter pada pembelajaran
bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 161


Volume 9 Nomor 1, Februari 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 162

Anda mungkin juga menyukai